Tak tahu harus memasak apa, Elizabeth memutuskan untuk membeli makanan di sebuah restoran dekat kantor Albert.
Kebetulan sekali Elizabeth membelikan Albert steak yang merupakan makanan kesukaan Albert.
Seusai membeli steak, Elizabeth segera bergegas masuk ke dalam kantor Albert. Dia meminta resepsionis untuk mengantarkannya ke ruangan Albert namun resepsionis menolak dengan alasan Elizabeth tidak memiliki janji temu dengan Albert.
"Saya ini calon istrinya, Tuan Sean, Daffa dan David meminta saya mengantar makanan untuk calon suami saya," maki Elizabeth.
Resepsionis tidak percaya begitu saja, dia kemudian menghubungi Albert dan memberitahu kalau ada calon istrinya yang membawakan makanan.
Mendengar laporan mengenai Elizabeth, Albert meminta resepsionis untuk mengantar Elizabeth ke ruangannya.
Tak berselang lama Elizabeth dan resepsionis tiba di ruangan Albert, resepsionis meminta Elizabeth untuk masuk.
"Ada urusan apa kamu datang kesini?" tanya Albert.
Elizabeth menunjukkan makanan yang dibawanya kemudian dia meletakkan makanan itu di atas meja.
"Aku beli steak untuk kamu," jawab Elizabeth.
"Nggak usah mengambil hatiku karena keputusanku tetap sama aku tidak akan membuka hati untukmu," sahut Albert.
"Kalau bukan perintah dari para Daddy kamu aku juga tidak mau mengantarkan makanan kesini," timpal Elizabeth.
"Sebenarnya apa alasan kamu mau menikah denganku?" tanya Albert.
Tak ingin dimarahi para Daddy, Elizabeth berbohong kepada Albert, dia mengatakan kalau ada balas Budi yang harus dia bayar kepada para Daddy.
Berhubung ada meeting, Albert meninggalkan Elizabeth di ruangannya tapi sebelumnya dia meminta Elizabeth untuk menunggu.
"Jangan pulang, tunggu aku," titah Albert.
Elizabeth mengangguk sedangkan Albert tersenyum menyeringai entah apa yang akan dia lakukan.
Elizabeth yang merasa boring merebahkan diri di sofa, dia memainkan ponselnya dan bergurau di grup chat bersama teman-temannya tanpa terasa Elizabeth malah ketiduran.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul empat sore, Elizabeth masih tidur di ruangan Albert sedangkan Albert sudah berada di rumahnya.
"Dari tadi Daddy perhatikan, kamu senyum-senyum sendiri, ada apa?" tanya Daddy Daffa.
"Lagi senang saja Dad," jawab Albert.
"Wah, ga ada niatan gitu berbagi kesenangan kamu dengan Daddy,"
Daddy Daffa meminta Albert untuk membagi kesenangan bersamanya.
"Ada deh Dad, orang tua dilarang kepo," sahut Albert.
Daddy Daffa sangat gemas sekali dengan anaknya hingga dia pun meninju bahu Albert.
"Kamu mirip sekali dengan mommy kamu yang selalu membuat Daddy gemas," kata Daddy Daffa dengan mata berkaca.
"Namanya juga anaknya, tapi Albert bingung kenapa sifat Albert malah seperti uncle Sean bukan seperti Daddy?"
Pertanyaan Albert sontak membuat Daddy memucat, apa dia memberitahu saja kalau Sean adalah ayah kandungnya?
"Sudah nggak usah, Albert juga sudah tau jawabannya," sambung Albert.
Daddy Daffa semakin memucat, dirinya tidak menyangka kalau Albert telah mengetahui semuanya.
"Albert menghargai keputusan kalian yang menjaga rahasia itu supaya Albert tidak sedih," kata Albert lagi.
"Maafkan kami Albert, kami melakukan ini karena kami sangat menyayangi kamu, Uncle Sean, paman David dan Daddy sepakat merawat kamu bersama tanpa memberi tahu kamu kenyataannya," sahut Daddy Daffa.
"Dan itulah alasan kami tidak mau menikah, kami takut jika kami menikah kami akan sibuk dengan keluarga baru kami sehingga melupakan kamu yang menjadi amanat kami," imbuh Daddy Daffa.
Albert tersenyum, dia sungguh bersyukur karena memiliki tiga Daddy yang sangat menyayanginya hingga mengorbankan kebahagian mereka demi dirinya.
"Terima kasih Daddy," ucap Albert yang kemudian memeluk Daddy Daffa.
Puas berpelukan mereka melanjutkan obrolan mereka.
"Albert ingin pergi ke Jakarta Dad," kata Albert yang membuat Daddy Daffa melongo menatapnya.
"Ngapain ke Jakarta?" tanya Daddy Daffa dengan heran.
"Jual monas," jawab Albert dengan terkekeh.
"Anak sialan ditanya orang tua malah jawabannya cengengesan," omel Daddy Daffa.
Albert tertawa sambil menaikan jari telunjuk dan jari tengahnya.
"Albert ingin tau negara asal kalian, bagaimanapun juga Albert adalah keturunan orang timur," kata Albert.
Saat bersamaan datanglah uncle Sean dan paman David, mereka yang habis dari ruang kerja ikut bergabung dengan Daddy Daffa dan juga Albert.
"Elizabeth mana Albert?" tanya Uncle Sean.
Belum sempat menjawab pertanyaan Uncle Sean, Elizabeth datang dengan raut wajah memerah.
"Saya dikerjai lagi Tuan,"
Elizabeth yang menjawab pertanyaan Uncle Sean.
"Kok bisa?" tanya Daddy Daffa.
"Tadi saat saya ke kantornya dia meminta saya untuk menunggu sampai dia kembali nggak taunya sampe sore dia belum juga kembali," jawab Elizabeth.
"Ini juga makanan yang saya bawakan tidak dimakan," sambungnya.
Para Daddy kini melemparkan tatapan mautnya kepada Albert, sungguh sikap Albert sangat keterlaluan.
"Aku kira dia sudah kembali, lagipula ngapain juga dia menunggu aku sampai sore," sahut Albert.
"Kamu yang menyuruh aku," timpal Elizabeth.
"Bodoh, apa kalau aku menyuruh kamu untuk masuk sumur kamu juga akan menurutinya," tukas Albert.
Elizabeth mengepalkan tangannya, dirinya berteriak karena sangat kesal kepada Albert yang terus mempermainkannya.
"Kamu kenapa nggak pulang saja sih Elizabeth," sahut Paman David.
"Saya tidur,"
Tatapan elang Albert tertuju kepada Elizabeth gantian dia yang merasa kesal.
"Terus masalah kamu itu dimana? kamu kan tidur ngapain protes seakan kamu itu wanita teraniaya," omel Albert.
"Ya tetap kesal seharusnya aku bisa tidur di rumah malah tidur tidur di ruangan kamu,"
Para Daddy hanya bisa memijat pelipisnya, heran dengan Albert dan Elizabeth yang terus berdebat dan mempermasalahkan hal hal kecil.
"Aku tidak tau lagi bagiamana menghadapi anak anda Tuan Sean," bisik Paman David.
"Anakku," sahut Daddy Daffa.
"Anakku," Uncle Sean tidak mau kalah.
Kini gantian Daddy Daffa dan Uncle Sean yang berdebat sehingga membuat ruang keluarga ramai karena suara mereka.
"Stooooppppp," teriak paman David.
"Kenapa sih jadi ikut debat, kita seharusnya mencari jalan keluar yang terbaik untuk anak kita bukannya berdebat merebutkan Albert anak siapa," maki paman David.
Elizabeth yang takut ingin kabur dengan pamit pulang tapi paman David melarangnya karena tugas malam ini belum dikerjakan.
"Tugasnya apa lagi?" tanya Elizabeth.
"Banyak," jawab Daddy Daffa.
"Albert masih belum mandi dan belum makan malam," tambah uncle Sean.
"Albert bukan anak kecil lagi yang harus disiapkan segala sesuatunya," protes Albert.
Tak ingin membuang waktu, Elizabeth pergi ke kamar Albert, dia mengisi bak mandi Albert dengan air panas kemudian mengambil pakaian dalam lemari beranak.
"Pakaiannya banyak sekali, dia mau jualan atau gimana," gumam Elizabeth.
Setelah menyiapkan semuanya Elizabeth keluar menuju dapur dia ingin memasak makanan untuk calon suaminya.
"Biasanya tuan muda suka makan apa?" tanya Elizebeth.
"Steak nona," jawab Pelayan.
Lama berkutat di dapur akhrinya steak buatannya telah siap, meski tidak seperti buatan koki di rumah Albert namun sudah cukup enak lah sekelas masakan rumahan.
"Tuan tugas saya sudah selesai, boleh saya pulang?" tanya Elizabeth.
"Belum, masih ada yang kurang," jawab Daddy Daffa.
"Apa?" tanya Elizabeth lagi.
"Menemani Albert tidur," sahut Uncle Sean.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉
daddy dafga,si Alber hbis ninggalin Eliza di kantornya mpek Wliza ketiduran,jg gk djmputnya
2023-03-30
0
Nasira✰͜͡ᴠ᭄
hadeee Sean kmu aj yang nemenin🤣🤣
2023-03-14
0
Nurhayati
uncle sean ada"aja masa eliza disuruh temenin bobo si Albert sih🤣
nnti aja uncle klu udah sah
2023-03-13
1