Saling Ejek

Bola mata Elizabeth melebar, tentu menemani Albert tidur tidak masuk dalam daftar pekerjaannya.

"Mana boleh seperti itu Tuan," protes Elizabeth.

Para Daddy hanya tertawa melihat raut wajah Elizabeth yang tak karu-karuan padahal mereka hanya bercanda saja.

"Oh ya ceritakan mengenai kamu dan keluarga kamu," pinta Uncle Sean yang membuat Elizabeth duduk kembali.

"Apa itu perlu Tuan?" tanya Elizabeth

"Jelas perlu," jawab Daddy Daffa.

Dengan mata nanar Elizabeth mulai membuka memori tentang kehidupannya.

"Saya dan ibu saya tidak memiliki apa-apa untuk dibanggakan, saya lulus hight school saat usia saya menginjak enam belas tahun, lebih cepat dari anak-anak, ingin melanjutkan kuliah namun ibu tidak memiliki cukup uang sehingga saya kerja di toko bunga, pendapatannya lumayan untuk biaya hidup,"

"Bagiamana dengan orang tua kamu?" tanya Paman David.

"Ibu saya sakit oleh karena itu beliau keluar dari pekerjannya dan istirahat di rumah," jawab Elizabeth.

"Ayah kamu?" tanya Daddy Daffa.

"Sudah meninggal sebelum saya lahir," jawab Elizabeth.

Keeoskannya Elizabeth datang tiga puluh menit lebih lambat karena dia harus mengurusi ibunya terlebih dahulu.

Setibanya di rumah Albert, Elizabeth langsung pergi ke kamar Albert untuk membersihkan yang perlu dibersihkan, dia memunguti pakaian yang ada di sofa, tak hanya itu dia juga membereskan meja Albert, saat akan membereskan berkas dimeja tak sengaja Elizabeth menyenggol laptop milik Albert saat layarnya menyala ada foto wanita cantik di layar.

Di dalam foto tersebut nampak anak kecil duduk di pangkuan si wanita.

"Cantik sekali, apakah ini mommy Albert?" gumam Elizabeth.

Elizabeth terus memandangi foto tersebut hingga lupa jika dia masih harus bekerja.

"Astaga aku kok malah asik menatap foto itu,"

Tak ingin mendapatkan masalah, Elizabeth segera menyiapkan keperluan mandi Albert namun kali ini dia tidak menyiapkan baju dan perlengkapan lainnya mengingat kemarin Albert memakai pakaian pilihannya sendiri.

Waktu sudah menunjukan pukul tujuh pagi, kini waktunya membangunkan Albert.

"Albert bangun,"

Takut hal seperti kemarin terulang lagi, Elizabeth memakai sapu untuk membangunkan Albert.

Perlahan mata Albert terbuka, dia melihat sekelilingnya kemudian beranjak dari tempat tidur.

"Minum," titahnya.

Elizabeth segera mengambil air mineral yang ada di atas meja.

"Oh ya Elizabteh nanti ganti sprei tempat tidur aku, ada bau kamu yang membuat aku nggak bisa tidur," kata Albert.

Elizabeth menatap Albert dengan kesal, bagaimana bisa baunya menempel perasaan kemarin hanya sebentar tubuhnya jatuh di tempat tidur Albert.

Albert yang ingin mandi langsung membuka selimutnya, dia berjalan ke kamar mandi hanya menggunakan celana da-lam saja.

Mata Elizabeth melongo melihat Albert dia terus menikmati bentuk tubuh dan barang milik pribadi Albert yang sedikit berdiri.

"Aaaaaaaa," teriak Elizabeth setelah Albert masuk ke dalam kamar mandi.

Mendengar teriakan Elizabeth, Albert keluar kembali dan bertanya kepada Elizabeth.

"Ada apa?" tanya Albert.

"Anu kamu, menodai mata aku," jawab Elizabeth.

"Kamu tuh teriaknya telat," sahut Albert.

Elizabeth mengucek matanya kemudian mengacak-ngacak rambutnya agar bayangan sesuatu yang baru saja dia lihat hilang dari pikirannya.

"Oh Albert kenapa sih kamu membuat susah hidupku yang sudah susah," gumam Elizabeth.

Tak ingin bayangan benda Albert menghantuinya, Elizabeth memutuskan untuk mengganti sprei tempat tidur Albert, dia masuk ke dalam lemari beranak untuk mengambil sprei dan kawan-kawan.

"Beginilah orang kaya, sprei saja satu lemari full aneka jenis," kata Elizabeth.

Bukannya segera keluar dari lemari beranak Elizabeth malah melihat-lihat aksesoris Albert tanpa dia sadar kalau Albert berdiri di belakangnya.

"Awas saja kalau yang hilang,"

Sontak Elizabeth terkejut mendengar ucapan Albert

"Astaga," Dia membalikan badan.

"Ngapain?" tanya Albert dengan tatapan tajamnya.

"Nih ambil sprei," jawab Elizabteh kemudian keluar.

Tak ingin Albert marah dan ngerjainnya lagi, Elizabeth segera memasang sprei ke tempat tidur.

"Akhirnya selesai juga," kata Elizabet.

Saat bersamaan Albert keluar dengan pakaian lengkap, dia nampak tersenyum menyeringai seakan memiliki rencana untuk mengerjai Elizabeth lagi.

"Aku nggak suka sprei itu, ganti lagi," titah Albert.

"Kenapa sih, kan yang penting sprei," sahut Elizabeth.

"Nggak mau, cepat ganti," timpal Albert.

Tak ingin ada debat Elizabeth menarik kembali sprei yang baru saja terpasang, kemudian dia melipatnya lagi.

Setelah mengambil sprei baru, Elizabeth menunjukkannya kepada Albert sebelum dipasang karena takutnya Albert tidak cocok lagi.

"Bagiamana kalau yang ini?" tanya Elizabeth.

"Jelek, cari yang lain," jawab Albert.

Dengan malas dan kesal, Elizabeth masuk kembali ke dalam lemari beranjak, dia mengambil sprei baru kemudian dia menunjukannya lagi kepada Albert.

Entah berapa kali dirinya keluar masuk lemari beranak untuk menukar sprei namun tidak ada yang cocok.

"Mau kamu apa sih Albert, ambil sendiri sana," maki Elizabeth yang kesal dengan Albert.

"Itu kan tugas kamu sebagai asisten pribadi aku," sahut Albert.

"Tapi kamu menjengkelkan sekali," timpalnya.

"Ya sudah pasang saja sprei yang pertama kali kamu pasang tadi," kata Albert.

"Albeeeerrrrrttttttt," teriak Elizabeth dengan keras.

Amarahnya bergejolak ingin memakan saja yang ada di depannya, Albert yang tidak ingin jadi sasaran amarah Elizabeth memutuskan untuk keluar.

Dengan nafas yang memburu, Elizabeth memasang kembali sprei yang tadi dilipatnya.

"Dasar ubur-ubur darat, awas saja kamu nanti,"

Elizabeth terus saja mengumpat, dia sungguh bingung bagiamana mengerjai Albert kembali.

Seusai memasang sprei tempat tidur Albert, Elizabeth memutuskan untuk keluar kamar, dia segera pergi ke rumah makan karena pasti semuanya menunggu disana.

"Kamu kenapa baru turun?" tanya Paman David.

"Tanyakan sama anak anda Tuan," jawab Elizabteh dengan ketus.

"Kenapa aku, kamu saja yang nggak becus," sahut Albert.

"Aku tuh ahli dalam mengurus rumah, apalagi hanya mengganti sprei tapi kamu yang keterlaluan," maki Elizabeth.

"Dasar ubur-ubur darat," imbuhnya.

"Ubur-ubur darat?"

Albert bingung, setahunya ubur-ubur hanya hidup di laut.

"Iya, kamu itu seperti ubur-ubur, tampan tapi sayang kelakuan seperti Dajjal kalau nggak gitu Lucifer rajanya iblis," ungkap Elizabeth.

Ketiga Daddy lagi-lagi memijat pelipisnya, heran sekali dengan Albert maupun Elizabeth yang setiap harinya terus bertengkar.

"Kamu tuh medusa, eh kalau medusa kan cantik sedangkan kamu kan pas-pasan," ejek Albert.

"Kamu tuh Dajjal, kalau nggak gitu Cyclops," timpal Elizabeth.

Para Daddy dibuat bingung, entah harus bagiamana lagi menghadapi anak-anaknya.

"Memangnya kamu pernah bertemu dengan Dajjal atau Cyclops itu Elizabeth," tanya Uncle Sean.

"Sudah Tuan, setiap hari dia malah ngajakin saya bertengkar," jawab Elizabeth.

Paman David dan Daddy Daffa tertawa, jika dipikir-pikir karakter Elizabeth hampir mirip mommy Rara jika ngomong suka seenaknya sendiri.

"Wanita gila, dasar iblis betina," sahut Albert.

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

aduh Albrt bengek ad ja klakuan nya,gk skdr jd pmbantu,enkn pmbntu klok kyk gtu,pmbntu cumn nyuci ma beberes lha Eliza,parah masak cumn dipakek buat tdr smlm gk sslto suruh gntiin sprai,kn oni ide gila,mknya melebihi pmbntu,klok gk niat y gk tidur bareng di kasurnya jg gpp to,tidur dinkamar lain

2023-03-30

0

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

hadeee bentengkar Mulu 😂

2023-03-14

0

Nurhayati

Nurhayati

cari cara yg jitu Alexa buat ngalahin si Albert

2023-03-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!