Mulai nggak Nyaman

Elizabeth terhuyung kebelakang, entah mengapa nasib seakan mempermainkannya. Bagaimana tidak, ingin move on dari Albert dan kini cinta lainnya muncul.

Ya, Hardan pria manis yang dulu sering membeli bunga di tokonya kini hadir kembali dan parahnya, dia mengenal Albert.

"Elizabeth," panggil Hardan.

"Kalian kenal?" tanya Albert.

"Iya Albert kami saling kenal," jawab Hardan.

Elizabeth tersenyum tipis, kemudian berjalan mendekati Albert.

"Ini makan siang untuk kamu," kata Elizabeth dengan menyodorkan makan siang yang dibuatnya.

Baru saja dirinya dan Hardan bercerita mengenai perempuan, dan ternyata mereka menceritakan wanita yang sama.

"Aku akan makan siang dengan teman aku, jadi bawa balik makanan kamu," kata Albert.

Ingin sekali Elizabeth marah, tapi dia menahan amarah di dadanya.

"Aku sudah susah-susah membuat makanan ini, datang kemari dan menunggu lama di lobby, dan kini kamu memintaku untuk membawanya kembali," ungkap Elizabeth.

"Ini Hardan buat kamu saja, bukankah waktu itu kamu meminta aku memasak?"

Elizabeth menyodorkan makanannya ke Hardan, tapi Hardan menolaknya, bukan dia tidak suka Elizabeth memberinya makanan tapi makanan itu Elizabeth buat untuk Albert bukan untuk dirinya.

"Kalian berdua tidak pernah bisa menghargai wanita," kata Elizabeth lalu membuang makanya di tempat sampah.

Dengan hati yang meradang Elizabeth meninggalkan ruangan Albert, dia benar-benar kecewa dengan Albert, meski ada janji setidaknya dia menerima makanan dari Elizabeth walaupun nanti tidak dimakan.

Elizabeth pergi ke suatu tempat, tempat ini sering dia datangi saat dia tengah sakit hati. Sebuah danau kecil yang ada di pinggiran kota.

Tak banyak orang yang tahu tentang danau ini, sehingga masih asri dan jarang dikunjungi orang.

Sampai duduk di ujung jembatan kecil, dia menggantung kakinya dan mengeluarkan sakit hatinya.

"Ternyata teman, pantes memiliki hobi yang sama yaitu mempermainkan hati wanita," teriak Elizabeth.

Elizabeth terus berteriak menyumpahi Hardan dan Albert secara bergantian, dia sangat kesal sekali dengan mereka berdua.

Tak terasa waktu telah berlalu, Elizabeth yang malas bertemu dengan Albert, memutuskan untuk tidak ke rumah Albert sore ini, dia pergi mengendarai mobilnya tanpa arah, hingga tanpa dia sadari dia berada di suatu kota yang indah.

Di sisi lain para Daddy nampak heran pasalnya Elizabeth tidak datang ke rumahnya.

"Elizabeth mana?" tanya Para Daddy.

"Mana Albert tau," jawab Albert.

"Tadi siang dia datang ke kantor kan?" tanya Uncle Sean.

"Iya," jawab Albert.

Keesokannya pagi sekali, Elizabeth datang ke rumah Albert, seperti biasa dia mengerjakan pekerjaannya kemudian kembali apartemennya, betapa kagetnya Elizabeth saat akan masuk ke dalam apartemen dia melihat Harda di loby.

Tanpa sengaja tatapan mereka saling bertemu namun Elizabeth enggan untuk menyapa.

"Elizabeth," teriak Hardan.

Elizabeth tidak menggubris panggilan Hardan, dia trus berjalan menuju lift.

"Tunggu aku," tangan Hardan menghalangi pintu lift sehingga perlahan pintu lift terbuka kembali.

"Apa mau kamu?" tanya Elizabeth.

Hardan langsung masuk ke dalam lift kemudian dia menatap Elizabeth dengan tatapan lekat.

"Aku ingin meminta maaf Elizabeth," jawab Albert.

Bibir Elizabeth menyunggingkan senyuman, darimana saja, kenapa baru meminta maaf saat ini.

"Simpan saja maaf kamu Hardan, aku tidak memerlukannya," sahut Elizabeth

Akhirnya Hardan menjelaskan semuanya, waktu itu dia harus pergi keluar negeri tapi sebelumnya dia datang ke toko bunga tapi toko bunga tutup jadi Hardan menyelipkan kartu namanya di antara pintu berharap Elizabeth menemukannya.

Tapi sampai sekarang Elizabeth tak pernah menghubunginya, hingga akhirnya dia kembali lagi ke Inggris.

Memang sih, mereka tidak pernah menyatakan perasaan, keduanya hanya mengobrol saat Hardan membeli bunga, alamat rumah maupun nomor telpon tidak penuh diminta.

Mendengar alasan Hardan membuat Elizabeth meleleh, rasa benci hilang sudah dan kini dirinya dengan Hardan memutuskan untuk berteman.

"Oh ya Elizabeth Albert bilang kalau dia dijodohkan dengan kamu," kata Hardan.

"Iya betul, kami memang dijodohkan tapi sebenarnya kami tidak saling cinta," sahut Elizabeth.

"Kenapa kalian mau?" tanya Hardan.

"Permintaan para Daddy, tapi kami diberi waktu untuk saling cinta," jawab Elizabeth.

Hardan adalah seorang CEO juga, dia memiliki perusahaan yang bergerak di bidang transportasi, dia kembali ke London karena ada kerja sama dengan perusahaan Albert.

Perubahan dari sikap dingin ke hangat dan kembali dingin lagi membuat Elizabeth juga berubah, dia tidak banyak bicara pada Albert sehingga para Daddy takut kalau seperti ini mereka sampai nanti.

Albert merasa tidak nyaman dengan perubahan Elizabeth, berbeda dengan sebelumnya yang selalu ngajak untuk bertengkar.

"Albert malam ini aku ingin mengajak Elizabeth makan malam, kamu nggak papa kan?" tanya Hardan.

"Nggak papa lah, kamu ambil juga nggak papa," jawab Albert yang membuat Hardan senang.

"Memangnya kamu nggak suka sama Elizabeth,"

"Stroberi duku tomat, sorry aku nggak minat,' sahut Albert.

Hardan tertawa, tapi ya begitulah Albert yang sok, persis sekali dengan Uncle Sean.

"Kalau aku embat jangan menyesal ya," goda Hardan.

***********

Sore hari datang dengan cepat, Albert meminta asistennya untuk melanjutkan pekerjaannya karena dia ada tugas negara yang sangat penting.

"Tommy, selesaikan pekerjaan aku karena aku ada tugas negara yang penting," kata Albert.

Tommy hanya mengerutkan alisnya, heran dengan atasannya.

"Sejak kapan anda menjadi menteri pak?" sahut Tommy.

Albert hanya menatap Tommy dengan tatapan mautnya, kesal sekali dengan asisten yang banyak ngomong.

"Diam lah atau aku lakban mulut kamu," maki Albert.

Tak ingin membuat atasannya marah, Tommy segera mengambil berkas-berkas yang belum selesai dikerjakan oleh Albert.

Albert mengendarai mobilnya dengan kecepatan lumayan tinggi, dia ingin segera tiba di rumahnya.

Albert memarkirkan mobilnya sembarang lalu bergegas masuk ke dalam rumah.

"Tumben kamu sudah pulang," kata Daddy Daffa.

"Ada tugas penting Dad, oh ya mana Elizabeth?" tanya Albert.

"Dia sedari tadi, berada di kamar kamu mungkin lagi-lagi bersih-bersih," jawab Daddy Daffa.

Tanpa berkata apa-apa Albert langsung menuju kamarnya.

Ceklek

Albert membuka pintu, nampak Elizabeth sedang membersihkan tempat tidurnya.

Tersungging senyuman di bibirnya, dia telah mendapatkan alasan agar Elizabeth tidak jadi makan malam dengan Hardan.

Dengan memegangi kepalanya, Albert berjalan menuju tempat tidur lalu merebahkan dirinya.

"Tumben kamu sudah pulang?" tanya Elizabeth.

"Kepala aku pusing sekali," jawab Albert.

"Tumben sakit," sahut Elizabeth.

"Aku juga manusia jadi bisa sakit," timpal Albert.

Melihat Albert yang pura-pura kesakitan membuat Elizabeth panik, dia mencoba memijat kepala Albert dengan lembut.

"Aku ambilkan obat ya," kata Elizabeth.

"Nggak usah, pijatan kamu sudah membuat sakitnya reda," sahut Albert.

Albert terus meminta Elizabeth untuk memijat kepalanya sehingga tangannya pegal.

"Jangan berhenti, kalau kamu berhenti kepalaku rasanya mau pecah," kata Albert dengan pura-pura meringis kesakitan.

"Lebih baik kamu minum obat Albert karena habis ini aku ada janji dengan teman untuk makan malam,"

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

sapa yg gk marah,mknn pada ditolak,1 nya sibuk krj gk makan mski se suap,yg 1 nya gk enk krn mkknn dibuat utk suaminya tp suaminya enggan mkn se suap

2023-03-27

0

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉

pdhl masakan Eliza dibelain mpek biar jd enk masak yg lama dn mnguras pikiran dn tenaga masa ditunggu mpek dingin kyk di sia2 in y..

2023-03-27

0

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

ckckck dasar Albert 🤣🤣

2023-03-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!