Cobalah Membuka Hati

"Rumah kamu mana?" tanya Albert.

"Bukankah rumah aku di jalan sayang, ngapain kamu ke jalan benci? ini kejauhan, seharunya sayang eh malah benci," jawab Elizabeth.

Albert menatap Elizabeth dengan tatapan kesal siapa yang tau kalau rumah Elizabeth di jalan sayang?

"Mana aku tau rumah kamu, sedari tadi ditanya kamu juga ngorok," sahut Albert.

"Mangkanya tanya kalau tidak tau," timpal Elizabeth.

Tatapan Albert sangat tajam menukik ke arah Elizabeth, dirinya sungguh tidak tahan dengan Elizabeth.

"Diam lah, heran aku. Memangnya ayah kamu dulu seorang jubir sehingga anaknya banyak omong seperti kamu,"

Ucapan Albert membuat Elizabeth terdiam, sedari kecil dia tidak pernah tau ayahnya, kata ibunya ayah Elizabeth dihukum mati atas kesalahannya, meski ayahnya dulu juga seorang konglomerat muda yang cukup terkenal tapi orang yang disakiti juga tak kalah kaya bahkan di atas dirinya.

"Aku tidak tau bagaimana ayahku Albert, sebelum aku dilahirkan, ayah aku sudah meninggal," kata Elizabeth dengan tatapan sedihnya.

Albert juga terdiam, nasibnya ternyata jauh lebih baik dari Elizabeth karena minimal dia masih bisa merasakan kasih sayang seorang mommy meski hanya lima tahun sebelum mommy pergi untuk selama-lamanya.

"Setidaknya kamu lebih beruntung karena masih memiliki para Daddy yang sangat menyayangi kamu," sambung Elizabeth.

Tanpa mengalihkan tatapannya Albert mengangguk, apa karena ini Elizabeth mau menikah dengannya?

Tak berselang lama mobil telah tiba di depan apartemen Elizabeth.

"Kamu tinggal disini?" tanya Albert.

"Iya," jawab Elizabeth.

Bola mata Albert terus menatap apartemen yang ditempati Elizabeth dari luar nampak kumuh sekali.

"Kumuh sekali," kata Albert.

"Aku hanya mampu menyewa apartemen yang murah," sahut Elizabeth.

"Ya sudah aku turun dulu, terima kasih dan jangan mampir," sambung Elizabeth.

Albert berdecak kesal siapa juga yang mau mampir.

"Ogah sekali mampir," kata Albert.

Pas setalah Elizabeth keluar Albert langsung melajukan mobilnya kembali sehingga membuat Elizabeth kesal karena dirinya tersentak kaget akan bunyi mobil sport milik Albert.

Kedua bola mata Elizabeth menatap nanar mobil Albert yang menjauh, andaikan dirinya boleh meminta dia ingin menolak perjodohan yang sangat tidak dia inginkan ini, dirinya sungguh benci dengan Albert.

"Aku benci sekali dengan pria itu," gumam Elizabeth.

Dengan langkah malas Elizabeth masuk ke dalam apartemennya, saat membuka unit miliknya dia melihat mamanya tertidur di sofa.

"Mam," panggil Elizabeth sambil menyalakan lampu.

Mama Elizabeth beranjak dari sofa, beliau tersenyum melihat anak semata wayangnya yang baru saja pulang.

"Kamu kenapa pulang malam sekali?" tanya Mama Elizabeth.

"Iya mam, tadi ada kerjaan tambahan," jawab Elizabeth.

Mama Elizabeth menyiapkan makanan untuk anaknya namun Elizabeth melarang.

"Aku sudah makan mam, lebih baik kita tidur yuk," ajak Elizabeth yang kemudian membawa mamanya masuk ke dalam kamar.

Elizabeth sungguh tidak tega melihat keadaan mamanya yang semakin hari semakin kurus, penyakit yang diderita mamanya membuat sang mama hanya mampir bertahan tak lebih dari dua tahun.

"Elizabeth janji akan mengobati mama sampai sembuh,"

Air mata Elizabeth merembes keluar, dia sungguh menyesalkan kelakuan papanya, andaikan dulu dia tidak merencanakan pembunuhan terhadap seseorang pasti hidupnya dan mamanya tidak akan seperti ini.

Keesokannya para Daddy meminta Elizabeth untuk kencan buta lagi tentu ini membuat Elizabeth kesal karena pasti Albert akan menyiksanya lagi.

"Astaga apa sih maunya para Daddy nya Albert, kenapa setiap hari mengatur jadwal kencan?" gerutu Elizabeth.

Sore harinya Elizabeth diperintahkan untuk menunggu karena sebentar lagi Albert akan datang menjemput.

Tak berselang lama mobil sport milik Albert sudah tiba di depan toko, Elizabeth yang tiba-tiba mendapatkan telepon dari atasannya harus membiarkan Albert menunggu sejenak.

Tin....

Tin....

Tiiiiiiiinnnnnn

Albert yang tidak sabar benar-benar kesal dengan Elizabeth hingga dirinya memutuskan untuk keluar dan masuk ke dalam toko.

"Hey, lama sekali!" teriak Albert.

"Astaga, tadi atasan aku telpon jadi aku angkat dulu," sahut Elizabeth.

Sepanjang perjalanan Albert dan Elizabeth hanya terdiam, mereka fokus dengan tatapan masing-masing hingga tak terasa mobil sampai di halaman rumah Albert.

"Turun!" titah Albert.

Tanpa ada kata Elizabeth turun dan langsung masuk saja, dia yang bingung memutuskan untuk duduk di sofa.

Albert yang lelah meninggalkan Elizabeth yang duduk di ruang tamu tentu hal ini membuat Elizabeth kesal.

Tak berselang lama Para Daddy keluar untuk menemui Elizabeth.

"Mana Albert?" tanya para Daddy.

"Masuk ke dalam Tuan," jawab Elizabeth.

Sudah satu jam berlalu namun Albert tak kunjung kembali tentu hal ini para Daddy kesal. Mereka akhrinya meminta pelayan untuk memanggil Albert.

"Mohon maaf berkali-kali saya mengetuk pintu tapi Tuan muda Albert tidak membukakan pintu Tuan," lapor pelayan.

Paman David yang maju untuk memanggil Albert, dia yakin kalau Albert sengaja tidak mau menemui Elizabeth.

"Albert," panggil paman David.

Albert yang tengah berkutat dengan laptopnya langsung menoleh.

"Iya paman,"

"Ayo keluar, kasihan Elizabeth yang sudah menunggu dari tadi," ajak Paman David.

"Malas paman, kalian saja yang menemaninya," sahut Albert.

Paman David menghela nafas kemudian dia duduk di samping Albert.

"Cobalah memahami keinginan kami Albert, apa yang kamu lakukan itu juga demi kebaikan kamu," bujuk Paman David.

"Kebaikan apanya paman? kalian kan tahu kalau Albert tidak ingin menikah," sanggah Albert.

Tangan Paman David mencoba mengelus punggung Albert, dia paham dan mengerti tapi apa yang Albert inginkan tidaklah benar.

"Menikah adalah impian setiap orang, jangan karena tidak bisa move on dari mommy kamu, kamu memutuskan untuk melajang seumur hidup,"

David berusaha sebisa mungkin untuk membujuk Albert.

"Lantas bagaimana dengan paman? kenapa Paman juga melajang seumur hidup?" tanya Albert balik.

"Sulit menjelaskannya Albert," jawab Paman David.

"Alasannya karena Paman tidak bisa move on dari mommy, iya kan?"

Ucapan Albert kali ini membuat Paman David membatu, bagiamana Albert bisa tau jika dirinya mencintai Mommy Rara?

"Albert tau semuanya paman, Albert bukanlah anak kecil lagi, semua rahasia kalian telah Albert ketahui," sambung Albert.

Paman David mematung, apa mungkin Albert juga tau jika uncle Sean adalah ayah kandungnya?

"Justru itu kami tidak ingin kamu seperti kami Albert, terbelenggu dengan cinta yang tidak mungkin dimiliki," tukas Paman David.

"Cobalah membuka hati, tanpa menyingkirkan mommy kamu dari sana," sambung Paman David.

Paman David menepuk pundak Albert kemudian keluar, dia berharap kalau Albert mau keluar dan gabung dengan mereka.

Sesaat setelah paman David keluar, Albert ikut menyusul, bukan untuk menemui Elizabeth tapi dia tidak ingin mengecewakan para Daddy.

"Duduk lah Albert," titah Uncle Sean.

Albert menarik tangan Daddy Daffa dan bertukar posisi dengan Daddy nya.

"Daddy yang duduk di sampingnya, aku takut jika aku duduk sana dia akan baper,"

Terpopuler

Comments

Likuin

Likuin

ingat lagu dangsut

2023-03-18

1

🍁𝐂LIFF❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

🍁𝐂LIFF❣️💋🄿🄰🅂🄺🄰🄷👻ᴸᴷ

🤣🤣🤣nyindir scra tdk langsung

2023-03-14

1

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

Nasira✰͜͡ᴠ᭄

hadeee mencintai satu wanita yang sama

2023-03-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!