Gadis Penjual Bunga

Daddy Daffa akhrinya mengajukan gadis yang menabrak mobil mereka kemarin, selain tatapannya yang mirip dengan Rara, gadis itu juga sangat baik buktinya dia mau bertanggung jawab atas apa yang terjadi.

"Kenapa nggak gadis kemarin itu saja?"

Paman David dan uncle Sean menatap Daddy Daffa dengan tatapan yang sulit diartikan sehingga membuat Daddy Daffa menggaruk kepalanya yang nggak gatal.

"Kalau gadis itu nggak mau bagiamana?" tanya Paman David.

"Siapa sih yang nggak mau menikah dengan Albert pewaris perusahaan nomor satu di Inggris, meski tidak sepopuler pangeran Charles tapi dia tetap masuk dalam jajaran pengusaha muda yang sukses," jawab Daddy Daffa.

"Ya sudah kita coba saja, besok kita ke tempat kerjanya sekalian mendatangi makam istriku tercinta," sahut uncle Sean.

"Istriku juga," timpal Daddy Daffa.

"Wanitaku juga," batin Paman David.

Keesokan harinya selepas Albert berangkat bekerja ketiga Daddy pergi ke tempat kerja gadis yang menabrak mobil mereka, sungguh kebetulan sekali ternyata gadis tersebut bekerja di toko bunga.

"Kebetulan sekali jadi kita sekalian beli bunga disini," kata Paman David.

"Iya," sahut Daddy Daffa dan juga Uncle Sean.

Setelah masuk gadis yang bernama Elizabeth tersebut nampak takut, dirinya sungguh tidak memiliki cukup uang untuk mengganti biaya perbaikan mobil Rolls Royce yang dia tabrak kemarin.

"Silahkan duduk Tuan-tuan."

Elizabeth mempersilahkan ketiga Daddy untuk duduk, kemudian dirinya mengambilkan minuman.

"Mohon maaf, saya belum memiliki uang untuk mengganti kerusakan mobil kalian," kata Elizabeth sambil menunduk.

"Tapi saya janji akan mencicilnya," sambungnya.

Ketiga Daddy tertawa mendengar ucapan Elizabeth, bisa-bisa seumur hidup Elizabeth mencicil uang ganti rugi untuk memperbaiki mobil.

"Kami tidak mau kamu mencicil uang ganti ruginya," kata Uncle Sean.

Elizabeth terperangah menatap uncle Sean, kalau mereka tidak setuju dia mencicil uang ganti ruginya, lantas bagaimana dia membayarnya? mobil Lord Fiesta adalah harta satu-satunya itupun katanya tidak cukup mengganti kerugian.

"Saya tidak memiliki apa-apa tuan, hanya mobil itu yang saya punya tapi jika kalian menginginkannya saya bisa memberikan mobil itu sebagai ganti rugi atas kerusakan yang saya lakukan kemarin."

Elizabeth merogoh sakunya untuk mengambil kunci mobil, saat menyodorkannya Daddy Daffa menolaknya.

"Kami nggak butuh mobil kamu," kata Daddy Daffa.

"Kami memiliki banyak mobil yang harganya selangit, untuk apa menerima mobil butut kamu itu."

Kesombongan uncle Sean sudah keluar yang membuat Elizabeth berdecak kesal.

"Cih sombong sekali pria tua ini, untung sudah tua coba kalau masih muda udah aku gebet," batin Elizabeth dengan kesal.

"Kalau dicicil nggak mau, dikasih mobil nggak mau lalu bagiamana saya mengganti kerusakan mobil kalian Tuan?" tanya Elizabeth.

Ketiga pria ini tersenyum menyeringai, nampak kelicikan di wajah mereka.

"Menikahlah dengan anak kami," jawab Paman David.

Bola mata Elizabeth melebar, dia tak percaya dengan jawaban dari salah satu pria tua tampan di depannya.

"Menikah dengan anak kalian?" tanya Elizabeth lagi.

"Iya, tugas kamu membuatnya agar mau menikahi kamu," jawab Daddy Daffa.

"Jangan sampai gagal karena jika hal itu terjadi kami tak segan untuk memenjarakan kamu," ancam Uncle Sean.

Tubuh Elizabeth melemas, membujuk anak konglomerat untuk mau menikahinya tentu sangat sulit.

"Cinta kan tidak bisa dipaksa Tuan, kalau anak kalian tidak mau bagiamana?" Lagi-lagi Elizabeth melontarkan pertanyaannya.

"Itu tugas kamu," jawab Uncle Sean.

Elizabeth diam membatu, kenapa akhir-akhir ini dirinya sungguh sial, ibunya yang sakit dan memerlukan biaya banyak ditambah kini dirinya harus membayar ganti rugi dengan cara menikahi pria yang tidak dia kenal sama sekali.

"Apa hanya aku yang mendapatkan kesialan tingkat dewa seperti ini," batin Elizabeth.

"Kami akan atur kencan buta untuk kalian, ingat tugas kamu membuat anak kami mau menikahi kamu tanpa protes terhadap kami," kata Uncle Sean.

Elizabeth hanya mengangguk tanpa bisa berkata apa-apa.

Sebelum pergi tak lupa mereka membeli karangan bunga untuk diletakkan di malam Mommy Rara.

Sepanjang perjalanan di mobil ketiga Daddy nampak terdiam, terlebih uncle Sean entah mengapa saat melihat tatapan sedih Elizabeth dirinya teringat akan Mommy Rara yang dulu selalu dia siksa.

"Kalian sadar nggak, tatapan gadis itu mirip sekali dengan Rara," kata Uncle Sean.

"Aku ingat tatapan itu ketika anda menyiksanya, tatapan memohon untuk diampuni," sahut Paman David.

Mata Ketiga Daddy membasah, ingatan akan mommy Rara terus bergulir di otak mereka.

"Andaikan waktu bisa aku putar, aku tidak akan menyiksanya David, aku akan membuat dia bahagia di samping aku," tukas Uncle Sean.

Nasi sudah menjadi bubur, sepanjang hidup Uncle Sean dan Daddy Daffa merasakan penyesalan yang mendalam.

Sesampainya di makam mommy Rara, ketiga Daddy menangis sambil berdoa masing-masing.

Ingatan-ingatan akan mommy Rara kembali hadir di dalam otak mereka, cinta tulus pada seorang wanita membuat mereka rela melajang seumur hidup tanpa ada keinginan untuk menikah.

"Tunggu aku sayang," kata Uncle Sean.

"Kita lihat saja siapa yang ditunggunya disana," sahut Daddy Daffa.

"Jangan kurang ajar kamu Daffa, akulah suaminya jadi dia pasti menunggu aku." uncle Sean tidak terima.

"Tapi selama ini dia hidup dengan saya Tuan Sean," timpal uncle Sean.

Paman David menggelengkan kepala, bisa-bisanya di depan pusara mereka malah mendebatkan hal gaib.

"Sudah, sudah jangan berdebat karena akulah yang ditunggu Rara disana," ucap Paman David yang membuat Uncle Sean dan Daddy Daffa menatapnya dengan tatapan maut.

Tak ingin menjadi luapan amarah sahabatnya Paman David berjalan cepat keluar area pemakaman.

"Bisa-bisanya berharap kalau dirinya yang ditunggu Rara, tidak kah dia lupa kalau aku ini suami Rara," maki uncle Sean

********

"Albert, besok temui calon kamu di love Kafe sepulang dari kantor," titah Daddy Daffa.

"Ruang VIP meja nomor 7," sahut Paman David.

Albert nampak melemas, dia melirik Uncle Sean yang pura-pura sakit kembali.

"Uncle Albert masih belum bisa move on dari Mommy," timpal Albert.

"Mommy kamu tidak akan tergantikan tapi kamu butuh pendamping, butuh keturunan yang nantinya akan meneruskan keluarga kita," jelas uncle Sean.

Albert yang tidak ingin debat mengiyakan perkataan para Daddy, dia memiliki rencana lain agar si wanita lah yang menolak menikah dengannya.

Senyuman licik tersungging di wajah Albert tentu para Daddy membalas senyuman licik Albert dengan senyuman licik pula.

"Kita lihat saja siapa yang akan menang, kamu atau kami," batin Daddy Daffa.

Seakan tau apa yang dipikirkan anaknya, Daddy sudah menyiapkan sejak awal dengan mengancam Elizabeth untuk membuat Albert mau menikahinya.

"Kita lihat saja besok, aku yakin wanita pilihan kalian akan mundur pelan-pelan," batin Albert.

Terpopuler

Comments

Likuin

Likuin

licik vs licik

2023-03-18

1

Uzio

Uzio

bakal ada perang nih

2023-03-18

1

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ˢ⍣⃟ₛ Míkαylα🌻𝐀⃝🥀

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ˢ⍣⃟ₛ Míkαylα🌻𝐀⃝🥀

penyesalan selalu saja datang di akhir,,,, tapi itu membuat kita agar lebih berhati hati dalam melakukan hal.

2023-03-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!