Drake benar benar menghubungi Silvya. Tak berselang lama Sylvia pun sudah berada di markas Wild Eagle. Istri dari Dokter Dika itu sudah duduk di kursi sebelah Drake menunggu Drake mengatakan hal penting yang dibicarakan di telepon tadi.
" Sebenarnya ada hal penting apa Drake?"
" Kau tahu Arjuna Dewantara, Q?"
Silvya mengangguk, tentu saja dia tahu. Terlebih pria itu adalah pemegang saham terbesar di rumah sakit milik keluarga suaminya.
" Beberapa hari yang lalu dia meminta Wild Eagle untuk mengawasi dua orang."
" Lalu? Apa yang membuatmu merasa begitu gelisah?"
" Dengarkan dulu,"
" Sorry, lanjutkan."
" Dan baru saja putramu memintaku mengawasi dua orang juga. Dimana orang itu adalah orang yang sama dengan orang yang diminta oleh Arjuna."
" Apa? Maksudmu Nataya?"
Silvya tentu saja terkejut. Ia pun setengah tidak percaya kepada ucapan Drake hingga saudara nya itu menunjukkan chat terakhir Nataya. Silvya pun langsung memijat keningnya yang berdenyut.
" Ya Allaah anak itu benar benar jatuh hati kepada wanita bersuami."
" Apa maksudmu Q?"
" Dua orang yang diminta Nataya itu adalah sepasang suami istri. Dan Nataya menyukai wanita itu."
" Eeeh, keponakanku mau jadi pebinor? Tapi kurasa tidak masalah Q."
Duagh
" Auch, sakit Q. Gila udah berumur segitu tenaga mu masih kuat aja."
Drake benar benar kesakitan saat kaki nya ditendang oleh Silvya. Meskipun usia Silvya sudah akan mendekati kepala lima namun tenaganya masih begitu kuat karena Silvya masih rajin berlatih bela diri. Bahkan putra putrinya ia sendiri yang melatihnya.
" Salah sendiri kau bicara begitu. Bagaimana bisa putraku jadi pebinor."
" Bukan begitu Q. Coba lihat hasil pengamatan salah satu orang kita terhadap pria yang bernama Adnan ini. Kelakuan dia sungguh sungguh sangat minus."
Silvya membelalakkan matanya. Ia mengepalkan kedua tangannya merasa begitu geram. Ia sendiri memiliki Nadita, bagaimana perasaannya jika mengetahui sang putri diselingkuhi begitu.
" Astagfirullaah! Apa kau sudah melaporkannya kepada Arjuna?"
" Belum, malam ini akan ku laporkan. Yang jadi pertanyaan, apa yang harus dilaporkan kepada putramu itu?"
Silvya terdiam sejenak. Ia merasa putranya mungkin sudah tahu mengenai perselingkuhan suami dari wanita pujaannya tapi Silvya tidak ingin Nataya terlalu banyak ikut campur. Ini bukan ranah Nataya. Bagaimanapun ini adalah masalah rumah tangga orang lain yang tidak bisa putranya campuri.
" Laporkan saja hasil nya sesuai yang ditemukan. Tapi kirim satu orang untuk mengawasi dia."
" Haish, itu bukan hal yang mudah. Insting putramu sangat mirip denganmu Q. Bagaimana orang kita bisa mengawasinya?"
" Terserah itu tugasmu. Kau yang haru memikirkannya."
Drake menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tugasnya kini jadi rangkap tiga. Sedangkan Silvya sudah melenggang pergi untuk kembali ke kantor.
Namun sepanjang perjalanan dirinya masih terus berpikir mengenai sang putra. Ia pun menghembuskan nafasnya dengan kasar.
" Nat, bagaimana bisa kamu menyukai istri orang sih nak? Mana urusan mereka terlihat rumit begitu. Huft!"
Silvya sungguh tidak habis pikir mengapa putranya harus tertarik kepada putri dari Arjuna Dewantara itu. Orang yang lumayan berpengaruh di dunia bisnis.
🍀🍀🍀
Malam hari nya Naisha menginap di rumah sakit. Ia membawakan beberapa keperluan Rey dan miliknya juga. Besok pagi ia akan berangkat ke Star Building langsung dari rumah sakit.
" Mbak Nai mau tidur sini?"
" Iya."
" Lhah emang nggak apa apa sama suami mbak?"
" Nggak masalah. Udah bilang kok. Lagian kamu gak ada yang ngurus."
Bohong, tentu saja jawaban Naisha bohong. Mana ada dia bilang kepada Adnan bahwa dirinya mau menginap di rumah sakit untuk merawat sang adik.
Baru saja Nai hendak merebahkan tubuhnya tiba tiba pintu kamar milik Rey dibuka dengan begitu keras. Terang saja Nai langsung kembali duduk.
" Rey, sayang kamu nggak apa apa nak?"
" Bagaimana kronologisnya, terus orang yang nabrak ketangkep nggak?"
Rey mendesahkan nafasnya dengan berat. Jika ayah nya sudah tahu maka urusannya pasti akan panjang. Dan lihat saja, sang bunda sudah menangis saat ini. Ya, Gendis sangat mellow jika terjadi apa apa kepada anak anak nya. Baik Rey ataupun Naisha tahu persis soal itu. Hal inilah yang membuat Naisha sungguh hati hati dalam menghadapi persoalannya.
" Bund, yah, I'm ok. Don't worry. Ini hanya luka ringan. Nataya bilang paling seminggu udah sembuh kok."
" Siapa Nataya?"
" Temen Rey yah, dia dokter di sini. Kalau tidak salah dia putra dari dokter Dika yang terkenal itu lho sama Silvya CEO LT."
Juna hanya manggut manggut mendengar penjelasan putranya. Gendis pun tampak lega mengetahui fakta luka putranya tidak parah.
" Nai kok kamu nggak pulang nak?"
" Tadi niatnya mau nemenin Rey bund. Kasihan kan bocil sendirian."
" Pulanglah nak, sudah ada ayah dan bunda. Kasihan suamimu sendiri."
Dia mana mungkin sendiri bund, mungkin dia sekarang lagi senang senang sama kekasihnya.
Juna bisa melihat perubahan raut wajah sang putri. Pria berusia 54 tahun itu benar benar merasakan nyeri di hatinya saat melihat putri sulungnya. Entah apa itu dia sendiri tidak tahu.
" Biar Naisha tidur di sini bund. Kita sudah lama nggak ngumpul kan. Apalahi bocah tengik itu sering kali mangkir kalau suruh ngumpul."
Rey hanya nyengir saja dikatain bocah tengik oleh sang ayah. Sedangkan Naisha ia tersenyum lebar. Dia sungguh senang bisa bersama dengan keluarganya malam ini.
Nataya yang berada di depan pintu ruang rawat Rey urung untuk melihat sang sahabat. Ia pun balik kanan dan kembali ke ruangannya. Malam ini ia juga akan tidur di rumah sakit. Padahal dia tidak jaga malam.
" Lho dokter nggak pulang?"
" Eh perawat Dinar, iya lagi pengen di sini. Soalnya ada temanku yang dirawat. Jadi mau sekalian nemenin dia aja."
" Oh begitu."
" Permisi perawat Dinar, saya kembali ke ruangan dulu."
Nataya melenggang pergi, ia menghindari berbicara lama lama dengan Dinar. Sedangkan Dinar, gadis itu menghela nafasnya berat. Lagi lagi keberaniannya hilang saat berhadapan dengan Nata. Tadinya ia ingin mengungkapkan perasaannya. Tapi setiap bertatapan langsung dengan dokter tampan itu keberaniannya luluh lantah.
Dinar tertunduk lesu dan melenggang keluar dari rumah sakit. Hari ini dia hanya shift siang jadi pukul 21.00 dia kembali pulang.
" Entah sampai kapan aku bisa menahan rasaku ini. Haish, susah amat sih buat ngomong ke tuh cowok."
Dinar mengusap wajahnya kasar. Kata kata beberapa temannya terngiang kembali di kepalanya.
Cepetan ntar keburu diambil cewek lain.
Iya loh ntar nyesel kalo tuh Suho kw udah ada gandengan.
Mendingancepet deh diungkapin biar nggak nyesel.
Dinar hanya bisa membuang nafasnya kasar. Ia memasuki mobil yang sudah menjemputnya di sisi samping rumah sakit
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Nadyne
jangan di suruh pulang ....malah bahaya.....itu mantan suami punya niat buruk.....
2023-03-08
3
Nadyne
ngak papa juga kali.....orang janda masih perawan dia.....jadi ngak rugi cuma rugi status doang......🤣🤣🤣🤣
2023-03-08
1
Nadyne
ngak bakalan jadi pembinor.....orang mereka udah bercerai cuma belum sah secara hukum negara aja .....
2023-03-08
0