Dengan rasa penasaran yang tinggi Nataya terus mengikuti mobil milik pria yang diyakini adalah suami Naisha. Mengapa ia merasa sangat aneh? Pasalnya pria itu malam malam begini keluar rumah namun terlihat seperti mengendap endap. Ia bahkan mengenakan pakaian serba hitam dan menyandang sebuah kacamata hitam. Meskipun kacamata hitam itu dia lepas saat memasuki mobil.
Jiwa kepo Nataya memberontak. Ia sungguh merasa harus mengikuti kemana pria itu pergi.
Akhirnya Nataya benar benar mengikuti kemana mobil yang ia yakini milik suami Naisha. Meskipun ia hanya melihat wajah Adnan melalui foto foto yang tersebar di media, namun ia cukup yakin dengan hal itu. Ia mengikuti mobil tersebut dengan jarak aman.
" Semoga nggak masuk tol," harap Nataya.
Kalau mobil tersebut masuk tol hilang sudah kesempatan nya untuk dapat mengetahui kemana pria itu pergi. Mungkin keberuntungan tengah berpihak padanya. Mobil pria itu tadi tidak memasuki tol. Terlihat mobil itu masuk ke sebuah perumahan mewah. Meskipun tidak semewah DCC Resident namun tetap saja perumahan tersebut tergolong perum elit.
" Mau apa pria itu ke sini?"
Nataya terus mengikuti mobil milik Adnan. Hingga mobil tersebut terparkir rapi di halaman salah satu rumah. Pria itu pun keluar dari mobil lalu masuk ke dalam rumah tersebut.
Tidak menemukan apa apa, Nataya pun memutuskan untuk pergi dari sana. Namun kembali lagi niatnya ia urungkan saat melihat seorang wanita keluar dari rumah itu dengan pakaian yang menurutnya kurang bahan.
Tentu saja Nataya terkejut melihatnya. Pikirannya pun berkelana kemana mana. Yang tadinya ia ingin pergi sekarang dia malah turun dari motor dan berjalan mendekati rumah tersebut. Ia berjalan dengan cepat lalu mencari tempat aman untuk bisa bersembunyi namun tetap bisa mengetahui apa yang ada di dalam.
Matanya semakin membelalak saat melihat apa yang ada di dalam. Tangannya mengepal erat menahan marah.
" Dasar bajingan tengik. Brengsek!!"
Nata menggertakkan gigi giginya. Ia kembali menyadarkan dirinya kemudian ia mengambil ponsel untuk merekam apa yang terjadi di dalam sana.
Tidak ingin ketahuan, Nataya pun segera pergi. Ia mendorong sebentar motor nya hingga sedikit lebih jauh dari rumah itu lalu melesat pulang menuju rumah.
Awalnya Nataya ingin langsung ke rumah Naisha. Namun dirasa tidak etis jika sudah malam begini bertamu. Ia pun mengurungkan niatnya itu. Ia akan memberitahu apa yang sudah ia lihat tadi di rumah itu kepada Naisha esok.
" Hih, pengen banget ku tarik itu burungnya biar tau rasa huft. Tapi kenapa aku sedikit seneng ya, astagfirullah. Ya Allaah ampuni lah hambamu ini sedikit bahagia diatas penderitaan noona cantik."
🍀🍀🍀
Sejoli yang masih bergumul di sofa ruang tamu itu lagi lagi tidak sadar bahwa perbuatan mereka tengah diawasi. Keduanya masih berbagi peluh, dan Adnan masih memompa pinggulnya hingga suara er*ngan dan des*han memenuhi ruangan tersebut.
Mulut Bellia menganga menikmati setiap hunusan benda tumpul itu di goa miliknya. Ia selalu suka dan puas dengan permainan Adnan. Meskipun sering melakukannya namun baik Adnan dan Bellia merasa selalu kurang. Bagi mereka tubuh keduanya saling membuat candu.
Masih belum juga melakukan pelepasan kini Adnan mengubah posisinya menjadi dia yang berada di bawah dan meminta Bellia untuk diatas.
" Menarilah honey."
" Sesuai keinginanmu sayang."
Bellia pun bergerak liar. Ia menaik turunkan tubuhnya diatas pria nya. Adnan begitu menikmati permainan Bellia. Apalagi gundukan kenyal yang menggantung itu terus bergerak naik turun sesuai irama. Tak mau menyia nyiakan sesuatu yang indah dan lezat bagi matanya, Adnan langsung meraup keduanya secara bergantian.
Akh!!!
Keduanya akhirnya sampai pada puncaknya. Mereka melakukan pelepasan bersama. Bellia ambruk diatas tubuh Adnan.
" Kau selalu hebat Bellia sayang."
" Tentu, dan hanya untukmu Ad."
Adnan memeluk tubuh Bellia. Keduanya masih sama sama polos dengan posisi Bellia di atas pangkuan Adnan. Bahkan tubuh mereka pun masih menyatu.
" Sampai kapan kita akan begini Ad. Aku sungguh ingin menjadi istrimu."
Adnan termangu mendengar ucapan Bellia. Jika kemarin ia sungguh ingin segera menikahi Bellia, entah mengapa sekarang ia merasa ragu. Keyakinannya itu semakin terkikis.
" Sabar ya sayang, sebentar lagi ok."
Belli membuang nafasnya kasar. Ia bangkit dari atas pangkuan Adnan. Ia melenggang ke dapur dengan keadaan tubuh masih polos. Adnan segera mengenakan celananya dan menghampiri Bellia dengan membawa kemeja miliknya lalu ia pakaikan pada tubuh wanitanya.
" Pakai baju, nanti kamu masuk angin."
Bellia acuh ia membiarkan Adnan memakaikan kemeja milik pria itu ke tubuhnya.
" Ad, bagaimana kalau kita nikah siri saja. Aku tidak mau begini terus Ad."
" Baiklah, jika itu maumu. Mari kita menikah."
Kalimat itu lolos juga dari mulut Adnan. Bellia tersenyum ia langsung memeluk pria yang masih betelanjang dada itu.
Aku tidak akan melepaskanmu Ad, aku tahu kau mulai sedikit goyah. Aku harus cepat cepat mengikatmu. Aku tidak akan membiarkanmu kembali pada wanita itu. Kau milikku. Sekali milikku maka tetap akan menjadi milikku.
Berbeda dengan yang dipikirkan oleh Bellia, kini Adnan tampak begitu was was dengan apa yang baru saja diucapkannya. Menikahi Bellia saat ini bukanlah ide yang bagus. Disaat sang papa bersikeras meminta cucu dari Naisha mana mungkin dia membiarkan Bellia untuk menjadi istrinya.
Sembari mengusap punggung Bellia, pria itu terus memutar otaknya untuk bisa menjauhkan Bellia saat ini dari hidupnya. Ia tidak bisa menjalankan rencananya jika Bellia masih di sisi nya saat ini.
" Sayang, apa kau mau berlibur untuk beberapa saat? Aku lihat kau begitu lelah beberapa hari ini?"
Bellia tentu saja senang dengan ide liburan yang ditawarkan oleh Adnan. Dia tidak tahu saja, pria itu sedang mengasingkan dirinya untuk sementara waktu.
" Kita akan liburan Ad, benarkah? Berapa lama? Terus kemana?"
" Bukan kita sayang, tapi kamu. Aku sebenarnya ingin tapi sungguh aku tak bisa. Kau tahu pekerjaan di perusahaan sangat banyak."
Bellia memicingkan matanya. Ia merasa ada yang aneh dengan ucapan Adnan.
" Jangan berburuk sangka sayang. Aku sungguh khawatir padamu. Pergilah berlibur ke Korea, bukankah kau menyukai negara itu? Jika pekerjaanku selesai aku akan menyusul bagaimana?"
" Lalu bagaimana dengan pekerjaanku Ad."
" Itu mudah, aku akan minta asisten mu untuk menghandle. Aku akan mengatakan kau tengah tugas ke luar kota atas perintahku."
Bellia berpikir sesaat, tidak ada salahnya memang pergi berlibur untuk saat ini. Lumayan juga untuk menghilangkan mood buruknya dan rasa lelahnya.
" Tapi Ad, janji ya setelah selesai berlibur kita akan menikah."
" Iya, kita akan menikah saat kamu pulang dari Korea nanti."
" Baik, aku tunggu kau memenuhi janjimu jangan macam macam saat aku tidak ada. Terlebih kepada wanita itu."
Adnan mengangguk. Ia kemudian memeluk Bellia lagi, tentu saja dengan senyum yang sangat lebar.
Ternyata membuatmu pergi sebentar sangatlah mudah. Baiklah setelah kau pergi aku akan melakukan rencanaku.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Truely Jm Manoppo
Dasar Adnan si pecundang ... Bella yg mau dibegoin ... 11 12 deh
2023-09-21
1
Is Wanthi
itulah zinah yang selalu merasakan nikmat yg lebih oleh setan ,,,
2023-05-31
0
Asahel Rachel
syukurlah nataya yg liat
2023-03-09
0