Naisha keluar kamar dengan wajah yang begitu segar. Ya, keputusannya meminta talak dari Adnan rupanya membuat malam nya menjadi tenang. Ia bisa tidur dengan nyenyak dan pastinya bisa berpikir lebih jernih tentang apa yang akan ia lakukan kedepannya.
" Pagi Mbok Yem," sapa Nai dengan senyum mengembang sempurna di bibirnya.
" Pagi non," jawab Mbok Yem singkat. Wanita paruh baya itu sedikit merasa heran melihat rona bahagia di wajah sang nona. Tapi ia tidak mau bertanya, jika nona nya bahagia maka ia pun akan senang melihatnya tanpa harus tahu apa alasannya.
" Non Nai tumben pagi ini belum ke perusahaan. Biasanya udah berangkat. Itu susunya jadi udah nggak panas lagi."
" Nggak pa pa mbok. Oh iya Nai mau ke RS Mitra Harapan. Ada rapat direksi dan pemegang saham. Ayah nggak bisa datang, jadi yang diminta datang Nai. Si ayah lagi pergi sama bunda."
Mbok Yem hanya manggut manggut mendengar jawaban Nai yang panjang kali lebar itu. Tak lama pasangan mesum itu pun turun dari kamar atas. Nai yang tahu ada langkah kaki mendekat memasang sikap cuek, ia pun melanjutkan memakan sarapannya. Ia benar benar tidak menganggap keberadaan Adnan dan Bellia sama sekali di rumah itu.
" Mengapa tidak pergi bekerja?" ucap Adnan tiba tiba.
Nai acuh dia merasa pria itu tidak bertanya kepadanya.
" Nai, aku bertanya kepadamu!" teriak Adnan.
Naisha menaruh roti lapis nya kembali di atas piring. Ia alu mengelap mulutnya dengan anggun. Tangannya saling bertaut dan menopang wajahnya. Ia menatap Adnan dengan tajam.
" Ohh, kau bertanya kepadaku?" tanya Nai sinis.
" Iyalah, terus tanya pada siapa lagi?" jawab Adnan geram.
" Bukan urusanmu!"
Naisha langsung berdiri dan berjalan ke arah kamar. Mbok Yem terkekeh geli, ia sangat puas melihat wajah Adnan yang merah menahan kesal.
Brak!!
" Wanita silaan!"
Adnan menggebrak meja makan. Membuat gelas susu yang masih setengah penuh itu bergetar dan airnya memuncrat. Nai yang sudah berada di depan pintu kamarnya seketika langsung berhenti saat mendengar kata makian yang keluar dari mulut Adnan. Ia berbalik lalu berjalan cepat dan berhenti tepat di depan Adnan.
Plak!!
Sebuah tamparan ia layangkan tepat di pipi pria yang beberapa hari jadi suaminya itu. Nai tersenyum sinis, tatapan matanya tajam. Semua orang di rumah itu sungguh terkejut lebih lebih Adnan. Selama ini Adnan sangat tahu bahwa Nai adalah wanita yang lembut. Ia tidak menyangka bahwa Nai bisa berbuat sepertii itu.
" Ka-kau, apa yang kau lakukan hah!"
" Huh, puas sekali. Sungguh aku sudah dari kemarin kemarin ingin melakukan ini. Hei Adnan Sasongko. Kita sekarang bukan suami istri jadi kau tidak berhak mengetahui urusanku bahkan sampai menghinaku. Asal kau tahu, wanita yang selama ini kau anggap lemah dan bodoh ini bukan lah wanita yang mudah kau manipulasi dan kau tindas. Jangan beranggapan setelah membuatku jatuh cinta dengan mu aku akan nangis nangis tidak jelas dan mengharapkan dirimu kembali? Jangan mimpi! Selamanya aku tidak sudi, dan satu lagi jaga mulut busukmu itu. Wanita yang kau katai sialan adalah anak perempuan kesayangan kedua orang tuanya."
Nai membalikkan badan, ia kembali berjalan menuju kamarnya sambil mengibaskan tangannya yang panas karena habis menampar wajah Adnan.
" Woaaah rasanya puas juga."
Di sisi lain Adnan masih berdiri mematung dengan sisa sisa keterkejutannya. Bellia pun menuntun Adnan untuk kembali duduk. Dengan galak, Bellia minta es untuk mengompres kepada Mbok Yem. Tapi Mbok Yem acuh. Mbok Yem bahkan pergi meninggalkan pasangan tidak tahu diri itu. Dengan terpaksa Bellia mengambil sendiri es yang ada di kulkas untuk mengompres pipi Adnan yang terlihat merah bekas tamparan Naisha.
" Shhhh, pelan Bel. Ini lumayan sakit, auchhh," keluh Adnan.
" Iya tahan. Mengapa sih kau tidak menamparnya balik," sahut Bellia.
" Aku bukan banci yang tega memukul wanita," jawab Adnan singkat.
Jawaban itu sungguh asal keluar dari mulut Adnan. Dia bukan karena tidak tega menampar balik Naisha tapi ada rasa lain dari dirinya saat menatap mata cantik wanita yang pernah menjadi istrinya itu. Ia melihat Naisha sungguh berbeda saat mengucapkan kata kata yang membuat hati Adnan sedikit tercubit.
Tak lama Naisha keluar dari kamarnya dengan tampilan yang sudah rapi. Wanita 24 tahun itu mengenakan setelah celana panjang dan blazer warna navy. Rambut sebahunya ia biarkan tergerai dan di sisi kanan kepala tepatnya di atas telinga ia disisipkan pin rambut agar terlihat lebih rapi lagi. Adnan sejenak terpesona dengan tampilan Nai. Selama ini dia melihat Nai sangat biasa saja tapi entah mengapa kali ini Nai terlihat begitu cantik.
Adnan terpaku, bahkan ia memandang Nai tidak berkedip sedikitpun. Terang saja hal tersebut membuat Bellia kesal.
" Terus saja pandangi itu cewek sampai matamu keluar. Orangnya sudah pergi masih saja dilihati. Kenapa? Cantik? Aku masih kurang cantik, iya?"
Adnan membuang nafasnya kasar. Tidak mau bertengkar dengan Bellia, ia pun langsung mengajak Bellia untuk berangkat ke kantor. Ya Bellia adalah salah satu staf bagian pemasaran di perusahaan air mineral milik Adnan. Perusahaan air mineral yang dinamai Tirta Segar itu merupakan perusahaan keluarga Sasongko dan Bellia sudah bekerja disana selama 2 tahun.
Bellia dan Adnan sebenarnya menjalin hubungan sejak 2 tahun yang lalu juga. Adnan yang terpesona dengan Bellia saat pertama kali bertemu langsung mengutarakan cinta. Gayung bersambut, mengetahui bahwa Adnan adalah anak dari pemilik perusahaan tempatnya bekerja membuat Bellia tentu saja langsung menerima ajakan Adnan untuk menjalin kasih.
Namun hubungan mereka berdua tidak ada yang mengetahui. Adnan meminta Bellia merahasiakan terhadap keluarganya. Kedua orang tua Adnan yang sedari awal mengingikan Adnan menikahi Naisha tentu saja melarang Adnan untuk dekat dengan wanita manapun. Dwi sasongko, ayah Adnan meminta sang putra untuk bisa mengambil hati Naisha putri sulung Arjuna Dewantara itu.
Awalnya Adnan menolak, namun ancaman untuk tidak diberikan warisan membuat Adnan menyetujui permintaan sang papa. Bahkan dengan kejam Dwi akan mencoret nama Adnan dari kartu keluarga jika pria itu tidak menurut.
kenyataanya menjadi seperti sekarang. Pernikahan keduanya benar benar hanya sebatas kertas. Mengingat kata talak yang semalam lolos dari mulutnya, entah mengapa ada sedikit sesal di hati Adnan. Tapi itu semua tidak akan bisa mengubah apapun. Entah reaksi seperti apa yang akan kedua orang tua Adnan perlihatkan jika mengetahui sang putra telah bercerai secara agama dengan Nai.
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Adnan terus berpikir mengenai talak yang sudah dijatuhkannya. Ia berkali kali membuang nafasnya kasar. Entah mengapa perasaannya menjadi tidak karuan sekarang.
TBC
Doble up nih readers, jangan lupa ya sawerannya hihihi.
Happy reading. Matursuwun sanget untuk dukungannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
Adnan takut dicoret nama nya 😏
2024-05-21
0
sarah shen
yaiyalah adnan janda rasa perawan
yg pasti lebih menggoda 😂
2024-04-09
0
Miss Typo
dah bukan suami istri, skrg Nai kelihatan cantik bgt ya Adnan
2024-03-21
0