Nai dan Airin menuju lantai paling atas. Di sana lah ruangan CEO Star Building berada.
Tring ... Pintu lift terbuka lebar. Di sana sudah berdiri Teo menunggu kedatangan Nai.
" Mengapa kau tidak mengambil cuti mu Nai?"
" Haish om, tiap hari ketemu ini nggak usah pake cuti cuti an."
Teo membuang nafasnya kasar. Ia tau betul Nai sangat giat dalam pekerjaannya. Tapi dia tidak menyangka jika gadis itu akan bekerja dalam waktu dekat meskipun baru saja menggelar pernikahannya.
" Rin, apakah semua divisi sudah berkumpul di ruang rapat?"
" Siap sudah pak."
" Bagus. Aku akan kebawah menjemput big bos. Kau bersama Nai pergilah dulu ke ruang rapat."
Airin mengangguk. Saat berada di lingkungan kerja begini Airin dan Teo sangat profesional. Dia akan memanggil sang papa dengan sebutan pak. Tidak hanya Airin, Naisha pun juga melakukan hal yang sama. Jika berada di kantor tentu saja Nai akan memanggil Juna dengan sebutan Pak. Posisi Juna adalah pemilik dan pemegang kekuasaan tertinggi di Star Building.
Tak ... Tak .. Tak ...
Naisha diikuti Airin menuju ke ruang rapat. Di sana sudah duduk wajah wajah pucat menunggu sang Bos Besar datang.
" Selamat pagi semuanya ayo jangan tegang santai saja ya. Jika anda semua tidak melakukan kesalahan maka yakinlah Pak Juna tidak akan melakukan apapun terhadap anda semua."
Naisha tersenyum, ya senyumnya sungguh manis membuat semua orang sejenak melupakan kekhawatiran mereka. Padahal peristiwa ini tidak hanya terjadi sekali dua kali, namun mereka tetap saja gelisah.
Tak ... Tak ... Tak ..
Suara langkah kaki semakin mendekat menuju ruang rapat. Semuanya berdiri dan membungkuk memberi salam saat seseorang yang paling berkuasa di Star Building itu memasuki ruangan.
" Semuanya silahkan duduk," ucap Teo kepada seluruh peserta rapat.
" Bagaimana kabar kalian semua?"
Juna memulai rapat hari ini dengan bertanya kabar terlebih dahulu kepada para karyawannya. Sungguh meskipun dia terlihat begitu dingin namun dia adalah orang yang baik dia tidak pernah mempermasalahkan sesuatu jika memang orang tersebut tidak mempunyai kesalahan yang fatal.
Satu persatu divisi perusahaan tersebut membuat laporannya. Dimulai dari ARJ Adventure, Naure aoutdor dan ARJ TnT. Semuanya memberikan laporannya dengan lancar. Juna pun tersenyum puas, sang putri benar-benar bisa melakukan pekerjaannya dengan baik.
Pria paruh baya itu pun keluar dari ruang rapat dan menuju ke ruangan sang putri. Naisha yang tadi masih tertinggal di ruang rapat segera berlari keluar menemui sang ayah. Di sana Juna sudah duduk di sebuah Sofa. Naisha langsung mendekat dan memeluk ayahnya dengan erat.
" Kenapa hmm ... ?"
" Kangen ayah?"
" Benarkah?"
Juna sedikit merasa ada yang aneh dengan sang putri. Pelukan Naisha seperti mengisyaratkan ketakutan dalam dirinya bukan ketakutan lebih tepatnya seperti meminta sebuah perlindungan.
Juna sedikit mengerutkan keningnya, tampaknya dia harus menyewa seseorang untuk mengawasi putrinya. Tentunya dengan tanpa persetujuan atau sepengetahuan Naisha. Jika putrinya itu tahu pasti dia akan marah terhadap sang ayah.
" Kau sungguh pandai memimpin perusahaan Nai."
" Oh ayolah Ayah suruh putramu itu pulang. Aku tidak bisa sendirian terus mengurus perusahaan. Belum lagi saham-saham itu. Setiap rapat pemegang saham Nai sungguh kerepotan yah."
Juna tertawa terbahak-bahak mendengar omelan sang putri. Gerutuan itu membuat Juna tergelitik hatinya. Namun apa yang diucapkan Naisha memang benar. ia sungguh sibuk mengurus perusahaan milik ayah nya.
" Nai sayang, putri ayah yang baik hati dan cantik."
Naisha seketika menegakkan tubuhnya. Jika ayahnya tengah berbicara manis seperti itu berarti ayahnya akan meminta sesuatu kepadanya. Tubuh Naisha seketika meremang Ia mempunyai firasat yang tidak baik.
" Ada apa ayah, pasti ayah mau meminta sesuatu kan."
" Hehehe, putri ayah memang selalu tahu apa yang ayah Inginkan. Nai sayang besok datang lah ke RS Mitra Harapan. Besok di sana ada rapat pemegang saham dan ayah tidak bisa menghadirinya."
" Memang ayah mau kemana?"
" Ayah ada janji kencan dengan bunda mu. Ayah lupa kalau besok ada rapat pemegang saham, kalau ayah batalkan kamu tahu sendiri kan bisa berabe ayah nggak boleh tidur di kamar. Ya ... Tolong ya ... Please ..."
Nai membuang nafasnya dengan kasar ia tidak bisa menolak permintaan sang ayah terlebih ini menyangkut sang Bunda juga.
" Ya baiklah, yah suruh lah putramu itu untuk pulang segera. Jika ayah tidak mau meminta nya pulang Nai sendiri yang akan datang dan menariknya dengan paksa."
Juna mengangguk. Sepertinya memang sudah waktunya putra bungsu nya itu untuk kembali ke tanah air.
" Ya baik, ayah akan meminta adik laki laki mu itu untuk pulang."
" Nai pegang janji ayah. Kalau ayah ingkar janji Nai ngambek."
Juna mengusap lembut kepala sang putri. Juna mengangguk. Setelah itu pria paruh baya tersebut keluar dari ruangan Nai dan langsung mengambil ponselnya.
" Hallo ... Ya ... Aku ingin mengetahui tentang seseorang bisakah kalian membantu ku. Hmmm ... Namanya adalah Andan Sasongko. Aku ingin kalian mengawasi gerak gerik pria itu dan juga Naisha Gita Dewantara. Awasi keduanya. Aku ingin laporan yang faktual. Baik ... Terimakasih sebelumnya. Tolong lakukan dengan rapi ya."
Juna menghembuskan nafasnya perlahan. Ia merasa kehidupan rumah tangga putrinya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Kini ia hanya tinggal menunggu informasi dari Wild Eagle. Meskipun Juna memiliki orang orang tersendiri, namun Wild Eagle merupakan jaringan detektif swasta yang mumpuni di bidangnya. Hasil nya pasti juga akan lebih terpercaya. Dan lagi mereka sangat bisa menjaga rahasia.
Juna melenggang pergi menuju keluar Star Building. Pikirannya masih berkecamuk terhadap sang putri. Namun Juna berusaha untuk tetap percaya bahwa putrinya pasti bisa mengatasi apapun yang sedang dialaminya.
Sepeninggalan sang ayah, Nai menyenderkan punggungnya di kursi. Ia membuang nafasnya kasar. Wanita itu mencoba untuk berdamai dengan hatinya. Meskipun saat ini dia merasa sungguh sakit hati mengingat perlakuan Adnan kepada dirinya.
Nai kembali mengingat masa mas indah bersama Adnan, sungguh dia tidak pernah menyangka bahwa pria yang begitu dicintai nya tega berbuat seperti itu terhadapnya. Adnan yang dulu sangat terlihat begitu menyayanginya dan mencintai nya sungguh tega menyakiti hati nya.
Nai kembali menangis. Ia teriska. Tupanya hal tersebut tak lepas dari pandangan mata Airin. Airin yang tadinya ingin masuk ke runagan CEO urung. Gafis itu sedikit terkejut, tidak biasanya Naisha menangis sedih begitu.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Yus Nita
kan ada kak Kai, lo bisa minta bantuan pada ny Nai. dengan syarat jangan bicara dengan orang tua mu. pasti dia mau membantu
2025-02-23
0
martina melati
jangan lama2 sakitny nai /Brokenheart/
baikny kumpulin data, cari info penyebab adnan ingin balas dendam dg pak juna
2024-10-31
0
martina melati
nah betul nih...
2024-10-31
0