Hari pernikahan Naisha dan Adnan pun tiba. Hall Pandawa resort sudah di dekorasi dengan sedemikian mewah dan cantiknya untuk pagelaran putri dari cucu pertama Dewantara.
Naisha terlihat sangat cantik dengan kebaya putih dilengkapi dengan riasan pengantin jawa. Ya untuk akad nikah kali ini Naisha memilih busana adat jawa.
Haah, Naisha membuang nafasnya kasar. Gadis itu terlihat begitu gugup
Di dalam kamar pengantin itu Naisha ditemani oleh sang bunda juga sang tante.
" Apakah sangat gugup?"
" Iya tan. Apakah tante Alina saat menikah juga begitu gugup."
" Tentu sayang, semua wanita merasakan itu."
Namun ternyata kegugupan itu tidak hanya dimiliki oleh Naisha. Juna sang ayah pun sangat gugup berada di meja akad.
Kini Juna sudah berhadapan dengan Adnan. Pria yang sebentar lagi menjadi menantunya. Calon suami dari putrinya itu terlihat tenang.
" Baiklah mari kita mulai."
Suara pak penghulu memecah ketegangan Juna. Juna pun menjabat tangan Adnan dengan kencang dan mulai mengucapkan kalimat yang akan mengantarkan putrinya ke gerbang kehidupan yang baru.
Adnan menjawab dengan satu tarikan nafas.
" Sah ... !!!"
Kata yang paling ditunggu setelah kalimat akad diucapkan. Naisha menitikkan air matanya saat kata sah itu berkumandang. Gendis dan Alina pun mengapit Naisha untuk disandingkan dengan Adnan. Naisha begitu sangat cantik. Semua orang terpesona dengan dengan pengantin wanita.
Nai mencium tangan Adnan dan Sebaliknya Adnan mencium kening istrinya.
Prosesi pernikahan dan resepsi langsung digelar bersamaan. Para tamu satu persatu berdatangan. Juna sangat senang, ketiga sahabatnya datang. Rama, Sukhdev, dan Charles memberikan selamat secara bergantian. Istri istri merek apun menjabat dan memeluk Gendis mengucapkan rasa bahagia mereka atas pernikahan sang putri.
Senyum Naisha selalu mengembang di bibirnya.
Lambat laun semua tamu pun mulai kembali pulang.
" Ad, bawa istrimu beristirahat. Kami pulang dulu ya. Jaga putri kami baik baik."
" Iya yah."
Semua orang kembali ke rumah masing masing, tapi tidak dengan Adnan dan Naisha. Mereka akan bermalam di kamar president suit milik Pandawa Resort yang sudah disiapkann sebelumnya.
***
Nai dan Adnan berada di kamar. Keduanya telah selesai membersihkan tubuhnya masing masing.
Nai bahkan sudah memakai baju terbaiknya dan mengenakan wewangian. Nai memakai baju tidur tipis bertali spaghetti kecil. Lekuk tubuhnya terlihat sempurna.
Nai yang melihat Andan hanya mengenakan celana pendek dan bertelanjang dada seketika mendekati suaminya itu.
" Sayang."
Nai menyentuh tangan Adnan namun pria itu menariknya dengan cepat. Nai terkesiap dengan tindakan Adnan yang seolah olah enggan ia sentuh. Tapi Nai masih berusaha untuk mendekati sang suami. Namun lagi lagi Adnan menghindar.
" Ad kau kenapa?" Naisha pun tidak tahan lagi untuk bertanya mengenai sikap Adnan yang tiba tiba berubah.
" Jangan harap aku akan menyentuhmu!"
Duar ...
Perkataan yang Adnan lontarkan baru saja sungguh membuat Nai terkejut. Namun Nai sebisa mungkin menguasai hatinya.
" Ad maksudmu apa? Oh aku tahu kau pasti capek kan. Ya sudah kalau gitu mari istirahat." Naisha masih berusaha berpikir positif.
" Jangan berlagak bodoh Naisha. Kau adalah gadis yang cerdas. Kau tidak mungkin kan tidak tahu arti dari ucapan ku tadi."
" Maksudmu apa Ad, aku sungguh tidak mengerti."
Adnan menyeringai ia pun segera memakai bajunya kembali.
" Kau tidak mengerti, baik aku akan mengatakan dengan jelas kepadamu. Aku tidak akan menyentuhmu. Asal kau tahu Nai, aku tidak pernah mencintaimu sama sekali. Kau pikir aku menikahi mu karena aku mencintaimu? Tidak kau salah."
Naisha sungguh terkejut dengan ucapan pria yang sudah menjadi suami nya itu. Ia mencengkeram baju tidurnya dengan erat. Air matanya sudah jatuh ke pipi nya yang mulus.
" Lalu ... Lalu kenapa kau menikahi ku, terus satu tahun kebersamaan kita itu kau anggap apa? Main main hah!!"
Adnan tertawa, ia acuh dengan istrinya yang sudah menangis itu. Adnan malah duduk santai di ranjang, pria itu bahkan menyilang kan kakinya dan melipat kedua tangannya di depan dada.
" Heh, asal kau tahu. Aku menikahi mu karena aku menginginkan harta mu. Tapi ternyata kau tidak sebodoh yang kupikirkan. Karena kau tiba tiba membuat surat perjanjian pra nikah. Huh dasar wanita sialan!"
Deg ...
Dada Naisha seperti dihimpit bongkahan batu yang amat besar. Ia sungguh merasa tidak bisa bernafas saat ini. Hatinya begitu sakit seperti ditusuk ribuan jarum.
" Ceraikan aku."
" Hahaha pasti, aku pasti akan menceraikan mu. Tapi tidak saat ini."
" Lalu untuk apa Ad. Untuk apa kita menikah jika kau tidak ingin bersamaku!"
Adnan kembali menyeringai, ia mendekatkan dirinya kepada Naisha lalu mencengkeram dagu milik Naisha.
" Aku ingin menghancurkan kesombongan ayah mu."
" Heh ... Dasar bajingan kamu Ad. Ayah sangat baik padamu dan kau bilang ayahku sombong."
" Baik kau bilang, dia menginjak injak ku seakan aku tidak berguna. Dan asal kau tahu Nai ayah mu lah yang menyebabkan keluargaku hancur."
Naisha menggeleng. Dia tidak percaya. Ayah nya bukanlah orang yang bodoh membiarkannya menikah dengan seseorang yang pernah jadi musuhnya. Pasti ini ada sesuatu yang lain terjadi dan Nai merasa harus mencari tahu
" Aku tidak percaya semua ucapan mu. Sekali pembohong tetap saja pembohong. Kau memang pria matrealistis. Beruntung aku bisa memisahkan harta orang tuaku."
Adnan mencengkeram erat dagu Naisha dan mengibaskannya. Ia merasa sangat marah.
" Jangan harap kau bisa bercerai dengan ku sebelum aku bisa mendapatkan apa yang aku mau."
" Silahkan, aku tidak takut. Sejauh mana kau akan bisa melakukan itu."
Naisha lalu membuka kopernya dan mengambil baju lain. Ia berlalu ke kamar mandi.
Brak ...
Air mata nya tumpah sudah. Ia sudah menahannya terlalu lama dan akhirnya tak terbendung. Ia merasa bersalah kepada sang bunda karena ternyata firasat bundanya benar. Meskipun tadi di depan Adnan ia seakan akan kuat, namun rupanya hati kecilnya tetap sakit. Pria yang ia cintai dengan sepenuh hati ternyata hanya ingin menjadikannya alat.
Nai pun segera menghapus air matanya.
" Tidak, aku tidka boleh lemah. Aku harus kuat. Aku pasti akan menemukan kebenaran itu."
Nai kembali memakai pakaiannya. Celana panjang dan sweater yang menjadi pilihan outfitnya sekarang. Ia tidak akan sudi memperlihatkan tubuhnya kepada pria bajingan itu.
" Aku akan berusaha mematikan rasaku padamu Ad. Kau sungguh tidak berhak mendapatkan apapun termasuk cintaku."
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
martina melati
astaga... makianny kasar sekali
2024-10-31
0
martina melati
iy, dtanya kenapa lanjut menikah jika tidak mencintai??
2024-10-31
0
Ari Peny
bagus nai jadilah wanita tangguh dan tegas
2024-10-29
1