Naisha yang baru saja masuk ke ruangannya tiba tiba berlari kembali keluar. Ia terlihat begitu terburu buru hingga panggilan dari Airin pun ia acuhkan.
" Kenapa Naisha, Rin?" tanya Teo.
" Entah pa, Airin juga nggak tahu. Kak Nai baru aja masuk tapi langsung pergi lagi. Kayaknya buru buru gitu," jawab Airin kepada sang papa.
Keduanya pun kembali ke ruangan masing masing dan menyelesaikan pekerjaan.
Di sepanjang jalan Nai begitu cemas. Tiba tiba mendapat panggilan telepon dari rumah sakit saat baru akan memasuki ruangannya, sungguh membuatnya tidak bisa berpikir dengan tenang.
" Anak ituuuu, haish. Semoga tidak terjadi apa apa."
Nai melajukan mobilnya dengan sedikit lebih kencang agar bisa segera sampai di rumah sakit.
Di dalam ruangan rawat rupanya Rey tengah ditangani oleh Nataya. Ya tadi saat motornya disenggol oleh mobil yang tidak bertanggung jawab, beberapa ornag yangenolong memanggil ambulance. Dan, ada disinilah Rey sekarang berada.
" Gue nggak apa apa kan Nat?"
" Enggak, cuma emang ada geser tulang dikit aja di kaki lo. Sama tuh luka ringan."
Rey bernafas lega. Ia tahu betul bagaimana khawatirnya sang bunda kalau anak anaknya sakit, dan ia tidak ingin bunda dan ayahnya buru buru pulang dari liburan jika tahu dia saat ini terluka.
" Lo nggak lihat siapa orangnya Rey?"
" Kagak Nat, mobil itu langsung pergi gitu. Untung gue nggak ngebut tadi jadi kesenggol nggak guling guling tuh motor. Cuma emang agak gelap bentar aja pandangan gue saat nih pala kena aspal. Untuk helm fullface jadi aman."
Nata mengangguk, tadi dia juga sudah memindai kepala kepala Rey dan semua baik baik saja.
Brak!!!
" Rey are you ok?"
Rey dan Nata sama sama terkejut dnegan suara pintu yang dibuka dengan kencang. Namun keduanya lebih terkejut lagi dengan siapa yang muncul dari balik pintu.
" Mampus, Mbak Nai kesini, siapa sih yang ngasih tau?" gumam Rey lirih.
" Looh kok noona bisa disini, ada hubungan apa dia sama Rey," Nata pun ikut bermonolog.
Nai berjalan mendekat, Rey siap kena omel sang kakak. Ia pun memejamkan matanya. Namun rupanya bukan omelan yang ia dapat tapi sebuah pelukan erat.
Lagi dan lagi kedua pria itu terkejut dengan apa yang dilakukan Naisha.
" Dokter apa yang terjadi dengan adik saya?"
" Adik?? Noona dan Rey adik kakak? Bagaimana bisa? Rey, kau adiknya Noona Nai?"
Bukannya menjawab pertanyaan Naisha, Nataya malah balik bertanya. Ia sungguh bingung dengan kejadian di depannya itu. Rey adiknya Naisha, berarti Rey adalah putra dari Arjuna Dewantara. Tapi bagaimana bisa dia tidak tahu? Nataya mengusap kepalanya yang tidak gatal itu dengan sedikit kasar. Dokter muda itu bahkan menepuk nepuk kepalanya latena saking tidak mengertinya.
Rey dan Naisha hanya saling pandang. Kakak beradik itu pun merasa aneh dengan sikap Nataya.
" Kau kenal dengan dokter Nataya Rey?"
" Kenal, dia kan teman ku mbak. Oh iya Nat, kenalkan dia kakakku namanya Naisha."
" Eeeh kunyuk, kok gue nggak pernah tahu lo anaknya Arjuna Dewantara?"
Rey hanya nyengir kuda, ia selama ini memang tidak pernah membawa embel embel Dewantara saat mengenalkan diri bersama teman temannya. Rey juga tidak pernah ikut di acara keluarga atau ikut tampil di publik jadi ya tidak banyak yang tahu kalau dia adalah putra kedua dari Arjuna Dewantara.
Akhirnya Rey menjelaskan kepada snag sahabat siapa dia sebenarnya. Nataya hanya mendengus pelan, toh selama ini juga dia tidak pernah bertanya mengenai keluarga Rey. Yang dia tidka habis pikir ialha dia menyukai kakak dari sahabatnya yang sudah bersuami itu. Nata kembali mengusap wajahnya kasar.
" Oh iya dok, bagaimana keadaan Rey?"
" Eh, maaf Noona. Tidak ada yang serius. Paling seminggu juga sudah baikan kok. Oh iya Noona bolehkah saya berbicara kepadamu."
Naisha mengerutkan kedua keningnya. Ia berpikir apakah ini karena sang adik? Apakah adiknya terluka parah? Nai pun mengangguk dan keduanya berjalan keluar ruangan Rey. Rey hanya menatap kakak dan sahabatnya dengan wajah bingung.
" Ada apa sebenarnya di antara mereka berdua?"
Nataya mengajak Naisha pergi ke ruangannya. Ia lalu menutup pintunya dan mempersilahkan Naisha untuk duduk terlebih dulu.
" Apa ada yang serius dengan Rey dok?"
Nataya menggeleng, ia kemudian mengeluarkan ponselnya dan memutar video yang berhasil direkam semalam. Naisha sungguh terkejut melihat isi ponsel Nataya tersebut.
" Bagaimana kau bisa mendapatkan video ini?"
Nada bicara Nai berubah menjadi dingin. Nataya sesaat terkejut dengan perubahan mimik muka dan nada suara wanita di depannya itu.
" Aku tidak sengaja mengikuti suami noona setelah mengantar noona semalam."
" Berarti kau tahu dimana rumah wanita dalam video itu?"
Nataya mengangguk. Ia sedikit heran karena sepertinya Naisha tidak terkejut dengan ulah bejat suaminya.
" Kirim video nya kepadaku, tapi aku harap dokter tetap diam dan tolong jangan beritahu Rey soal ini. Ini adalah urusan pribadi ku. Sungguh aku berterima kasih tapi aku harap dokter tidak usah ikut campur."
Nataya membuang nafasnya kasar. Ia sudah tahu bahwa Naisha akan berbicara seperti itu kepadanya. Tapi dia memaklumi hal itu. Dia bukanlah siapa siapa bagi Nai jadi benar kata Nai bahwa dia tidak perlu ikut campur.
" Baiklah noona, aku akan menuruti semua yang noona mau."
Naisha tersenyum simpul, kemudian ia mengambil nafasnya dalam dalma dan membuangnya perlahan. Ia sungguh malu kelakuan bejat Adnan diketahui oleh orang lain yang mana orang itu adalah putra relasi ayah nya.
Setelah mengirimkan video tersebut dan memberikan alamat rumah yang Nataya ketahui, Naisha pun berpamitan untuk kembali ke ruang rawat Rey. Sekali lagi Naisha mengucapkan terimakasih kepada Nataya.
Wanita cantik itu melenggang pergi keluar dari ruangan Nataya. Namun tiba tiba langkahnya terhenti saat mendengar ucapan Nataya.
" Noona, jika dia hanya menyakitimu maka tinggalkan. Aku siap untuk membawamu pergi dari pria brengsek itu!"
Nai sungguh tidak mengerti apa yang diucapkan Nataya. Ia membalikkan badannya dan melihat dokter muda itu. Naisha tersenyum kecil lalu kembali melenggang pergi. Meskipun begitu hati Naisha merasakan sedikit kelegaan. Entah apa itu dia sendiri juga tidak mengetahuinya.
Sedangkan Nataya, tangannya mengepal sempurna. Entah apa yang merasukinya, namun ia membulatkan tekad untuk mendekati noonanya itu. Sungguh ia tidak terima Naisha dikhianati oleh suaminya. Nataya pun berpikir ada yang tidak beres dengan pernikahan keduanya.
" Uncle, can you help me?"
" Hey Nat, what happened?"
" Aku ingin uncle Drake mengirimkan orang untuk mengawasi nama nama yang akan ku sebutkan."
" Oke, sesuai permintaanmu son. Don't worry. I will do that."
" Thank You uncle."
Nataya rupanya menghubungi Drake. Pria paruh baya yang berada di seberang sana mengerutkan kedua alisnya melihat nama nama yang dikirimkan oleh Nataya. Ia merasa harus melaporkan hal tersebut kepada Queen.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Bunga Ros
thor critane jgn terlalu meter meter y. ya jht cot j di sinetron biar bhgnya lama.
2024-02-06
0
Nuryati Yati
ayo Nat ojo lama2 lngsung hbisi aja Adnan
2023-10-03
0
Truely Jm Manoppo
wah kurang ajar si Adnan ... nabrak org kabur, eh yg kena adik iparnya sendiri. Semoga ketahuan.
2023-09-22
0