Keduanya benar benar menempati rumah baru mereka. Lantai atas di desain dan di isi properti sesuai kemauan Adnan. Begitu juga sebaliknya lantai bawah di isi oleh properti sesuai keinginan Naisha.
Mereka hidup bersama tapi sendiri sendiri. Tidak diketahui oleh Adnan bahwa setiap malam Naisha menangis. Namun pada hakikatnya Nai juga tidak ingin Adnan tahu bahwa dalam hati Nai masih ada nama Adnan. Nai tidak ingin pria itu besar kepala jika tahu dirinya masih dada dalam pikiran Nai.
Bagaimanapun juga menjalin kasih selama setahun sudah berhasil membuat hati Nai bertaut dengan nama Adnan.
Ketika Nai merasa mantab menuju ke jenjang pernikahan berati dia sudah memilih laki laki yang ia rasa bisa menjadi imam yang baik buatnya. Namun rupanya realita tidak seindah ekspektasi. Harapan Nai membina rumah tangga yang sakinah mawadah dan warohmah seperti ayah dan bunda nya tampaknya tidak akan pernah terwujud dengan Adnan.
" Huft .... Sudahlah. Tidak ada gunanya menangisi bajingan tengik itu."
Nai berjalan keluar kamar dan hendak menuju dapur. Namun rupanya Adnan baru saja pulang. Tapi sepertinya Adnan tidak pulang sendiri. Nai yang hendak melangkah kaki nya pun urung.
" Sayang ... Apakah tidak apa apa kalau aku datang kesini."
" Tentu tidak ada masalah babe. Dia tidak ada hak melarang, karena ini rumah ku."
Adnan mencium rakus bibir wanita tersebut. Bahkan si wanita sudah berada di gendongan Adnan tanpa melepas pagutan mereka.
Naisha membelalakkan matanya. Hatinya kembali hancur. Rupanya suaminya itu memiliki wanita lain dibelakangnya. Atau bisa saja wanita itu adalah kekasihnya yang sebenarnya dan dia hanyalah sebuah alat yang hanya akan dimanfaatkan.
Nai mencengkeram hendel pintu kamarnya dengan begitu erat. Ia mengambil nafas dalam dalam dan berjalan santai melewati pasangan mesum itu.
" Kalau mau bermain jangan di sini. Malu dilihat orang. Main saja di kamar. Cih ... Dasar tidak tahu malu."
Adnan yang mendengar ucapan Naisha begitu geram. Ia hendak melontarkan makian namun seketika dilarang oleh wanita yang ada di pangkuannya itu.
" Jangan sayang kita belum dapat apa apa darinya."
" Huh brengsek. Bellia ayo kita ke atas!!'
Adnan segera bangkit dari duduk nya dan menarik tangan si wanita lalu membawanya ke kamarnya.
" Bellia ?? "
Nai bergumam, ia pun menghubungi seorang detektif swasta untuk mencari informasi mengenai wanita yang jadi kekasih suami brengseknya itu.
Setelah mengambil air minum Nai pun kembali ke kamarnya. Sungguh hatinya bergetar menahan amarah. Tapi ia berusaha untuk kuat. Ia tidak mau kalah dengan suami durjana nya itu.
" Jika kau hanya ingin memanfaatkan ku maka aku akan membuat kau tidak bisa melakukannya. Oh iya aku harus mencari tahu juga permasalahan apa yang terjadi di keluarganya. Mengapa dia bisa menyalahkan ayah. Aku tidak akan terima jika ayah difitnah oleh pria itu."
Nai kini mempunyai tujuan lain masih bertahan dengan pernikahannya. Yakni mencari kebenaran. Ia ingat akan ucapan Adnan yang menikahinya karena ingin membalas perbuatan ayah nya. Ia harus membuktikan sendiri apakah itu benar atau tidak.
🍀🍀🍀
Malam berubah menjadi fajar. Matahari kali ini sungguh bersinar cerah. Nai keluar dari kamarnya sudah rapi.
" Mbok, saya berangkat dulu ya."
" Non tidak sarapan."
" Tidak mbok, Nai buru buru."
Mbok Yem mengangguk. Sungguh ia sangat kasihan melihat nona nya itu. Andai ia bisa berbicara, dia akan mengadukan kelakuan bejat suami nona nya kepada tuan besar nya. Namun Nai sudah mengultimatum Mbok Yem untuk tidak berkata apapun yang terjadi di rumah itu. Mbok Yem pun terpaksa berjanji. Dia tidak ingin nona nya semakin sedih.
" Apakah tidak boleh lapor ke tuan dan nyonya?"
" Jangan mbok. Nai nggak mau ayah dan bunda sedih. Tenang mbok, Nai akan mengatasi ini semua. Lagian Nai juga akan bercerai dia pria brengsek itu. Nai sudah mengubur rasa cinta yang pernah ada untuknya dalam dalam."
Mbok Yem kembali mengingat ucapan Nai tempo hari saat Mbok Yem datang ke sini diminta nyonya nya untuk membantu mengurus rumah. Pak Bejo sang supir pribadi Nai pun juga sudah di ultimatum oleh Nai agar tetap tutup mulut.
Mbok Yem dan Pak Bejo sama sama sudah bekerja lama di kediaman Juna. Mereka mengenal betul karakter nona mereka. Dan pada akhirnya ke dua orang tersebut pasrah.
" Pak Jo ... Langsung ke Star Building ya."
" Siap non. Tapi tumben pagi bener non."
" Iya biasa lah banyak kerjaan yang numpuk. Dan nanti ayah mau sidak katanya."
" Hahaha pasti para karyawan pada takut."
" Ember ... "
Pak Jo langsung melajukan mobilnya ke Star Building. Sesuai perintah nona nya ia pun mengemudi lebih cepat.
Ya hari ini Arjuna Dewantara pemilik Star Building itu hendak melakukan kunjungan ke perusahaannya. Semua karyawan akan tegang jika bos besar mereka datang.
Juna terkenal dingin terhadap para karyawannya. Ia akan lembut jika dihadapan sang istri dan sang putri.
Maka setiap kabar kedatangannya ke Star Building beredar para karyawan akan menyiapkan segala hal terkait laporan perusahaan dengan semaksimal mungkin. Beruntung Naisha adalah CEO yang ramah sehingga mereka merasa terselamatkan jika Naisha berada di sisi Big Boss.
" Halo om Teo. Ayah belum sampai kan?"
" Belum Nai, tapi katanya udah on the way ke sini."
" Ok .. Nai udah di parkiran kok. Tunggal naik aja."
Nai menutup panggilannya lalu turun dari mobil.
" Pak Jo, inget pesen Nai oke?"
Pak Jo mengangguk dan tersenyum sambil mengangkat tangan nya seperti tanda hormat.
Nai kemudian masuk ke dalam Star Building. Semua karyawan menghela nafas kelegaan melihat sang CEO datang.
" Kenapa muka pada pucet gitu."
" Huft ... Bu Nai kayak nggak tahu aja. Kan big bos bakalan dateng. Kirain Bu Nai bakalan cuti lama."
" Nggak, aku nggak tega lihat wajah wajah kalian itu."
Nai terkekeh geli melihat wajah para karyawannya. Sedangkan dari dalam seorang wanita cantik berusia lebih muda dari Nai memanggil dan melambaikan tangan.
" Kak Nai!!"
" Im coming. Jangan berteriak begitu. Ntar suara mu habis."
Nai berjalan perlahan menghampiri wanita itu.
" Kak Nai, kok tenang tenang aja sih Big Bos dateng nih. Serem tau."
" Yang kamu bilang serem itu ayah ku lho Rin."
Wanita yang bernama Airin itu hanya nyengir kuda. Ia kadang lupa jika CEO nya ini adalah putri pemilik perusahaan. Ya, Airin adalah sekertaris pribadi Naisha. Keduanya sangat dekat karena memang teman sejak kecil. Airin dan Naisha hanya terpaut usia dua tahun keduanya merupakan sabat dekat. Dan perlu kalian tahu Airin adalah putri dari Teo sang asisten Big Bos.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
martina melati
emang... kenyataan sering bikin kecewa bahkan terluka... mendiang diawal sdh dketahui drpd kelamaan, toh sdh ada perjanjianny. siasatin aja, spt msh perawan, nah djaga tuh nai/Ok/
2024-10-31
0
martina melati
iy, gk usah buang2 air mata nai... nti bengkak matamu dan hatimu bakan terluka... anggap aja hidup sthn drumah yg sama ibarat kost
2024-10-31
0
martina melati
eh, nai pilih kmr dbawah y
2024-10-31
0