Perpisahan

Erhan mengajak Nisa ke pantai terdekat untuk menghabiskan waktu sebelum mereka berpisah nanti. Mereka berjalan beriringan seperti dua sejoli yang sedang berjalan bersama, tanpa pegangan tangan atau berangkulan. Hanya berjalan saja dengan menenteng sepatu menikmati indahnya pantai dan membiarkan air laut yang sesekali menyentuh kaki mereka.

"Nisa, aku harap kau akan selalu mengingat hari ini. Hari dimana kita menghabiskan waktu berdua." kata Erhan setelah mereka berjalan cukup lama dan berhenti dengan memandang lautan lepas.

Nisa hanya diam, karena dia sendiri tidak tahu apa yang dia rasakan.

"Aku harap kau akan memikirkan baik-baik keputusan mu nanti, dan memberiku kabar yang menggembirakan." kata Erhan kemudian, karena Nisa tak segera angkat bicara.

"Dan setelah ini, aku harap komunikasi kita tidak putus, kita akan tetap bertelponan dan Video call walau apapun keputusanmu. Kita akan teteap berteman, menjalin silaturahmi walau dengan jarak yang cukup jauh. " Erhan terkekeh.

Nisa menoleh ke arah Erhan dengan pandangan tak mengerti.

"Erhan, kenapa kau terlihat putus asa? padahal aku belum memutuskan apapun. Semua yang kau pikirkan belum tentu terjadi, karena aku masih memikirkannya. Dan aku masih punya orang tua dan kakak yang harus aku mintai pendapat. Aku tidak memutuskan hal besar seperti ini tanpa campur tangan keluarga ku. " kata Nisa dengan nada sedikit kesal. Karena merasa Erhan mengambil sebuah kesimpulan yang belum tentu terjadi.

Erhan tersentak dengan perkataan Nisa, karena selama ini dia melupakan sesuatu, yaitu keluarga Nisa. Dia seperti seorang yang egois, yang hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa campur tangan keluraga, terutama mamanya juga.

"Maafkan aku Nisa, kalau perkataanku menyinggung mu. Aku merasa sangat egois. " kata Erhan dengan melepaskan pandangannya ke langit luas.

"Sudahlah, tidak apa-apa. Kita akan kembali ke Negara kita masing-masing, kau akan pulang nanti malam, sedangkan aku entah esok atau lusa aku akan pulang. Kita akan membicarakan semua ini kepada keluarga kita masing-masing, meminta pendapat dari mereka. Dan aku yakin, kau juga belum membicarakan masalah ini kepada keluargamu kan? " ucap Nisa telak.

"Iya kau benar. " kata Erhan dengan memasukkan tangannya ke dalam saku celannya. "Aku benar-benar memutuskan semua sendiri. "

Nisa menanggapi perkataan Erhan dengan senyuman.

"Tidak apa-apa ini semua memang terlalu cepat bagi kita, terutama bagiku yang belum pernah mengenal lawan jenis sedekat ini. Dan perasaan mu itu juga tidak salah. Karena perasaan itu juga datangnya tiba-tiba tanpa kita tau kapan datangnya. " kata Nisa sedikit menenangkan Erhan.

"Aku akan tetap menyimpan cincin pemberianmu ini, dan akan tetap memberikan jawaban setelah aku berbicara dengan keluargaku dan menjalankan sholat istikharah. Karena kita juga punya Tuhan, yang patut kita mintai petunjuk dalam melangkah. " kata Nisa kemudian.

Mendengar perkataan Nisa Erhan merasa sedikit lega. Karena Nisa sama sekali tidak marah karena perbuatannya yaang terlalu terburu-buru tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu.

"Baiklah Nisa, terima kasih karena kau masih mau memikirkannya. " Erhan menoleh kearah Nisa dan Nisa membalasnya mereka tersenyum bersama.

"Ayo kita kembali, ini sudah sore. bukankah kau akan kembali? " ujar Nisa mengingatkan.

"Iya kau benar. Ayo kita kembali."

Mereka akhirnya kembali ke hotel tempat mereka menginap. Setibanya di hotel Erhan tidak langsung ke kamarnya dia menemui resepsionis untuk menanyakan apakah semua barangnya sudah di siapkan. Nisa yang heran hanya memperhatikan Erhan. Tak lama seorang bellboy mengantarkan sebuah koper kepada Erhan, dan Erhan menerimanya dan memberikan uang tips untuk pegawai hotel tersebut.

Erhan kemudian menemui Nisa yang masih berdiri menunggunya.

"Nisa, maaf. Karena mungkin pertemuan kita kali ini sampai di sini. Karena aku sudah harus kembali. " Kata Erhan

"Sekarang? "

"Iya." Erhan mengangguk. "Dan maafkan aku kalau kedatanganku ini mengganggumu dan mengejutkanmu. "

"Tidak apa-apa Erhan, kau sama sekali tidak menggangguku. Aku senang bertemu denganmu, dan terimakasih karena kau sudah datang jauh-jauh hanya untuk menemuiku di sini. "

"Iya, karena aku sangat penasaran dengan wanita yang slow respon ketika di chat. " Erhan terkekeh ketika mengingat kekonyolannya saat tidak segera mendapat balasan dari Nisa.

Nisa menaikkan alisnya tidak mengerti dengan ucapan Erhan.

"Ah tidak apa-apa Nisa, aku hanya penasaran waktu itu, sehingga aku nekat kemari untuk menemuimu. Dan saat bertemu denganmu kau telah mengalihkan duniaku. " gombal Erhan.

Nisa yang di gombali merasa malu dan menundukkan kepalanya.

"Nisa tatap aku. " kata Erhan yang kemudian berkata serius.

Nisa langsung mengangkat wajahnya dan memandang mata Erhan lekat. Begitu pula dengan Erhan yang juga menatap mata Nisa dengan Lekat

"Aku akan menunggu jawaban darimu, aku serius ingin menjadikanmu istriku di masa yang akan datang. Apapun yang terjadi, aku ingin mempersunting mu, aku akan meyakinkan mamaku. Dan menunggu jawaban darimu. " ujar Erhan dengan nada dan tatapan penuh keseriusan.

Nisa tercekat mendengar perkataan Erhan, matanya tidak bisa beralih dari mata hazel milik Erhan. Jiwanya seolah terbang bersama kata-kata Erhan yang memabukkan.

"Nis... " Erhan mencoba menyadarkan Nisa dari lamunannya.

"Maafkan aku. " Nisa yang tersadar langsung menundukkan wajahnya.

"Aku pamit, dan kau hati-hati di sini ya. Jangan lupa hubungi aku, dan angkat telponku dan balas chat dariku. Cepatlah pulang dan beri aku kabar baik. " kata Erhan berjalan meninggalkan Nisa.

Nisa terpaku melihat tubuh Erhan yang beranjak menjauh dan hendak membuka pintu mobil.

"Erhan... " Nisa berteriak memanggil Erhan.

Erhan yang merasa namanya di panggil pun menghentikan tangannya yang hendak membuka pintu mobil, lalu menoleh ke belakang. Dilihatnya Nisa berlari menghampirinya. Erhan tersenyum, dan berkhayal Nisa berlari dan langsung memeluknya seeprti adegan film india. Namun itu hanya khayalan Erhan. Yang terjadi, Nisa hanya mendekat padanya dan berkata.

"Hati-hati Erhan, semoga kau selamat sampai tujuan. Dan hubungi aku jika kau sudah sampai, agar aku tak khawatir. "

Erhan yang mendengar perhatian dari Nisa merasa sangat senang. Walau tidak mendapat pelukan perpisahan dari Nisa seperti hayalannya. Perhatiannya saja sudah cukup untuk saat ini.

"Tentu, aku akan menghubungimu ketika aku sampai. Dan kau harus harus mengangkat ponselmu. " ujar Erhan dengan senyuman lebar.

Nisa mengangguk dan tersenyum melepas kepergian Erhan yang masuk ke dalam mobil. Dan melambaikan tangan mengantar kepergian nya. Seperti ada yang hilang dalam diri Nisa setelah mobil Erhan tak terlihat lagi. Sungguh Nisa juga tak mengerti dengan perasaannya sendiri.

Di dalam mobil yang melaju menuju bandara, Erhan membuka ponselnya, dan melihat galeri foto yang dipenuhi wajah Nisa dengan berbagai pose.

"Seperti ada yang hilang dalam diriku Nis. Hari ini tidak akan pernah aku lupakan. Hari dimana kita menghabiskan waktu berdua. Dan semoga kau memberiku jawaban yang aku inginkan, agar kita bertemu lagi dalam ikatan suci. " gumam Erhan dengan membelai wajah Nisa dalam ponselnya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Totoy Suhaya

Totoy Suhaya

srmngt....

2024-04-25

0

Emi Wash

Emi Wash

aamiin....

2024-04-24

1

ira rodi

ira rodi

sedih mereka berpisah....nisa cepatlah beri kabar baik agar erhan segera menemuimu untuk melamarmu....

2024-03-15

1

lihat semua
Episodes
1 Anisa Humaira
2 Erhan Farhat
3 Perjodohan Online.
4 Penasaran
5 VC
6 Meminta Ijin
7 VC 2
8 Anak Nakal
9 Kejutan
10 Mengantar Ke Hotel
11 Pemeran Pengganti
12 Seperti Pengantin Betulan.
13 Rasa Bersalah
14 Bertemu Mama Aylin
15 Kejutan Tak Terduga
16 Perpisahan
17 Tidak Bisa Tidur
18 Kembali Bekerja
19 Curhat Dengan Mama
20 Curhat Dengan Ibu
21 Pendapat Keluarga
22 Kecurigaan Ayah dan Arkan
23 Perasaan Gelisah
24 Terbang Ke Indo
25 Pertemuan
26 MeRasa Bersalah
27 Bertemu Calon Mertua
28 Introgasi (Yang Sebenarnya)
29 Jalan - Jalan
30 Meyakinkan Diri
31 Yes
32 Kedatangan Mama Aylin
33 Acara Dadakan
34 Persiapan dan Kedatangan Dua Sahabat
35 Nasehat Dari Sahabat
36 Yes or No
37 Restu
38 Misi Mendekatkan Sahabat
39 Persiapan ke KUA
40 Persiapan Pernikahan
41 Sah
42 Belum Siap
43 Malam Pertama
44 Kepulangan Mama Aylin
45 Panggilan Sayang
46 Pamitan
47 Sore Yang Panas
48 Memboyong Istri.
49 Mengenalkan Istri
50 Kepergok
51 Mengunjungi Butik
52 Rencana Resepsi
53 Nyalon Bareng Mama
54 Masa Lalu Erhan
55 Buka Puasa
56 Gara-gara Erhan
57 Rahasia Nisa???
58 Bertemu Benazir
59 Rencana Terselubung Nisa
60 Memberi Pelajaran
61 Kemarahan Nisa
62 DPD
63 Insiden
64 Baik-baik Saja
65 Manja
66 Dua Bocah Tua
67 Kepulangan Erhan
68 Kedatangan Orang tua Shofi
69 Kedatangan Keluarga Nisa.
70 Ratu Di Rumah Ini
71 Kecurigaan Nisa
72 Kejutan Di Hari Pernikahan
73 Periksa Kehamilan
74 Keinginan Babby
75 Persiapan Tujuh Bulanan
76 Berkunjung Ke Panti
77 Pembeli Adalah Raja
78 Kontraksi
79 Welcome to The World Baby Boy
80 Vedat Murad Khan
81 Aku Yang Memimpin
82 Gara-gara Erhan ( 2 )
83 Twins
84 Produksi Bayi
85 Hot Daddy
86 Keinginan Nisa
87 Keputusan Ibu Negara
88 Pernikahan Alima dan Kemal
89 Dan Terjadi Lagi
90 Kelahiran Baby Twins
91 Promosi Novel
92 Baby Zaydan dan Baby Zoya
93 Happy Ending
94 Boncap 1
95 Bonchap 2
96 Cinta Kasih Sang Pewaris
97 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Anisa Humaira
2
Erhan Farhat
3
Perjodohan Online.
4
Penasaran
5
VC
6
Meminta Ijin
7
VC 2
8
Anak Nakal
9
Kejutan
10
Mengantar Ke Hotel
11
Pemeran Pengganti
12
Seperti Pengantin Betulan.
13
Rasa Bersalah
14
Bertemu Mama Aylin
15
Kejutan Tak Terduga
16
Perpisahan
17
Tidak Bisa Tidur
18
Kembali Bekerja
19
Curhat Dengan Mama
20
Curhat Dengan Ibu
21
Pendapat Keluarga
22
Kecurigaan Ayah dan Arkan
23
Perasaan Gelisah
24
Terbang Ke Indo
25
Pertemuan
26
MeRasa Bersalah
27
Bertemu Calon Mertua
28
Introgasi (Yang Sebenarnya)
29
Jalan - Jalan
30
Meyakinkan Diri
31
Yes
32
Kedatangan Mama Aylin
33
Acara Dadakan
34
Persiapan dan Kedatangan Dua Sahabat
35
Nasehat Dari Sahabat
36
Yes or No
37
Restu
38
Misi Mendekatkan Sahabat
39
Persiapan ke KUA
40
Persiapan Pernikahan
41
Sah
42
Belum Siap
43
Malam Pertama
44
Kepulangan Mama Aylin
45
Panggilan Sayang
46
Pamitan
47
Sore Yang Panas
48
Memboyong Istri.
49
Mengenalkan Istri
50
Kepergok
51
Mengunjungi Butik
52
Rencana Resepsi
53
Nyalon Bareng Mama
54
Masa Lalu Erhan
55
Buka Puasa
56
Gara-gara Erhan
57
Rahasia Nisa???
58
Bertemu Benazir
59
Rencana Terselubung Nisa
60
Memberi Pelajaran
61
Kemarahan Nisa
62
DPD
63
Insiden
64
Baik-baik Saja
65
Manja
66
Dua Bocah Tua
67
Kepulangan Erhan
68
Kedatangan Orang tua Shofi
69
Kedatangan Keluarga Nisa.
70
Ratu Di Rumah Ini
71
Kecurigaan Nisa
72
Kejutan Di Hari Pernikahan
73
Periksa Kehamilan
74
Keinginan Babby
75
Persiapan Tujuh Bulanan
76
Berkunjung Ke Panti
77
Pembeli Adalah Raja
78
Kontraksi
79
Welcome to The World Baby Boy
80
Vedat Murad Khan
81
Aku Yang Memimpin
82
Gara-gara Erhan ( 2 )
83
Twins
84
Produksi Bayi
85
Hot Daddy
86
Keinginan Nisa
87
Keputusan Ibu Negara
88
Pernikahan Alima dan Kemal
89
Dan Terjadi Lagi
90
Kelahiran Baby Twins
91
Promosi Novel
92
Baby Zaydan dan Baby Zoya
93
Happy Ending
94
Boncap 1
95
Bonchap 2
96
Cinta Kasih Sang Pewaris
97
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!