Tidak Bisa Tidur

Nisa kembali ke kamarnya dengan langkah gontai. Alima yang melihat sahabatnya yang tidak bersemangat itu hanya membiarkannya saja. Karena biasanya dia akan langsung membersihkan diri terlebih dahulu. Dan benar kebiasaan itu tidak pernah hilang walau seperti apapun keadaan Nisa.

Setelah bersih-bersih diri Nisa langsung merebahkan tubuhnya di sebelah Alima dan memunggunginya. Alima semakin heran dengan tingkah Nisa yang tidak seperti biasanya.

"Sudah makan malam Nis? " tanya Alima mencoba mengajak Nisa ngobrol

Nisa hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Bagaimana hari ini dengan Erhan? " tanyanya lagi memancing.

Lagi-lagi Nisa menggeleng. Dan itu membuat Alima gemas sendiri. Akhirnya Alima menarik tubuh Nisa agar menghadap ke arahnya dengan paksa.

"Kamu ini kenapa? coba cerita sama aku. Mungkin aku bisa bantu. " Kata Alima mencoba mengorek informasi dari Nisa. "Apa karena Erhan? "

"Erhan sudah pergi. Dia pulang ke negaranya. " Kata Nisa dengan suara seraknya.

"Apa karena itu kamu seperti ini? "

"Entahlah, ma. Aku juga tak mengerti dengan perasaanku. Apakah aku sedih dengan kepergiannya atau apa, aku tidak tau. karena baru pertama kali ini aku merasakannya. " Nisa mencoba mencurahkan isi hatinya yang sejak tari terasa sesak.

Alima tersenyum mendengar penuturan Nisa..

"Ternyata temanku ini sudah jatuh cinta ya. " Goda Alima.

"Apaan sih. biasa aja. "

"Nisa kau tak bisa membohongi dirimu sendiri. aku tau, kah memiliki perasaan lain terhadap Erhan. Itu terlihat dari tatapan matamu saat melihatnya. "

"Aku ga ngerti dengan perasaanku karena aku ga pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. "

Alima lagi-lagi menggeleng mendengar penuturan Nisa.

"Orang jatuh cinta itu hatinya berdebar saat bertemu dengan lawan jenisnya. Perasaannya jadi tak karuan. Dan merasa kesepian sedih saat di tinggalkan. Merasa rindu saat berjauhan. "

Alima mencoba mendeskripsikan perasaan cinta itu kepada Nisa agar dia bisa mengerti bagaimana perasaannya pada Erhan.

"Apa kau merasakan sesuatu saat bersama Erhan, jujurlah padaku. Agar aku bisa tau seperti apa perasaanmu kepadanya. Jika kau sendiri tak tau perasaanmu. Apa kau merasakan apa yang ku katakan tadi terhadap Erhan?" tanya Alima penasaran.

"Aku hanya berdebar saat melihatnya pertama kali, dan tiap kali bertemu dengannya, sulit rasanya mengontrol debaran jantungku ini. Dan tadi saat kami berpisah, aku merasakan seperti kehilangan." ujar Nisa jujur.

"Nah itu adalah salah satu tanda jika kau memiliki perasaan kepadanya Nisa. Ayolah jangan terlalu lugu jadi orang. " kata Alima sedikit mengejek.

"Aku masih belum tau Alima. Aku masih harus meyakinkan diriku. " kata Nisa.

"Baiklah, terserah padamu. Sekarang apa kau mau makan malam? "

Nisa mengangguk, "aku makan malam di kamar saja. Tolong pesankan makan malam untuk kita berdua. "

Nisa lalu beranjak, mulai membereskan barang bawaannya. Nisa sengaja tidak menceritakan tentang kejutan yang diberikan Erhan kepadanya. Nisa ingin semua ini akan menjadi keputusannya dan keluarga saja, karena yang menjalani ininsemua adalah dirinya. Maka Nisa akan melakukan sesuatu untuk masa depannya mulai malam ini, dia akan menambah dua rakaat sholat malamnya untuk memohon diberi keyakinan dalam melangkah untuk masa depannya.

Alima yang hendak menghubungi servis hotel merasa bingung dengan tingkah Nisa.

"Apa yang kau lakukan Nisa? "

"Aku ingin pulang besok atau lusa. Kita harus segera pulang, aku merindukan ibu. " kilahnya.

Alima memicingkan matanya mendengar ucapan Nisa, tidak seperti Nisa biasanya. Alima merasa curiga Kemarin dialah yang paling semangat untuk liburan di sini selama beberapa hari.

"Apa ada hal lain Nisa? Apa karena kepergian Erhan, kau juga ingin segera pulang? " tanya Alima menyelidik.

Nisa mendongak menatap Alima, dan Menggeleng

"Tidak, memang aku harus segera pulang. Tiba-tiba aku merindukan ibu, itu saja. Mungkin ibu juga merindukan aku, jadi perasaanku terikat dengan ibu. " Nisa masih mencoba berkilah. Dia tidak ingin Alima merasa curiga. Karena sebenarnya Nisa sendiri merasa bingung dengan dirinya saat ini.

"Okey, baiklah terserah padamu. Tapi besok aku minta kau mengantarku ke suatu tempat dulu. karena aku ingin membeli sesuatu untuk adikku. "

"Baiklah."

Setengah jam kemudian, makan malam datang dan mereka menyantap makan malam mereka di kamar, dan enggan untuk keluar malam ini.

***************

Turki

Pesawat jet yang Erhan kendarai mendarat dengan selamat. Kini Erhan dalam perjalanan menuju kediamannya dengan mobil jemputan dari Kemal. Kemal sendiri tidak bisa menjemput Erhan ,karena dia ada urusan. Rasa lelah mendera tubuh Erhan yang seharian ini seolah terforsir. Menemani Nisa untuk lebih mengenalnya dan perjalanan dalam pesawat yang melelahkan.

Akhirnya mobil Erhan sampai di kediaman Khan. Erhan memasuki rumahnya yang terlihat sangat sepi. Tak seperti biasa, biasanya di jam seperti ini sang mama masih nonton televisi. Erhan menuju dapur dan mengambil minuman untuk membasahi tenggorokannya yang kering.

Terlihat seorang pelayan yang berseliweran di dapur dan Erhan menyapanya.

"Bibi, mama kemana kok tidak kelihatan. "

"Oh, tuan muda. Nyonya sudah tidur tuan. "

"Tidur? tumben sekali? " gumam Erhan yang masih didengar pelayan.

"Mungkin nyonya kecapekan, tuan. Karena tadi siang nyonya baru datang dari luar kota katanya. "

"Jadi mama ke luar kota selama aku pergi? "

"Iya, tuan. Mungkin nyonya kesepian kalau tuan tidak ada. Makanya nyonya mencari hiburan. "

"Ah kasihan mamaku. Ya sudah bi, tolong siapkan makan malamku dan antarkan ke kamar. Aku mau membersihkan diri dulu. " kata Erhan beranjak dari sana.

"Baik tuan. "

Erhan membuka kamar mamanya yang tidak terkunci dan melihat mamanya yang sedang tidur pulas. Erhan tak tega membangunkannya, Biarlah besok saja dia akan bicara dengan sang mama. Malam ini dia sendiri butuh istirahat.

Setelah membersihkan dirinya dan makan malam, Erhan melihat ponselnya yang masih anteng tanpa suara apapun. Dia ingat pesan Nisa tadi, kalau sudah sampai harus menghubunginya. Erhan ragu menghubungi Nisa, karena ini sudah hampir larut malam di tempat Nisa. Tapi dia harus menepati janjinya, akhirnya Erhan mengirimkan pesan kepada Nisa.

✉️ "Apa kau sudah tidur? "

Tak menunggu waktu lama, Nisa langsung membalas pesan Erhan.

📩 "Belum, aku tidak bisa tidur. "

Erhan yang mendapat pesan dari Nisa langsung terduduk dari tidurnya dan segera melakukan Video call.

Nisa yang memang tidak bisa tidur segera menjawab panggilan Video dari Erhan. Dan terlihatlah wajah tampan yang sedang Nisa rindukan. Rindu? Apakah benar Nisa merindukan Erhan.?

Begitu pula dengan Erhan yang melihat wajah Nisa di ponselnya, seolah mengobati semua rasa lelahnya. Sesaat mereka saling bertatapan. Kemudian terlihat Nisa menunduk, mungkin karena malu.

"Kenapa belum tidur Nisa? Apa kau merindukanku? Atau menunggu kabar dariku? " kata Erhan oercaya diri.

Nisa langsung menatap Erhan dengan pandangan yang, entahlah.

"Kapan kau sampai? " tanya Nisa mengalihkan pertanyaan Erhan.

"Satu jam lalu, aku mandi dulu lalu makan malam setelah itu menghubungimu, karena ingat janjiku padamu. "

"Oohhh... "

"Apa kau sudah makan malam? " tanya Erhan lagi.

"Sudah." jawabnya singkat.

Mereka berdua terlihat canggung tidak seperti tadi siang. Mungkin karena hanya panggilan Video jadi mereka susah untuk berbicara.

"Ya sudah kalau begitu, kau lekaslah tidur. Aku sudah menepati janjiku dan sudah menghubungi mu. Alhamdulillah aku datang dengan selamat. " Erhan tersenyum mengatakannya.

"Iya Alhamdulillah... "

"Kalau begitu, aku matikan telponnya ya? " kata Erhan yang sebenarnya tidak rela jika panggilan harus terputus. Tapi karena tidak ada pembahasan dia mengatakannya.

"Erhan... " panggil Nisa dengan ragu.

"Ada apa Nisa? "

"Besok siang aku akan kembali ke Indo. "

"Kenapa cepat sekali, katanya kau akan di sana beberapa hari lagi. "

"Entahlah, aku ingin segera pulang saja. Disini aku merasa gelisah. " Nisa mencoba mengatakan apa yang dia rasakan pada pria yang baru saja di kenalnya.

Erhan tersenyum senang mendengar perkataan Nisa.

"Apa yang membuatmu gelisah, Nisa? "

"Entahlah. Aku ingin bertemu ibu. Aku merindukannya. "

Nisa tiba-tiba ingat dan merindukan ibunya, karena selain kepada Rob nya dia selalu berkeluh kesah kepada sang ibu.

"Baiklah, kirimi aku pesan jika kau sudah berangkat dan sampai di tujuan. Okey. "

Nisa membalasanya dengan anggukan kepala.

"Ya sudah, sekarang tidurlah. Istirahatlah, agar esok kau tidak bangun dengan mata panda. "

"Kau juga. Selamat malam Erhan. Assalamu'alaikum "

"Selamat malam Nisa. Wa'alaikum salam. "

Panggilan terputus, betapa senang hati Erhan yang bisa melihat wajah Nisa dan mendengar kan suaranya sebelum tidur.

"Sepertinya, aku akan tidur pulas malan ini. " gumam Erhan sebelum memejamkan matanya.

Begitu pula dengan. Nisa yang merasa bahagia setelah melihat wajah Erhan dan mendengar suaranya. Sebenarnya Nisa tidak bisa tidur, karena menunggu kabar dari Erhan. Ingin dia menghubungi nya lebih dulu, namun dia malu. Tapi setelah Erhan menghubunginya, Nisa merasa tenang dan bahagia. Hingga akhirnya dia pun bisa memejamkan matanya.

✉️Sebuah rasa yang tak pernah di mengerti

Sebuah rindu yang menggerogoti

Sebuah asa yang terpatri

Hanya menunggu ridho Illahi

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Nur Faris

Nur Faris

berasa kembali jd ABG yg kasmaran,...😂

2024-04-27

1

sherly

sherly

duh sweet banget kalian

2024-02-02

2

Bzaa

Bzaa

jdi inget jaman muda dl kl ketemu pacar yg skrg jdi suami, jantung udah rame, bunyinya dag Dig dug der 😁😉👍

2024-01-30

2

lihat semua
Episodes
1 Anisa Humaira
2 Erhan Farhat
3 Perjodohan Online.
4 Penasaran
5 VC
6 Meminta Ijin
7 VC 2
8 Anak Nakal
9 Kejutan
10 Mengantar Ke Hotel
11 Pemeran Pengganti
12 Seperti Pengantin Betulan.
13 Rasa Bersalah
14 Bertemu Mama Aylin
15 Kejutan Tak Terduga
16 Perpisahan
17 Tidak Bisa Tidur
18 Kembali Bekerja
19 Curhat Dengan Mama
20 Curhat Dengan Ibu
21 Pendapat Keluarga
22 Kecurigaan Ayah dan Arkan
23 Perasaan Gelisah
24 Terbang Ke Indo
25 Pertemuan
26 MeRasa Bersalah
27 Bertemu Calon Mertua
28 Introgasi (Yang Sebenarnya)
29 Jalan - Jalan
30 Meyakinkan Diri
31 Yes
32 Kedatangan Mama Aylin
33 Acara Dadakan
34 Persiapan dan Kedatangan Dua Sahabat
35 Nasehat Dari Sahabat
36 Yes or No
37 Restu
38 Misi Mendekatkan Sahabat
39 Persiapan ke KUA
40 Persiapan Pernikahan
41 Sah
42 Belum Siap
43 Malam Pertama
44 Kepulangan Mama Aylin
45 Panggilan Sayang
46 Pamitan
47 Sore Yang Panas
48 Memboyong Istri.
49 Mengenalkan Istri
50 Kepergok
51 Mengunjungi Butik
52 Rencana Resepsi
53 Nyalon Bareng Mama
54 Masa Lalu Erhan
55 Buka Puasa
56 Gara-gara Erhan
57 Rahasia Nisa???
58 Bertemu Benazir
59 Rencana Terselubung Nisa
60 Memberi Pelajaran
61 Kemarahan Nisa
62 DPD
63 Insiden
64 Baik-baik Saja
65 Manja
66 Dua Bocah Tua
67 Kepulangan Erhan
68 Kedatangan Orang tua Shofi
69 Kedatangan Keluarga Nisa.
70 Ratu Di Rumah Ini
71 Kecurigaan Nisa
72 Kejutan Di Hari Pernikahan
73 Periksa Kehamilan
74 Keinginan Babby
75 Persiapan Tujuh Bulanan
76 Berkunjung Ke Panti
77 Pembeli Adalah Raja
78 Kontraksi
79 Welcome to The World Baby Boy
80 Vedat Murad Khan
81 Aku Yang Memimpin
82 Gara-gara Erhan ( 2 )
83 Twins
84 Produksi Bayi
85 Hot Daddy
86 Keinginan Nisa
87 Keputusan Ibu Negara
88 Pernikahan Alima dan Kemal
89 Dan Terjadi Lagi
90 Kelahiran Baby Twins
91 Promosi Novel
92 Baby Zaydan dan Baby Zoya
93 Happy Ending
94 Boncap 1
95 Bonchap 2
96 Cinta Kasih Sang Pewaris
97 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Anisa Humaira
2
Erhan Farhat
3
Perjodohan Online.
4
Penasaran
5
VC
6
Meminta Ijin
7
VC 2
8
Anak Nakal
9
Kejutan
10
Mengantar Ke Hotel
11
Pemeran Pengganti
12
Seperti Pengantin Betulan.
13
Rasa Bersalah
14
Bertemu Mama Aylin
15
Kejutan Tak Terduga
16
Perpisahan
17
Tidak Bisa Tidur
18
Kembali Bekerja
19
Curhat Dengan Mama
20
Curhat Dengan Ibu
21
Pendapat Keluarga
22
Kecurigaan Ayah dan Arkan
23
Perasaan Gelisah
24
Terbang Ke Indo
25
Pertemuan
26
MeRasa Bersalah
27
Bertemu Calon Mertua
28
Introgasi (Yang Sebenarnya)
29
Jalan - Jalan
30
Meyakinkan Diri
31
Yes
32
Kedatangan Mama Aylin
33
Acara Dadakan
34
Persiapan dan Kedatangan Dua Sahabat
35
Nasehat Dari Sahabat
36
Yes or No
37
Restu
38
Misi Mendekatkan Sahabat
39
Persiapan ke KUA
40
Persiapan Pernikahan
41
Sah
42
Belum Siap
43
Malam Pertama
44
Kepulangan Mama Aylin
45
Panggilan Sayang
46
Pamitan
47
Sore Yang Panas
48
Memboyong Istri.
49
Mengenalkan Istri
50
Kepergok
51
Mengunjungi Butik
52
Rencana Resepsi
53
Nyalon Bareng Mama
54
Masa Lalu Erhan
55
Buka Puasa
56
Gara-gara Erhan
57
Rahasia Nisa???
58
Bertemu Benazir
59
Rencana Terselubung Nisa
60
Memberi Pelajaran
61
Kemarahan Nisa
62
DPD
63
Insiden
64
Baik-baik Saja
65
Manja
66
Dua Bocah Tua
67
Kepulangan Erhan
68
Kedatangan Orang tua Shofi
69
Kedatangan Keluarga Nisa.
70
Ratu Di Rumah Ini
71
Kecurigaan Nisa
72
Kejutan Di Hari Pernikahan
73
Periksa Kehamilan
74
Keinginan Babby
75
Persiapan Tujuh Bulanan
76
Berkunjung Ke Panti
77
Pembeli Adalah Raja
78
Kontraksi
79
Welcome to The World Baby Boy
80
Vedat Murad Khan
81
Aku Yang Memimpin
82
Gara-gara Erhan ( 2 )
83
Twins
84
Produksi Bayi
85
Hot Daddy
86
Keinginan Nisa
87
Keputusan Ibu Negara
88
Pernikahan Alima dan Kemal
89
Dan Terjadi Lagi
90
Kelahiran Baby Twins
91
Promosi Novel
92
Baby Zaydan dan Baby Zoya
93
Happy Ending
94
Boncap 1
95
Bonchap 2
96
Cinta Kasih Sang Pewaris
97
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!