Mengantar Ke Hotel

Setelah makan malam Erhan bermaksud mengantarkan Nisa ke Hotel tempatnya menginap.

"Boleh aku mengantarmu sampai ke tempatmu menginap?"

"Tidak usah, aku bisa pergi sendiri Erhan. Kau kembalilah ke penginapan mu. " Nisa berusaha menolak permintaan Erhan.

"No Nisa, ini sudah sangat larut. Aku tidak akan membiarkanmu pergi sendiri malam-malam. Apalagi tempat ini asing bagimu. Ayolah, biar akuantar ya." Erhan memaksa.

Nisa menghembuskan napasnya. "Rupanya pria ini sangat keras kepala. " pikirnya.

"Baiklah kalau begitu, ayo kita segera pergi dari sini. Aku juga sangat lelah dan butuh istirahat. "

Erhan kemudian menghentikan taksi yang lewat dan membukakan pintu untuk Nisa.

Nisa yang mendapat perlakuan seperti itu, sungguh membuatnya berdebar. "Terimakasih." lirihnya, kemudian masuk ke dalam taksi dan di susul Erhan.

Setelah menyebutkan alamat yang hendak mereka tuju, akhirnya taksi pun bergerak menuju ke tempat tujuan.

Di dalam mobil, Erhan mencoba membuka pembicaraan.

"Nisa, besok bolehkan aku membantumu mempersiapkan fashionmu? " tanya Erhan Ragu.

"Apa kau bisa, Erhan? " tanya Nisa ragu.

Karena di lihat dari segi mana pun Erhan tidak seperti fashion disainer. Tapi kalau model bolehlah tinggi dan sangat tampan. pikir Nisa.

"Aku bisa sedikit, setidaknya aku bisa membantumu mengangkat koper atau membersihkan propertimu. " kata Erhan terkekeh.

"Baiklah, terserah padamu saja. "

"Jadi kau mengijinkan ku Nisa? " pekik Erhan.

Nisa hanya mengangguk dan tersenyum manis

"Cantik sekali, " lirih Wrhan namun masih bisa di dengar Nisa, membuat Nisa salah tingkah.

Tak lama taksi yang mereka naiki telah sampai di Royal C. hotel. Nisa turun, di ikuti Erhan setelah membayar taksi.

"Kenapa taksinya pergi, kau tidak ingin kembali ke tempatmu menginap?" tanya Nisa penasaran.

"Untuk apa aku naik taksi itu, karena aku juga menginap di sini. " kata Erhan santai.

"Kau, lagi-lagi mengerjai ku?" kata Nisa kesal.

"No, aku hanya ingin menginap di satu hotel denganmu. Agar kita bisa lebih dekat, Nisa. " ujar Erhan jujur.

"Baiklah, terserah padamu tuan yang penuh kejutan. "

Erhan terkekeh mendengar julukan yang di sematkan Nisa kepada dirinya .

"Baiklah, Besok kalau kau mau ikut, kita berkumpul di lobby hotel ini pukul tujuh pagi. Atau kau bisa langsung menuju lokasi dan kita bertemu di sana." kata Nisa sambil melangkah masuk ke dalam hotel.

"No, aku akan menunggu di lobby besok. "kata Erhan mengikuti Nisa.

" Baiklah terserah kau saja. " Nisa terus berjalan menuju lift tanpa mempedulikan Erhan yang bejalan di belakangnya.

'Kau ada di lantai berapa? kamar berapa? " tanya Erhan yang akan memencet tombol lift.

"Mau apa kau? " Nisa melotot mendengar pertanyaa Erhan. sontak dia menyilangkan kedua tangannya di dada.

Erhan terkekeh geli melihat tingkah Nisa yang sangat konyol menurutnya.

"Aku hanya ingin memencet tombol ini Nisa, agar kau sampai pada lantai tempatmu menginap. " kata Erhan masih dengan kekehannya.

"Aku di lantai lima. " ucap nya gugup.

"Baiklah, kita selisih satu lantai. Aku di lantai enam Nisa. " kata Erhan lalu memencet tombol Lift.

"Aku tidak bertanya dimana kamarmu. " kata Nisa sambil memalingkan wajahnya.

"Okey, aku hanya memberi tahumu saja Nisa."

Tak lama Lift pun sampai di lantai tempat Nisa dan teman-temannya menginap.

"Aku ke kamar dulu, terimakasih untuk makan malamnya. Sampai jumpa besok pagi, Dan jangan mengikutiku sampai kamar. " kata Nisa keluar lift kemudian berjalan pergi menjauhi Erhan yang masih di dalam lift.

Erhan hanya tersenyum mendengar perkataan Nisa dan langsung menuju lantai tempat kamarnya berada. Erhan yang mengingat tingkah Nisa tadi hanya menggelengkan kepalanya dan merasa sangat konyol. Baru kali ini ia merasa seperti pria normal biasa yang mengenal seorang wanita. Tidak ada rayuan dan godaan di hari pertama mereka bertemu. Semua benar-benar normal. pikirnya dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya.

Di kamar Nisa...

Nisa yang baru masuk kamar langsung mendapat ledekan dari Alima sahabatnya.

"Cie... yang baru ketemu calon imam. " ejek Alima.

"Apaan sih... " Nisa langsung melangkah ke kamar mandi, untuk membersihkan diri. Karena dia merasa sangat kegerahan seharian ini.

Di bawah kucuran shower, Nisa memegangi dadanya yang dari tadi seperti lari maraton.

"Ada apa dengan jantungku, kenapa terus berdetak kencang seperti ini sejak bertemu dengan Erhan. Bahkan aku tidak bisa mengendalikan kinerja jantungku. " gumam Nisa sambil membersihkan dirinya.

"Apa yang terjadi denganku. Sepertinya ada yang aneh di sini. " kata Nisa bermonolog menunjuk dadanya sendiri. "Erhan, pria itu memang sangat tampan. " pikirnya sambil membayangkan wajah Erhan sampai membuat pipinya memerah.

"Apaan sih. " Nisa mencoba menghilangkan pemikirannya tentang Erhan. Kemudian dia melanjutkan mandinya.

Setelah membersihkan diri, Nisa melihat Alima yang sedang bersandar di kepala ranjang dengan memainkan ponselnya. Lalu dia naik ke ranjang sebelah Alima.

"Gimana tadi Nis. " tanya Alima dengan nada kepo.

"Apanya? " tanya Nisa ga ngerti.

"Kamu tadi sama calon imam mu itu gimana, apa aja yang kalian lakukan. '

" Ohhh... kami cuma makan malam setelah itu dia mengantarku ke hotel. "kata Nisa Acuh.

"Romantis banget. "

"Romantis apanya, dia cuma takut aku pergi ke hotel sendiri malam-malam, lagian dia juga menginap di hotel ini. "

"Apa... " seriusan.

Nisa mengangguk cepat.

"Gila... nekat banget tuh cowok. Sampe mau tidur di hotel yang sama denganmu Nis.

Nisa hanya menggedikkan bahu.

" Oh ya, besok katanya Erhan mau bantu kita di acara fashion. Lumayanlah dapat bantuan tenaga buat angkat-angkat barang. "

"Apa... " Lagi-lagi alima terkejut dengan penuturan Nisa.

Nisa cuek lalu merebahkan dirinya, karena dia merasa sangat lelah dan mengantuk.

"Tidurlah Ma besok kita harus bangun pagi. Jangan lupa pasang alarm, agar kita ga kesiangan. " Nisa memotong kata-kata yang akan diucapkan Alima, karena dia tau sahabatnya itu pasti akan nyerocos jika tidak di skip.

Di kamar Erhan.

Erhan yang sudah membersihkan dirinya pun segera berbaring di atas ranjang. Dari tadi dia hanya tersenyum sendiri mengingat sikap dan tingkah konyol Nisa.

"Apa wanita itu sangat polos sehingga dia merasa tabu dengan hal-hal baru? " pikirnya.

Ingatannya kembali di hari kemarin waktu melakukan video call. Wajahnya langsung memerah dan dia juga langsung memalingkan wajah, saat melihatnya memakai kaos dalam.

"Fix, dia masih gadis polos. Yaa Allah... aku beruntung mengenal nya. Jika dia adalah jodohku dekatkanlah dan tumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang kepada kami berdua, namun jika dia bukan jodohku segera jauhkanlah. Aamiin. " Erhan meminta permohonan kepada Robnya sebelum dia memejamkan mata, tak lupa dia juga memasang alarm untuk besok pagi, agar tidak terlambat.

Di sisi lain mama Aylin yang mengikuti Erhan dan Nisa sampai di hotel hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya dengan wanita yang baru di kenalnya itu.

"Dasar anak nakal, bahkan dia menginap di hotel yang sama dengan Nisa. "

Mama Aylin merasa sesuatu yang beda dari Nisa. Dia sama sekali tidak melihat hal aneh yang di lakukan Nisa, bahkan mama Aylin melihat Nisa cenderung menghindari Erhan dan merasa tidak nyaman di dekat Erhan. Tidak seperti wanita di luar sana, ketika melihat dan mengenal Erhan langsung pengen nempel kayak perangko.

"Aku harus mengenal Nisa lebih dekat. Agar aku tahu, wanita apa yang di incar putraku. Besok aku akan coba bicara dengannya, dan melihat seperti apa dia. " gumam Mama Aylin. Kemudian menyuruh sopir melajukan mobilnya ke hotel tempat dia menginap.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

penggemar_Uangkecil?!

penggemar_Uangkecil?!

👍👍

2024-03-15

2

Gagas Permadi

Gagas Permadi

seru bgt🥰🥰🥰🥰

2024-01-08

3

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Nisa emang sepolos itu Ar.. beruntung banget kamunya..

2024-01-03

4

lihat semua
Episodes
1 Anisa Humaira
2 Erhan Farhat
3 Perjodohan Online.
4 Penasaran
5 VC
6 Meminta Ijin
7 VC 2
8 Anak Nakal
9 Kejutan
10 Mengantar Ke Hotel
11 Pemeran Pengganti
12 Seperti Pengantin Betulan.
13 Rasa Bersalah
14 Bertemu Mama Aylin
15 Kejutan Tak Terduga
16 Perpisahan
17 Tidak Bisa Tidur
18 Kembali Bekerja
19 Curhat Dengan Mama
20 Curhat Dengan Ibu
21 Pendapat Keluarga
22 Kecurigaan Ayah dan Arkan
23 Perasaan Gelisah
24 Terbang Ke Indo
25 Pertemuan
26 MeRasa Bersalah
27 Bertemu Calon Mertua
28 Introgasi (Yang Sebenarnya)
29 Jalan - Jalan
30 Meyakinkan Diri
31 Yes
32 Kedatangan Mama Aylin
33 Acara Dadakan
34 Persiapan dan Kedatangan Dua Sahabat
35 Nasehat Dari Sahabat
36 Yes or No
37 Restu
38 Misi Mendekatkan Sahabat
39 Persiapan ke KUA
40 Persiapan Pernikahan
41 Sah
42 Belum Siap
43 Malam Pertama
44 Kepulangan Mama Aylin
45 Panggilan Sayang
46 Pamitan
47 Sore Yang Panas
48 Memboyong Istri.
49 Mengenalkan Istri
50 Kepergok
51 Mengunjungi Butik
52 Rencana Resepsi
53 Nyalon Bareng Mama
54 Masa Lalu Erhan
55 Buka Puasa
56 Gara-gara Erhan
57 Rahasia Nisa???
58 Bertemu Benazir
59 Rencana Terselubung Nisa
60 Memberi Pelajaran
61 Kemarahan Nisa
62 DPD
63 Insiden
64 Baik-baik Saja
65 Manja
66 Dua Bocah Tua
67 Kepulangan Erhan
68 Kedatangan Orang tua Shofi
69 Kedatangan Keluarga Nisa.
70 Ratu Di Rumah Ini
71 Kecurigaan Nisa
72 Kejutan Di Hari Pernikahan
73 Periksa Kehamilan
74 Keinginan Babby
75 Persiapan Tujuh Bulanan
76 Berkunjung Ke Panti
77 Pembeli Adalah Raja
78 Kontraksi
79 Welcome to The World Baby Boy
80 Vedat Murad Khan
81 Aku Yang Memimpin
82 Gara-gara Erhan ( 2 )
83 Twins
84 Produksi Bayi
85 Hot Daddy
86 Keinginan Nisa
87 Keputusan Ibu Negara
88 Pernikahan Alima dan Kemal
89 Dan Terjadi Lagi
90 Kelahiran Baby Twins
91 Promosi Novel
92 Baby Zaydan dan Baby Zoya
93 Happy Ending
94 Boncap 1
95 Bonchap 2
96 Cinta Kasih Sang Pewaris
97 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Anisa Humaira
2
Erhan Farhat
3
Perjodohan Online.
4
Penasaran
5
VC
6
Meminta Ijin
7
VC 2
8
Anak Nakal
9
Kejutan
10
Mengantar Ke Hotel
11
Pemeran Pengganti
12
Seperti Pengantin Betulan.
13
Rasa Bersalah
14
Bertemu Mama Aylin
15
Kejutan Tak Terduga
16
Perpisahan
17
Tidak Bisa Tidur
18
Kembali Bekerja
19
Curhat Dengan Mama
20
Curhat Dengan Ibu
21
Pendapat Keluarga
22
Kecurigaan Ayah dan Arkan
23
Perasaan Gelisah
24
Terbang Ke Indo
25
Pertemuan
26
MeRasa Bersalah
27
Bertemu Calon Mertua
28
Introgasi (Yang Sebenarnya)
29
Jalan - Jalan
30
Meyakinkan Diri
31
Yes
32
Kedatangan Mama Aylin
33
Acara Dadakan
34
Persiapan dan Kedatangan Dua Sahabat
35
Nasehat Dari Sahabat
36
Yes or No
37
Restu
38
Misi Mendekatkan Sahabat
39
Persiapan ke KUA
40
Persiapan Pernikahan
41
Sah
42
Belum Siap
43
Malam Pertama
44
Kepulangan Mama Aylin
45
Panggilan Sayang
46
Pamitan
47
Sore Yang Panas
48
Memboyong Istri.
49
Mengenalkan Istri
50
Kepergok
51
Mengunjungi Butik
52
Rencana Resepsi
53
Nyalon Bareng Mama
54
Masa Lalu Erhan
55
Buka Puasa
56
Gara-gara Erhan
57
Rahasia Nisa???
58
Bertemu Benazir
59
Rencana Terselubung Nisa
60
Memberi Pelajaran
61
Kemarahan Nisa
62
DPD
63
Insiden
64
Baik-baik Saja
65
Manja
66
Dua Bocah Tua
67
Kepulangan Erhan
68
Kedatangan Orang tua Shofi
69
Kedatangan Keluarga Nisa.
70
Ratu Di Rumah Ini
71
Kecurigaan Nisa
72
Kejutan Di Hari Pernikahan
73
Periksa Kehamilan
74
Keinginan Babby
75
Persiapan Tujuh Bulanan
76
Berkunjung Ke Panti
77
Pembeli Adalah Raja
78
Kontraksi
79
Welcome to The World Baby Boy
80
Vedat Murad Khan
81
Aku Yang Memimpin
82
Gara-gara Erhan ( 2 )
83
Twins
84
Produksi Bayi
85
Hot Daddy
86
Keinginan Nisa
87
Keputusan Ibu Negara
88
Pernikahan Alima dan Kemal
89
Dan Terjadi Lagi
90
Kelahiran Baby Twins
91
Promosi Novel
92
Baby Zaydan dan Baby Zoya
93
Happy Ending
94
Boncap 1
95
Bonchap 2
96
Cinta Kasih Sang Pewaris
97
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!