Curhat Dengan Mama

Malam harinya Erhan yang sudah menyelesaikan makan malam bersama sang mama kini berada di ruang keluarga. Erhan memang sosok anak yang ga neko-neko. Dia selalu pulang tepat waktu untuk menemani sang mama makan malam. Setidaknya dia selalu menemani sang mama untuk sarapan dan makan malam bersama, agar sang mama tidak merasakan kesepian setelah di tinggal pergi sang papa tiga tahun lalu.

Malam ini, Erhan berencana menceritakan semuanya kepada sang mama. Tentang seorang yang mengganggu pikirannya akhir-akhi ini.

" Ma, aku ingin bicara sesuatu sama mama."

Mama Aylin yang sedang fokus menonton acara di televisi pun mengecilkan volume suara televisi. Karena sepertinya anaknya ini akan mengatakan sesuatu yang serius.

" Apa, katakanlah." Mama Aylin memandang lekat wajah anaknya

Erhan yang melihat mamanya dalam mode serius pun sedikit bergidik. Dia takut kalau nanti apa yang akan dia sampaikan tidak sesuai harapannya. Tapi dia akan mencoba berbicara terlebih dahulu, kalau mama tidak setuju, maka di situlah perjuangan Erhan di mulai.

" Ma....aku mengenal seorang wanita...." Erhan tidak melanjutkan kata-katanya, karena dia ingin melihat respon mamanya.

" Siapa?" tanya mama Aylin dengan santai.

"Seorang wanita dari Indonesia."

" BAgaimana kau bisa mengenal seorang wanita yang berbeda negara dengan kita."

Akhirnya Erhan menceritakan kelakuan absurdnya kepada sang mama, yang mengikuti situs pencarian jodoh online. Hingga dia mengenal Nisa.

" Lalu... Apa kau sudah bertemu dengannya? Sehingga kau menyebutnya wanita baik-baik."

" Sudah ma, kemarin saat aku ke Dubai sebenarnya aku menemuinya, dan berkat doa mama pertemuanku dengannya berjalan lancar." kata Erhan mencoba jujur dengan segala apa yang terjadi..

Mama Aylin tersenyum sangat tipis tanpa di sadari sang anak. Karena dia mengapresiasi kejujuran anaknya ini.

"JAdi kau membohongi mama, tentang kepergianmu kemarin?" Mama Aylin pura-pura marah.

"No, ma. Aku memang sedang melakukan usaha pendekatan dengan Nisa. Jadi aku tidak salah kan meminta izinmu untuk melakukan sebuah usaha di Dubai." Kata Erhan dengan cengiran khasnya.

"Kau sengaja tidak memperjelas kata 'usahamu' itu ya, agar mama mendoakan yang terbaik untukmu." mama Aylin mencibir.

ERhan mengangguk dengan senyum tertahan.

"Lalu, wanita seperti apa yang kau perjuangkan sampai jauh-jauh kau mengejarnya. Apa kau punya fotonya?"

"Apa mama ingin melihat seperti apa wajahnya?"

"Tentu saja, langkah awal kita mengenal sesorang adalah dengan melihat wajahnya. Setelah melihat wajahnya, baru kita bisa menilai seperti apa dirinya."

Tanpa pikir panjang Erhan langsung membuka ponselnya dan menunjukkan foto NIsa pada mama. Tentu saja foto yang di tunjukkan adalah foto Nisa yang sendiri. Namun tanpa bertanya, mama Aylin menggeser-geser galeri ponsel sehingga banyak foto dan pose Nisa dan Erhan yang terlihat. Sehingga membuat mama Aylin menarik sudut bibirnya.

"Foto ini membuatmu dan Nisa seperti pengantin betulan." kata mama Aylin menunjukkan fotonya kepada Erhan.

Mata Erhan melotot melihat foto yang ditunjukkan mamanya.

" Kenapa mama melihat foto-fotoku, bukankah mama hanya ingin melihat wajah Nisa?" kata ERhan kesal.

" Mama kan juga penasaran, son. Ternyata kalian sudah sangat dekat ya. Sampai ada foto menggunakan kostum pengantin segala." pancing mama Aylin.

"Bukan seperti itu ma, Nisa adalah seorang disainer gaun pengantin. Saat dia akan menampilkan gaunnya, ternyata dua modelnya mengalami kecelakaan saat perjalanan ke lokasi event. Aku tak tega mellihatnya bersedih, akhirnya aku menawarkan diri untuk membantunya. Tidak ada maksud lain, tapi dengan satu syarat Nisa yang harus menjadi model wanitanya." Kata Erhan dengan tawa lebarnya.

" Ternyata kau mengambil kesempatan dalam kesempitan ya." kata mama Aylin mencibir.

"Iya dong ma,kita harus pandai mencari kesempatan, apalagi NIsa adalah seorang wanita yang pasif. Yang tidak pernah berkencan dengan pria manapun. Bahkan jika aku dekati dia seperti takut dan menghindar. Aku benar-benar beruntung mengenalnya. Dia adalah wanita satu banding sejuta yang aku kenal." ujar Erhan panjang lebar dengan wajah berbinar.

Mama Aylin yang dari tadi memperhatikan putranya bercerita dengan antusias merasa bahagia. Karena anaknya itu tidak prnah seantusias ini menceritakan seorang wanita kepadanya.

" Lalu apa kau mencintainya, nak?" tanya mama Ayliln tiba-tiba.

Mendengar pertanyaan mama Aylin Erhan menghentikan tawanya.

"Entahlah ma kami baru saling mengenal. Aku merasa nyaman dengannya, aku ingin menjaganya. Dan aku ingin memilkinya.Aku akan tenang jika sudah mendengar suara dan menerima pesan darinya Apakah ini yang disebut cinta. Kalau memang iya, itu artinya aku memang sudah jatuuh cinta padannya, ma." ujar Erhan mendeskripsikan perasaannya.

Mama Aylin langsung memeluk putra semata wayangnya itu.

" Jika kau mencintainya, maka kejarlah cintamu itu. Dapatkan cintanya, doa mama akan selalu menyertai langkahmu, nak. Apapun yang membuatmu bahagia,itu pula yang akan membuat mama bahagia. Senyummu itu adalah kebahagiaan bagi mama." ujar mama Aylin dengan memeluk anaknya itu.

" Mama...." lirihnya dalam pelukan sang mama.

Sungguh Erhan tidak pernah menyangka,kalau cinta mama kepadanya sebesar ini, bahkan dia juga tidak menyangka akan mendapat restu semudah ini.

Mama Aylin melepaskan pelukannya dan berkata, "Lanjutkan perjuanganmu untuk mendapatkannya, namun jangan terlalu memaksa. Mungkin dia dan keluarganya memiliki banyak pertimbangan dengan berbagai perbedaan di antara kita. Tapi percayalah, jika dia memang jodohmu, maka dia akan bersatu denganmu. Berdoalah selalu munajatkan permohonanmu kepada Tuhanmu. Karna dialah yang maha membolak-balikan hati manusia dan merubah takdirmu." Nasehat mama Aylin.

"Terimaksih mama, kau selalu memberiku dukungan dan nasehat untuk ku menempuh hidup. Kau yang terbaik, ma." Erhan kemudian ganti memeluk mamanya dengan erat, dia sangat bahagia di lahirkan dari rahim seorang wanita yang menjadi mamanya itu.

"Sudah, cepatlah tidur. Ini sudah larut malam, kau harus istirahat. Jangan begadang, mama juga kan tidur." kata mama Aylin mengurai pelukan dari anaknya itu, lalu dia beranjak ke kamarnya. Tanpa di ketahui ERhan mama Aylin menyeka air matanya,karena merasa terharu.

Erhan memperhatikan punggung mamanya yang terus melangkah menjuh. Dia menghembuskan nafas kasar, karena sudah jujur kepada mamanya. Dan ternyata mamanya mendukungnya.

Erhan kembali ke kamarnya, di lihatnya ponselnya berkedip tanda ada pesan masuk. Erhan lalu mengambil ponselnya langsung melihat siapa yang mengiriminya pesan. Bibirnya tersungging indah kala melihat nama si pengirim pesan. 'calon masa depan.'

✉️ "Aku sudah sampai di Indonesia, pesawatku baru saja landing."

✉️ " Aku sedang menunggu jemputan dari abangku. "

✉️ " kau kemana? Kenapa tidak membalas pesanku?"

Pesan terakhir Nisa membuat sudut bibir Erhan tertarik ke atas, ternyata dia menunggu balasan pesan darinya. Pesan yang di kirim Nisa terkirim tiga puluh menit yang lalu. Erhan merebahkan tubuhnya di atas ranjang, kemudian membalas pesan Nisa.

✉️" Maaf aku baru membalas pesanmu, tadi aku sedang bicara dengan mama tentang kita.'

✉️ " Alhamdulillah jika kau sudah sampai dengan selamat. Setelah sampai rumah, segeralah beristirahat."

✉️ " Besok aku akan menghubungimu lagi, aku harus tidur awal karena besok aku harus menghadiri rapat bersama atasanku."

✉️ " Good Night and sweet dream Nisa."

Erhan tersenyum melihat pesannya pada NIsa.

" Semoga kau lah orang yang akan menjadi masa depanku kelak Nisa ."

Sebuah harapan Erhan panjatkan sebelum ia berlayar ke alam mimpi.

**************

Ibu adalah orang yang istimewa

Yang melahirkan kita ke dunia

Dengan taruhan nyawanya

Doanya bisa tembus sampai surga