Sora
Pada Tahun 2100, terjadi perperangan antara kedua kubu negara yaitu Negara Republik dan Negara Zenspire. Efek dari Perperangan ini adalah banyak anak-anak yang kehilangan orang tuanya diakibatkan menjadi korban perang besar ini.
Di Negara Zenspire terbagi menjadi tiga distrik kota. Ada distrik kota satu yang dihuni oleh orang kaya, dan distrik kota dua yang di huni oleh orang yang berkecukupan menengah, dan yang terakhir ada kota distrik tiga yang dihuni oleh orang-orang miskin.
Di kota distrik tiga angka kriminalitasnya sangat tinggi sekali karena mereka harus bisa melakukan apa saja demi perut mereka. Seperti hukum rimba yaitu yang kuat akan berkuasa dan yang lemah akan mati.
Suatu hari muncul salah satu anak yang asal-usulnya tidak diketahui, masuklah dia ke dalam kota distrik tiga dengan pakaian yang compang-camping dan menggunakan syal yang sudah robek di lehernya. Dan juga terlihat anak itu memiliki sebuah liontin yang terbuat kemungkinan Dari emas.
"hah...hah...aku sangat lelah..." ucap anak itu dengan nada yang sangat lemas. Dilihat dari cara berjalannya, anak itu sudah sangat lemas namun entah kenapa dia terus berjalan tanpa arah.
Anak itu mencoba mengamati keadaan sekitar dia. Terlihat banyaknya orang yang berlalu-lalang melewati gang ini. Dan dia melihat banyaknya tindak perampokan dan kekerasan di kota ini, dan anehnya adalah orang sekitar sini seakan bodo amat akan peristiwa tadi.
Karena melihat kejadian itu, anak itu memegang liontin itu dengan erat dengan upaya agar tidak ada yang mengambil ini.
"Aku harus cepat-cepat keluar dari kota ini, kota ini sangat berbahaya. Kalau tidak liontin ini akan di curi oleh salah satu dari mereka"
Setelah mengatakan itu, terlintas anak itu mengingat sebuah kejadian masa lalu dimana ada seseorang yang memberikan liontin ini dan mengatakan sesuatu kepadanya.
"Bawalah liontin ini. Suatu hari ini akan membantumu diluar sana"
Ingatan tersebut berakhir sampai di sana. Sisanya dia tidak mengingat dia berasal dari mana, hingga namanya saja dia tidak ingat.
Namun sayang sekali ada kedua orang yang kelihatannya seperti preman mengepung anak itu. Sepertinya mereka menyadari liontin yang dia bawa.
"Hei kau, sepertinya kau mempunyai barang yang cukup berharga" mendengarnya membuat anak itu semakin memegang erat liontinnya.
"iya, lebih baik kau serahkan saja benda yang kau bawa itu. Maka kami akan melepaskan kamu tanpa luka sedikitpun"
Tapi bukannya menjawab pertanyaan kedua preman tersebut. Anak itu malah melihat ke arah sekelilingnya seolah dia sedang mencari sesuatu.
"Hei kau bisu atau apa hah ?!"
"Bukannya jawab malah diem saja !"
lalu anak itu berlari begitu saja meninggalkan kedua preman itu di belakang. Berlari dengan berharap agar bisa lepas menjauh dari mereka.
"Apa dia lepas begitu saja, hei kau cepat kejar dia !"
"Baik bos" lalu mereka berdua mengejar anak itu. Anak itu berlari melewati orang-orang yang sedang berjalan hingga melewati gerobak yang sedang terparkir disana. Berlari dan berlari dengan sisa tenaga dia membuat dia hampir pingsan.
Sayangnya salah satu preman mendorong anak itu ke gang kecil yang membuat dia terjatuh.
"Agghhh"
"Ketangkap juga kau" ucap preman itu sembari mengatur nafas.
"Bagus-bagus, kau berhasil menangkap dia" dan preman yang satunya lagi sudah datang. Lalu salah satu preman itu melihat sekeliling sembari tertawa.
"Ini adalah tempat yang sempurna" lalu preman tersebut mengeluarkan sebilah pisau dari sakunya. Melihat pisau itu membuat anak itu berjalan menjauhinya namun, sayang sekali di belakangnya ada tembok yang membuat dia tidak bisa pergi kemana-mana.
lalu preman yang memegang pisau maju perlahan dengan tatapan yang terlihat ingin membunuh anak tersebut. Lalu dia mengangkat anak itu dan membantingnya ke tanah yang membuat anak itu mengerang kesakitan. Dirasa belum puas, preman itu langsung mengangkat anak itu dengan cara memegang leher anak itu lalu menghantamnya ke dinding terdekat.
Preman itu hanya tertawa kecil mendengar anak itu mengerang kesakitan. "Inilah akibatnya jika kau tidak pernah mendengarkan perkataan orang tua nak" lalu dia mengangkat pisaunya dan menyayat pipi anak itu. Anak itu hanya bisa menahan rasa sakitnya sedangkan preman tersebut terlihat sangat menikmatinya.
Akhirnya preman tersebut berhenti dan kembali bertanya ke anak itu. "Jadi apa kau mau memberikan benda itu atau..." lalu dia mengarahkan pisaunya ke arah perut anak itu "atau kau ingin nyawamu melayang di tanganku".
"Ehmm bos sepertinya ini sudah kelewatan"
"Apa maksudmu kelewatan ?"
"Maksudku dia hanya anak kecil. Kita cukup buat dia pingsan lalu kita ambil benda yang dia punya. Itu lebih baik daripada..."
"Daripada membunuhnya ?" lalu Preman itu melihat ke salah satu preman yang menanyakan kelakuannya. "Hidup sudah memiliki hukumnya, yaitu yang kuat akan berkuasa dan yang lemah akan disingkirkan". Lalu dia menguatkan genggamannya di leher anak itu yang membuat dia menjadi sudah bernafas.
Dan Preman tersebut hanya bisa mengikuti perintah atasannya. lalu dia kembali melihat ke arah anak itu. "Jadi, kau ingin menyerahkan atau tidak ?" dengan sisa tenaganya dan juga karena susahnya bernafas akibat di genggam lehernya, anak itu akhirnya mengatakan sesuatu ke preman tersebut.
"Nggak, aku nggak akan menyerahkannya. ini berharga bagiku... walaupun kau memaksaku aku tidak akan menyerahkannya". Karena kesal mendengarnya, preman itu langsung menusuk perut anak itu dengan pisaunya.
"A-agggh..."
"Lain kali pikirkan dulu apa yang ingin kau katakan" lalu dia melepaskan tusukannya sekalian melepaskan genggamannya yang membuat anak itu tersungkur bersimbah darah. Tidak lupa dia juga mengambil liontin yang anak itu genggam dengan paksa.
"Ayo kita pergi dari sini. Kita sudah dapat apa yang kita inginkan" lalu kedua preman itupun pergi. Tak ingin menyerah, anak itu mencoba merangkak untuk mengejar mereka. Namun karena sudah kehilangan banyak darah, dia sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
"To-tolong aku..." lalu perlahan matanya mulai menutup.
"Hei apa yang kalian lakukan pada anak itu ?!" lalu anak itu mencoba melihat apa yang terjadi disana. Terlihat ada seseorang yang menyerang kedua preman tersebut hingga menyebabkan salah satu dari mereka tidak sadarkan diri.
Setelah selesai menghajar mereka, orang misterius itu langsung menghampiri anak itu.
"Hei kau tidak apa-apa ?! Bertahanlah !" lalu pandangan anak tersebut menjadi gelap.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Leleterbang
saya menyukai ceritanya. saya ingin mengajak berkenalan penulisnya wkwkwk
2024-01-31
0