Sekarang Rossie tengah melihat keadaan markas utama yang hancur lebur kemakan api. Terlihat banyaknya mayat dimana-mana dikarenakan serangan mendadak dari pihak musuh. Dan juga Rossie melihat Sora yang berdiri disana dengan badan yang penuh luka, melihat ke arah Rossie seakan ingin memberitahukan sesuatu.
"Lari! Rossie la-"
Sora tidak dapat menyelesaikan perkataannya dikarenakan dadanya ditusuk dari belakang oleh Komandan Graham. Lalu Komandan Graham melanjutkan perkataan Sora.
"Yeah nak, turuti perkaranya..."
****************
"Aaaahhh!" Rupanya itu adalah mimpi buruk, karena mimpi itu Rossie terbangun dan langsung memegang dadanya untuk menenangkan detak jantungnya. Lalu dia melihat sekelilingnya dan Rossie baru sadar ternyata saat ini dia berada di kamar Sora.
Rossie melihat Sora yang tetap tertidur dengan nyenyak hingga teriakan dari Rossie tidak membangunkannya sedikit pun. Terlihat mukanya yang terlihat damai sekali dengan dengkuran kecilnya membuat Rossie tersenyum. Maka dari itu Rossie kembali tidur di samping Sora dengan posisi menyenderkan kepalanya di dadanya.
"Aku harus menjadi lebih kuat, agar bisa melindungi Sora dalam bahaya apapun" Gumam Rossie didalam hatinya, lalu dia pun tertidur sembari memeluk Sora.
****************
Di pagi harinya, saat ini mereka berdua tengah melakukan latihan agar esok harinya tubuh mereka sudah siap untuk kembali bertugas. Karena itu sekarang Sora sedang melatih Rossie menggunakan dagger untuk terakhir kalinya. Kali ini perkembangan Rossie menggunakan dagger meningkat sangat pesat hingga membuat Sora terkesan.
Dan latihan Rossie berbuah hasil yaitu berhasil mendaratkan dagger dia ke badan Sora yang membuat Rossie senang. Melihat hasil latihannya Sora mengucapkan selamat kepada Rossie dan berkata bahwa saat ini Rossie sudah menjadi lebih kuat dari yang sebelumnya.
Saking senangnya hingga membuat Rossie memeluk Sora sembari berkata "Terimakasih telah melatihku". Tidak lama kemudian Rossie melepaskan pelukannya dan kembali berkata "Maaf aku terlalu senang". Sora tidak mempermasalahkannya sedikit pun membuat mereka berdua hanya bisa ketawa kecil.
"Nggak apa-apa. Lagipula, aku senang saat melihatmu begitu senangnya" Perkataan Sora membuat muka Rossie seketika menjadi lega mendengarnya.
"Kau ini..."
Pada waktu malam hari, saat ini Sora sedang mempersiapkan peralatan yang akan dia gunakan untuk esok hari di kamarnya. Pada saat itu juga datang Rossie ke kamar Sora dengan membawa senapan miliknya.
"Uhmm Sora, bisakah kau membantuku? Senapanku macet dan aku kurang ahli dalam membetulkannya" Ucap Rossie yang langsung disetujui oleh Sora.
Rossie melihat Sora yang sedang membetulkan senjata miliknya. Rossie memperhatikannya dengan fokus namun terkadang fokusnya jadi terpecah karena hal-hal sepele. Dan senapan milik Rossie sudah selesai dibetulkan.
"Nih, sudah selesai" Ucap Sora sambil menyerahkan senapannya.
"Terimakasih Sora" Lalu Rossie mengambil senapan miliknya dengan cepat. Setelah itu tanpa aba-aba Rossie mencium pipi Sora lalu pergi ke kamarnya dengan terburu-buru. Karena sadar apa yang dilakukan oleh temannya tersebut, Sora memegang pipinya yang bekas dicium.
"Eh?" Seketika wajahnya langsung memerah.
Sementara itu Rossie yang sekarang sedang duduk di kasurnya sembari memeluk bantal, dia melakukan itu karena masih kepikiran apa yang dia lakukan kepada Sora. "A-astaga...apa yang aku lakukan..." Ucap Rossie yang langsung memeluk bantalnya dengan erat dengan muka yang memerah.
...****************...
Besok harinya mereka berdua di panggil oleh General Carmilla untuk datang ke kantornya, setelah mereka telah sampai disana Carmilla langsung menjelaskan alasan memanggil mereka berdua.
"Jadi, karena kalian berdua sudah dalam kondisi yang sehat. Maka dari itu kalian akan ditugaskan kembali..." Lalu Rossie bertanya kepada Carmilla perihal temannya yang berada di sana.
"Apakah kita akan ditugaskan kembali bersama rekan kami?" Lalu Carmilla menjawabnya dengan tenang.
"Tentu saja tidak, sekarang kalian berdua melakukan misi untuk melindungi sebuah konvoi kendaraan pengangkut suplai. Lebih lanjut lagi, mereka terus saja melaporkan ada sebagian kelompok yang menyerang konvoi kendaraannya yang dicurigai sebagai tentara Republik" Ucap Carmilla yang sudah menjelaskan tentang misinya.
"Baiklah kami akan berangkat sekarang" Ucap Sora lalu mereka berdua keluar dari kantor Carmilla. Setelah mempersiapkan persenjataan dan perbekalan, mereka berdua sudah siap berangkat.
Lalu mereka menaiki kendaraan yang mengikuti konvoi tersebut, mereka berdua menaiki sebuah mobil, total ada lima truk pengangkut suplai dan sekitar sepuluh mobil yang berjaga di depan maupun dibelakang truk.
Setelah satu jam perjalanan, tidak ada tanda-tanda musuh yang akan menyerang konvoi ini. Tapi tetap saja para tentara selalu fokus mengamati keadaan sekitar.
Dua jam telah berlalu dan lagi-lagi tidak ada penyerangan mendadak yang membuat mereka semua menjadi heran. Karena menurut laporannya di daerah inilah sering terjadi penyerangan mendadak tersebut.
Saat ingin memasuki area pepohonan, suasana sangat sunyi sekali, tidak ada suara hewan apapun. Karena dirasa tidak akan ada penyerangan, sisa tentara yang berjaga mulai bersantai dan tidak melakukan tugasnya dengan benar.
Setelah itu mereka mendengar suara ledakan di barisan bagian depan, yang membuat semuanya menjadi siaga. Dan benar saja tiba-tiba banyak musuh yang turun dari pohon dan langsung menikam tentara yang lengah dari atas. Melihat keadaannya membuat Sora dan yang lainnya mencoba menembaki orang yang masih berada di atas pohon.
Lalu satu persatu orang yang diatas pohon terjatuh dengan keadaan sudah mati tertembak. Sora mengamati mayat tersebut dan terlihat mereka bukanlah anggota pasukan Republik jika dilihat dari pakaiannya. "Mereka bukan pasukan Republik" Ucap Sora yang langsung kembali menembaki orang yang keluar dari semak-semak.
Diakibatkan Sora yang terlalu fokus mengalahkan sejumlah orang yang keluar dari semak. Ada seseorang yang menyergap Sora dari belakang, orang itu mencoba menusuk bilah pisau ke arah lehernya. Untungnya Rossie melihat keadaan Sora yang langsung membantunya dengan cara menembak orang yang menyerang Sora. Lalu Sora memberikan anggukan kepala yang berarti "Terimakasih" kepada Rossie. Setelah itu mereka kembali fokus mengalahkan kelompok yang tak dikenal ini.
Tanpa mereka semua sadari, truk suplai mereka mulai dijarah dikarenakan semua pasukan disana sedang sibuk. Ternyata tujuan penyerangan ini adalah sebagai pengalihan dan tujuan utamanya yaitu suplainya. Lalu Sora melihat aksi penjarahan yang dilakukan oleh musuh yang membuat sebagian tentara menjadi sadar.
Karena sudah ketahuan, mereka lebih memilih untuk kabur membawa suplai yang mereka curi seadanya dengan terburu-buru yang membuat salah satu anggota menjadi terjatuh lalu ditangkap oleh Sora. Setelah itu orang yang juga menyerang mereka juga ikut mundur bersamaan. Setelah itu salah satu tentara mengecek sisa suplainya dan terlihat masih lumayan banyak suplainya. Ini berarti mereka hanya mengambil sedikit lalu mereka kabur karena sudah ketahuan. Dirasa sudah aman mereka melanjutkan perjalanannya untuk membawa suplai tersebut ke tempat yang dituju.
Setelah sampai di tempat tujuan, semua orang disana langsung mengambil suplai yang sudah dikirim, walaupun terdapat keluhan yaitu tentang jumlah barang yang tidak sesuai, tapi mereka memakluminya karena baru saja konvoi ini habis di rampok. Sementara orang yang sedang sibuk untuk menurunkan suplai dari truk, Sora bersama Rossie sedang menggali informasi dari salah satu anggota perampok yang berhasil ditangkap.
"Siapa namamu? Dan kau berpihak kepada siapa?" Tanya Sora lalu orang itu menjawab.
"Rhodes dan kami tidak memihak manapun, yang kami mau hanyalah bisa bertahan hidup" Mendengar jawabannya membuat Sora kembali melontarkan berberapa pertanyaan.
"Jika kau tidak berpihak kepada siapa-siapa? Mengapa kau menyerang kami?" Rhodes hanya tertawa mendengar pertanyaan Sora.
"Kau bodoh atau apa? Aku sudah bilang untuk bertahan hidup. Dan juga pemerintah kalian hanya lebih peduli kepada warga yang berada di perkotaan, mereka seakan buta melihat keadaan desa-desa kecil yang jauh dari kota hancur lebur akibat dampak dari perang ini"
"Tunggu, kau berarti warga Zenspire?"
"Tentu saja bodoh" Sora menjadi bingung mendengar jawaban dari Rhodes, seharusnya warga mendukung tentara yang sedang melakukan tugasnya melindungi warga dan negaranya. Lalu Sora kembali melontarkan pertanyaan lagi.
"Lalu apa yang kalian lakukan terhadap suplai yang kalian curi?"
"Kami akan menjualnya kepada pihak yang mau bayar lebih" Sora dapat menarik kesimpulan bahwa mereka mencuri suplai dari tentara kami untuk dijual kembali ke pihak lain dengan harga yang lebih tinggi. Dirasa sudah cukup mendapatkan informasi Sora langsung mengeluarkan pistol lalu mengarahkan ke kepalanya karena dirasa dia sudah tidak berguna. Namun aksinya ditahan oleh Rossie karena Rhodes adalah rakyat Zenspire, dan juga kemungkinan masih bisa menggali informasi dari dia.
Dirasa itu adalah ide bagus, Sora kembali menaruh senjatanya dan membawa pencuri itu ke markas utama. Sesampainya disana, Sora menyerahkan Rhodes ke salah satu tentara untuk dibawa ke ruangan interogasi. Lalu Sora dan Rossie pergi ke kantor Carmilla untuk melaporkan hasil dari misi ini.
"Hmm kerja kalian lumayan, walaupun berberapa suplainya telah dicuri. Tapi setidaknya ini lebih mendingan daripada yang sebelumnya" Ucap Carmilla sembari membaca catatan disana.
"Lalu aku mendapatkan laporan dari tentara disana bahwa kau berhasil menangkap salah satu pencuri. Apa itu benar?"
"Ya, itu benar" Ucap Sora dengan nada datarnya. Lalu Carmilla melihat mereka berdua dengan tatapan serius. "Lantas, apakah kalian mendapatkan informasi dari dia?"
"Kami mendapat informasi bahwa kelompok yang menyerang kami adalah warga Zenspire. Alasan mereka mencuri untuk dijual kembali ke pihak yang akan membayar lebih" Ucap Sora menjelaskannya ke Carmilla.
"Itu saja?"
"Iya, hanya itu saja"
"Kalau hanya ini informasinya, mengapa kau tidak membunuhnya" Tanya Carmilla kepada Sora yang membuatnya menundukkan kepalanya.
Lalu Rossie menjawab pertanyaan Carmilla "Tapi dia adalah warga negara kita. Jadinya...."
"Aku tidak peduli mau itu warga kita atau bukan. Mereka adalah musuh yang merugikan kita. Paham?" Lalu mereka berdua menjawab "Paham" lalu Carmilla menyuruh mereka untuk pergi beristirahat. Lalu Carmilla menarik napas lalu bergumam.
"Perempuan itu, dia membuat pion terbaikku menjadi sedikit lembut"
****************
Sementara itu Rhodes yang sudah babak belur karena sudah disiksa berberapa kali agar dapat memberikan informasi. Rhodes sudah memberikan informasi yang hanya dia tahu, tapi tetap saja ujungnya dia disiksa juga karena dirasa belum puas dengan informasi tersebut.
Lalu Carmilla masuk dan menghampiri Rhodes dan kembali menggali informasi. "Jadi, beritahu aku. Siapa pemimpin kau?".
"Aku tidak tahu, aku hanya menerima perintah dari sebuah alat telekomunikasi. Itu saja yang kutahu..." Melihat Rhodes yang menjawabnya dengan terengah-engah membuat Carmilla berpikir mungkin yang dikatakan itu benar. Lalu Carmilla menggali lebih dalam informasi dari dia, namun Rhodes hanya menjawab bahwa cuma ini informasi yang dia tahu.
"Hah...sayang sekali..." Ucap Carmilla lalu mengeluarkan sebuah pistol dan mengarahkannya ke kepala Rhodes. "Padahal kukira kau akan berguna, ternyata kau sama saja dengan yang lainnya" Lalu Carmilla menembak dia tepat di bagian kening kepalanya. Setelah itu dia memanggil seseorang untuk membersihkan sisanya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Tee
sisi gelap Negara Zenspire mulai terlihat
2023-11-02
1