Bab 16 Kembali Bertugas

Sekarang Rossie tengah melihat keadaan markas utama yang hancur lebur kemakan api. Terlihat banyaknya mayat dimana-mana dikarenakan serangan mendadak dari pihak musuh. Dan juga Rossie melihat Sora yang berdiri disana dengan badan yang penuh luka, melihat ke arah Rossie seakan ingin memberitahukan sesuatu.

"Lari! Rossie la-"

Sora tidak dapat menyelesaikan perkataannya dikarenakan dadanya ditusuk dari belakang oleh Komandan Graham. Lalu Komandan Graham melanjutkan perkataan Sora.

"Yeah nak, turuti perkaranya..."

****************

"Aaaahhh!" Rupanya itu adalah mimpi buruk, karena mimpi itu Rossie terbangun dan langsung memegang dadanya untuk menenangkan detak jantungnya. Lalu dia melihat sekelilingnya dan Rossie baru sadar ternyata saat ini dia berada di kamar Sora.

Rossie melihat Sora yang tetap tertidur dengan nyenyak hingga teriakan dari Rossie tidak membangunkannya sedikit pun. Terlihat mukanya yang terlihat damai sekali dengan dengkuran kecilnya membuat Rossie tersenyum. Maka dari itu Rossie kembali tidur di samping Sora dengan posisi menyenderkan kepalanya di dadanya.

"Aku harus menjadi lebih kuat, agar bisa melindungi Sora dalam bahaya apapun" Gumam Rossie didalam hatinya, lalu dia pun tertidur sembari memeluk Sora.

****************

Di pagi harinya, saat ini mereka berdua tengah melakukan latihan agar esok harinya tubuh mereka sudah siap untuk kembali bertugas. Karena itu sekarang Sora sedang melatih Rossie menggunakan dagger untuk terakhir kalinya. Kali ini perkembangan Rossie menggunakan dagger meningkat sangat pesat hingga membuat Sora terkesan.

Dan latihan Rossie berbuah hasil yaitu berhasil mendaratkan dagger dia ke badan Sora yang membuat Rossie senang. Melihat hasil latihannya Sora mengucapkan selamat kepada Rossie dan berkata bahwa saat ini Rossie sudah menjadi lebih kuat dari yang sebelumnya.

Saking senangnya hingga membuat Rossie memeluk Sora sembari berkata "Terimakasih telah melatihku". Tidak lama kemudian Rossie melepaskan pelukannya dan kembali berkata "Maaf aku terlalu senang". Sora tidak mempermasalahkannya sedikit pun membuat mereka berdua hanya bisa ketawa kecil.

"Nggak apa-apa. Lagipula, aku senang saat melihatmu begitu senangnya" Perkataan Sora membuat muka Rossie seketika menjadi lega mendengarnya.

"Kau ini..."

Pada waktu malam hari, saat ini Sora sedang mempersiapkan peralatan yang akan dia gunakan untuk esok hari di kamarnya. Pada saat itu juga datang Rossie ke kamar Sora dengan membawa senapan miliknya.

"Uhmm Sora, bisakah kau membantuku? Senapanku macet dan aku kurang ahli dalam membetulkannya" Ucap Rossie yang langsung disetujui oleh Sora.

Rossie melihat Sora yang sedang membetulkan senjata miliknya. Rossie memperhatikannya dengan fokus namun terkadang fokusnya jadi terpecah karena hal-hal sepele. Dan senapan milik Rossie sudah selesai dibetulkan.

"Nih, sudah selesai" Ucap Sora sambil menyerahkan senapannya.

"Terimakasih Sora" Lalu Rossie mengambil senapan miliknya dengan cepat. Setelah itu tanpa aba-aba Rossie mencium pipi Sora lalu pergi ke kamarnya dengan terburu-buru. Karena sadar apa yang dilakukan oleh temannya tersebut, Sora memegang pipinya yang bekas dicium.

"Eh?" Seketika wajahnya langsung memerah.

Sementara itu Rossie yang sekarang sedang duduk di kasurnya sembari memeluk bantal, dia melakukan itu karena masih kepikiran apa yang dia lakukan kepada Sora. "A-astaga...apa yang aku lakukan..." Ucap Rossie yang langsung memeluk bantalnya dengan erat dengan muka yang memerah.

...****************...

Besok harinya mereka berdua di panggil oleh General Carmilla untuk datang ke kantornya, setelah mereka telah sampai disana Carmilla langsung menjelaskan alasan memanggil mereka berdua.

"Jadi, karena kalian berdua sudah dalam kondisi yang sehat. Maka dari itu kalian akan ditugaskan kembali..." Lalu Rossie bertanya kepada Carmilla perihal temannya yang berada di sana.

"Apakah kita akan ditugaskan kembali bersama rekan kami?" Lalu Carmilla menjawabnya dengan tenang.

"Tentu saja tidak, sekarang kalian berdua melakukan misi untuk melindungi sebuah konvoi kendaraan pengangkut suplai. Lebih lanjut lagi, mereka terus saja melaporkan ada sebagian kelompok yang menyerang konvoi kendaraannya yang dicurigai sebagai tentara Republik" Ucap Carmilla yang sudah menjelaskan tentang misinya.

"Baiklah kami akan berangkat sekarang" Ucap Sora lalu mereka berdua keluar dari kantor Carmilla. Setelah mempersiapkan persenjataan dan perbekalan, mereka berdua sudah siap berangkat.

Lalu mereka menaiki kendaraan yang mengikuti konvoi tersebut, mereka berdua menaiki sebuah mobil, total ada lima truk pengangkut suplai dan sekitar sepuluh mobil yang berjaga di depan maupun dibelakang truk.

Setelah satu jam perjalanan, tidak ada tanda-tanda musuh yang akan menyerang konvoi ini. Tapi tetap saja para tentara selalu fokus mengamati keadaan sekitar.

Dua jam telah berlalu dan lagi-lagi tidak ada penyerangan mendadak yang membuat mereka semua menjadi heran. Karena menurut laporannya di daerah inilah sering terjadi penyerangan mendadak tersebut.

Saat ingin memasuki area pepohonan, suasana sangat sunyi sekali, tidak ada suara hewan apapun. Karena dirasa tidak akan ada penyerangan, sisa tentara yang berjaga mulai bersantai dan tidak melakukan tugasnya dengan benar.

Setelah itu mereka mendengar suara ledakan di barisan bagian depan, yang membuat semuanya menjadi siaga. Dan benar saja tiba-tiba banyak musuh yang turun dari pohon dan langsung menikam tentara yang lengah dari atas. Melihat keadaannya membuat Sora dan yang lainnya mencoba menembaki orang yang masih berada di atas pohon.

Lalu satu persatu orang yang diatas pohon terjatuh dengan keadaan sudah mati tertembak. Sora mengamati mayat tersebut dan terlihat mereka bukanlah anggota pasukan Republik jika dilihat dari pakaiannya. "Mereka bukan pasukan Republik" Ucap Sora yang langsung kembali menembaki orang yang keluar dari semak-semak.

Diakibatkan Sora yang terlalu fokus mengalahkan sejumlah orang yang keluar dari semak. Ada seseorang yang menyergap Sora dari belakang, orang itu mencoba menusuk bilah pisau ke arah lehernya. Untungnya Rossie melihat keadaan Sora yang langsung membantunya dengan cara menembak orang yang menyerang Sora. Lalu Sora memberikan anggukan kepala yang berarti "Terimakasih" kepada Rossie. Setelah itu mereka kembali fokus mengalahkan kelompok yang tak dikenal ini.

Tanpa mereka semua sadari, truk suplai mereka mulai dijarah dikarenakan semua pasukan disana sedang sibuk. Ternyata tujuan penyerangan ini adalah sebagai pengalihan dan tujuan utamanya yaitu suplainya. Lalu Sora melihat aksi penjarahan yang dilakukan oleh musuh yang membuat sebagian tentara menjadi sadar.

Karena sudah ketahuan, mereka lebih memilih untuk kabur membawa suplai yang mereka curi seadanya dengan terburu-buru yang membuat salah satu anggota menjadi terjatuh lalu ditangkap oleh Sora. Setelah itu orang yang juga menyerang mereka juga ikut mundur bersamaan. Setelah itu salah satu tentara mengecek sisa suplainya dan terlihat masih lumayan banyak suplainya. Ini berarti mereka hanya mengambil sedikit lalu mereka kabur karena sudah ketahuan. Dirasa sudah aman mereka melanjutkan perjalanannya untuk membawa suplai tersebut ke tempat yang dituju.

Setelah sampai di tempat tujuan, semua orang disana langsung mengambil suplai yang sudah dikirim, walaupun terdapat keluhan yaitu tentang jumlah barang yang tidak sesuai, tapi mereka memakluminya karena baru saja konvoi ini habis di rampok. Sementara orang yang sedang sibuk untuk menurunkan suplai dari truk, Sora bersama Rossie sedang menggali informasi dari salah satu anggota perampok yang berhasil ditangkap.

"Siapa namamu? Dan kau berpihak kepada siapa?" Tanya Sora lalu orang itu menjawab.

"Rhodes dan kami tidak memihak manapun, yang kami mau hanyalah bisa bertahan hidup" Mendengar jawabannya membuat Sora kembali melontarkan berberapa pertanyaan.

"Jika kau tidak berpihak kepada siapa-siapa? Mengapa kau menyerang kami?" Rhodes hanya tertawa mendengar pertanyaan Sora.

"Kau bodoh atau apa? Aku sudah bilang untuk bertahan hidup. Dan juga pemerintah kalian hanya lebih peduli kepada warga yang berada di perkotaan, mereka seakan buta melihat keadaan desa-desa kecil yang jauh dari kota hancur lebur akibat dampak dari perang ini"

"Tunggu, kau berarti warga Zenspire?"

"Tentu saja bodoh" Sora menjadi bingung mendengar jawaban dari Rhodes, seharusnya warga mendukung tentara yang sedang melakukan tugasnya melindungi warga dan negaranya. Lalu Sora kembali melontarkan pertanyaan lagi.

"Lalu apa yang kalian lakukan terhadap suplai yang kalian curi?"

"Kami akan menjualnya kepada pihak yang mau bayar lebih" Sora dapat menarik kesimpulan bahwa mereka mencuri suplai dari tentara kami untuk dijual kembali ke pihak lain dengan harga yang lebih tinggi. Dirasa sudah cukup mendapatkan informasi Sora langsung mengeluarkan pistol lalu mengarahkan ke kepalanya karena dirasa dia sudah tidak berguna. Namun aksinya ditahan oleh Rossie karena Rhodes adalah rakyat Zenspire, dan juga kemungkinan masih bisa menggali informasi dari dia.

Dirasa itu adalah ide bagus, Sora kembali menaruh senjatanya dan membawa pencuri itu ke markas utama. Sesampainya disana, Sora menyerahkan Rhodes ke salah satu tentara untuk dibawa ke ruangan interogasi. Lalu Sora dan Rossie pergi ke kantor Carmilla untuk melaporkan hasil dari misi ini.

"Hmm kerja kalian lumayan, walaupun berberapa suplainya telah dicuri. Tapi setidaknya ini lebih mendingan daripada yang sebelumnya" Ucap Carmilla sembari membaca catatan disana.

"Lalu aku mendapatkan laporan dari tentara disana bahwa kau berhasil menangkap salah satu pencuri. Apa itu benar?"

"Ya, itu benar" Ucap Sora dengan nada datarnya. Lalu Carmilla melihat mereka berdua dengan tatapan serius. "Lantas, apakah kalian mendapatkan informasi dari dia?"

"Kami mendapat informasi bahwa kelompok yang menyerang kami adalah warga Zenspire. Alasan mereka mencuri untuk dijual kembali ke pihak yang akan membayar lebih" Ucap Sora menjelaskannya ke Carmilla.

"Itu saja?"

"Iya, hanya itu saja"

"Kalau hanya ini informasinya, mengapa kau tidak membunuhnya" Tanya Carmilla kepada Sora yang membuatnya menundukkan kepalanya.

Lalu Rossie menjawab pertanyaan Carmilla "Tapi dia adalah warga negara kita. Jadinya...."

"Aku tidak peduli mau itu warga kita atau bukan. Mereka adalah musuh yang merugikan kita. Paham?" Lalu mereka berdua menjawab "Paham" lalu Carmilla menyuruh mereka untuk pergi beristirahat. Lalu Carmilla menarik napas lalu bergumam.

"Perempuan itu, dia membuat pion terbaikku menjadi sedikit lembut"

****************

Sementara itu Rhodes yang sudah babak belur karena sudah disiksa berberapa kali agar dapat memberikan informasi. Rhodes sudah memberikan informasi yang hanya dia tahu, tapi tetap saja ujungnya dia disiksa juga karena dirasa belum puas dengan informasi tersebut.

Lalu Carmilla masuk dan menghampiri Rhodes dan kembali menggali informasi. "Jadi, beritahu aku. Siapa pemimpin kau?".

"Aku tidak tahu, aku hanya menerima perintah dari sebuah alat telekomunikasi. Itu saja yang kutahu..." Melihat Rhodes yang menjawabnya dengan terengah-engah membuat Carmilla berpikir mungkin yang dikatakan itu benar. Lalu Carmilla menggali lebih dalam informasi dari dia, namun Rhodes hanya menjawab bahwa cuma ini informasi yang dia tahu.

"Hah...sayang sekali..." Ucap Carmilla lalu mengeluarkan sebuah pistol dan mengarahkannya ke kepala Rhodes. "Padahal kukira kau akan berguna, ternyata kau sama saja dengan yang lainnya" Lalu Carmilla menembak dia tepat di bagian kening kepalanya. Setelah itu dia memanggil seseorang untuk membersihkan sisanya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Tee

Tee

sisi gelap Negara Zenspire mulai terlihat

2023-11-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Mula
2 Bab 2 Panti Asuhan
3 Bab 3 Wanita Misterius
4 Bab 4 Pusat Akademis Pelatihan Militer
5 Bab 5 Ujian Kelulusan
6 Bab 6 Serangan Mendadak
7 Bab 7 Pergi Berperang
8 Bab 8 Berkorban Untuk Negara
9 Bab 9 Pasukan Baru?
10 Bab 10 Squad Force 101
11 Bab 11 Kilang Bahan bakar
12 Bab 12 Waktu Cuti
13 Bab 13 Cetak Biru
14 Bab 14 Rencana Yang Tidak Berjalan Sesuai Kemauan
15 Bab 15 Fase Penyembuhan
16 Bab 16 Kembali Bertugas
17 Bab 17 Selalu Bersama
18 Bab 18 Serangan Langsung
19 HBD Untuk Diriku Sendiri
20 Bab 19 Tes Kesetiaan
21 Bab 20 Berkhianat
22 Bab 21 Kelompok Liberta
23 Bab 22 Rencana kudeta
24 Bab 23 Rencana Kudeta, Dimulai
25 Bab 24 Terpecah Belah
26 Bab 25 General Carmilla
27 Bab 26 Masa Lalu Dan Pertarungan Terakhir
28 Bab 27 Awal yang baru
29 Bab 28 Ras Keturunan Dewa
30 Bab 29 Pencarian Ras Felis
31 Bab 30 Bounty Hunter
32 Bab 31 Sadewa Dan Nakula
33 Bab 32 Bertemu Teman Lama
34 Bab 33 Kota Maharaja
35 Bab 34 Penyerangan Besar-besaran
36 Bab 35 Terpisah
37 Bab 36 Reruntuhan Dan Rahasianya
38 Bab 37 Mencari Bantuan
39 Bab 38 Jabang Tetuka
40 Bab 39 Penentuan
41 Bab 40 General Freya
42 Bab 41 Penebusan Dosa
43 Bab 42 Terlacak
44 Bab 43 Ikut Serta
45 Bab 44 Pembalasan
46 Bab 45 Penyelesaian
47 Bab 46 Menagih Janji
48 Bab 47 Kota Kirgizovka
49 Bab 48 Masa Lalu Yang Terkuak
50 Bab 49 Eksperimen Gila dan Percobaan Melarikan Diri
51 Bab 50 Operasi Penyelamatan
52 Bab 51 Rasa Sakit
53 Bab 52 Senjata Pemusnah Masal
54 Bab 53 Spionase
55 Bab 54 Membobol Penjara
56 Bab 55 Informasi
57 Bab 56 Seorang Yang Bisa Diandalkan
58 Bab 57 Pesawat Induk
59 Bab 58 Bertaruh Dengan Waktu, Bagian Pertama
60 Bab 59 Bertaruh Dengan Waktu, Bagian Kedua
61 Bab 60 Penyebab Terjadinya Perang, Bagian Pertama
62 Bab 61 Penyebab Terjadinya Perang, Bagian Kedua
63 Bab 62 Penyebab Terjadinya Perang Bagian Ketiga
64 Bab 63 Perang Pertumpahan Darah
65 Bab 64 Keadaan Yang Tidak Baik-baik Saja
66 Bab 65 Fifth Sister
67 Bab 66 Perlarian
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 Awal Mula
2
Bab 2 Panti Asuhan
3
Bab 3 Wanita Misterius
4
Bab 4 Pusat Akademis Pelatihan Militer
5
Bab 5 Ujian Kelulusan
6
Bab 6 Serangan Mendadak
7
Bab 7 Pergi Berperang
8
Bab 8 Berkorban Untuk Negara
9
Bab 9 Pasukan Baru?
10
Bab 10 Squad Force 101
11
Bab 11 Kilang Bahan bakar
12
Bab 12 Waktu Cuti
13
Bab 13 Cetak Biru
14
Bab 14 Rencana Yang Tidak Berjalan Sesuai Kemauan
15
Bab 15 Fase Penyembuhan
16
Bab 16 Kembali Bertugas
17
Bab 17 Selalu Bersama
18
Bab 18 Serangan Langsung
19
HBD Untuk Diriku Sendiri
20
Bab 19 Tes Kesetiaan
21
Bab 20 Berkhianat
22
Bab 21 Kelompok Liberta
23
Bab 22 Rencana kudeta
24
Bab 23 Rencana Kudeta, Dimulai
25
Bab 24 Terpecah Belah
26
Bab 25 General Carmilla
27
Bab 26 Masa Lalu Dan Pertarungan Terakhir
28
Bab 27 Awal yang baru
29
Bab 28 Ras Keturunan Dewa
30
Bab 29 Pencarian Ras Felis
31
Bab 30 Bounty Hunter
32
Bab 31 Sadewa Dan Nakula
33
Bab 32 Bertemu Teman Lama
34
Bab 33 Kota Maharaja
35
Bab 34 Penyerangan Besar-besaran
36
Bab 35 Terpisah
37
Bab 36 Reruntuhan Dan Rahasianya
38
Bab 37 Mencari Bantuan
39
Bab 38 Jabang Tetuka
40
Bab 39 Penentuan
41
Bab 40 General Freya
42
Bab 41 Penebusan Dosa
43
Bab 42 Terlacak
44
Bab 43 Ikut Serta
45
Bab 44 Pembalasan
46
Bab 45 Penyelesaian
47
Bab 46 Menagih Janji
48
Bab 47 Kota Kirgizovka
49
Bab 48 Masa Lalu Yang Terkuak
50
Bab 49 Eksperimen Gila dan Percobaan Melarikan Diri
51
Bab 50 Operasi Penyelamatan
52
Bab 51 Rasa Sakit
53
Bab 52 Senjata Pemusnah Masal
54
Bab 53 Spionase
55
Bab 54 Membobol Penjara
56
Bab 55 Informasi
57
Bab 56 Seorang Yang Bisa Diandalkan
58
Bab 57 Pesawat Induk
59
Bab 58 Bertaruh Dengan Waktu, Bagian Pertama
60
Bab 59 Bertaruh Dengan Waktu, Bagian Kedua
61
Bab 60 Penyebab Terjadinya Perang, Bagian Pertama
62
Bab 61 Penyebab Terjadinya Perang, Bagian Kedua
63
Bab 62 Penyebab Terjadinya Perang Bagian Ketiga
64
Bab 63 Perang Pertumpahan Darah
65
Bab 64 Keadaan Yang Tidak Baik-baik Saja
66
Bab 65 Fifth Sister
67
Bab 66 Perlarian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!