Bab 3 Wanita Misterius

Sudah sekitar seminggu Sora menghabiskan waktunya di panti asuhan ini, mulai dari bermain bersama temannya hingga membantu para pengurus panti asuhan. Dan saat ini, Sora sedang menyendiri di bawah pohon sembari melihat pemandangan disekitarnya. Sampai saat Rossie memanggilnya dari kejauhan sambil berteriak.

"Hey Sora !" mendengar teriakannya membuat dia melihat ke arah dia. Rossie mendatanginya dengan berlari. Saat dia sampai dia langsung duduk disebelahnya dan mengatur nafasnya karena kelelahan.

"Eh Rossie, kenapa memanggilku ?"

"Tunggu sebentar..." setelah nafasnya kembali normal dia langsung menjelaskan kenapa dia memanggilnya.

"Pak Akko ingin bertemu denganmu"

"Pak Akko ?"

"Oh ya aku lupa menjelaskannya, Pak Akko itu yang pemilik dari tempat ini. Makanya nama panti ini adalah 'panti asuhan akko'.

"Jadi begitu...." ucap Sora sambil menganggukan kepalanya.

Sehabis itu Rossie langsung dan berkata "ayo ikut aku sekarang, aku akan membawanya ke dia". Lalu Sora mengikutinya hingga pergi ke tepi danau di belakang panti tersebut. Dan terlihat ada seorang pria yang sedang melakukan kegiatan mancing di pinggir danau.

"Pak Akko ! Aku telah membawa Sora"

"Ah iya sini silahkan" lalu Sora dan Rossie duduk di samping Pak Akko.

"Udah dapet berapa ikannya?"

"Ahh... lumayanlah buat makan nanti" ucap Pak Akko sembari tersenyum. Tidak lama setelah itu, pancingannya bergetar yang membuat Pak Akko langsung memegangnya. Lalu mereka melihat Pak Akko yang sedang berusaha menangkap ikannya yang terjerat di pancingannya sembari menyemangatinya. Ya lebih tepatnya Rossie yang menyemangati sedangkan Sora hanya melihatnya.

"Wah ayo pak semangat"

"Uissh gede ini pasti ikannya" dengan sekuat tenaga Pak Akko menarik ikannya lalu akhirnya tertangkap juga. Dan benar apa yang di katakan Pak Akko, ikannya memang besar. Sebesar paha orang dewasa.

"Wah ! Ini pasti enak ini kalau di bakar ini...." ucap Pak Akko dan diikuti oleh anggukan dari Rossie dan Sora.

"Oh ya, Rossie tolong kau bawa ikan ini ke pengurus panti, biar dimasak sama mereka"

"Baiklah" lalu Rossie dan Sora pergi ke pengurus panti, namun tangan Sora di tahan oleh Pak Akko.

"Kau tidak perlu, dia kuat kok mengangkatnya. Lagipula aku ingin berbicara denganmu" lalu Sora duduk di sampingnya sedangkan Rossie membawa ikannya.

"Jadi, namamu Sora ya...nama yang bagus"

"Sebenarnya Rossie yang memberikan nama itu"

"Oh begitu ternyata" lalu Pak Akko melemparkan umpannya kembali ke danau. Setalah itu situasi menjadi canggung dan berakhir menjadi diam. Tidak ada yang memulai obrolan hingga pada saat Pak Akko mecoba untuk mencairkan suasana.

"Bagaimana lukamu? apakah sudah sembuh?"

"Ah iya, sudah sembuh sepenuhnya"

"ah itu bagus...oh ya aku ingat sesuatu" lalu Pak Akko mengambil sesuatu dari kantongnya.

"Aku menemukan ini di salah satu preman tersebut" ternyata itu adalah liontin yang Sora kira sudah hilang.

"Ah itu punyaku! Terimakasih" dengan cepat dia langsung mengambilnya lalu memegangnya dengan erat.

Melihat Sora yang terus memegang liontin itu dengan kuat. Pak Akko menanyakan tentang benda tersebut. "Benda itu pasti penting bagimu. Kalau boleh tau, seberapa penting benda itu bagimu?".

Mendengarnya, Sora langsung melihat liontin dengan wajah yang sedih. "Entahlah, aku pun tidak tahu. Tapi yang pasti ada seseorang yang menyuruhku untuk menyimpannya".

"Ah aku mengerti sekarang...." ucap Pak Akko sembari menganggukan kepalanya. Tidak lama kemudian, suasana menjadi canggung kembali hingga pada akhirnya Sora mengatakan sesuatu ke Pak Akko.

"Uhm Pak Akko, terimakasih karena telah menyelamatkanku" ucap Sora sembari melihat ke arah Pak Akko.

"Sama-sama" saat sudah ingin malam hari, Pak Akko kembali bersama Sora ke panti asuhan.

...****************...

Di tengah malam, Sora yang kebelet ingin kencing bangun dari tidurnya untuk pergi ke kamar mandi. Setelah selesai dengan urusannya dia langsung pergi ke kamarnya hingga mendengar ada suara orang yang sedang melakukan pembicaraan.

Karena penasaran Sora mencoba untuk mendengarkan percakapan mereka dari belakang tembok. Terdengar suara para pengurus panti dan Pak Akko sedang berdebat dengan suara perempuan misterius.

"...Sudah kubilang, kami tidak akan melakukan permintaan gila kalian!" ucap pengurus panti yang terdengar dari suaranya dia sedang marah.

"Ayolah, kalian tahu kalau kami akan datang untuk meminta apa yang sudah tercantum ke dalam kontraknya" dan terdengar juga suara perempuan yang sangat mengintimidasi dengan suara beratnya.

"Ta-tapi, meminta lima anak untuk dijadikan tentara. Apakah itu tidak berlebihan" ucap pengurus panti yang terdengar khawatir.

"Dengar, kontrak tetaplah kontrak. Jika kalian tidak menuruti apa yang aku minta. Maka, kami akan menghentikan aliran dana untuk panti ini"

"Kau ini..."

"Lagipula, kau pasti setuju kan. Akko?" setelah perempuan mengatakan itu,

Pak Akko hanya berdiam saja tidak menjawabnya.

Karena melihat Pak Akko yang hanya berdiam saja, pengurus panti mencoba meyakinkan tentang keputusan perempuan itu. "Hei, kau tidak berpikir akan menurutinya kan?" lagi Pak Akko hanya diam saja.

"Hei, jawab!" dengan berat hati Pak Akko tidak punya pilihan selain mengikuti apa yang perempuan itu mau.

"Baiklah, aku akan melakukannya. General Carmilla" pengurus panti menjadi syok karena mendengar jawaban dari Pak Akko.

"Seperti yang aku harapkan. Kau memang tidak pernah mengecewakan kami. Terlebih lagi saat kau masih bertugas"

"Apa kau puas? Jika kau puas silahkan tinggalkan tempat ini" dirasa sudah cukup mendengarkannya, Sora segera kembali ke kamarnya. Tapi dikarenakan tidak berhati-hati membuat dia jatuh karena terpeleset.

"Siapa itu?!" perempuan itu melihat ke arah Sora yang membuat dia menjadi takut. Sora mencoba untuk pergi namun tangan dia ditahan oleh perempuan tersebut.

"Wah, wah. Lihatlah ada anak bandel disini" ucap perempuan itu sembari memegang tangan Sora.

"Hei, lepaskan dia!" Pak Akko mencoba untuk menghampirinya, namun entah apa yang terjadi tubuh Pak Akko tidak bisa bergerak.

"Haih tenang, aku tidak akan menyakitinya" lalu perempuan itu melepaskan tangan Sora habis dia berlutut dan memegang bahu Sora.

"Halo, namaku Carmilla. Siapa namamu?" karena ketakutan Sora menjawabnya dengan terbata-bata.

"So-Sora"

"Ah...nama yang bagus" setelah itu dia melepaskan pergelangan tangannya dari bahunya Sora yang membuat Sora menjadi sedikit tenang.

"Jadi, karena kau telah mendengarkan semuanya..." lalu Carmilla mengulurkan tangannya mencoba mengajak Sora untuk bergabung dengannya.

"...Maukah kamu bergabung denganku? Kita akan menghentikan semua perperangan ini" Sora hanya terdiam mendengar ajakan dari Carmilla. Dia terdiam karena memikirkan jika dia bergabung dengannya, berarti Sora akan membantu Carmilla menghentikan perang dan panti asuhan tetap menerima dana bantuan.

Tapi. Jika Sora menolak, maka panti asuhan tidak akan perna mendapatkan bantuan dana dan pernah ini akan tetap bergejolak. Setelah memikirkannya dengan matang Sora menjawab "Ya, aku akan bergabung".

"Sora! Jangan!" tiba-tiba Pak Akko berteriak kesakitan tanpa alasan yang jelas.

"Carmilla kau...."

"Anak pintar, baiklah sekarang sisa empat anak lagi" setelah itu Carmilla berdiri dan disaat yang bersamaan Pak Akko jatuh tak berdaya. Sontak para pengurus panti menolongnya.

"Jadi Akko, apakah kau sudah memutuskan siapa anak yang akan kau serahkan" ucap Carmilla dengan senyumannya. Pak Akko yang kelelahan tanpa alasan yang wajar hanya bisa melihatnya sembari mengatur nafasnya.

"Itu tidak perlu" mendengar Sora berkata begitu Carmilla langsung melihat kearahnya.

"Aku akan mengajak teman-temanku. Mereka pasti akan setuju" mendengarnya membuat Carmilla mengelus kepalanya dengan keras.

"Sungguh anak yang baik karena telah membuat pekerjaanku menjadi mudah. Tidak seperti orang tua ini yang hanya menyusahkan saja" sindir Carmilla sembari melihat ke arah Pak Akko.

"Jadi, sekarang kau pergi bangunkan mereka. Kita akan berangkat malam ini"

...****************...

Disaat mereka dibangunkan oleh Sora. Mereka cukup kaget karena hal ini karena tidak disangka mereka akan bergabung ke pasukan militer, karena menurut rumor. Mereka beranggapan bahwa mereka pasti tidak akan bisa kembali hidup-hidup.

Namun mereka juga memaklumi karena Sora menjelaskan bahwa jika tidak ada yang mau maka panti asuhan ini tidak akan mendapatkan dana bantuan lagi. Jadinya dia menyetujuinya.

"Maaf karena telah membawa kalian ke masalah ini" ucap Sora karena merasa bersalah telah membawa teman-temannya ke dalam masalah ini.

"Yah tidak apa-apa lah, lagipula asalkan kita selalu bersama. Kita akan baik-baik saja karena kita akan melindungi satu sama lain" ucap Aoi sembari memeluk mereka semua dari belakang.

"Cukup basa-basinya, ayo kita berangkat sekarang juga" lalu mereka menaiki mobil. Terlihat para pengurus panti diluar untuk melihat kami pergi tapi tidak dengan Pak Akko. Dia tidak terlihat, mungkin saja dia ada didalam. Tidak lama kami berangkat dan mulai menjauh dari panti asuhan.

Saat sampai ditujuan, terlihat bangunan yang megah. Hingga membuat para anak-anak terlihat kagum dengan bangunannya.

"Selamat datang di Pusat Akademis Pelatihan Militer Zenspire anak-anak"

Bersambung

Episodes
1 Bab 1 Awal Mula
2 Bab 2 Panti Asuhan
3 Bab 3 Wanita Misterius
4 Bab 4 Pusat Akademis Pelatihan Militer
5 Bab 5 Ujian Kelulusan
6 Bab 6 Serangan Mendadak
7 Bab 7 Pergi Berperang
8 Bab 8 Berkorban Untuk Negara
9 Bab 9 Pasukan Baru?
10 Bab 10 Squad Force 101
11 Bab 11 Kilang Bahan bakar
12 Bab 12 Waktu Cuti
13 Bab 13 Cetak Biru
14 Bab 14 Rencana Yang Tidak Berjalan Sesuai Kemauan
15 Bab 15 Fase Penyembuhan
16 Bab 16 Kembali Bertugas
17 Bab 17 Selalu Bersama
18 Bab 18 Serangan Langsung
19 HBD Untuk Diriku Sendiri
20 Bab 19 Tes Kesetiaan
21 Bab 20 Berkhianat
22 Bab 21 Kelompok Liberta
23 Bab 22 Rencana kudeta
24 Bab 23 Rencana Kudeta, Dimulai
25 Bab 24 Terpecah Belah
26 Bab 25 General Carmilla
27 Bab 26 Masa Lalu Dan Pertarungan Terakhir
28 Bab 27 Awal yang baru
29 Bab 28 Ras Keturunan Dewa
30 Bab 29 Pencarian Ras Felis
31 Bab 30 Bounty Hunter
32 Bab 31 Sadewa Dan Nakula
33 Bab 32 Bertemu Teman Lama
34 Bab 33 Kota Maharaja
35 Bab 34 Penyerangan Besar-besaran
36 Bab 35 Terpisah
37 Bab 36 Reruntuhan Dan Rahasianya
38 Bab 37 Mencari Bantuan
39 Bab 38 Jabang Tetuka
40 Bab 39 Penentuan
41 Bab 40 General Freya
42 Bab 41 Penebusan Dosa
43 Bab 42 Terlacak
44 Bab 43 Ikut Serta
45 Bab 44 Pembalasan
46 Bab 45 Penyelesaian
47 Bab 46 Menagih Janji
48 Bab 47 Kota Kirgizovka
49 Bab 48 Masa Lalu Yang Terkuak
50 Bab 49 Eksperimen Gila dan Percobaan Melarikan Diri
51 Bab 50 Operasi Penyelamatan
52 Bab 51 Rasa Sakit
53 Bab 52 Senjata Pemusnah Masal
54 Bab 53 Spionase
55 Bab 54 Membobol Penjara
56 Bab 55 Informasi
57 Bab 56 Seorang Yang Bisa Diandalkan
58 Bab 57 Pesawat Induk
59 Bab 58 Bertaruh Dengan Waktu, Bagian Pertama
60 Bab 59 Bertaruh Dengan Waktu, Bagian Kedua
61 Bab 60 Penyebab Terjadinya Perang, Bagian Pertama
62 Bab 61 Penyebab Terjadinya Perang, Bagian Kedua
63 Bab 62 Penyebab Terjadinya Perang Bagian Ketiga
64 Bab 63 Perang Pertumpahan Darah
65 Bab 64 Keadaan Yang Tidak Baik-baik Saja
66 Bab 65 Fifth Sister
67 Bab 66 Perlarian
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 Awal Mula
2
Bab 2 Panti Asuhan
3
Bab 3 Wanita Misterius
4
Bab 4 Pusat Akademis Pelatihan Militer
5
Bab 5 Ujian Kelulusan
6
Bab 6 Serangan Mendadak
7
Bab 7 Pergi Berperang
8
Bab 8 Berkorban Untuk Negara
9
Bab 9 Pasukan Baru?
10
Bab 10 Squad Force 101
11
Bab 11 Kilang Bahan bakar
12
Bab 12 Waktu Cuti
13
Bab 13 Cetak Biru
14
Bab 14 Rencana Yang Tidak Berjalan Sesuai Kemauan
15
Bab 15 Fase Penyembuhan
16
Bab 16 Kembali Bertugas
17
Bab 17 Selalu Bersama
18
Bab 18 Serangan Langsung
19
HBD Untuk Diriku Sendiri
20
Bab 19 Tes Kesetiaan
21
Bab 20 Berkhianat
22
Bab 21 Kelompok Liberta
23
Bab 22 Rencana kudeta
24
Bab 23 Rencana Kudeta, Dimulai
25
Bab 24 Terpecah Belah
26
Bab 25 General Carmilla
27
Bab 26 Masa Lalu Dan Pertarungan Terakhir
28
Bab 27 Awal yang baru
29
Bab 28 Ras Keturunan Dewa
30
Bab 29 Pencarian Ras Felis
31
Bab 30 Bounty Hunter
32
Bab 31 Sadewa Dan Nakula
33
Bab 32 Bertemu Teman Lama
34
Bab 33 Kota Maharaja
35
Bab 34 Penyerangan Besar-besaran
36
Bab 35 Terpisah
37
Bab 36 Reruntuhan Dan Rahasianya
38
Bab 37 Mencari Bantuan
39
Bab 38 Jabang Tetuka
40
Bab 39 Penentuan
41
Bab 40 General Freya
42
Bab 41 Penebusan Dosa
43
Bab 42 Terlacak
44
Bab 43 Ikut Serta
45
Bab 44 Pembalasan
46
Bab 45 Penyelesaian
47
Bab 46 Menagih Janji
48
Bab 47 Kota Kirgizovka
49
Bab 48 Masa Lalu Yang Terkuak
50
Bab 49 Eksperimen Gila dan Percobaan Melarikan Diri
51
Bab 50 Operasi Penyelamatan
52
Bab 51 Rasa Sakit
53
Bab 52 Senjata Pemusnah Masal
54
Bab 53 Spionase
55
Bab 54 Membobol Penjara
56
Bab 55 Informasi
57
Bab 56 Seorang Yang Bisa Diandalkan
58
Bab 57 Pesawat Induk
59
Bab 58 Bertaruh Dengan Waktu, Bagian Pertama
60
Bab 59 Bertaruh Dengan Waktu, Bagian Kedua
61
Bab 60 Penyebab Terjadinya Perang, Bagian Pertama
62
Bab 61 Penyebab Terjadinya Perang, Bagian Kedua
63
Bab 62 Penyebab Terjadinya Perang Bagian Ketiga
64
Bab 63 Perang Pertumpahan Darah
65
Bab 64 Keadaan Yang Tidak Baik-baik Saja
66
Bab 65 Fifth Sister
67
Bab 66 Perlarian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!