Saat pagi hari sudah bersinar, pemimpin pasukan Sora mendapatkan pesan penting berupa permintaan untuk mengirimkan sebagian dari pasukan dia untuk membantu menjaga perbatasan wilayah Zenspire. Mendengar pesan ini membuat sersan memanggil seluruh pasukannya untuk berkumpul dan mengumumkan tentang permintaan ini.
Setelah mendengar apa yang pemimpin mereka bicarakan membuat mereka langsung setuju. Setelah semuanya setuju sersan langsung membagi pasukan dia untuk membantu pasukan yang kesusahan. Setelah diputuskan, ada terdiri dari tiga puluh tentara yang dikirim untuk membantu mempertahankan perbatasan. Langsung lah ketiga puluh orang tersebut termasuk Sora dan Raz pergi ke perbatasan yang dimaksud.
****************
Menurut informasi, lokasi perbatasan yang perlu dipertahankan berada di dekat hutan dan sungai. Sungai yang menghubungi antar kedua negara tersebut yaitu Zenspire dan Republik. Maka dari itu pihak Zenspire mencoba melindungi sungai itu agar dapat membatasi akses Republik untuk masuk ke perbatasan wilayah Zenspire.
Setelah sampai ke markas yang dimaksudkan mereka terkejut melihat banyaknya tentara dalam keadaan luka-luka, mulai dari luka yang kecil hingga yang besar. Dan juga terlihat tim medis disini sudah mulai kelelahan karena harus merawat banyaknya tentara yang terluka. Karena dari itu, sebagian dari mereka membantu para medis sementara sisanya pergi untuk menemui pemimpin pasukan ini.
Lalu mereka menemui pemimpinnya dan membicarakan mengapa dia butuh bantuan. "Jadi intinya, alasan kami meminta kalian untuk membantu kami adalah kondisi pasukan kami sekarang kondisinya tidak memungkinkan untuk menahan satu kali gempuran musuh" Ucap sersan tersebut. Karena sudah memahami permasalahannya, mereka semua siap untuk membantu menahan serangan musuh.
Setelah itu mereka mulai bersiap mulai dari menyiapkan persenjataan, membuat berberapa jebakan, dan membuat pertahanan dengan perlengkapan perisai portabel yang bisa dibawa. Sora sedang mengisi ulang semua perlengkapan yang sudah dia gunakan di perang sebelumya. Sora mengumpulkan berberapa granat dan berberapa peluru. Setelah itu Sora berniat untuk pergi ke tempat medis untuk mengambil berberapa perban baru untuk dirinya. Karena tidak fokus jadinya Sora menabrak seorang petugas tim medis yang sedang membawa berberapa obat-obatan, sontak Sora langsung membantunya dan terlihat wajah dari petugas medis yang tidak asing.
"Rossie?"
"Sora?" Ternyata dia adalah Rossie, karena itu Sora langsung meminta maaf karena telah menabraknya. "Maaf karena telah menabrak kamu jadinya berantakan gini" Ucap Sora sembari membantu merapihkan barang bawaan Rossie. Bukannya marah, Rossie hanya bilang tidak apa-apa karena salah dia juga karena jalan sembari terburu-buru.
Setelah merapihkan barang bawaan Rossie, Sora pamit untuk lanjut lagi ke ruang medis. Namun sebelum itu, Rossie memanggil "Sora..." Sontak Sora langsung menengok kearahnya.
"Aku senang sekali kau masih hidup" Ucap Rossie lalu dia pergi meninggalkannya.
****************
Setelah dari ruang medis, Sora mendapatkan barang yang dia butuhkan, bahkan barangnya bisa dibilang lebih dari cukup. Setelah itu Raz memanggilnya untuk membantunya dalam menaruh berberapa senjata-senjata untuk pertahanan. Setelah semuanya terpasang dengan mudah Sora sangat yakin pasti musuh akan kesusahan menembus pertahanan ini, dikarenakan disekitar pangkalan militer ini sudah ditanam barikade yang terbuat dari besi yang tahan akan tembakan senjata.
Tidak lama setelah itu Rossie memanggil Sora untuk memberikan sebuah obat buatan dirinya yang menurut penjelasan dari Rossie berguna untuk menghilangkan rasa nyeri dengan sangat cepat. Setelah dia menjelaskan khasiat obatnya, Sora menanyakan kepada Rossie bagaimana caranya dia yang awalnya tentara menjadi petugas medis.
"Aku ingin tahu, bagaimana caranya kau menjadi petugas medis? Padahal awalnya kau dididik untuk menjadi tentara" Ucap Sora lalu Rossie tertawa kecil. "Kenapa? Karena kami kekurangan tenaga medis, jadinya aku menjadi sukarelawan deh" Rossie menjelaskannya dengan pendek namun bisa dibilang sangat rinci.
Sora hanya bisa menjawab 'oh' lalu menganggukan kepalanya tanda kalau dia sudah paham. Setelah itu Sora berpamitan ke Rossie dan kembali melanjutkan kegiatannya, yaitu menyiapkan pertahanan.
****************
Saat dimalam harinya, semua tentara yang ada disana melakukan penjagaan secara bergantian setiap tiga jam sekali. Sekarang waktu menunjukkan pukul dua belas malam dan Sora saat ini sedang melakukan penjagaan. Sora menggunakan lampu sorot yang digunakan untuk menyinari wilayah sekitaran pangakalan militer ini. Namun, sudah berberapa kali melihat area yang sama terus-menerus, dan tidak terlihat musuh satupun membuat Sora merasakan sedikit kantuk.
Untungnya Raz datang untuk menemani Sora dalam menjaga, walaupun waktu dia untuk penjagaannya sudah habis. "Hey Sora, gimana, apa terlihat musuh yang datang?"
"Sejauh ini belum ada, dan juga kenapa kau ada disini? waktu shift mu sudah habis Raz. Sebaiknya kau tidur" Ucap Sora tapi perkataannya tidak digubris oleh Raz dan dia lebih memilih duduk di sampingnya. Sora membiarkannya saja.
Tidak lama setelah itu Raz kembali membuka pembicaraan dengan bertanya "Sora, aku lihat kau akhir-akhir ini dekat sekali dengan Rossie" Lalu Sora menoleh kearah Raz.
"Yah itukan maklum, soalnya dia kan temanku"
"Ah tapi aku tidak melihatnya begitu" Ucap Raz yang membuat Sora menjadi keheranan. Lalu dia melanjutkan omongannya "Jujur saja, kau pasti suka dengan dia kan?" Ucapan Raz membuat muka Sora sedikit kemerahan. Melihat reaksinya membuat Raz semakin yakin dengan pendapatnya, setelah itu dia mengingatkan sesuatu kepada Sora.
"Dengar, kau boleh menyukai seseorang. Tapi ingatlah bahwa kita sekarang berada di medan perang, jadinya utamakan tugas terlebih dahulu"
"Terimakasih, mungkin?" Ucap Sora dengan nada kebingungan melihat Raz yang tiba-tiba menceramahi dia. Raz hanya tertawa melihat reaksinya yang terlihat kebingungan. Tidak lama setelah itu, datang salah satu tentara yang ingin menggantikan shift Sora dalam menjaga. Maka dari itu Sora dan Raz pergi untuk beristirahat menyiapkan tenaga untuk esok hari.
****************
Saat pagi harinya, tiba-tiba alarm tanda peringatan berbunyi yang membuat semua anggota pasukan yang berada disana bersiap untuk menjaga pangkalan militer ini. Saat sudah terkumpul, mereka tidak melihat apa-apa yang membuat semua keheranan.
Tapi tidak lama kemudian semua orang menjadi bingung karena semua pelacak pesawat tidak berfungsi dengan baik. Ini adalah kabar buruk karena tanpa teknologi ini, mereka tidak dapat melacak pesawat musuh yang datang dengan tiba-tiba.
Dan benar saja, seperti sudah direncanakan, pesawat musuh tiba-tiba melintas dan menjatuhkan bom dengan jumlah banyak yang membuat semua orang menjadi kalang kabut. Karena kejadian yang terlihat sangatlah kacau, sersan menyuruh semua mundur ke hutan. Namun tidak sampai disana, tiba-tiba muncul pasukan musuh yang datang dari sebrang sungai dengan jumlah yang sangat banyak.
Karena itu mereka langsung cepat berlari ke arah markas, namun markasnya sudah berhasil diambil alih oleh musuh, maka dari itu satu-satunya tujuan yaitu pergi ke dalam hutan sembari menghindari tembakan. Karena fokus berlari banyak tentara yang mati akibat terkena tertembak atau terkena bom, Sora dan Raz juga berusaha untuk kabur sembari menembaki musuh dalam berberapa kesempatan. Tapi karena mereka berdua lengan, jatuhlah bom dari pesawat musuh yang membuat mereka berdua terpental.
BOOM
Mereka berdua terpental dengan jarak yang lumayan jauh, untungnya Sora masih mampu berdiri walaupun badannya merasakan sakit karena efek dari terpental. Lalu Sora mendengar Raz yang berteriak kesakitan yang membuat Sora lari ke arahnya.
"Raz!!!" Kaget dan juga merasa ngeri ketika melihat Raz yang sudah kehilangan kedua kakinya akibat terkena ledakan. "Agghhh" Sora mencoba mengambil persediaan obat, tapi sayangnya karena terpental, banyak obat-obatan yang jatuh dan pecah.
"Sial, bertahanlah!" Mencoba mengecek apakah masih ada obat yang tersisa, untungnya ada satu suntikan penghambat pendarahan. Tanpa pikir panjang langsung di suntikan obat itu ke Raz yang sudah tidak berdaya.
Dikarenakan pasukan musuh sudah semakin dekat, Sora langsung menggendong Raz di bagian posisi belakang. Walaupun awalnya susah karena Raz kesakitan, tapi waktu demi waktu dia sudah mulai terbiasa untuk menahan rasa sakit. Mereka berdua berlari dengan sekencang-kencangnya sembari mencoba menghindari tembakan dari musuh, dengan harapan bisa selamat dari kejadian ini.
Dalam pelariannya, mereka sudah berberapa kali jatuh namun kembali bangun lagi untuk berlari lagi. Tapi kali ini, saat mereka jatuh Sora sudah tidak kuat lagi karena kakinya sudah mengalami luka yang cukup parah karena terkena tembakan berberapa kali. Karena tidak ingin temannya mati, Sora mencoba bangun dan mengangkat Raz dengan sisa tenaga dia.
Namun saat ingin mengangkat kembali Raz, entah apa yang dipikirkan Raz, dia mendorong Sora seakan ingin menjauhinya. "Ini tidak akan pernah berakhir" Karena tidak mengerti Sora mencoba menanyakannya "Bicaranya nanti saja, ayo! Kita harus pergi dari sini" Mencoba mengangkatnya kembali namun lagi-lagi didorong.
Lalu Raz mengatakan "Sora, tinggalkan aku..."
"Huh?"
Lalu dia mengambil senjatanya "Pergilah! Aku mencoba menahan mereka semampuku" Mendengar hal yang tidak-tidak membuat Sora tidak bisa berkata apa-apa.
"Kenapa kau...."
"Karena jika begini terus, kita yang akan terbunuh, lagipula. Lebih baik mengorbankan satu nyawa untuk menyelamatkan ratusan. Kau setuju" Sora hanya diam saja mendengarnya.
"Sekarang pergilah!"
"Tapi-"
"PERGI!!" Raz mendorong Sora dengan sekuat tenaganya. Karena ingin menghargai permintaan terakhir temannya, Sora langsung pergi meninggalkannya. Sementara Raz mencoba menahan pasukan musuh dengan menembakinya dengan harapan menghambat pergerakan mereka. Tapi, karena jumlah musuh yang sangatlah banyak membuat Raz tidak bisa menandingi mereka sehingga dia tertembak di bagian dada dan juga kepala, membuat dia langsung mati tergeletak disana.
...****************...
Rossie yang telah berada di kedalaman hutan sedang cemas menunggu keberadaan Sora, dikarenakan semua tentara sudah sampai terkecuali dia. Dengan waktu yang pas, Sora akhirnya sampai dan langsung tergeletak di tanah.
"Sora!" Melihatnya Rossie langsung membawanya untuk diobati, saat dilihat lukanya, Rossie melihat luka tembakan di kalinya dan luka di bagian badannya akibat efek terkena ledakan. Rossie langsung mengobatinya, mulai dari mengeluarkan peluru yang berada di kakinya dan memperban badannya, setelah itu Rossie meminumkan obat yang dia buat ke Sora dengan harapan membuat dirinya lebih baik.
Saat sudah selesai mengobatinya, Rossie menyadari bahwa muka Sora terlihat suram seakan terjadi peristiwa yang tidak mengenakan. Rossie bertanya apa yang terjadi kepadanya "Sora kau baik-baik saja?".
"Raz..."
"Ada apa dengannya?"
"Dia... mengorbankan dirinya untukku" Sora mengatakannya dengan pelan. Rossie mencoba menenangkannya dengan cara memeluknya. Sora membalas pelukannya sembari berkata "Terimakasih". Rossie hanya tersenyum mendengarnya.
...****************...
Di malam harinya semua pasukan yang tersisa berkumpul di tengah api unggun. Untuk saat ini jumlah tentara yang masih hidup tersisa tiga puluh orang. Karena jumlah yang sangat sedikit membuat mereka menjadi putus asa.
"Ini sia-sia! Kita akan segera mati..." Ucap seorang tentara yang terlihat putus asa.
"Kita harus melawan mereka balik dan merebut kembali perbatasan" Ucap Seorang tentara berambut pirang yang percaya diri.
"Tapi bagaimana!? Sadarlah kalau kita sudah di ambang batas. Pemimpin kita sudah meninggal, kita sudah kehilangan banyak tentara, dan juga kita sudah tidak memiliki amunisi" Ucap tentara yang putus asa itu sembari menarik kerahnya.
"Sudah cukup hentikan! kalau kita bertengkar seperti ini, yang ada kita akan saling membunuh" Ucap seorang tentara yang memiliki badan yang besar mencoba memisahkan mereka berdua.
Sora hanya diam saja melihat kelakuan mereka sembari menenangkan pikirannya. Karena dia lebih memilih untuk diam saja, tidak ikut campur dalam masalah. Lalu tentara tersebut melepaskan kerahnya dari genggamannya dan mendorongnya.
"Dengar! Aku lebih baik mati saat berjuang untuk negara ini, daripada diam saja menunggu ajalnya" Lalu dia berdiri dan mengambil senjatanya. "Dengar kalian semua! Apakah kalian lebih memilih untuk menunggu kematian kalian. Apakah kalian melupakan rekan kalian yang sudah mati disana, kita harus membalas pengorbanan mereka". Mendengar kata 'pengorbanan' membuat Sora teringat dengan Raz yang sudah berani mengorbankan dirinya untuk dia.
Lalu tentara itu melanjutkan omongannya "Kalau kalian lebih memilih untuk diam saja saya tidak mempermasalahkannya, tetapi saya kecewa karena kalian menyia-nyiakan latihan kalian selama satu tahun" Lalu dia melanjutkan omongannya lagi "Sekarang saya akan pergi untuk melawan mereka, bagi siapa saja yang masih ingin mau berbakti kepada negara. Saya perbolehkan untuk ikut" Namun sayangnya tidak ada yang berdiri satupun.
"Kau sudah gila! Bagaimana caranya kau mereka melawan mereka semua!?"
"Iya, lagipula jika kita setuju mengikuti kau, yang ada kita akan dibantai habis-habisan oleh mereka"
"Sebaiknya pikirkan dulu sebelum bertindak, bodoh" Tidak sesuai apa yang dia mau, yang ada semua orang yang ada disana mencemooh tentara tersebut. Setidaknya sampai pada akhirnya Sora berbicara.
"Setidaknya ada satu cara" Semua orang melihat ke arah Sora karena ucapannya itu.
"Ada satu cara, yaitu dengan menyerang mereka dengan diam-diam. Aku bisa menyusup ke pertahanan mereka dan membunuh pimpinan mereka. Cuma untuk kesempatan berhasilnya sangat kecil" Sora menjelaskannya dengan rinci.
Salah satu tentara menentang cara yang diusulkan oleh Sora "Jika kesempatan sangat kecil, berarti sama saja itu musuh bunuh diri. Aku tidak ingin kau melakukannya-"
"Dan diam saja?" Ucap Sora lalu melanjutkannya "Dia itu benar, daripada kita hanya menunggu hingga ajal kita datang. Lebih baik kita mencobanya, walaupun kemungkinan kita semua akan mati jika rencana ini gagal, setidaknya kita sudah melakukan apa yang kita bisa"
Lalu Sora berdiri dan mengatakan "Aku akan ikut dengan dia" Sontak tentara itu melihat dia sembari berkata "Terimakasih" Lalu tiba-tiba semua tentara yang tersisa berdiri dan semuanya menyetujui untuk menyerang mereka dengan rencana Sora. Sora menyarankan untuk menyerangnya di tengah malam.
...****************...
Di tengah malam, Sora pergi sendiri untuk melumpuhkan berberapa musuh. Sora mengalahkan penjaga yang sedang menjaga wilayah dengan menggunakan sniper yang dia bawa. Setelah mengalahkannya Sora langsung memasuki pangkalan militer musuh dengan menggunakan grapling hook dari samping. Sora membunuh para penjaga yang sedang berpatroli di dalam sembari mencari jalan untuk ke bangunan utama. Sesampainya di depan bangunan utama, tanpa sadar salah satu musuh melihat keberadaan Sora, musuh tersebut langsung memberitahukan ke semua penjaga.
"Sial!" Karena sudah ketahuan Sora segera memasuki bangunannya sembari menghindari tembakan musuh.
...****************...
Sementara itu sisa tentara sedang menunggu aba-aba dari Sora untuk menyerang. "Hei, ini sudah lebih dari tiga puluh menit. Apakah dia berhasil?" Ucap tentara berbadan besar sembari membersihkan senjatanya.
"Sebaiknya kita tunggu sebentar lagi" Ucap tentara berambut pirang. Tak lama mereka mendengar suara alarm tanda bahaya dari markas sana membuat mereka sedikit khawatir tentang Sora. Tak lama setelah itu, alat komunikasi mereka mendapat sinyal dari Sora.
"Hei kalian, aku butuh bantuan kalian untuk mengalihkan penjagaan disini" Ucap Sora dengan suara terengah-engah. Lalu tentara berambut pirang menjawab
"Dengan apa?"
"Terserah kalian, cepatlah!"
"Baiklah, kami akan melakukannya segera" Lalu mereka pun bergerak melakukan perintah Sora.
...****************...
Sora yang kini sedang bersembunyi sembari menunggu pasukan musuh pergi dari post penjagaannya, sampai disaat terdengar suara ledakan dari luar markas yang membuat semua orang disana menjadi kaget. "Ini pasti ulah mereka..." Ucap Sora sembari melihat ke pos penjagaan yang ternyata sudah ditinggalkan, kemungkinan mereka pergi ke luar untuk mengecek ledakan tersebut. "Huh, sepertinya itu berhasil" Ucapnya lalu Sora pergi untuk menelusuri markas musuh.
Sekarang keadaan markas ini kosong melompong, tidak ada penjaga yang membuat Sora lebih leluasa menelusuri markasnya. Saat ini tujuan utamanya adalah mencari pemimpin pasukan musuh lalu membunuhnya dengan cepat. Kebetulan sekali ketika Sora melihat pemimpinnya sedang dikawal ke area rooftop, langsung Sora mengejar mereka.
Mengejar pemimpinnya bukanlah perkara yang mudah karena Sora sering diganggu oleh sisa-sisa pasukan yang bertugas mengawalnya. Pemimpin mereka menyuruh sisa pasukannya untuk menghambat pergerakan Sora hingga dia sampai ke rooftop. Disana Sora terlibat adu tembak menembak dengan musuh yang menggunakan senjata berjenis senapan serbu atau rifle.
Disisi lain Sora hanya menggunakan sniper yang dia bawa untuk melumpuhkan musuh secara sunyi. Karena itu membutuhkan waktu yang sedikit lama untuk membunuh mereka satu persatu, yang dimana jumlah mereka sekarang ada lima orang. Setelah menghabisi mereka satu persatu, Sora kembali bergerak untuk mengejar pemimpinnya dan sesampainya di rooftop, terlihat sebuah helikopter sedang mencoba untuk terbang membawa pemimpinnya tersebut untuk kabur.
Namun Sora tidak membiarkannya lalu menembak helikopter tersebut dengan sniper yang membuat helikopter itu jatuh dan menabrak kaleng minyak yang membuat ledakan yang besar yang membuat pasukan musuh melihat ke arah ledakan. Karena melihat ledakan membuat mereka menjadi tidak fokus dan terbunuh oleh sisa pasukan Zenspire.
Setelah semua musuh telah terbunuh, mereka menyoraki kemenangan mereka karena berhasil merebut kembali markas mereka dengan jumlah pasukan yang terbilang sangat sedikit. Lalu mereka melihat Sora yang keluar dari markas. "Ah..." Sora merenggangkan badannya karena pegal telah melawan banyak sekali musuh.
Sontak salah satu tentara disana mengajak Sora untuk bergabung ke dalam keramaian untuk merayakan kemenangan mereka. Sora mau tidak mau ikut kesana. "Ok, hitung-hitung buat istirahat" Ucap Sora lalu bergabung ke dalam keramaian.
Ditengah keramaian, terlihat Rossie yang sedang berdiri disana melihat Sora, lalu dia berlari ke arah Sora dan memeluknya dengan erat, dan Sora membalas pelukannya. Semua orang disana melihat ke arah Sora sembari berbisik sesuatu, namun Sora merasa tidak peduli dengan mereka. Toh sekarang yang dia ingin adalah beristirahat.
...****************...
Pagi hari sudah menjelang dan Sora tidak bisa beristirahat karena sekarang dia harus membersihkan sisa-sisa bekas perperangan. Sudah seharian dia tidak tidur karena malamnya Sora pergi menyerang musuh hingga tidak terasa pagi hari. Pandangannya sudah mulai terlihat buram karena ingin cepat-cepat tidur. Untungnya datang bantuan untuk membersihkan sisa-sisa ini yang membuat Sora bisa beristirahat.
Baru saja ingin beristirahat, tapi dia dipanggil oleh salah satu tentara yang ingin menyelenggarakan rapat mendadak. Tidak bisa menolaknya, Sora menyetujuinya lalu mendatangi rapat mendadak tersebut. Didalam rapat tersebut mereka membicarakan tentang siapa yang akan menjadi pemimpin baru, yang dimana pemimpin lama sudah meninggal karena mencoba mengukur waktu agar pasukan bisa kabur dari pasukan musuh kemaren.
Saat yang lainnya berdiskusi tentang siapa yang akan menjadi pemimpin, Sora lebih memilih untuk tidur sejenak untuk memulihkan tenaganya. Namun sampai ketika mejanya dipukul hingga Sora menjadi terbangun "Jangan tidur selagi rapat!" Ucap tentara yang memiliki badan besar.
"Iya astaga" Ucap Sora lalu ikut berdiskusi dengan mereka.
"Jadi bagaimana, sudah menentukannya kah kalian?" Ucap salah satu tentara.
"Belum"
"Nah"
"Haih..." Ucap tentara tersebut sembari memegang kepalanya. Lalu seorang tentara yang berambut pirang mengatakan "Bagaimana kalau dia? Soalnya gara-gara rencananya kita bisa merebut kembali markas kita" Ucap dia sembari menunjuk ke arah Sora.
"Tunggu bentar-" sebelum menyelesaikan percakapannya semua orang sudah menyetujuinya, lalu rapat itu ditutup dengan terpilihnya Sora menjadi pemimpin baru mereka.
"Baiklah..." Ucap Sora sembari memegang kepalanya dengan satu tangannya. Sekarang yang dia mau adalah ingin cepat-cepat tidur.
...****************...
Sudah lebih dari satu tahun semenjak Sora terpilih jadi pemimpin baru, dan gara-gara dia wilayah Zenspire menjadi meluas sehingga 10 persen. Bukan angka yang besar tapi itu cukup mengagumkan bagi seseorang berumur empat belas tahun. Dan sekarang dia mendapatkan julukan dari musuh yaitu 'Kunci Kemenangan Zenspire' karena dia sudah memenangkan banyak pertempuran berkat strateginya, dan 'Mesin pembunuhnya Zenspire' Karena Sora sudah membunuh kemungkinan lebih dari lima ratus orang. Sungguh angka yang tidak sedikit mengingat dia baru berumur empat belas tahun sekarang.
Dan saat ini Sora sedang beristirahat karena baru saja pulang dari misi yaitu menghancurkan jembatan yang sangat penting bagi pihak musuh. Saat sedang menyantap makanan yang sudah di sediakan, datang salah satu tentara menyampaikan sesuatu kepada Sora.
"Hmm ada apa?"
"Maaf telah mengganggu waktu istirahat, tapi sekarang kau dipanggil oleh salah satu Great General"
Mendengar kata 'Great General' membuat Sora telah menebak bahwa yang memanggilnya adalah Carmilla. Ah iya, Sora sudah tidak bertemu dengannya selama satu tahun, mungkin saja ada hal yang penting yang ingin dia sampaikan. Sora menganggukan kepalanya lalu segera pergi kesana dengan di antar oleh tentara tersebut.
Sampai mereka di sebuah tenda dan tentara tadi menyuruh Sora untuk masuk kedalam tenda tersebut. Saat memasukinya terlihat Carmilla yang sedang duduk sambil memainkan sebuah dagger. "Ah kau akhirnya sudah sampai, ayo duduk disini" Lalu Sora duduk berhadapan dengan Carmilla.
Sora memulai pembicaraannya "Jadi, apa yang mau kau sampaikan, Carmilla?"
"Hmm, kau sudah berubah ya?" Ucap Carmilla "Baiklah aku langsung ke intinya, aku mau kau menjadi pemimpin di pasukan buatanku" Mendengarnya Sora menjadi kaget dan sedikit bingung.
"Hah?"
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments