Bab 18 Serangan Langsung

Setelah memakan waktu selama lima belas menit, mereka berdua telah sampai di kamp milik pasukan Annette. Terlihat disana semua prajurit sibuk sekali mengingat mereka akan menyerang tempat musuh dengan jumlah yang besar. Banyak diantara para prajurit yang melakukan pengisian bahan bakar, mempersiapkan sejumlah amunisi, hingga memasukan perbekalan obat-obatan.

Mereka berdua mencoba menanyakan dimana keberadaan Annette kepada salah satu prajurit disana, dan dia menjawab bahwa pemimpin mereka berada di dalam tenda, sedang mendiskusikan sebuah rencana. Lantas mereka berdua langsung pergi kesana untuk bergabung.

Disaat mereka sudah sampai ke tenda yang disebut oleh prajurit itu, mereka berdua melihat rekan anggotanya sedang berdiskusi tentang strategi apa yang akan mereka gunakan. Lalu semua orang yang ada disana melihat ke arah mereka berdua dengan tatapan terkejut dikarenakan datangnya mereka berdua ternyata lebih cepat daripada yang dijadwalkan.

"Hai...apa kami telat?" Sontak mereka langsung menyambut kedatangan Sora dan juga Rossie dengan cara menghampiri mereka. "Aku senang kita bisa bersama kembali" Ucap Sylvie lalu memeluk mereka berdua. Dirasa puas Sylvie melepas pelukannya.

Lalu datang Robby dan merangkul Mereka berdua dengan tangannya. "Aku tahu kalian akan kembali. " Ucapnya. Sora hanya bisa mengiyakan perkataan sementara Rossie mencoba untuk melepaskan dirinya dari Robby.

Melihat jadwal kedatangan mereka berdua yang terbilang lebih cepat daripada yang direncanakan, Annette mencoba menanyakannya lalu dijawab bahwa sebenarnya mereka sudah pulih hanya dalam waktu empat hari. Seharusnya mereka butuh sekitar satu bulan untuk bisa pulih kembali. Namun, karena lukanya sudah pulih lebih cepat daripada yang ditentukan, maka mereka kembali ditugaskan.

Setelah mendengar penjelasan tadi Annette memahaminya dan berkata "Aku senang kalian bisa kembali kesini" Lalu melanjutkan diskusi tentang membahas strategi yang tepat untuk menyerang.

Annette memberikan usul tentang strateginya. Menurutnya lebih baik langsung serang dengan senjata darat karena pertahanan darat mereka terbilang cukup mudah ditembus daripada yang udara. Namun, Sylvie dengan tegas membantahnya strategi itu karena kemungkinan pertahanan mereka sudah dikembangkan dikarenakan efek dari serangan yang dilakukan oleh squadnya. Annette menyetujuinya dan kembali memikirkannya kembali.

Lalu Robby mengusulkan cara mereka menembus pertahanan mereka. Robby mengatakan dia bisa masuk kesana dan meledakan setengah pertahanan udara mereka agar pasukan udara bisa meledakan pertahanan darat musuh. Tapi ide ini ditolak oleh Annette dengan alasan terlalu beresiko. Setidaknya Robby sudah berusaha.

Melihat diskusi ini sudah buntu Sora mempunyai ide yang menurutnya menarik namun menjanjikan. Menurutnya lebih baik ide dari Annette dan Robby disatukan saja. dia menjelaskan, Robby bisa masuk dengan salah satu prajurit atau rekan squad kami melalui selokan yang sama kemarin dengan tujuan untuk menghancurkan pertahanan udara musuh sebanyak yang dia bisa. Dan setelah sudah hancur, mereka bisa memanggil pesawat untuk menghancurkan pertahanan darat mereka sehingga kita bisa menyerang tempat itu tanpa ada yang menghalangi.

Setelah itu mereka merenungkan apa yang dikatakan oleh Sora, setelah itu mereka menyetujuinya katena dirasa strateginya masuk akal. Setelah itu Annette mendiskusikan lebih lanjut tentang startegi ini. Hasilnya adalah mereka akan menyerang dalam dua hari lagi agar memastikan semua persiapan sudah siap, lalu untuk masalah pertahanan udara diserahkan oleh Robby dan Aoi beserta tiga prajurit dari grup Annette, setelah sudah dihancurkan Annette langsung memanggil pasukan udara untuk menghancurkan pertahanan darat lalu mereka masuk dengan semua persenjataan mereka.

Setelah selesai berdiskusi Annette membubarkan pertemuan ini dan menyuruh semuanya untuk melanjutkan aktivitas mereka masing-masing, dan mereka berdua memilih untuk mengikuti temannya untuk membantu mempersiapkan perbekalan. Disaat mengangkut berberapa kotak mereka juga mengobrol tentang kegiatan apa yang mereka berdua lakukan saat sedang fase penyembuhan.

Lalu Sora menjelaskan tentang kegiatan mereka yang hanya dilakukan didalam markas karena tidak diperbolehkan keluar oleh General Carmilla, bahkan dirinya merasa bosan karena tidak boleh pergi kemanapun. Maka dari itu mereka menghabiskan waktunya untuk berlatih berdua. Semuanya kecuali mereka berdua mengerti apa yang dijelaskannya.

Saat semua barang sudah diangkut ke dalam truk, mereka semua memutuskan untuk beristirahat sembari melanjutkan obrolan mereka. Lalu mereka beristirahat di dekat tenda mereka dan melanjutkan obrolannya hingga malam hari.

****************

Di malam harinya, mereka semua membantu berberapa prajurit untuk menyiapkan api unggun seperti biasanya. Setelah nyala Annette menyuruh semua prajurit untuk berkumpul di sekitar api unggun karena dia ingin memberitahukan tentang startegi yang akan digunakan.

Setelah semuanya berkumpul Annette mulai menjelaskan tentang strateginya secara rinci mulai dari pengeboman dan juga penyerangannya. Terlihat semua prajurit disana sangat menyimak dan mendengar apa yang dikatakan pemimpin mereka. Setelah itu Annette memberikan kepemimpinan kendali operasi ini kepada Sora. Tapi, dia menolaknya dengan alasan..

"Aku baru saja sampai disini. Lagipula kaulah yang sudah memikirkan tentang penyerangan ini, jadi seharusnya yang memimpin penyerangan ini" Mendengarnya membuat semua prajurit disana setuju dengan perkataannya. Mereka memilih untuk dipimpin oleh Annette ketimbang Sora. Tidak ada pilihan lain Annette menyetujuinya untuk memimpin.

Setelah pertemuan sudah selesai Annette membubarkan pertemuan ini dan membiarkan semua prajuritnya untuk beristirahat. Saat larut malam, lebih tepatnya saat semua orang disana sedang tertidur terlelap, terlihat Sora yang tengah duduk di sekitaran api unggun sembari melihat ke arah langit. Dia melakukan ini karena dia beralasan belum lelah sama sekali.

"Kau belum tidur?" Perhatian Sora teralih oleh suara Annette yang sedang membawa segelas air hangat. "Yah" Lalu dia mengajak Annette untuk duduk disebelahnya. Setelah itu Annette duduk disebelahnya, ikut menyaksikan pemandangan langit sambil meminum air hangat dia.

"Hah...ini cukup damai untuk sekarang, tapi entah bagaimana besok" Ucap Annette lalu kembali meneguk minuman dia. Ketika minumannya sudah habis, dia menaruh gelasnya dan mulai membuka pembicaraan. "Jadi, kenapa kau belum tidur?" Tanya Annette kepada Sora.

Lalu dia menjawab "Ah itu karena aku belum lelah" Dan setelah itu mereka berdua kembali diam, sampai pada saat Annette kembali berbicara. "Hei, akhir-akhir ini aku melihat dirimu semakin dekat Rossie..." Mendengarnya membuat Sora melihat ke arah Annette.

Lalu dia melanjutkan omongannya "Aku hanya penasaran, tidak perlu menjawabnya kalau menurutmu itu mengganggu dirimu" Ucapnya. Lalu Sora menjawab pertanyaan itu dengan mengatakan "Yah...bisa dibilang seperti itu" Ucapnya dengan menggaruk kepalanya.

"Tunggu maksudmu..." Annette terlihat sangat terkejut dengan jawaban yang dia dengar. Dia hanya bisa menatap temannya yang tengah tersenyum senang. Jika melihat dari ekspresinya, bisa disimpulkan bahwa Sora menyukai Rossie. "Ah aku mengerti..." Ucap Annette lalu melihat ke bawah menyembunyikan wajah sedihnya.

Tanpa membuang waktu Annette langsung berdiri dari tempat duduknya dan berkata "Kita harus pergi tidur. Besok, kita akan melakukan banyak kegiatan" Ucapnya lalu meninggalkan Sora untuk kembali ke tendanya. Dirasa sudah lelah Sora masuk ke dalam tendanya untuk beristirahat.

...****************...

Sudah dua hari semenjak kedatangan Sora dan Rossie. Dan sekarang saatnya melakukan kegiatan yang sudah dijadwalkan, yaitu menyerang mereka. Mereka berangkat pada saat matahari belum terbit sama sekali. Setelah sampai didekat tempatnya, mulailah mereka melakukan apa yang sudah direncanakan.

Mulai dari Robby dan yang lainnya melakukan penyusupan untuk meledakan pertahanan udara mereka. Mereka melewati selokan yang sama seperti pada saat mereka memasuki tempat ini untuk pertama kalinya. Saat sudah di permukaan, Robby menyuruh semuanya untuk berpencar untuk memasang bom yang sudah dia siapkan. Mereka melakukan tanpa ketahuan oleh satu musuh sedikitpun. Setelah semuanya pertahanan udara telah dipasang bom, mereka berkumpul kembali dan berusaha kabur melewati selokan yang sama. Saat sudah keluar dari sana, Robby langsung menekan tombol yang membuat semua bom yang sudah dipasang menjadi meledak dengan seketika, membuat prajurit musuh menjadi kaget.

Mendengar suara ledakan yang berasal dari markas musuh menjadi penanda bahwa pertahanan udara telah dihancurkan. Lalu Annette memerintahkan semua pesawat pengebom untuk menghancurkan semua pertahanan darat mereka hingga tanpa sisa. Para pilot pesawat melakukan apa yang diperintahkan oleh atasan mereka mereka membombardir semua pertahanan yang ada tanpa ampun. Walaupun ada berberapa pesawat yang jatuh dikarenakan sebuah senjata RPG dari pihak musuh, namun keunggulan masih berada pihak Annette.

Sesaat kemudian Annette mendapatkan pesan dari para pilot bahwa semua pertahanan darat telah dihancurkan tanpa sisa. Ini adalah momen yang tepat untuk melakukan penyerangan. Tanpa basa-basi, Annette memerintahkan semua pasukan dia beserta Sora dan squadnya untuk maju. Dimulai dari tank yang maju duluan lalu disusul oleh para prajurit yang berada dibelakang tank. Saat sudah memasuki tempatnya, terlihat semuanya sangatlah kacau mulai dari banyaknya bangunan yang hancur hingga mayat yang berserakan.

Mereka semua terus maju hingga mencapai bangunan utamanya. Saat sudah disana, mereka melihat sebuah helikopter yang mendarat di atas bangunan itu. Melihat itu Annette berpikir bahwa pemimpin mereka yaitu Komandan Graham mencoba untuk kabur. Maka dari itu Annette bersama Sora dan Rossie berusaha untuk mengejar Komandan Graham, sementara sisanya akan menjaga agar tidak ada seorang yang masuk ke bangunan ini kecuali mereka bertiga.

Saat mereka memasukinya, mereka disambut oleh tembakan dari sisa pasukan yang tengah menjaga bangunan ini. Dengan cepat mengalahkan mereka semua dan langsung berlari menuju lantai atas. Di perjalanan mereka melihat Komandan Graham yang dikawal oleh pasukan pengawalnya sedang berusaha untuk naik ke permukaan gedung. Sora mencoba menembak namun tembakan nyaris mengenai bagian kepalanya, dengan cepat mereka langsung bergerak mengejarnya.

Ketika di lantai ketiga, mereka kembali dihadang oleh banyaknya pasukan yang sudah berjaga disana. Jika mereka bertiga tidak cepat mengalahkan semua prajurit musuh yang sudah berjaga, maka dipastikan mereka akan terlambat untuk menghentikan Komandan Graham. Dengan begitu Annette memerintahkan Sora dan Rossie untuk melanjutkan mengejar Komandan Graham dan menghentikan upaya dia untuk kabur, sementara dirinya akan mencoba menahan semua prajurit yang menghadang. Lalu mereka berdua menyetujuinya dan langsung berlari ke lantai empat sembari menghindari tembakan, untungnya tidak ada satupun bagian tubuh yang terkena tembak.

Saat dilantai atas Sora dan Rossie melihat Komandan Graham yang ingin menaiki helikopter, dengan cepat Sora langsung menembaki pilot helikopter hingga tidak ada yang bisa mengendarainya. Kesal, komandan Graham langsung turun dari helikopternya dan mulai meladeni Sora dan Rossie.

"Kau...kau seharusnya berterimakasih kepadaku karena benar-benar tidak membunuh waktu itu!!" Ucap Graham dengan nada marahnya. Lalu dia mulai mengeluarkan pedangnya. "Kali ini...akan ku pastikan kalian berdua akan mati ditanganku!" Dengan gerakan yang cepat Graham langsung menyerang mereka berdua tapi serangan tersebut berhasil dihindari.

Dan dimulailah ronde kedua dari perkelahian mereka. Graham menyerang dengan rasa amarah hingga membuat serangan mudah untuk dihindari. Sora dan Graham saling menghantam pedang satu sama lain sementara Rossie mencoba menyerang dari titik buta Graham. Serangan demi serangan mereka berdua telah lancarkan namun tetap saja dia terlalu kuat. Tapi mereka berdua tetap tidak akan menyerah begitu saja, lalu mereka berdua melakukan serangan bersamaan. Lalu mereka berdua maju secara bersamaan dan menyerang secara bersamaan. Serangan demi serangan dilancarkan ke Komandan Graham hingga dia kehilangan keseimbangannya.

"Sekarang!" Melihat kesempatan itu mereka berdua langsung menargetkan bagian dadanya dan langsung menusuknya dengan senjata masing-masing. Akibat dari serangan tersebut Komandan Graham menjadi terjatuh dan mengeluarkan darah dari bagian mulutnya. Dirasa sudah lumpuh, mereka berdua mencabut senjata mereka dan terjatuh saling lelahnya. Mereka mulai mengatur napas mereka secara perlahan dan mengembalikan staminanya.

"Hah...hahaha" Mereka mendengar suara tawaran yang berasal dari Komandan Graham yang membuat Sora dan Rossie menjadi heran. "Aku tidak percaya aku kalah oleh dua bocah.. " Lalu dia mencoba untuk duduk dan melihat ke arah Sora dan Rossie. "Seandainya kalian memihak Republik-" Belum menyelesaikan perkataannya, Sora langsung menghunuskan pedangnya ke arah leher Graham.

"Berhenti bicara!" Ucap Sora namun perintahnya tidak didengarkan, malah Graham sekarang lebih banyak tertawa. Lalu Graham melihat luka Sora yang diakibatkan pertarungan tersebut perlahan sembuh dengan sendirinya, melihatnya membuat Graham sadar siapa dia. "Ah...pantas saja kau berhasil selamat dari seranganku kemarin. Rupanya kau adalah yang tersisa..." Sora mencoba memahami apa yang dia bicarakan.

"Tunggu! Apa maksudmu dari 'yang tersisa'?" Namun sayangnya komandan Graham sudah menghembuskan napas terakhir dan dinyatakan sudah mati. Lalu Sora dan Rossie pergi dari bangunan tersebut. Dibawah mereka melihat banyaknya pasukan musuh yang sudah tergeletak tidak bernyawa dan sebagian sudah tertangkap. Annette melihat Sora dan Rossie keluar dari bangunan itu dan mulai menanyakan keadaan mereka dan mereka menjawab keadaan mereka baik-baik saja, hanya ada luka bekas sayatan akibat perkelahian tadi.

Dan mereka semua sekarang menetap di bangunan itu dan mengklaim bahwa bangunan ini adalah sekarang markas mereka yang baru.

...****************...

Sementara di markas utama, General Carmilla mendapatkan pesan bahwa serangan yang dipimpin oleh Annette berjalan lancar, bahkan mereka berhasil merebut bangunannya. Mendengarnya Carmilla merasa senang atas prestasi tersebut, setelah itu dia bergegas untuk pergi menemui rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota Great General. Pertemuan itu dilaksanakan di ruangan tertutup. Saat Carmilla sudah sampai di ruangannya, seketika sebuah hologram memancarkan semua anggota Great General.

"Selamat pagi semuanya, sesuai yang sudah kalian ketahui. Aku mengadakan rapat ini untuk mengetahui perkembangan kita dengan Republik" Ucap pemimpin mereka yaitu General Sigrun. Lalu dia melanjutkan kembali perkataannya. "Baiklah dimulai dari General Rasputin, silahkan".

"Terimakasih General Sigrun, jadi langsung saja ke intinya, perkembangan penelitianku saat ini sudah hampir mencapai puncaknya" Ucap seseorang yang memiliki janggut yang lumayan panjang dan memiliki perawakan yang tinggi. Lalu dia melanjutkan perkataannya.

"Tapi, ada satu bahan yang kurang, yaitu DNA. Aku membutuhkan ini agar kita bisa membuat prajurit super tanpa batas"

"Kerja bagus General Rasputin, kami akan berusaha membantu kalian sebisa mungkin"

"Terimakasih, General Sigrun"

"Bagus, sekarang aku ingin mendengar tentang perkembanganmu, General Gatotkaca. Aku dengar bahwa kau berhasil memperluas wilayah kita di bagian timur" Lalu terlihat seseorang yang memiliki badan yang besar menggunakan armor yang tebal dengan wajah yang terlihat sangar.

"Ya, itu benar. Aku dan prajurit setiaku sudah menguasai wilayah timur. Dan sekarang kami berencana untuk memperluas lagi wilayahnya" Ucapnya dengan suara berat.

"Jangan terburu-buru, General Gatotkaca" Ucap General Sigrun memperingatkan General tersebut. General Gatotkaca menurutinya. "Tapi, itu adalah perkembangan yang bagus. pertahankan" Ucap General Sigrun.

"Dan sekarang, bagaimana perkembangan teknologi persenjataan kau, General Oppenheimer?" Setelah mengatakan itu, terlihat seorang pria yang mengenakan jubah dan memakai topi.

"Untuk perkembangan persenjataan kita, tidak ada perubahan signifikan. Maafkan aku" Ucapnya dengan pandangan menghadap ke permukaan tanah.

"Itu tidak apa-apa, memang ku akui persenjataan kita memang dikategorikan sudah maju. Jadi persenjataan kita saat ini sudah lebih dari cukup" Ucap General Sigrun yang membuat dia sedikit lega.

"Terimakasih atas pengertiannya, General" Ucap General Oppenheimer sambil mengangkat topinya.

"Baiklah berarti sisa yang terakhir, General Carmilla, bagaimana perkembanganmu?" Lalu Carmilla menjawabnya dengan nada tegas.

"Saat ini aku dan pasukanku sudah menguasai berberapa wilayah, dan juga baru saja pasukanku sudah menguasai wilayah musuh di daerah tanah bersalju" Ucapnya yang membuat semua General terkesima mendengarnya.

"Itu bagus sekali General Carmilla. Tapi, ada satu hal yang ingin kutanyakan" Lalu tiba-tiba sebuah foto Sora muncul di tengah-tengah meja yang membuat Carmilla menjadi bingung. "Dia adalah anggota dari squad kau bukan, atau lebih tepatnya, pemimpinnya..." Lalu kembali muncul sebuah berkas yang seharusnya hanya Carmilla yang tahu tentang itu.

"Seperti yang tercantum di dokumennya, anak yang bernama Sora ini diketahui memiliki sebuah kemampuan regenerasi sel yang terbilang cukup cepat, sehingga dapat menyembuhkan berberapa luka dari yang ringan hingga yang berat..." Lalu muncul lagi dokumen yang lain, tapi kali ini bukan dokumen tentang Sora. Melainkan tentang penelitian terdahulu.

"...Dan keterangan ini mirip seperti apa yang kita teliti terdahulu, yaitu membuat prajurit super yang bisa meregenerasi sel" Sontak semua anggota disana menjadi terkejut mendengar penjelasan dari pemimpin mereka.

"Jadi intinya adalah, anak itu adalah hasil subjek yang berhasil hidup. Dari sekian gagal uji coba" Ucap General Sigrun. Lalu dia melanjutkan kembali pembicaraannya. "Jadi beritahu aku, kenapa kau menyembunyikan ini dari kita, General Carmilla?" Tanya dia dengan nada intimidasi. Carmilla hanya bisa mengepalkan tangannya karena kesal, dan dia harus menjawabnya karena hanya itu pilihannya.

"Itu karena aku belum menemukan waktu yang tepat..."

"Omong kosong, kau tahu betapa berbahayanya subjek itu jika dia mengetahui kebenarannya?"

"Apa maksud dari 'kebenaran'?" General Sigrun hanya terdiam saja, tidak menjawab pertanyaannya. Yang ada dia mengubah subjek pembicaraan.

"General Carmilla, aku ingin kau memberikan tes kepada anak itu dengan cara memberikan misi 'itu'. Jika dia gagal maka eliminasi dia, apa kau paham?" Carmilla hanya bisa mengiyakan, tidak bisa membantah pemimpin mereka sendiri. Setelah itu General Sigrun memberitahukan bahwa rapatnya sudah selesai, dan dia membubarkan semua anggota disana. Satu persatu hologram yang awalnya menyala kemudian mati satu persatu.

Dengan perasaan kesalnya, Carmilla langsung memukul meja yang ada disana hingga suaranya membuat berberapa prajurit yang sedang lewat menghampirinya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Tee

Tee

hebat... ceritanya makin dark

2023-11-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Mula
2 Bab 2 Panti Asuhan
3 Bab 3 Wanita Misterius
4 Bab 4 Pusat Akademis Pelatihan Militer
5 Bab 5 Ujian Kelulusan
6 Bab 6 Serangan Mendadak
7 Bab 7 Pergi Berperang
8 Bab 8 Berkorban Untuk Negara
9 Bab 9 Pasukan Baru?
10 Bab 10 Squad Force 101
11 Bab 11 Kilang Bahan bakar
12 Bab 12 Waktu Cuti
13 Bab 13 Cetak Biru
14 Bab 14 Rencana Yang Tidak Berjalan Sesuai Kemauan
15 Bab 15 Fase Penyembuhan
16 Bab 16 Kembali Bertugas
17 Bab 17 Selalu Bersama
18 Bab 18 Serangan Langsung
19 HBD Untuk Diriku Sendiri
20 Bab 19 Tes Kesetiaan
21 Bab 20 Berkhianat
22 Bab 21 Kelompok Liberta
23 Bab 22 Rencana kudeta
24 Bab 23 Rencana Kudeta, Dimulai
25 Bab 24 Terpecah Belah
26 Bab 25 General Carmilla
27 Bab 26 Masa Lalu Dan Pertarungan Terakhir
28 Bab 27 Awal yang baru
29 Bab 28 Ras Keturunan Dewa
30 Bab 29 Pencarian Ras Felis
31 Bab 30 Bounty Hunter
32 Bab 31 Sadewa Dan Nakula
33 Bab 32 Bertemu Teman Lama
34 Bab 33 Kota Maharaja
35 Bab 34 Penyerangan Besar-besaran
36 Bab 35 Terpisah
37 Bab 36 Reruntuhan Dan Rahasianya
38 Bab 37 Mencari Bantuan
39 Bab 38 Jabang Tetuka
40 Bab 39 Penentuan
41 Bab 40 General Freya
42 Bab 41 Penebusan Dosa
43 Bab 42 Terlacak
44 Bab 43 Ikut Serta
45 Bab 44 Pembalasan
46 Bab 45 Penyelesaian
47 Bab 46 Menagih Janji
48 Bab 47 Kota Kirgizovka
49 Bab 48 Masa Lalu Yang Terkuak
50 Bab 49 Eksperimen Gila dan Percobaan Melarikan Diri
51 Bab 50 Operasi Penyelamatan
52 Bab 51 Rasa Sakit
53 Bab 52 Senjata Pemusnah Masal
54 Bab 53 Spionase
55 Bab 54 Membobol Penjara
56 Bab 55 Informasi
57 Bab 56 Seorang Yang Bisa Diandalkan
58 Bab 57 Pesawat Induk
59 Bab 58 Bertaruh Dengan Waktu, Bagian Pertama
60 Bab 59 Bertaruh Dengan Waktu, Bagian Kedua
61 Bab 60 Penyebab Terjadinya Perang, Bagian Pertama
62 Bab 61 Penyebab Terjadinya Perang, Bagian Kedua
63 Bab 62 Penyebab Terjadinya Perang Bagian Ketiga
64 Bab 63 Perang Pertumpahan Darah
65 Bab 64 Keadaan Yang Tidak Baik-baik Saja
66 Bab 65 Fifth Sister
67 Bab 66 Perlarian
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 Awal Mula
2
Bab 2 Panti Asuhan
3
Bab 3 Wanita Misterius
4
Bab 4 Pusat Akademis Pelatihan Militer
5
Bab 5 Ujian Kelulusan
6
Bab 6 Serangan Mendadak
7
Bab 7 Pergi Berperang
8
Bab 8 Berkorban Untuk Negara
9
Bab 9 Pasukan Baru?
10
Bab 10 Squad Force 101
11
Bab 11 Kilang Bahan bakar
12
Bab 12 Waktu Cuti
13
Bab 13 Cetak Biru
14
Bab 14 Rencana Yang Tidak Berjalan Sesuai Kemauan
15
Bab 15 Fase Penyembuhan
16
Bab 16 Kembali Bertugas
17
Bab 17 Selalu Bersama
18
Bab 18 Serangan Langsung
19
HBD Untuk Diriku Sendiri
20
Bab 19 Tes Kesetiaan
21
Bab 20 Berkhianat
22
Bab 21 Kelompok Liberta
23
Bab 22 Rencana kudeta
24
Bab 23 Rencana Kudeta, Dimulai
25
Bab 24 Terpecah Belah
26
Bab 25 General Carmilla
27
Bab 26 Masa Lalu Dan Pertarungan Terakhir
28
Bab 27 Awal yang baru
29
Bab 28 Ras Keturunan Dewa
30
Bab 29 Pencarian Ras Felis
31
Bab 30 Bounty Hunter
32
Bab 31 Sadewa Dan Nakula
33
Bab 32 Bertemu Teman Lama
34
Bab 33 Kota Maharaja
35
Bab 34 Penyerangan Besar-besaran
36
Bab 35 Terpisah
37
Bab 36 Reruntuhan Dan Rahasianya
38
Bab 37 Mencari Bantuan
39
Bab 38 Jabang Tetuka
40
Bab 39 Penentuan
41
Bab 40 General Freya
42
Bab 41 Penebusan Dosa
43
Bab 42 Terlacak
44
Bab 43 Ikut Serta
45
Bab 44 Pembalasan
46
Bab 45 Penyelesaian
47
Bab 46 Menagih Janji
48
Bab 47 Kota Kirgizovka
49
Bab 48 Masa Lalu Yang Terkuak
50
Bab 49 Eksperimen Gila dan Percobaan Melarikan Diri
51
Bab 50 Operasi Penyelamatan
52
Bab 51 Rasa Sakit
53
Bab 52 Senjata Pemusnah Masal
54
Bab 53 Spionase
55
Bab 54 Membobol Penjara
56
Bab 55 Informasi
57
Bab 56 Seorang Yang Bisa Diandalkan
58
Bab 57 Pesawat Induk
59
Bab 58 Bertaruh Dengan Waktu, Bagian Pertama
60
Bab 59 Bertaruh Dengan Waktu, Bagian Kedua
61
Bab 60 Penyebab Terjadinya Perang, Bagian Pertama
62
Bab 61 Penyebab Terjadinya Perang, Bagian Kedua
63
Bab 62 Penyebab Terjadinya Perang Bagian Ketiga
64
Bab 63 Perang Pertumpahan Darah
65
Bab 64 Keadaan Yang Tidak Baik-baik Saja
66
Bab 65 Fifth Sister
67
Bab 66 Perlarian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!