Saat pagi hari seperti umumnya semua anak kembali melakukan kegiatan belajar. Namun yang bedanya hari ini adalah semua anak diarahkan ke lapangan. Langsung mereka pergi kesana. Sesampainya disana, mereka melihat banyaknya senjata jarak dekat seperti pedang dan belati yang dipajang. Dan juga Pak Robert yang sedang mengasah sebilah pedang. Pak Robert yang sadar semua anak sudah sampai langsung menyambut mereka.
"Hai anak-anak, bagaimana keadaan kalian hari ini" Ucap Pak Robert sembari melambaikan tangannya habis itu lanjut mengasah pedang itu lagi. Lalu semua anak menjawab "Baik" dengan kompak. Setelah dirasa cukup tajam, Pak Robert langsung menaruh pedang tersebut.
Setelah itu Pak Robert mendatangi semua anak-anak "Yap, seperti yang kalian lihat. Hari ini kita akan belajar menggunakan senjata jarak dekat". Sontak semua anak menjadi kebingungan karena menurut mereka jika sudah belajar menggunakan senjata jarak jauh. Untuk apa juga belajar menggunakan senjata jarak dekat. Karena hal ini membuat satu anak bertanya "Permisi Pak Robert, tapi untuk apa belajar menggunakan senjata jarak dekat jika kita belajar senjata jarak jauh juga?".
Mendengar pertanyaan anak itu membuat Pak Robert menjadi semangat untuk menjawabnya "Hahaha pertanyaan yang bagus..." Lalu Pak Roger menarik napas yang panjang dan langsung menjelaskannya. "Kenap kita mempelajarinya, karena ini akan menjadi senjata cadangan. Bayangkan jika kalian sudah kehabisan peluru dan keadaan kalian sedang terkepung musuh. Maka senjata jarak dekat ini adalah pilihan yang tepat". Setelah mendengar penjelasan dari Pak Robert semua anak menjadi ngobrol satu sama lainnya.
Karena dirasa sudah mengerti, Pak Robert langsung menepuk tangannya memberikan kode aga semua anak disuruh diam. Lalu Pak Robert menyuruh salah satu anak maju untuk memilih senjatanya. Karena tidak ada yang maju membuat Pak Robert menggunakan teknik yang kemarin. Yaitu dengan cara ditunjuk. Dan entah ini kebetulan apa tidak tapi jari Pak Robert kembali mengarah ke Sora.
"Ah ternyata kau lagi, ayo maju" Lalu Sora maju dan mulai memilih senjata yang menurutnya cocok baginya. Setelah lama Sora melihat dan memikirkannya. Akhirnya Sora memutuskan untuk mengambil senjata berupa pedang bermata satu yang memiliki ukuran yang tidak terlalu besar dan memiliki berat yang ringan. Lalu Pak Robert menjelaskan pedang tersebut.
"Ahh itu adalah pedang...Biasa aja. Gak ada keistimewaannya kecuali ukurannya yang ringan" Lalu Pak Robert mempersilakan Sora untuk kembali ke kumpulan anak-anaknya sembari membawa pedangnya. Lalu Pak Robert menyuruh anak lainnya untuk mengambil senjata yang lainnya. Dan juga Pak Robert memberitahukan bahwa senjata yang kalian pilih akan menjadi milik kalian sepenuhnya. Setelah semua anak mendapatkan senjatanya masing-masing, langsung Pak Robert mulai mengajari cara menggunakan senjata jarak dekat dengan benar. Dimulai dari kuda-kudanya hingga teknik menyerangnya.
...****************...
Dirasa sudah cukup, Pak Robert mempersilakan semua anak untuk mempelajari materi selanjutnya. Materi hari ini adalah tentang 'strategi perang'. Langsung mereka mulai mengikuti pelajarannya. Mereka diajari cara mengatur taktik berperang yang benar, cara menyusun strategi untuk menyerang maupun bertahan, dan juga mereka diajari cara membuat strategi disaat keadaan tertekan.
Bagi berberapa anak ini adalah materi yang membosankan, namun tidak bagi Sora. Karena menurutnya menyusun strategi itu sangat seru seperti menyusun sebuah puzzle. Maka dari itu, ini adalah salah satu dari materi yang disukai oleh Sora yang sebelumnya sudah diisi oleh materi latihan menembak.
Setelah materinya sudah usai. Semua anak kembali diperbolehkan untuk kembali ke asrama. Sora melihat banyak anak-anak yang langsung pergi meninggalkan kelas dengan cepat. Begitupun dengan Sora yang langsung keluar dari kelas saat sudah sepi. Ditengah jalan ada yang menepuk pundaknya, saat dilihat ternyata adalah Robby.
"Yo" Ucap Robby sambil melambaikan tangannya. Lalu Robby mengajak Sora untuk bertemu dengan teman-teman lamanya dengan cara menarik lengan Sora dan menuntunnya. Saat sudah sampai terlihat teman lamanya yaitu Rossie, Sylvie, dan Aoi sedang menunggu di pintu luar gedung. Setelah itu mereka berjalan bersama pergi ke asrama.
Ditengah perjalanan Sylvie menanyakan tentang senjata apa yang mereka pilih saat materi tadi. Aoi memilih sebuah belati karena menurutnya senjata ini cocok untuknya bisa melakukan 'pekerjaan' dengan cepat. Dan juga dia berkata alasan memilih belati ini karena bentuknya yang bagus.
Sylvie memilih senjata berupa pedang namun, berbeda dengan pedang yang dimiliki Sora. Pedang milik Sylvie memiliki keunikannya yaitu bentuk ujung pedangnya yang runcing. Menurut penjelasan Pak Robert, senjata bukan untuk menebas namun untuk menusuk. Maka dari itu bentuk ujungnya seperti itu.
Lalu Robby memilih sebuah tongkat yang terbuat dari metal terkeras. Bahkan menurut penjelasan dari Pak Robert, tongkat ini jika digunakan dengan benar maka efek ke musuh yang terkena serangannya pasti tulangnya akan langsung patah atau yang lebih parahnya lagi, organ dalamnya bisa luka.
Dan untuk Rossie, dia lebih memilih senjata tipe pisau. Walaupun pernah ditanya oleh Pak Robert tentang keputusannya memilih senjata itu, tapi menurut Rossie karena dia lebih memfokuskan untuk menjadi tim medis daripada menjadi tim garis depan. Setidaknya pisau ini sudah membantu untuk mempertahankan dirinya nanti ucapnya.
Dan tidak terasa ternyata mereka sudah sampai di asrama mereka. Lantas mereka langsung berpisah dan memasuki kamarnya masing-masing.
...****************...
Sudah lebih satu tahun mereka semua di Pusat Akademis Pelatihan Militer, dimana mereka mempelajari dan dilatih untuk menjadi tentara yang sempurna. Dan hingga akhirnya saat dimana Bu Maya mengumumkan sekitar satu minggu lagi akan diadakan ujian akhir. Bu Maya menjelaskan di ujian akhir ini semua anak akan diuji dan yang berhasil lolos akan langsung dijadikan sebagai tentara oleh General Carmilla sendiri.
Bu Maya menjelaskan lagi bahwa ujian ini terbagi menjadi tiga yaitu ujian tertulis, ujian akurasi, dan ujian fisik. Ujian tertulis akan menguji seberapa paham kalian tentang hal-hal dasar seperti cara menangani luka, menyusun strategi, mengamati lokasi, dan lainnya, ujian akurasi akan menguji tingkat akurasi, sedangkan ujian fisik, ujian ini akan mengetahui seberapa kuat fisiknya dengan cara duel menggunakan senjata yang diberikan oleh Pak Robert.
Mendengarnya membuat semua anak menjadi semangat dan mulai bersiap untuk minggu depan. Termasuk Sora yang berencana untuk langsung belajar dan latihan setelah materi ini selesai. Setelah Bu Maya menyatakan materi sudah selesai, langsung Sora pergi sebuah lapangan kosong untuk melatih fisiknya.
"Haaa!" dengan sekuat tenaga Sora mengayunkan pedangnya ke batang pohon berkali, lalu mencoba menembak ke arah target yang telah dia siapkan. Hasilnya tidak buruk juga bagi Sora, setelah itu dia mencoba untuk beristirahat sejenak di bawah pohon bekas dia gunakan untuk latihan. Saat bersantai terdengar suara langkah laki, dengan reflek Sora mengacungkan pistolnya ke arah suara tersebut.
"He-hei tenanglah ini aku Raz" Ucap Raz sembari mengangkat kedua tangannya. Lalu Sora menurunkan pistolnya dan menyuruh Raz untuk duduk di sebelahnya. "Jadi, kau sedang latihan untuk minggu depan ya?" Dan Sora menjawab pertanyaan dia.
"Iya" Ucap Sora lalu disusul kembali pertanyaan dari Raz "Apa kau tidak lelah setelah kegiatan hari ini?" Sora menggelengkan kepalanya lalu kembali berdiri untuk melanjutkan latihannya. Ayunan demi ayunan dia keluarkan ke batang pohon itu dengan sekuat tenaganya sementara Raz hanya melihatnya dari jarak yang tidak jauh. Setelah sekitar tiga puluh menit latihan, Raz menyadari tubuh Sora yang lama perlahan makin kehilangan keseimbangannya. Benar saja saat ingin mengayunkan pedangnya, tiba-tiba dia pingsan, untungnya badannya ditangkap dengan cepat oleh Raz.
"Hah dasar kepala" Ucap Raz lalu dia membawa badan Sora dan juga mengambil pedangnya yang jatuh lalu membawanya ke asrama. Setelah sampai di gedung asrama Raz membawa Sora ke kamarnya, lalu menidurkannya. Sebenarnya Raz ingin kembali ke kamarnya, tapi menurutnya lebih baik menunggu Sora untuk bangun dulu baru dia kembali ke kamarnya.
Saat malam harinya Sora terbangun dari pingsannya dan mencoba untuk bangun dari tempat tidurnya. Lalu dia melihat Raz yang sedang tertidur di kursi dengan posisi duduk. Lalu Sora mencoba memanggil Raz dan dengan cepat dia terbangun.
"Oh Sora kau sudah bangun" Ucap Raz sembari mengucek matanya lalu menguap. Sora hanya bisa ketawa kecil melihat kelakuan temannya itu. "Ya karena kau sudah bangun jadi aku permisi dulu" lalu dia berjalan ke arah pintu tapi dia berhenti sejenak. "Lain kali jangan memaksakan dirimu lagi" Ucap Raz sembari melihat ke arah Sora, setelah itu dia pergi keluar kamar dan menutup pintunya kembali. Karena sudah tidak tahu mau apa lagi, Sora memilih untuk melanjutkan tidurnya.
...****************...
Seminggu sudah berlalu dan Sora terlihat sudah percaya diri karena selama satu minggu ini dia sudah belajar dan latihan dengan sungguh-sungguh. Lalu Sora melihat teman-temannya menunggunya di depan gedung asrama lalu mereka berjalan bersama. Mereka membicarakan bagaimana cara mereka belajar dalam seminggu ini lalu membicarakan hal-hal lainnya. Setelah sampai di kelas mereka langsung bersiap untuk ujian pertama, yaitu ujian tertulis.
Untuk ujian tertulis, Sora tidak mendapatkan masalah sedikit pun karena dia sudah belajar hingga larut malam, sampai-sampai pernah ketahuan oleh penjaga karena ketahuan tidur terlarut malam. Namun walaupun semuanya berjalan dengan lancar tetap saja menjawab semua pertanyaan membuat kepalanya menjadi sedikit pusing karena Sora harus menjawab seratus pertanyaan dalam dua jam. Setelah semuanya usai Sora beristirahat sejenak untuk memulihkan kepalanya yang pusing sehabis itu dia langsung pergi ke gedung yang sudah siapkan untuk melakukan ujian kedua, yaitu ujian fisik.
Setelah sampai ke gedung itu, terlihat didalamnya seperti sebuah arena kecil, dan juga terlihat dua orang sedang berduel dengan senjatanya. Lalu Sora dipanggil oleh Pak Robert karena sekarang giliran walaupun dia juga baru sampai di tempat ini. Saat sudah sampai di tengah arenanya, datang orang dengan perawakan tinggi yang melebihi tinggi Sora sekitaran dada sambil menggunakan sebuah pedang yang besar. Sebelum itu Pak Robert menjelaskan peraturannya. Menurut peraturannya, kalian boleh menggunakan senjata kalian mau yang jarak dekat dan dilarang menggunakan senjata jarak jauh, lalu peraturan yang kedua ialah tidak boleh mengincar bagian lawan seperti leher, dan yang terakhir adalah jika ada salah satu serangan mengenai kalian atau kalian mengenai pembatas maka akan dinyatakan gugur.
Setelah menjelaskan peraturan, pembatas arena mulai aktif dan duel dimulai. orang tersebut langsung menyerang ke Sora dengan posisi kedua tangannya mengangkat pedang besarnya. Sontak Sora langsung menghindar dan mencoba menyerang area terbuka, namun orang itu langsung sadar dan menahan serangannya. Lalu dengan cepat orang itu mengayunkan pedangnya ke arah Sora dan berhasil ditahan serangannya. Karena serangannya yang terlalu kuat membuat Sora nyaris menyentuh pembatas, dengan sekuat tenaga Sora mencoba menyeimbangkan kekuatannya lalu mendorongnya. Sehabis Sora mendorongnya membuat orang itu kehilangan keseimbangan dan memanfaatkan kesempatannya, Sora menyerangnya secara bertubi-tubi. Orang itu mencoba menahannya namun tidak lama pedangnya terlempar dan langsung Sora menyabet kakinya dengan pedangnya.
Pertandingan telah usai dengan dinyatakan Sora sebagai pemenang. Semua orang menepuk tangannya walaupun ada yang berberapa orang terlihat kesal dengan kemenangan ini. Lalu Sora mencoba membantu orang itu untuk bangun namun orang itu menolaknya dan lebih memilih bangun dengan sendirinya.
Sehabis itu Annette datang dan memeluk Sora dari belakang membuatnya sedikit kaget. Sora melihat ke arah belakang dan terlihat juga teman-temannya yang lainnya.
"Aku tahu kau pasti akan bisa Sora" Ucap Sora lalu pandangan dia teralihkan ke arah Annette yang masih memeluk Sora. "Uhm Sora, dia siapa?" Setelah mendengarnya membuat Sora ingat karena dia belum memperkenalkan Annette ke teman-temannya.
Sehabis itu Annette melepaskan pelukannya lalu memperkenalkan dirinya "Perkenalkan namaku Annette. Senang bertemu dengan kalian" Ucap Annette yang dibalas senyuman dari mereka kecuali Rossie yang melihat dia dengan sinis. Lalu Sora mencoba menjelaskan tentang Annette "Jadi dia Annette. Dia adalah anak dari orang terkaya di Zenspire. Dan dia sudah berteman denganku saat kita baru sampai disini". Mendengarnya membuat semua temannya menjadi kaget.
"Eh kenapa kau tidak memberi tahu kami, apa jangan-jangan..." Ucap Sylvie dengan senyumannya p. Dengan cepat Sora membantahnya "Ngga, Kita hanya teman. Iyakan?" Lalu Annette mengiyakan pernyataan dari Sora. Walaupun sebenarnya Sylvie hanya mencoba mengusik Sora. Tanpa disadari perbincangan mereka di dengar oleh Pak Robert, tapi Pak Robert membiarkannya hingga selesai.
Habis itu mereka kembali ke tempat duduk untuk beristirahat. Dari kejauhan, Carmilla yang terlihat puas dengan aksi Sora hanya bisa tertawa kecil. "Ini yang aku cari selama ini" Ucap Carmilla lalu pergi begitu saja.
Setelah itu Sora mulai mengikuti ujian akurasi, ujian akurasi ternyata lebih gampang daripada yang dia pikirkan. Dengan cepat Sora bisa menembak semua targetnya kurang dari satu menit. Setelah semua ujian selesai Sora dengan badannya yang sudah lelah berjalan dengan sekuat tenaga menuju ke asramanya. Lalu dia beristirahat dengan cara tidur walaupun terbilang masih sore.
...****************...
Setelah bangun di pagi hari dengan staminanya yang sudah pulih. Melalui pengeras suara, semua anak diperintahkan untuk lapangan untuk mendengarkan hasil dari ujian kemarin. Dengan antusiasnya Sora langsung bersiap dan pergi ke lapangan. Setelah di sana terlihat banyaknya anak-anak yang sudah berkumpul. Lalu Sora ikut berkumpul dengan semua orang.
Setelah menunggu lama, akhirnya diumumkan juga hasil ujiannya oleh Carmilla. Hasil dari pengumuman tersebut dinyatakan bahwa ada sekitar enam puluh orang yang lolos, sisanya dinyatakan gagal. Lalu Carmilla menyebutkan nama-namanya. Mendengar dengan Saksama, Sora mendengar namanya dan juga mendengar nama teman-temannya. Perasaan Sora sangatlah senang karena dia berhasil lulus dan juga teman-temannya. Setelah itu Carmilla mengucapkan selamat bagi yang lulus dan juga mengumumkan bahwa besok akan langsung ditugaskan ke medan perang.
Setelah itu semua orang kembali ke asramanya masing-masing. Terlihat ada orang yang senang dan juga orang yang sedih bahkan takut. Tapi Sora tidak mempedulikannya. Saat sampai di asrama Sora mendengar ketukan pintu, setelah dibuka ternyata itu adalah teman-temannya, yaitu Rosie, Sylvie, Aoi, Robby, bahkan ada Annette juga.
Lalu Sora mengajak mereka semua untuk masuk ke kamarnya. Lalu mereka mengobrol dengan santai. "Ah... senang sekalinya kita semua lulus. Walaupun saat awal-awal kita diremehkan namun kita membalasnya dengan prestasi" Ucap Aoi dengan bangganya.
"Yap itu benar, pastinya mereka tidak menyangka ada anak dari panti asuhan yang bisa lolos" Ucap Robby lalu dia menyenderkan badannya ke Aoi. Aoi merasa terganggu dengan kelakuannya namun dia membiarkannya saja. Semua kelihatan santai dan senang, terkecuali Rossie dan Annette yang saling melihat satu sama lainnya. Sora yang mengetahui ada yang aneh dengan mereka berdua mencoba menanyakannya.
"Hey Rossie, Annette. Kalian kenapa saling menatap satu sama lain?" Mendengar pertanyaan Sora membuat pandangan mereka teralihkan ke arah Sora. "Nggak kok" ucap mereka dengan bersamaan. Sylvie dan Aoi sudah mengetahui ada apa dengan mereka namun memilih diam. Sementara Sora hanya bisa bingung melihat kelakuan mereka berdua.
Di malam harinya semua temannya kembali ke kamarnya masing-masing. Setelah itu Sora mencoba menutupkan matanya untuk tidur. Namun....
Duaaaarrrrr
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments