Bab 12 Waktu Cuti

Hari dimana akhirnya mereka bisa beristirahat tiba juga, dan sekarang mereka sedang duduk di meja tengah untuk mendiskusikan kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama tiga hari ke depan.

"Huh...aku tidak tau kita harus ngapain..." Ucap Rossie yang sembari berpikir untuk merancang kegiatannya. Dan akhirnya mereka semua menjadi bingung karena mereka tidak merencanakan dari kemarin dan lebih memilih untuk tidur saling lelahnya.

"Sejujurnya, aku baru juga tidak tahu..." Ucap Sora yang juga tidak dapat memberi pendapat. Karena biasanya pada saat hati kosong, Sora lebih memilih untuk berlatih.

"Bagaimana kalau kalian berkeliling kota Zenspire?" Mereka semua terkejut karena mendengar suara Carmilla. Dan benar saja Carmilla sedang berdiri di depan pintu.

"General Carmilla!? Maafkan kami karena tidak mengetahui tentang kehadiranmu" Ucap Sylvie. Setelah itu Carmilla masuk ke dalam ruangan dan duduk diantara mereka.

"Daripada kalian menghabiskan waktu cuti kalian di markas ini, lebih baik kalian pergi berkeliling melihat kota Zenspire. Lagipula kalian belum pernah mengelilingi kota Zenspire kan?" Ucap Carmilla yang dibalas anggukan mereka.

"Kalau begitu, ambil ini" Carmilla melemparkan sebuah tas kecil yang berisikan uang. "Itu adalah uang kalian sejumlah seratus ribu kredit. Jangan dihabiskan di satu tempat" Lalu Carmilla pergi meninggalkan ruangannya.

"Kalau begitu, selamat menikmati liburannya. Maksimalkan waktu kalian karena mungkin saja kalian akan kuberikan misi yang berat" Ucap Carmilla dan meninggalkan mereka semua.

Setelah itu mereka bersiap untuk pergi untuk melihat-lihat kota Zenspire untuk pertama kalinya.

...****************...

Hari pertama

Saat ini mereka sedang menaiki kendaraan umum berupa bus. Mereka memilih menaiki ini karena biaya yang terbilang murah, hanya lima belas kredit perorangan. Mereka semua sedang melihat betapa megahnya kota Zenspire distrik satu, terlihat banyaknya gedung-gedung tinggi dan banyak juga robot yang bertugas untuk membersihkan lingkungan.

Lalu mereka berhenti di sebuah museum yang memiliki informasi seputar sejarah kota ini, mereka memasuki museum itu dan mengetahui bahwa kota ini adalah pusat pemerintahannya, dan juga sudah berdiri sejak seratus tahun yang lalu. Mereka dengan tekun mempelajari setiap sejarahnya, kecuali Robby yang terlihat tidak bersemangat. Setelah itu mereka mengetahui bahwa dahulu Zenspire dan Republik adalah satu aliansi, namun karena melanggar perjanjian karena Republik mencoba menyerang Zenspire, maka dari itu hubungan aliansi antar kedua negara ini menjadi pecah dan berakhir menjadi permusuhan.

Diinformasikan juga bahwa perang ini sudah terlibat lebih dari lima puluh tahun, sudah memakan korban jiwa sebanyak miliaran lebih. Tapi anehnya, walaupun sudah dilanda perang lebih dari lima puluh tahun, Zenspire tetap berdiri tanpa mengalami kerusakan dan juga rakyatnya yang terlihat makmur.

Setelah puas di museum, mereka pergi lagi dan sekarang mereka menuju ke taman kota. Disaat sampai di kota, mereka melihat banyaknya orang-orang disana sedang bersantai menikmati pemandangan.

Lalu mereka duduk disana untuk menikmati waktu mereka bersama seperti pada saat masih di panti asuhan.

"Hah...sudah lama sekali kita bersantai seperti ini" Ucap Aoi lalu membaringkan badannya di rerumputan.

"Terakhir kali kita melakukan kegiatan ini dua tahun yang lalu, pada saat kita masih berada di panti asuhan" Ucap Sylvie lalu dia menutup matanya untuk menikmati suasananya.

Mereka semua sedang menikmati momen mereka masing-masing, mulai dari Sylvie sedang melakukan perbincangan dengan Aoi, Rossie dan Robby yang seperti biasanya selalu bertengkar karena hal sepele, Dan Sora yang tertidur karena sudah merasa nyaman.

Semuanya melihat ke arah Sora yang sedang tertidur dengan nyenyak. Rossie yang memiliki rasa penasaran yang tinggi mencoba untuk mencolek pipi Sora dengan jari telunjuknya. Walaupun sudah berberapa kali dicolek tidak membuat dia untuk bangun.

"Kau pasti sangat kelelahan" Ucap Rossie lalu memegang kepala Sora lalu mengelusnya seperti kucing.

"Walaupun dia tertidur, tapi dia tetap lucu..." Pikir Rossie sembari mengelus kepala Sora.

Tanpa Rossie sadari, teman-temannya sedang melihat ke arahnya. Dengan paniknya Rossie langsung mengangkat tangan yang dia gunakan untuk mengelus lalu menyembunyikannya.

"Dengar! Ini tidak seperti yang kalian pikirkan..."

"Oh ya? Tapi sepertinya kau sangat menikmatinya saat mengelus kepala-" Belum sempat membicarakannya, Sora tiba-tiba terbangun dari tidurnya.

"Ada apa? Apa aku melewatkan sesuatu?" Tanya Sora sembari memiringkan kepalanya.

"Jadi begini, tadi Rossie mmhmhmhm.-" Dengan cepat Rossie langsung menutup mulut Sylvie dengan tangannya dan melanjutkan pembicaraannya. "Ah jadi begini Sora, tadi aku sempat ingin membangunkan mu karena kita sebentar lagi akan pulang, begitu" Mendengar penjelasan dari Rossie, Sora langsung percaya saja tanpa memiliki kecurigaan apapun.

Sementara dibelakang, Robby menanyakan ke Aoi kenapa Sora sangatlah polos. Dan Aoi hanya menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya.

...****************...

Hari kedua

Rencana mereka hari ini adalah pergi ke kota distrik dua, mereka berangkat menggunakan kendaraan umum lagi. Saat mereka memasuki kota distrik dua, keadaan di distrik dua tidaklah buruk juga walaupun tidak sebersih dan secanggih di distrik satu. Mereka juga melihat banyaknya pedagang di sisi jalan, berbeda sekali dengan distrik satu yang dimana pedagang sudah diatur tempatnya.

Lalu mereka mencoba membeli makanan disana, mulai dari seafood dan lain-lain. Setelah itu mereka melanjutkan perjalan mereka untuk melihat-lihat. Mereka melihat rata-rata orang disana bekerja sebagai buruh pabrik, dan juga menjelaskan mengapa di distrik dua lebih banyak kawasan industri daripada tempat wisata.

Secara keseluruhan, tidak ada yang spesial dari distrik dua. Hanya ada kawasan industri dan juga makanannya yang enak. Sebenarnya ada sebuah tempat hiburan, tapi masalahnya tempat itu hanya untuk orang dewasa. Sementara mereka masih remaja, tentu saja mereka akan diusir jika masuk ke tempat itu.

Jadinya setelah puas melihat kota distrik dua, mereka lebih memilih untuk kembali ke markas.

...****************...

Hari ketiga

Sekarang mereka berencana untuk pergi ke distrik tiga, namun Sora lebih memilih untuk tidak pergi kesana karena di tempat itulah dia nyaris meninggal dua tahun yang lalu. Tapi karena temannya yang bersikeras untuk pergi kesana, mau tidak mau Sora harus ikut bersama mereka.

Saat memasuki distrik tiga, mereka semua kecuali Sora terkejut melihat kondisi di distrik tiga. Kondisi disana sangatlah kumuh, sampah dimana-mana, dan juga maraknya aksi kriminalitas disana. Sora menyarankan untuk tidak berinteraksi dengan siapa-siapa di distrik tiga.

Saat sudah turun dari kendaraan umum, baru juga berjalan berberapa langkah mereka sudah dicegat oleh berberapa preman disana.

"Hei lihat disini, ada orang dari distrik satu" Ucap salah satu preman tersebut.

"Biarkan kami lewat jika tidak ingin ada yang terluka" Ucap Sora mencoba untuk mengancam para preman yang mencegat mereka. Tapi tetap saja mereka tidak kelihatan takut.

"Heh memangnya kau bisa apa jagoan!?" Setelah itu semua preman mengeluarkan senjatanya yang membuat teman-temannya Sora mulai waspada.

Dan benar saja, para preman tersebut mulai menyerang mereka. Dengan cepat mereka melawan balik dengan tangan kosong karena persenjataan mereka berada di markas semua. Lalu Sora mengambil sebuah kayu yang digunakan untuk melawan mereka. Karena Sora sudah terbiasa menggunakan pedang maka bukan hal yang sulit untuk mengalahkan mereka hanya bermodal kayu.

Setelah itu para preman sudah dikalahkan oleh mereka dan membuat mereka semua berlari menjauhi mereka.

"Kalian tidak apa-apa?" Tanya Sora kepada teman-temannya. Setelah memastikan keadaan temannya, Sora menyarankan untuk kembali ke markas secepatnya. Karena kalau tidak kemungkinan para preman tersebut akan membawa lebih banyak preman untuk menghajar mereka.

Saat mereka ingin pergi mencari kendaraan umum, tiba-tiba muncul gerombolan preman memblokade jalan mereka. Bagus, karena mereka akan kesulitan melawan gerombolan para preman.

"Jika aku menjadi kalian, aku akan menyerah setelah melihat gerombolan preman disana" Sora menjadi terkejut mendengar suara yang tidak asing baginya. Suara yang membuat dia nyaris kehilangan nyawanya.

Lalu Sora melihat ke arah belakang dan benar saja, dia adalah preman yang sama dan memiliki pisau yang sama. Seperti dua tahun yang lalu. "Wah, wah, wah...kalian sangatlah hebat bisa melawan berberapa anak buahku" Ucap preman tersebut sembari menepuk tangannya.

Lalu preman tersebut melihat ke arah Sora dan merasa tidak asing melihatnya. "Kau...kau adalah anak yang nyaris ku bunuh" Lalu dia tertawa.

"Apa kau sudah selesai tertawa? kalau iya maka biarkan kami lewat" Lalu dia berhenti tertawa dan mulai berbicara. "Oh tidak seperti itu kawan, kau harus membayar 'pajak' terlebih dahulu baru kami akan biarkan kalian lewat" Lalu preman tersebut melihat ke arah Sylvie yang sedang memegang tas yang berisi kredit.

Saat ingin mengambil tas tersebut, tangan preman tersebut ditahan oleh Sora dengan keras. "Hah..kau tetap saja seperti dahulu, keras kepala" Lalu preman tersebut mendorong Sora hingga nyaris terjatuh dan terjadi perkelahian diantara mereka. Preman tersebut menggunakan pisau yang sama seperti dahulu dan Sora hanya menggunakan sebuah kayu bekas tadi.

Tidak seperti dulu, sekarang Sora bisa mengimbangi kekuatan preman tersebut. Terlihat preman tersebut mencoba untuk menyerangnya berberapa kali namun tetap saja itu semua bisa dihindari oleh Sora. Hingga pada akhirnya Sora berhasil memukul di bagian perut preman tersebut hingga membuatnya terjatuh.

"Ughhh..." Melihatnnya tidak berdaya, Sora memutuskan untuk meninggalkan dia. Saat baru ingin pergi Rossie memperingatkan Sora tentang preman tersebut.

"Sora awas!"

DOOOOR

Preman tersebut menembak Sora ke bagian pinggangnya hingga dia kesusahan bergerak. Lalu preman tersebut menghampiri Sora lalu mengarahkan pistolnya ke arah kepalanya.

"Sekarang akan ku pastikan kau mati ditangan ku" Saat ingin menarik pelatuknya, Rossie berteriak dan bilang kalau mereka akan membayar 'pajak' dengan cepat preman tersebut datang menghampiri Rossie.

Saat perhatian preman tersebut teralihkan, Sora langsung memukul kepalanya dengan kayu lalu mengambil pistol dia dan menembak preman tersebut di kepalanya.

Setelah itu Sora menodongkan pistol preman tersebut ke arah gerombolan preman yang membuat mereka menjadi bubar. Setelah itu Sora langsung merasa kesakitan karena dia memaksakan untuk bergerak untuk menghajar preman tadi dengan sekuat tenaga. Memaksa dia harus dibopong oleh temannya.

...****************...

Setelah sampai di ruangan mereka, Sora yang tengah kini diobati oleh Rossie memarahi semua temannya. "Sudah kubilang! Kita tidak seharusnya datang ke distrik tiga! Beruntung kita bisa keluar hidup-hidup" Temannya hanya bisa diam mendengar Sora yang sedang memarahi mereka. Baru pertama kali mereka melihat Sora terlihat sangat marah.

Setelah mengobati Sora, Rossie meminta maaf kepadanya karena sudah membuat dirinya terluka dan diikuti oleh teman-temannya. Walaupun Sora masih marah atas perbuatan mereka, namun dia harus memaafkannya karena Sora sudah menganggap mereka seperti keluarga sendiri.

"Baiklah, aku maafkan" Ucap Sora dan melihat Rossie yang tiba-tiba memeluknya dan menangis. "Huwaaa... maafkan aku Sora..." Sora hanya bisa tersenyum melihat kelakuannya dan menenangkan dia dengan cara menepuk bagian punggungnya. Sementara temannya hanya melihat kelakuan mereka berdua.

Bersambung

Episodes
1 Bab 1 Awal Mula
2 Bab 2 Panti Asuhan
3 Bab 3 Wanita Misterius
4 Bab 4 Pusat Akademis Pelatihan Militer
5 Bab 5 Ujian Kelulusan
6 Bab 6 Serangan Mendadak
7 Bab 7 Pergi Berperang
8 Bab 8 Berkorban Untuk Negara
9 Bab 9 Pasukan Baru?
10 Bab 10 Squad Force 101
11 Bab 11 Kilang Bahan bakar
12 Bab 12 Waktu Cuti
13 Bab 13 Cetak Biru
14 Bab 14 Rencana Yang Tidak Berjalan Sesuai Kemauan
15 Bab 15 Fase Penyembuhan
16 Bab 16 Kembali Bertugas
17 Bab 17 Selalu Bersama
18 Bab 18 Serangan Langsung
19 HBD Untuk Diriku Sendiri
20 Bab 19 Tes Kesetiaan
21 Bab 20 Berkhianat
22 Bab 21 Kelompok Liberta
23 Bab 22 Rencana kudeta
24 Bab 23 Rencana Kudeta, Dimulai
25 Bab 24 Terpecah Belah
26 Bab 25 General Carmilla
27 Bab 26 Masa Lalu Dan Pertarungan Terakhir
28 Bab 27 Awal yang baru
29 Bab 28 Ras Keturunan Dewa
30 Bab 29 Pencarian Ras Felis
31 Bab 30 Bounty Hunter
32 Bab 31 Sadewa Dan Nakula
33 Bab 32 Bertemu Teman Lama
34 Bab 33 Kota Maharaja
35 Bab 34 Penyerangan Besar-besaran
36 Bab 35 Terpisah
37 Bab 36 Reruntuhan Dan Rahasianya
38 Bab 37 Mencari Bantuan
39 Bab 38 Jabang Tetuka
40 Bab 39 Penentuan
41 Bab 40 General Freya
42 Bab 41 Penebusan Dosa
43 Bab 42 Terlacak
44 Bab 43 Ikut Serta
45 Bab 44 Pembalasan
46 Bab 45 Penyelesaian
47 Bab 46 Menagih Janji
48 Bab 47 Kota Kirgizovka
49 Bab 48 Masa Lalu Yang Terkuak
50 Bab 49 Eksperimen Gila dan Percobaan Melarikan Diri
51 Bab 50 Operasi Penyelamatan
52 Bab 51 Rasa Sakit
53 Bab 52 Senjata Pemusnah Masal
54 Bab 53 Spionase
55 Bab 54 Membobol Penjara
56 Bab 55 Informasi
57 Bab 56 Seorang Yang Bisa Diandalkan
58 Bab 57 Pesawat Induk
59 Bab 58 Bertaruh Dengan Waktu, Bagian Pertama
60 Bab 59 Bertaruh Dengan Waktu, Bagian Kedua
61 Bab 60 Penyebab Terjadinya Perang, Bagian Pertama
62 Bab 61 Penyebab Terjadinya Perang, Bagian Kedua
63 Bab 62 Penyebab Terjadinya Perang Bagian Ketiga
64 Bab 63 Perang Pertumpahan Darah
65 Bab 64 Keadaan Yang Tidak Baik-baik Saja
66 Bab 65 Fifth Sister
67 Bab 66 Perlarian
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab 1 Awal Mula
2
Bab 2 Panti Asuhan
3
Bab 3 Wanita Misterius
4
Bab 4 Pusat Akademis Pelatihan Militer
5
Bab 5 Ujian Kelulusan
6
Bab 6 Serangan Mendadak
7
Bab 7 Pergi Berperang
8
Bab 8 Berkorban Untuk Negara
9
Bab 9 Pasukan Baru?
10
Bab 10 Squad Force 101
11
Bab 11 Kilang Bahan bakar
12
Bab 12 Waktu Cuti
13
Bab 13 Cetak Biru
14
Bab 14 Rencana Yang Tidak Berjalan Sesuai Kemauan
15
Bab 15 Fase Penyembuhan
16
Bab 16 Kembali Bertugas
17
Bab 17 Selalu Bersama
18
Bab 18 Serangan Langsung
19
HBD Untuk Diriku Sendiri
20
Bab 19 Tes Kesetiaan
21
Bab 20 Berkhianat
22
Bab 21 Kelompok Liberta
23
Bab 22 Rencana kudeta
24
Bab 23 Rencana Kudeta, Dimulai
25
Bab 24 Terpecah Belah
26
Bab 25 General Carmilla
27
Bab 26 Masa Lalu Dan Pertarungan Terakhir
28
Bab 27 Awal yang baru
29
Bab 28 Ras Keturunan Dewa
30
Bab 29 Pencarian Ras Felis
31
Bab 30 Bounty Hunter
32
Bab 31 Sadewa Dan Nakula
33
Bab 32 Bertemu Teman Lama
34
Bab 33 Kota Maharaja
35
Bab 34 Penyerangan Besar-besaran
36
Bab 35 Terpisah
37
Bab 36 Reruntuhan Dan Rahasianya
38
Bab 37 Mencari Bantuan
39
Bab 38 Jabang Tetuka
40
Bab 39 Penentuan
41
Bab 40 General Freya
42
Bab 41 Penebusan Dosa
43
Bab 42 Terlacak
44
Bab 43 Ikut Serta
45
Bab 44 Pembalasan
46
Bab 45 Penyelesaian
47
Bab 46 Menagih Janji
48
Bab 47 Kota Kirgizovka
49
Bab 48 Masa Lalu Yang Terkuak
50
Bab 49 Eksperimen Gila dan Percobaan Melarikan Diri
51
Bab 50 Operasi Penyelamatan
52
Bab 51 Rasa Sakit
53
Bab 52 Senjata Pemusnah Masal
54
Bab 53 Spionase
55
Bab 54 Membobol Penjara
56
Bab 55 Informasi
57
Bab 56 Seorang Yang Bisa Diandalkan
58
Bab 57 Pesawat Induk
59
Bab 58 Bertaruh Dengan Waktu, Bagian Pertama
60
Bab 59 Bertaruh Dengan Waktu, Bagian Kedua
61
Bab 60 Penyebab Terjadinya Perang, Bagian Pertama
62
Bab 61 Penyebab Terjadinya Perang, Bagian Kedua
63
Bab 62 Penyebab Terjadinya Perang Bagian Ketiga
64
Bab 63 Perang Pertumpahan Darah
65
Bab 64 Keadaan Yang Tidak Baik-baik Saja
66
Bab 65 Fifth Sister
67
Bab 66 Perlarian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!