Hari dimana akhirnya mereka bisa beristirahat tiba juga, dan sekarang mereka sedang duduk di meja tengah untuk mendiskusikan kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama tiga hari ke depan.
"Huh...aku tidak tau kita harus ngapain..." Ucap Rossie yang sembari berpikir untuk merancang kegiatannya. Dan akhirnya mereka semua menjadi bingung karena mereka tidak merencanakan dari kemarin dan lebih memilih untuk tidur saling lelahnya.
"Sejujurnya, aku baru juga tidak tahu..." Ucap Sora yang juga tidak dapat memberi pendapat. Karena biasanya pada saat hati kosong, Sora lebih memilih untuk berlatih.
"Bagaimana kalau kalian berkeliling kota Zenspire?" Mereka semua terkejut karena mendengar suara Carmilla. Dan benar saja Carmilla sedang berdiri di depan pintu.
"General Carmilla!? Maafkan kami karena tidak mengetahui tentang kehadiranmu" Ucap Sylvie. Setelah itu Carmilla masuk ke dalam ruangan dan duduk diantara mereka.
"Daripada kalian menghabiskan waktu cuti kalian di markas ini, lebih baik kalian pergi berkeliling melihat kota Zenspire. Lagipula kalian belum pernah mengelilingi kota Zenspire kan?" Ucap Carmilla yang dibalas anggukan mereka.
"Kalau begitu, ambil ini" Carmilla melemparkan sebuah tas kecil yang berisikan uang. "Itu adalah uang kalian sejumlah seratus ribu kredit. Jangan dihabiskan di satu tempat" Lalu Carmilla pergi meninggalkan ruangannya.
"Kalau begitu, selamat menikmati liburannya. Maksimalkan waktu kalian karena mungkin saja kalian akan kuberikan misi yang berat" Ucap Carmilla dan meninggalkan mereka semua.
Setelah itu mereka bersiap untuk pergi untuk melihat-lihat kota Zenspire untuk pertama kalinya.
...****************...
Hari pertama
Saat ini mereka sedang menaiki kendaraan umum berupa bus. Mereka memilih menaiki ini karena biaya yang terbilang murah, hanya lima belas kredit perorangan. Mereka semua sedang melihat betapa megahnya kota Zenspire distrik satu, terlihat banyaknya gedung-gedung tinggi dan banyak juga robot yang bertugas untuk membersihkan lingkungan.
Lalu mereka berhenti di sebuah museum yang memiliki informasi seputar sejarah kota ini, mereka memasuki museum itu dan mengetahui bahwa kota ini adalah pusat pemerintahannya, dan juga sudah berdiri sejak seratus tahun yang lalu. Mereka dengan tekun mempelajari setiap sejarahnya, kecuali Robby yang terlihat tidak bersemangat. Setelah itu mereka mengetahui bahwa dahulu Zenspire dan Republik adalah satu aliansi, namun karena melanggar perjanjian karena Republik mencoba menyerang Zenspire, maka dari itu hubungan aliansi antar kedua negara ini menjadi pecah dan berakhir menjadi permusuhan.
Diinformasikan juga bahwa perang ini sudah terlibat lebih dari lima puluh tahun, sudah memakan korban jiwa sebanyak miliaran lebih. Tapi anehnya, walaupun sudah dilanda perang lebih dari lima puluh tahun, Zenspire tetap berdiri tanpa mengalami kerusakan dan juga rakyatnya yang terlihat makmur.
Setelah puas di museum, mereka pergi lagi dan sekarang mereka menuju ke taman kota. Disaat sampai di kota, mereka melihat banyaknya orang-orang disana sedang bersantai menikmati pemandangan.
Lalu mereka duduk disana untuk menikmati waktu mereka bersama seperti pada saat masih di panti asuhan.
"Hah...sudah lama sekali kita bersantai seperti ini" Ucap Aoi lalu membaringkan badannya di rerumputan.
"Terakhir kali kita melakukan kegiatan ini dua tahun yang lalu, pada saat kita masih berada di panti asuhan" Ucap Sylvie lalu dia menutup matanya untuk menikmati suasananya.
Mereka semua sedang menikmati momen mereka masing-masing, mulai dari Sylvie sedang melakukan perbincangan dengan Aoi, Rossie dan Robby yang seperti biasanya selalu bertengkar karena hal sepele, Dan Sora yang tertidur karena sudah merasa nyaman.
Semuanya melihat ke arah Sora yang sedang tertidur dengan nyenyak. Rossie yang memiliki rasa penasaran yang tinggi mencoba untuk mencolek pipi Sora dengan jari telunjuknya. Walaupun sudah berberapa kali dicolek tidak membuat dia untuk bangun.
"Kau pasti sangat kelelahan" Ucap Rossie lalu memegang kepala Sora lalu mengelusnya seperti kucing.
"Walaupun dia tertidur, tapi dia tetap lucu..." Pikir Rossie sembari mengelus kepala Sora.
Tanpa Rossie sadari, teman-temannya sedang melihat ke arahnya. Dengan paniknya Rossie langsung mengangkat tangan yang dia gunakan untuk mengelus lalu menyembunyikannya.
"Dengar! Ini tidak seperti yang kalian pikirkan..."
"Oh ya? Tapi sepertinya kau sangat menikmatinya saat mengelus kepala-" Belum sempat membicarakannya, Sora tiba-tiba terbangun dari tidurnya.
"Ada apa? Apa aku melewatkan sesuatu?" Tanya Sora sembari memiringkan kepalanya.
"Jadi begini, tadi Rossie mmhmhmhm.-" Dengan cepat Rossie langsung menutup mulut Sylvie dengan tangannya dan melanjutkan pembicaraannya. "Ah jadi begini Sora, tadi aku sempat ingin membangunkan mu karena kita sebentar lagi akan pulang, begitu" Mendengar penjelasan dari Rossie, Sora langsung percaya saja tanpa memiliki kecurigaan apapun.
Sementara dibelakang, Robby menanyakan ke Aoi kenapa Sora sangatlah polos. Dan Aoi hanya menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya.
...****************...
Hari kedua
Rencana mereka hari ini adalah pergi ke kota distrik dua, mereka berangkat menggunakan kendaraan umum lagi. Saat mereka memasuki kota distrik dua, keadaan di distrik dua tidaklah buruk juga walaupun tidak sebersih dan secanggih di distrik satu. Mereka juga melihat banyaknya pedagang di sisi jalan, berbeda sekali dengan distrik satu yang dimana pedagang sudah diatur tempatnya.
Lalu mereka mencoba membeli makanan disana, mulai dari seafood dan lain-lain. Setelah itu mereka melanjutkan perjalan mereka untuk melihat-lihat. Mereka melihat rata-rata orang disana bekerja sebagai buruh pabrik, dan juga menjelaskan mengapa di distrik dua lebih banyak kawasan industri daripada tempat wisata.
Secara keseluruhan, tidak ada yang spesial dari distrik dua. Hanya ada kawasan industri dan juga makanannya yang enak. Sebenarnya ada sebuah tempat hiburan, tapi masalahnya tempat itu hanya untuk orang dewasa. Sementara mereka masih remaja, tentu saja mereka akan diusir jika masuk ke tempat itu.
Jadinya setelah puas melihat kota distrik dua, mereka lebih memilih untuk kembali ke markas.
...****************...
Hari ketiga
Sekarang mereka berencana untuk pergi ke distrik tiga, namun Sora lebih memilih untuk tidak pergi kesana karena di tempat itulah dia nyaris meninggal dua tahun yang lalu. Tapi karena temannya yang bersikeras untuk pergi kesana, mau tidak mau Sora harus ikut bersama mereka.
Saat memasuki distrik tiga, mereka semua kecuali Sora terkejut melihat kondisi di distrik tiga. Kondisi disana sangatlah kumuh, sampah dimana-mana, dan juga maraknya aksi kriminalitas disana. Sora menyarankan untuk tidak berinteraksi dengan siapa-siapa di distrik tiga.
Saat sudah turun dari kendaraan umum, baru juga berjalan berberapa langkah mereka sudah dicegat oleh berberapa preman disana.
"Hei lihat disini, ada orang dari distrik satu" Ucap salah satu preman tersebut.
"Biarkan kami lewat jika tidak ingin ada yang terluka" Ucap Sora mencoba untuk mengancam para preman yang mencegat mereka. Tapi tetap saja mereka tidak kelihatan takut.
"Heh memangnya kau bisa apa jagoan!?" Setelah itu semua preman mengeluarkan senjatanya yang membuat teman-temannya Sora mulai waspada.
Dan benar saja, para preman tersebut mulai menyerang mereka. Dengan cepat mereka melawan balik dengan tangan kosong karena persenjataan mereka berada di markas semua. Lalu Sora mengambil sebuah kayu yang digunakan untuk melawan mereka. Karena Sora sudah terbiasa menggunakan pedang maka bukan hal yang sulit untuk mengalahkan mereka hanya bermodal kayu.
Setelah itu para preman sudah dikalahkan oleh mereka dan membuat mereka semua berlari menjauhi mereka.
"Kalian tidak apa-apa?" Tanya Sora kepada teman-temannya. Setelah memastikan keadaan temannya, Sora menyarankan untuk kembali ke markas secepatnya. Karena kalau tidak kemungkinan para preman tersebut akan membawa lebih banyak preman untuk menghajar mereka.
Saat mereka ingin pergi mencari kendaraan umum, tiba-tiba muncul gerombolan preman memblokade jalan mereka. Bagus, karena mereka akan kesulitan melawan gerombolan para preman.
"Jika aku menjadi kalian, aku akan menyerah setelah melihat gerombolan preman disana" Sora menjadi terkejut mendengar suara yang tidak asing baginya. Suara yang membuat dia nyaris kehilangan nyawanya.
Lalu Sora melihat ke arah belakang dan benar saja, dia adalah preman yang sama dan memiliki pisau yang sama. Seperti dua tahun yang lalu. "Wah, wah, wah...kalian sangatlah hebat bisa melawan berberapa anak buahku" Ucap preman tersebut sembari menepuk tangannya.
Lalu preman tersebut melihat ke arah Sora dan merasa tidak asing melihatnya. "Kau...kau adalah anak yang nyaris ku bunuh" Lalu dia tertawa.
"Apa kau sudah selesai tertawa? kalau iya maka biarkan kami lewat" Lalu dia berhenti tertawa dan mulai berbicara. "Oh tidak seperti itu kawan, kau harus membayar 'pajak' terlebih dahulu baru kami akan biarkan kalian lewat" Lalu preman tersebut melihat ke arah Sylvie yang sedang memegang tas yang berisi kredit.
Saat ingin mengambil tas tersebut, tangan preman tersebut ditahan oleh Sora dengan keras. "Hah..kau tetap saja seperti dahulu, keras kepala" Lalu preman tersebut mendorong Sora hingga nyaris terjatuh dan terjadi perkelahian diantara mereka. Preman tersebut menggunakan pisau yang sama seperti dahulu dan Sora hanya menggunakan sebuah kayu bekas tadi.
Tidak seperti dulu, sekarang Sora bisa mengimbangi kekuatan preman tersebut. Terlihat preman tersebut mencoba untuk menyerangnya berberapa kali namun tetap saja itu semua bisa dihindari oleh Sora. Hingga pada akhirnya Sora berhasil memukul di bagian perut preman tersebut hingga membuatnya terjatuh.
"Ughhh..." Melihatnnya tidak berdaya, Sora memutuskan untuk meninggalkan dia. Saat baru ingin pergi Rossie memperingatkan Sora tentang preman tersebut.
"Sora awas!"
DOOOOR
Preman tersebut menembak Sora ke bagian pinggangnya hingga dia kesusahan bergerak. Lalu preman tersebut menghampiri Sora lalu mengarahkan pistolnya ke arah kepalanya.
"Sekarang akan ku pastikan kau mati ditangan ku" Saat ingin menarik pelatuknya, Rossie berteriak dan bilang kalau mereka akan membayar 'pajak' dengan cepat preman tersebut datang menghampiri Rossie.
Saat perhatian preman tersebut teralihkan, Sora langsung memukul kepalanya dengan kayu lalu mengambil pistol dia dan menembak preman tersebut di kepalanya.
Setelah itu Sora menodongkan pistol preman tersebut ke arah gerombolan preman yang membuat mereka menjadi bubar. Setelah itu Sora langsung merasa kesakitan karena dia memaksakan untuk bergerak untuk menghajar preman tadi dengan sekuat tenaga. Memaksa dia harus dibopong oleh temannya.
...****************...
Setelah sampai di ruangan mereka, Sora yang tengah kini diobati oleh Rossie memarahi semua temannya. "Sudah kubilang! Kita tidak seharusnya datang ke distrik tiga! Beruntung kita bisa keluar hidup-hidup" Temannya hanya bisa diam mendengar Sora yang sedang memarahi mereka. Baru pertama kali mereka melihat Sora terlihat sangat marah.
Setelah mengobati Sora, Rossie meminta maaf kepadanya karena sudah membuat dirinya terluka dan diikuti oleh teman-temannya. Walaupun Sora masih marah atas perbuatan mereka, namun dia harus memaafkannya karena Sora sudah menganggap mereka seperti keluarga sendiri.
"Baiklah, aku maafkan" Ucap Sora dan melihat Rossie yang tiba-tiba memeluknya dan menangis. "Huwaaa... maafkan aku Sora..." Sora hanya bisa tersenyum melihat kelakuannya dan menenangkan dia dengan cara menepuk bagian punggungnya. Sementara temannya hanya melihat kelakuan mereka berdua.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments