"Ughh... dimana aku" setelah dua hari pingsan, anak itu kembali siuman. Tapi terlihat dari wajahnya yang kelihatan kebingungan karena tempat ini terlihat asing baginya.
saat ingin bangun dari tempat tidurnya, dia merasakan sakit yang berasal dari bekas lukanya. Mencoba untuk memeriksanya, dia kaget karena lukanya sudah di obati dan juga sudah di perban juga.
"Siapa yang melakukan ini ? Apakah orang yang menyelamatkanku kemarin ?" ucap anak itu dalam benaknya. Tak lama terdengar suara pintu yang terbuka membuat dia sedikit kaget.
"Oh ! ternyata kau sudah bangun" terlihat seorang anak perempuan yang kaget melihat anak itu sudah terbangun. Dia juga membawa sepasang pakaian ganti.
"ah maaf aku tidak tau kalau kau sudah bangun. Seharusnya aku mengetuk pintunya terlebih dahulu" ucap dia sembari membungkukkan badannya.
"nggak, nggak apa-apa kok" setelah mendengarnya anak perempuan itu langsung menaruh barang yang dia bawa di meja terdekat.
Karena kebingungan ini tempat apa, anak itu mencoba menanyakan tempat ini. "Kalau boleh tau ini tempat apa ya?"
"Ini adalah panti asuhan akko. Tempat ini terletak jauh dari pusat kota Zenspire jadinya membuat tempat ini jauh dari pusat peperangan". Setelah Mendengarnya penjelasan dari anak perempuan itu, anak itu hanya bisa menundukkan kepalanya karena dia tidak ingat siapa ayah dan ibunya. Mungkin panti asuhan adalah tempat yang terbaik untuk dirinya.
"Uhmm apa kau baik-baik saja ? Mukamu tiba-tiba berubah ekspresinya" ucap anak perempuan itu dengan perasaan yang khawatir.
"nggak apa-apa kok, cuma aku tidak ingat saja siapa ayah dan ibuku" lalu tanpa sadar anak perempuan itu memeluknya membuat anak itu sedikit terkejut.
Lalu anak perempuan mengelus kepala anak itu untuk menenangkannya "Aku tau perasaannya kehilangan orang tua, tapi tenang saja kami disini akan menganggap kamu sebagai keluarga" mendengar anak perempuan itu membuat anak itu tertawa kecil.
"Terimakasih telah menenangkan aku, tapi aku baik-baik saja" ucap anak itu sembari tersenyum. Lalu anak perempuan itu membalas senyumannya.
Setelah menenangkannya anak perempuan itu mulai mengenalkan namanya "Oh ya aku lupa mengenalkan namaku. Namaku adalah Rossie. Siapa namamu ?". Setelah mengenakan namanya anak itu hanya terdiam dan kelihatan seperti bingung.
"Hmm apa kau tidak ingat namamu ?" ucap Rossie sembari memiringkan kepalanya. Dan anak itu hanya meresponnya dengan menganggukan kepalanya.
Mendengarnya membuat Rossie ikut kebingungan juga "Ehh ternyata kau tidak ingat namamu. Kalau begitu aku memanggilmu dengan apa ya ?".
"Rossie ! dimana kamu ! bisakah kau membantuku sebentar !" terdengar suara seperti suara orang dewasa memanggil Rossie.
"Ah pengurus panti memanggilku. Jadinya aku pergi dulunya. Sekarang kau kembali beristirahatlah besok aku akan menunjukkan sesuatu kepadamu" ucap Rossie sembari berlari keluar dan tidak lupa menutup pintunya.
Setelah Rossie keluar, anak itu mengambil pakaian yang Rossie letakan di meja lalu mengganti pakaian lamanya dengan yang baru. "Kalau dipikir-pikir sudah lama sekali ya aku tidak mengenakan pakaian yang baru" ucap anak itu. Dan sehabis mengganti pakaiannya dia kembali beristirahat.
...****************...
Keesokan harinya dia terbangun karena dia teringat bahwa Rossie ingin menunjukkan sesuatu kepadanya. Tak lama kemudian terdengar suara ketokan pintu.
"Haloooo ini Rossie, apa aku boleh masuk ?"
"Boleh, silahkan saja" lalu pintu pun terbuka dan terlihat Rossie yang sepertinya kelihatan ceria sekali.
"Selamat pagi, apa kau tidur nyenyak" anak itu meresponnya dengan menganggukan kepalanya.
"Bagus apa kau sudah bisa berjalan ?" dan sekali lagi anak itu hanya meresponnya dengan menganggukan kepalanya.
"Kalau begitu aku mau kau bertemu dengan teman-temanku. Kau pasti akan menyukainya" lalu Rossie memegang tangan anak itu dan menuntunnya ke tempat yang dia mau. Setelah sampai, ternyata Rossie dan anak itu sampai ke ruang makan dimana banyaknya anak-anak lain seumurannya sedang berbincang satu sama lain.
"Hei lihat itu Rossie !" terdengar suara teriakan anak yang berasal dari salah satu meja di bagian belakang.
"Hei itu teman-temanku. Ayo kita kesana" lalu Rossie membawa anak itu ke teman-temannya yang terdiri dari tiga orang anak. Setelah sampai di mejanya, mereka langsung kebingungan melihat anak yang dibawa oleh Rossie.
"Hei Rossie dia siapa ? apa ini teman barumu?" ucap salah satu anak yang sangat energik dan juga berisik.
Rossie dan anak itu pun duduk dan menjelaskannya semua "Dia adalah anak yang diselamatkan oleh Pak Akko. Masa kau tidak tahu sih ?"
"Oh kukira rumor"
"Astaga Robby kau ini..." terlihat muka Rossie berubah total yang awalnya ceria menjadi marah hanya karena anak yang bernama Robby ini.
"Baiklah aku minta kalian tidak memulai pertengkaran disini kalau tidak kalian akan dihukum disuruh mencuci piring oleh pengurus panti" setelah mendengar ancaman dari salah satu anak perempuan yang kelihatannya lebih dewasa dari pada mereka berdua. Hebatnya mereka berdua menjadi diam dalam sekejap.
"Haih....kau ini sekalinya ngasih ancaman nggak main-main ya..." ucap seorang anak laki yang kelihatannya seperti remaja.
"Oh...jadi kau juga pengen ikutan nyuci piring ?" Setelah mengatakan itu, dia langsung menjadi diam juga.
"Hah sudahlah...oh ya aku lupa mengenalkan namaku. Namaku Sylvie, yang kecil ini adalah Robby dan yang paling tua namun kelakuan seperti anak-anak yaitu Aoi"
"Hei itu tidak benar !"
"Jadi, siapa namamu ?" karena anak itu tidak tahu namanya maka dia hanya diam saja tidak bisa menjawabnya.
"Uhh itu dia masalahnya kak Sylvie, dia sepertinya lupa siapa namanya"
"Hmm kalau begitu kita kasih nama baru bagi dia saja ? kita yang buat biar dia yang menentukannya. Apakah kalian setuju ?" setelah mendengar saran dari Sylvie. Mereka semua berusaha membuat nama bagi anak itu. Namun setelah berlama-lama berfikir, tidak ada yang berhasil membuatnya.
"Ahh aku menyerah, aku tidak bisa membuat nama. Lagipula bukannya harusnya orang tuamu yang membuatkanmu nama ya ?"
"Aku tidak tahu siapa orang tuaku... jadinya aku tidak tahu atau lupa siapa namaku" ucap anak itu dengan nada datar. Seketika juga Robby langsung meminta maaf karena mengatakan itu.
Tapi tidak lama kemudian Rossie mendapatkan ide saran nama untuk anak itu. "Oh aku tahu, bagaimana kalau kita namai dia 'Sora' ? Karena Sora yang berarti langit dan mata dia berwarna biru seperti langit. Jadi bagaimana menurutmu ?" Setelah memikirkan nama itu, anak itu langsung menyetujuinya.
"Aku menyukainya"
"Baiklah, mulai saat ini namamu adalah Sora" ucap Rossie dengan sembari memeluk Sora dengan erat. Lantas Sora pun tersenyum karena setelah sekian lamanya tidak lama merasakan rasanya dipeluk oleh seseorang.
Setelah itu terdengar suara panci yang berasal dari depan. "Perhatian anak-anak ! Ayo mengantri karena makanannya sudah siap" sontak semua anak mengantri dengan rapih sembari membawa piring yang sudah disediakan. Rossie dan teman-temannya mengajak Sora untuk ikut mengantri juga.
Saat ingin mengambil bagiannya, salah satu pengurus panti melihat ke arah Sora dengan rasa penasaran. "Oh astaga kau kurus sekali !" lalu dia menambahkan porsi makanannya dengan jumlah yang lumayan banyak. "Ini, sekarang kau makan yang banyak ya"
"Uhmm terimakasih" lalu Sora pergi dan bergabung bersama teman-temannya untuk makan bersama. Saat mencoba makanannya Sora langsung melahapnya dengan cepat seakan seperti baru pertama kali memakannya.
"Hei pelan-pelan nanti keselek" ucap Sylvie sembari memberikan segelas air untuk Sora.
"Ma-maaf, soalnya baru kali ini aku bisa makan enak"
"baru pertama kali ? Memangnya sebelumnya kamu makan apa ?"
"uhm cuma buah-buahan dari pohon, dan kalaupun lagi beruntung aku bisa makan roti bekas orang" mendengar penjelasan dari Sora membuat Sylvie menjadi merasa kasian. Karena merasa kasian dia memberikan jatah makanannya untuk Sora.
"eh tidak usah kak Sylvie, ini juga masih banyak" ucap Sora sembari menahan tangan Sylvie yang ingin menuangkannya.
Sylvie pun hanya bisa tersenyum dan berkata "nggak apa-apa, lagipula aku sudah kenyang".
"uhmm kalau begitu terimakasih" lalu Sora melanjutkannya hingga habis tak tersisa.
...****************...
Saat sudah selesai makan, Sora dan teman barunya pergi keluar untuk bermain sejenak. Disaat Robby dan Rossie berlarian kesana kesini, Sora hanya diam melihat mereka bermain sambil duduk dibawah pohon.
"Hei kenapa kau tidak ikut bermain ?" ucap Aoi lalu ikut duduk bersama Sora.
"Aku lebih suka melihatnya dari pada ikut bermain"
"Heh ternyata kau ini pendiam ya" lalu Aoi memegang kepala Sora lalu mengelusnya.
"Dengar, sebaiknya kau ikut bermain bersama. Jangan sampai kau menyesalinya saat mereka tidak bersamamu lagi" ucap Aoi dengan wajah seriusnya.
"Kak Aoi...."
"Uh intinya kau harusnya lebih menghabiskan waktu untuk bersama temanmu itu saja hahahaha...." setelah mendengar nasihat Aoi, Sora langsung berdiri dan menghampiri Robby dan Rossie untuk bermain bersama. Sementara Aoi hanya bisa melihat Sora bermain dengan teman barunya.
"Kau harus menghabiskan waktu bersama temanmu...hah sejak kapan kau menjadi bijak Aoi. Tapi itu lebih baik, daripada diriku yang telat melakukannya..."
"Oh ! Aku baru tahu kau bisa menjadi bijak" Kaget, Aoi langsung melihat ke arah belakangnya.
"Sylvie ! Sejak kapan kau ada di sana ?"
"Sejak dari tadi" Ucap Sylvie sembari tersenyum.
"Hei ! Nggak boleh tau kalau menguping pembicaraan orang"
"iya maaf deh"
...****************...
Saat hari sudah berganti menjadi malam, Sora yang sudah lelah karena bermain seharian, sekarang dia sedang bersiap-siap untuk tidur. Saat mau memasuki kamarnya, dia dipanggil oleh dua pengurus panti asuhan.
"Oh kau pasti anak baru itu kan ?"
"Iya, kenapa ?"
"Maaf karena memanggilmu di jam segini, namun kami harus memberitahumu tentang peraturan panti asuhan ini" Lalu Sora menutup pintu kamarnya dan mendengarkan apa yang ingin pengurus panti katakan.
"Baiklah, kau tahu kalau sekarang ini negara kita sedang berperang dengan negara lain. Jadinya kami pengurus panti melarang anak-anak keluar dari panti saat malam hari" lalu pengurus panti menunjuk ke arah jam dinding.
"Kau lihat jam itu ? Saat jarum panjangnya di angka 10 berarti itu waktunya untuk tidur. Dan jika kamu menangkap salah satu anak yang belum tidur di atas jam 10, kami akan menghukumnya. Apa kau paham ?" Sora hanya menganggukan kepalanya.
"Bagus, anak pintar" lalu pengurus panti itu mengelus kepala Sora. "Sekarang kau pergi tidurlah" setelah itu pengurus panti itu pergi meninggalkannya. Setelah itu Sora masuk ke kamarnya dan berbaring di kasurnya kemudian tertidur.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Deni A. Arafah
Semangat thor, jangan lupa mampir di bovelku ya "Rebirth in Aether: The rice of the underdogs"
2023-07-19
1
Ahmad Fitrah
Maaf baru bales, tapi terimakasih
2023-05-23
0
Neonnorey
wah keren,, aku suka gaya pwnyampaianmu,, semangat 🎊
2023-03-29
1