Setelah penyerangan sebelumnya berhasil, Sora dan temannya saat ini sedang mempersiapkan barang-barang mereka untuk kembali ke markas mereka. Mereka sudah menetap selama satu hari semenjak penyerangan kemarin, maka dari itu hari ini Sora dan temannya memutuskan untuk kembali.
Dan sekarang ini mereka sedang menunggu pesawat yang akan menjemput mereka. Setelah pesawatnya telah tiba, Sora dan temannya mengucapkan selamat tinggal kepada Annette dan prajuritnya. Setelah itu mereka langsung menaiki pesawatnya dan pergi ke markas mereka sendiri.
Sesampainya disana, mereka disambut oleh General Carmilla dan dia memberikan selamat kepada Sora dan temannya atas keberhasilan penyerangannya kemarin. Lanjut dia menjelaskan tempat itu akan digunakan untuk menyimpan berberapa senjata yang digunakan untuk memperluas wilayah negara. Setelah sampai di ruangan mereka, Carmilla menyuruh mereka semua untuk beristirahat selama satu hari untuk memulihkan tenaga.
Lalu dia meninggalkan mereka dengan tetap memikirkan perkataan pemimpinnya tentang 'tes' yang harus dia berikan kepada Sora.
****************
Sementara itu di ruangan, mereka kini tengah bersantai di meja tengah sembari mengobrol. Mereka membicarakan tentang penyerangan kemarin. Mereka semua setuju bahwa itu adalah pengalaman yang terbaik yang pernah ada dan juga menakutkan. Walaupun dari wajah mereka tidak ada menunjukkan rasa takut sedikitpun. Di tengah pembicaraan, mereka bertiga memperhatikan Sora dan Rossie yang terlihat sangat dekat, mereka menanyakan dan Sora menjawabnya hingga membuat mereka bertiga menjadi terkejut.
Walaupun mereka terkejut, namun mereka hanya bisa mendukungnya. Tapi dengan alasan tidak menganggu misi. Sora dan juga Rossie bisa menganggukan kepalanya tanda bahwa mereka paham. "Hmm...jadi ini yang namanya 'cinta lokasi'?" Ucap Aoi menggoda mereka berdua, mendengarnya membuat wajah Sora dan Rossie menjadi memerah.
"Sudah-sudah, yang terpenting hubungan kalian tidak akan menganggu misi..." Ucap Sylvie. Lalu dia menambahkan "Dan juga Sora..." Panggil Sylvie yang membuat Sora langsung melihatnya.
"Tolong jaga Rossie" Lalu Sora menurutinya apa yang dia minta.
****************
Di pagi harinya, saat mereka semua tengah sarapan di kantin. Tiba-tiba terdengar suara yang menyuruh Sora untuk menemui General Carmilla. Lalu dengan cepat Sora menghabiskan makanannya dan bergegas ke kantornya. Setelah berada di kantornya, Sora melihat dua orang wanita kembar yang asing baginya, mereka memiliki tinggi dan postur tubuh yang sama, dan memiliki rambut berwarna biru dan ungu, sepertinya mereka berdua juga ingin bertemu General Carmilla.
"Ah akhirnya kau datang, Sora" Ucap Carmilla, lalu Sora berdiri di samping kedua orang tersebut, kedua orang itu melihat Sora dengan pandangan kosong sehingga membuat Sora sedikit resah.
"Jadi, kenapa aku memanggil kalian karena aku ingin kalian bekerja satu tim untuk mengejar orang ini..." Lalu Carmilla menyalakan hologram dan terlihat sosok pria yang menggunakan topeng. "...Alasan aku menyuruh kalian untuk menangkapnya karena dia telah mencuri sebuah data yang berisi seluk beluk pertahanan kita" Ucapnya sambil menyilangkan tangannya. Sora melihat orang itu dengan seksama, orang itu memiliki bentuk tubuh orang dewasa, dan memiliki rambut putih yang pendek, mengingatkan dia kepada seseorang yang dia kenal.
Setelah itu Carmilla mematikan hologram dan berkata "Aku ingin dia ditangkap hidup-hidup, yah walaupun dalam keadaan mati, tetap aku terima" Ucapnya. Setelah selesai menjelaskan Carmilla membubarkan mereka, lalu dia melihat kearah jendela sembari bergumam. "Mari kita lihat, apakah kau lulus tes ini? Sora".
****************
Saat ini mereka berada di hutan rawa yang dipenuhi oleh tumbuhan bakau. Mereka sedang melacak keberadaannya hanya bermodalkan sebuah peta dan skill melacaknya. Selama perjalanan mereka hanya diam, diam tanpa ada yang berbicara sedikitpun, yang membuat Sora sedikit bosan. Mencoba ingin lebih tau tentang mereka berdua, Sora mencoba menanyakan nama mereka.
"Hei, kalau boleh tau, siapa nama kalian?" Tanya dia, sayangnya tidak ada yang menggubris pertanyaannya. Lalu Sora mencoba bertanya sekali lagi dan kali ini salah satu dari mereka mulai menjawabnya. "Aku Ivi dan dia Iva, jika kau puas, sebaiknya sekarang kau fokus untuk menjalankan tugas ini" Ucap salah satu wanita berambut biru.
Lalu mereka keluar dari rawa dan dikarenakan waktu sudah ingin malam, mereka memutuskan untuk berkemah sementara untuk malam ini. Menurut petanya, sebentar lagi mereka akan sampai di tujuannya. Jadinya mereka memutuskan untuk berangkat besok saja, hitung-hitung untuk memulihkan stamina.
Setelah menyalakan api unggun, Sora ditawari sebuah makanan ringan oleh salah satu wanita disana. "Ini, ambil dan makanlah" Lalu Sora mengucapkan terimakasih kepadanya dan duduk disampingnya. Kedua wanita itu makan dengan cepat, bisa dibilang dalam hitungan detik. Lalu mereka duduk untuk menghangatkan diri.
Sora mencoba kembali berbicara dengan mereka dengan berharap menjadi lebih akrab dengan mereka berdua. "Jadi aku ingin tahu, kalian sering menjalankan misi yang seperti apa?" Tanyanya kepada mereka berdua. Dan kemudian Ivi menjawabnya "Kami ini semacam assassin yang membunuh orang yang dirasa 'menganggu' oleh Zenspire, dan kami cukup terkejut melihat salah satu dari anggota squad buatan General Carmilla bergabung kedalam misi ini" Ucap Ivi menjelaskan dengan singkat. Sora hanya meresponnya dengan anggukan kepalanya karena mulutnya sedang mengunyah.
Lalu mereka balik bertanya kepada Sora "Dan kau. Aku yakin tugasmu lebih berat dari kami berdua, apa aku benar?" Tanyanya. Dan Sora menjawabnya "Iya. Tugas kami tergantung General. Jika dia minta untuk menaklukkan wilayah, maka kami akan segera melakukannya, dan selebihnya seperti itu" Ucap Sora. Dan mereka berdua memahaminya dengan sangat cepat.
Sora memperhatikan adiknya Ivi, yaitu Iva terlihat jarang sekali berbicara. Sora menanyakan dan Ivi hanya menjawab kalau dia memang seperti itu, dia hanya akan berbicara kalau memang dirasa sangat penting.
Karena sudah dirasa larut malam, Ivi menyuruh adiknya dan Sora untuk beristirahat, sementara dia terbangun untuk menjaga keadaan sekitar. Mereka berdua hanya bisa menuruti perintahnya dan tidur di tendanya masing-masing.
****************
Dipagi harinya, mereka bertiga melanjutkan pencariannya. Sekarang mereka menuju ke sebuah hutan yang dipenuhi pohon yang sangat tinggi dan tebal. Mereka melihat area sekitar mereka dengan saksama agar tidak ada serangan mendadak.
Di perjalanan, mereka melihat bekas pembakaran yang baru saja padam, Ivi menyimpulkan bahwa kemarin malam orang tersebut juga berkemah. Jika seperti itu, kemungkinan dia belum jauh, lantas mereka langsung bergegas mengejarnya dengan cepat. Namun, tanpa disadari Sora menginjak sebuah jebakan yang sudah disiapkan oleh orang itu. Iva dengan cepat menyelamatkan dari terkena anak panah yang menembak dari semak-semak.
Lalu Ivi mendatangi Sora dan menanyakan keadaannya, untung saja Iva sigap menyelamatkannya jika tidak, mungkin anak panah itu sekarang berada di kepala Sora. Melihat situasinya, Ivi memutuskan untuk melanjutkan pencariannya. Mereka bertiga kembali berjalan sembari memperhatikan langkah mereka.
Berjalan dengan waktu tiga belas menit, saat mereka memasuki area yang luas. Tiba-tiba terdengar suara tembakan dari senjata sniper, dengan cepat mereka langsung bersembunyi dibelakang batang kayu. "Gah dia punya senjata sniper, kita tidak bisa mendekatinya!" Ucap Ivi dengan nada kesal. Orang itu menunggu diantara mereka bertiga bergerak dengan sabar. Tidak lagi terdengar suara tembakan, Ivi berasumsi kemungkinan dia sedang menunggu mereka.
"Kita tidak bisa saja berdiam disini saja, kita harus melakukan sesuatu" Ucap Ivi yang lalu memikirkan bagaimana cara mereka mendekati orang itu. Lalu Sora mendapatkan ide yang cukup gila, yaitu dia sendiri yang akan pergi ke orang itu, sementara Ivi dan Iva mencoba mengalihkan perhatiannya. Awalnya Ivi tidak setuju dengan ide itu. Tapi, melihat Iva yang menggunakan kepalanya, Ivi akhirnya mengikuti idenya.
Lalu Ivi dan Iva bergerak menjauhi Sora, berupaya untuk mengalihkan perhatian orang itu, sementara Sora sendiri akan mendekatinya. Dia pergi melewati sisi samping untuk membuatnya tidak terlihat. Perlahan demi perlahan Sora mendekatinya, sampai pada akhirnya dia sampai ke sebuah pohon tempat orang itu berada. Sora memanjat pohon itu dan terlihat orang itu yang sedang sibuk menembaki Ivi dan Iva.
Dengan cepat Sora langsung memegang orang itu dan mendorongnya hingga terjatuh dari pohon, Ivi dan Iva menyadari suara benturan membuat mereka menghampirinya. "Kena kau!" Ucap Sora yang langsung melepas topengnya. Setelah dilepas topengnya, Sora langsung terdiam karena terkejut karena ternyata orang yang selama ini dia kejar adalah orang yang pernah merawat dia.
"Pak...Akko?" Ucap Sora dengan suara yang pelan. Lalu pak Akko hanya bisa tersenyum melihat anak yang pernah ia rawat, saat ini sedang memburunya. "Sudah dua tahun ya...Sora..." Lalu tidak lama kemudian Ivi dan Iva datang kesana.
"Ah, sepertinya kau sudah menangkapnya" Ucap Ivi, lalu dia mengeluarkan sebuah pistol dari saku senjatanya. "Dan sekarang, kita tinggal membunuhnya dan misi ini selesai" Ucapnya dengan santai.
"Tunggu!" Sora menahan tangan Ivi. Lalu Sora melihat ke arahnya dan berkata "Apakah kau yakin kalau...dia orangnya?" Tanya Sora kepada Ivi. Lalu Ivi menjawabnya dengan santai. "Tentu saja, ini sudah dikonfirmasi langsung oleh General Carmilla. Aku pikir kau sudah tahu" Sora langsung merasa aneh dengan perkataannya, mengapa hanya dia saja yang tidak diberitahukan, apa yang disembunyikan oleh Carmilla kepada Sora.
Melihat sikap Sora yang terlihat aneh, membuat Iva menjadi curiga kepadanya. Sementara Ivi mencoba membuat Sora untuk membiarkannya untuk menembak pak Akko. "Bisakah kau untuk melepaskan tanganku! Aku mencoba untuk menyelesaikan misi ini!" Ucap Ivi dengan kesal. Lalu Sora memukul Ivi di bagian wajahnya hingga membuat dia terjatuh. Setelah itu Sora mengatakan bahwa tidak ada yang boleh menyakitinya.
Lalu Iva mengarah pistolnya kearah Sora sembari berkata "Pengkhianat!". Saat ingin menarik pelatuknya, Sora langsung menembak Iva dengan cepat di bagian kepalanya, membuat Ivi hanya bisa melihat adik kembarnya mati tergeletak. Melihat saudari kembarnya yang sudah tidak bernyawa, membuat Ivi marah dan langsung mengeluarkan sebilah dagger. Langsung dia maju kearah Sora dengan cepat. Tapi, karena dia sudah termakan amarah membuat semua serangannya tidak mengenai Sora sedikitpun.
Hingga pada akhirnya Sora langsung menikamnya di bagian dadanya dengan pedangnya.
"General Carmilla...pasti akan... membalasnya" Ucap Ivi hingga akhirnya dia menghembuskan napas terakhir. Sora mencabut pedangnya dan membersihkan dari sisa darah.
"Kenapa, Kenapa kau membiarkanku hidup Sora?" Ucap pak Akko yang lalu segera duduk. Lalu Sora duduk di depannya dan berkata "Agar kau bisa kembali dan mengurus panti asuhan, anak-anak masih membutuhkanmu" Mendengar kata panti asuhan membuat pak Akko menjadi sedih. "Sora, panti asuhan itu sudah tidak ada...".
"Maskudnya?"
Dengan berat hati pak Akko menjelaskannya. "Panti asuhan itu sudah dimusnahkan, oleh General Carmilla" Sora menjadi syok mendengarnya, lalu Sora meminta penjelasan lebih lanjut lagi. Lalu pak Akko menjelaskannya.
"Setelah satu tahun kau pergi dari panti asuhan, entah darimana satu pasukan datang dan menghancurkan sekaligus membunuh semua orang disana, termasuk anak-anaknya...".Pak Akko menjelaskannya sambil menahan air matanya, karena hanya dia yang selamat dari serangan tersebut. Sementara Sora hanya bisa terdiam karena tidak percaya apa yang dia dengar.
Lalu pak Akko kembali melanjutkan penjelasannya "...Karena serangan itu, aku rela menjadi mata-mata pihak republik agar bisa membalaskan dendam mereka terhadap General Carmilla, meskipun aku tahu bahwa resiko akan dijadikan buronan" Ucapnya sambil mencoba menenangkan dirinya. Lalu dia melihat kearah Sora dan memegang pundaknya.
"Kau harus segera membunuhku, karena dia saat ini 'melihat' kita" Ucap pak Akko dengan panik. Sora mencoba menenangkannya namun tidak membuahkan hasil.
"Aku tidak bisa, aku tidak bisa membunuh orang yang sudah menyelamatkanku" Ucap Sora, dengan inisiatif pak Akko langsung mengambil pistol dari saku senjatanya, lalu mengarahkannya ke bawah dagunya. Sora mencoba menghentikannya namun dia langsung didorong oleh pak Akko menggunakan kakinya.
"Aku tahu kau anak yang baik, selamat tinggal, Sora..."
"Tidak!!!"
Dan akhirnya pak Akko menembak dirinya dengan pistol itu, meninggalkan Sora yang terlihat keadaannya sangat terpuruk, sambil memegang kepalanya.
"Apa yang telah kulakukan..." Ucapnya sambil mengeluarkan air matanya, dan dia hanya bisa menangis sekencang-kencangnya, ditemani oleh mayat pak Akko dan rekannya yang sudah dia bunuh.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments