"Selamat datang di Pusat Akademis Pelatihan Militer Zenspire" Wajah para anak-anak terlihat takjub melihat kemegahan bangunan itu. Lalu Carmilla mengajak mereka untuk melihat sekeliling bangunannya.
Saat diajak berkeliling mereka melihat banyak gedung yang berfungsi sebagai sebuah sekolah dan juga tempat tinggal. Dan juga mereka melihat lapangan yang sangat luas yang meliputi tempat untuk latihan fisik dan latihan tembak.
Sesudah diajak berkeliling, Carmilla menyuruh orang untuk mengantar anak-anak tersebut ke asramanya. Di tengah jalan orang itu menjelaskan kalau di gedung itu ada banyak anak lainnya yang tinggal di sana, jadinya mereka harus patuh terhadap peraturan yang ada disana. Mulai dari dilarang mengganggu sesama dan dilarang tidur di atas jam 10. Kurang lebih peraturannya mirip seperti panti asuhan yang pernah mereka tinggali.
Setelah sampai di ruangan mereka masing-masing, orang itu berkata "kalian besok bersiap, karena besok akan dimulai pembelajarannya" Setelah itu orang itu pergi begitu saja dan mereka memasuki ruangannya masing-masing.
"Wow...ini lebih besar dari yang kubayangkan" Ucap Sora. Kemudian Sora menaruh barang bawaannya dan karena sudah terlalu lelah, Sora lebih memilih tidur untuk bersiap esok harinya.
...****************...
Di pagi harinya, mereka langsung bersiap untuk mengikuti pelatihannya. Mereka mengenakan pakaian yang di kasih sebagai seragam sehari-hari. Lalu mereka di arahkan oleh orang yang kemarin pergi ke kelasnya.
Saat sampai, mereka melihat banyaknya anak-anak yang umurnya berbeda. Ada yang Remaja bahkan ada yang seumuran mereka. Saat memasuki kelas, semua anak yang ada dikelas mulai berbisik-bisik dan membicarakan hal yang nggak-nggak.
"Hei lihatlah, ada anak baru...."
"Kelihatannya mereka berasal dari kalangan bawah deh...."
"Siapa ya orang yang memasukan mereka?...."
Walaupun sedang digosipkan, mereka hanya bisa bersikap bodo amat dan lebih memilih untuk tidak melakukan hal yang aneh-aneh. Tidak lama kemudian seorang wanita memasuki kelas sembari membawa buku.
"Baiklah anak-anak sebelumnya selamat datang di Pusat Akademis Pelatihan Militer Zenspire, namaku Bu Maya. Di sini kalian akan mempelajari hal-hal apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi tentara. Baiklah sekarang kita mulai pelajarannya..."
Disaat guru sedang mengajar, ada seseorang murid perempuan yang duduk di sebelah Sora ingin mengajaknya untuk ngobrol.
"Psst hey..."
Tidak menggubrisnya membuat anak perempuan itu menyenggol tangan Sora dengan sikutnya.
"Hmm? Ada apa?"
"uhmm aku tidak pernah melihatmu di sekitaran kota, asalmu darimana?"
"Ah itu, aku tidak tahu"
"Aneh...mana ada orang yang tidak tahu asalnya...."
"Ehem, jika kau ingin terus mengobrol maka sebaiknya diluar saja"
"B-baik, maaf" Setelah itu pelajaran kembali kondusif hingga selesai.
...****************...
Disaat waktu istirahat anak perempuan itu kembali lagi mendatangi Sora yang sedang menyendiri di kelas.
"Hey, apa kau punya waktu?" Sora menganggukkan kepala lalu anak perempuan itu duduk disebelahnya.
"Sebenarnya, aku ingin minta maaf karena kelakuanku tadi"
"Nggak apa-apa" setelah itu anak memperkenalkan namanya.
"Namaku Annette, kau pasti sudah mendengar nama itu"
"Sora, sebenarnya aku tidak pernah mendengar namamu. Memangnya kenapa?" Annette menjadi kaget karena Sora baru pertama kali mendengar namanya.
"Ah nggak apa-apa kok..." Ucap Annette yang membuat Sora menjadi bingung. Tidak lama kemudian terlihat sekumpulan anak perempuan mendatangi mereka.
"Hey Annette sedang apa kau disini? Dan kenapa kau ngobrol sama orang ini?"
"Apa maksudmu?"
"Duh apa kau tidak tahu, dia itu anak buangan. Dan karena dia buangan jadinya dia tinggal di panti. Dan juga kau ini anak dari salah satu dari orang terkaya di Zenspire. Seharusnya kau menjauh dari dia kalau nggak nanti ketularan miskin" Lalu sekumpulan anak perempuan itu menertawakan Sora yang membuatnya menundukkan kepalanya menahan air matanya.
Karena mereka sudah kelewatan membuat Annette menjadi kesal "Hey! kalian sudah kelewatan. Memangnya ada peraturan tentang berteman dengan anak dari panti" Lalu Annette berdiri dan mengusir mereka.
"Aku minta kalian pergi, sekarang!" Dengan wajah kesalnya sekumpulan anak perempuan itu pergi meninggalkan mereka berdua. Setelah itu Annette mengecek keadaan Sora yang sehabis dihina.
"Hey kau baik-baik saja? Maaf karena kelakuan mereka kau menjadi..."
"Nggak apa-apa kok"
"Eh?"
"Nggak mereka ada benarnya juga" Ucap Sora sembari mengelap air matanya.
"Memang benar aku adalah anak buangan. Bahkan aku tidak tau siapa orang tuaku sendiri" Annette menjadi merasa iba karena mendengar cerita yang disampaikan oleh Sora. Karena dia tidak pernah merasakan apa yang Sora rasakan. Pastinya itu sangat menyakitkan bagi anak berumur dua belas tahun.
"Maaf Annette. Tapi sekarang keadaanku sedang tidak mood untuk berbicara. Kalau boleh, bisakah kau pergi?"
"Okay..." Lalu Annette menuruti permintaan Sora dengan pergi meninggalkannya di kelas sendirian.
...**************...
Saat kegiatan pembelajaran sudah usai dan semua anak sudah mulai kembali ke asramanya. Sora hanya berjalan sendirian tanpa temannya karena mereka sudah pergi duluan.
"Sora, tunggu!" Mendengar teriakan orang membuat dia melihat kebelakang dan yang memanggil dia tidak lain adalah Annette.
"Oh Annette..." Ucap Sora yang sembari melihat kebelakang.
Lalu mereka berjalan bersama. Namun, tidak diantara mereka yang memulai obrolan hingga membuat suasananya sedikit canggung. Karena sudah tidak tahan dengan suasana ini, Annette mencoba untuk mencairkan suasana dengan bertanya.
"Hei, apa kau masih memikirkan atas kejadian tadi?"
"Memikirkan?" Seketika Annette berhenti dan melihat ke arah Sora.
"Uhm soalnya...." Ucap Annette sembari menundukkan kepalanya. Setelah itu mereka berjalan kembali.
Lalu Sora bertanya ke Annette "Hey Annette, aku ingin tahu kenapa kau menemaniku? Jangan salah paham dulu. Ini karena kau dan aku memiliki status sosial yang berbeda. Dan juga...." Lalu Sora melihat ke bawah.
"....Aku tidak ingin merusak namamu hanya karena kau bergaul denganku..." Setelah mendengarnya membuat Annette diam sejenak lalu menjawab pertanyaannya.
"Sebenarnya, aku juga tidak suka dengan kehidupanku ini" Sora langsung melihat ke arah dia karena mendengarnya.
"Aku sudah muak dengan kehidupanku. Karena aku selalu dituntut untuk menjadi sempurna di depan orang penting. Maka dari itu aku lebih memilih untuk menjadi pasukan perang dan mendaftar disini agar bisa menjadi diri sendiri" Ucap Annette yang membuat Sora terkesima dengan jawabannya.
"Jadinya, kau tidak perlu khawatir tentang perbedaan status sosial kita. Aku tetap akan menganggap kamu sebagai teman" Ucap Annette sembari tersenyum.
"Oh ya awalnya orang tuaku tidak setuju kalau aku mendaftar disini. Tapi karena ku bujuk dengan iming-iming 'Menaikan kepopuleran' yang membuat mereka setuju. Agak aneh dan lucu tapi itulah orang tuaku" Sora hanya bisa menahan ketawanya karena tidak sopan menertawakan orang tuanya.
"Ayolah tertawa saja sudah. Hitung-hitung agar kau menjadi senang" Tak berasa mereka tiba di depan gedung asramanya. Lalu Sora berpisah dengan Annette dan kembali ke ruangannya.
Setelah sampai di ruangannya, Sora yang lelah langsung tiduran di kasur sembari melihat liontin yang selalu dia bawa kemana-mana. Kecuali saat dalam kegiatan pembelajaran dia memilih menaruhnya.
Lalu dia buka liontinnya dan terlihat foto sekumpulan orang yang mengenakan jas putih. Sora tidak ingat siapa mereka tapi yang pasti salah satu dari mereka menyuruhnya untuk membawa liontin ini.
Sudah puas melihat liontinnya. Kemudian dia menaruh liontin itu dan mematikan lampu dan mulai untuk tidur.
...****************...
"Baik anak-anak, sekarang saatnya kita mempelajari cara menangani luka di tengah pertempuran" Setelah mengatakan itu Bu Maya mengambil sebuah kotak.
Lalu Bu Maya menjelaskannya "Ini adalah kotak medis. Kotak ini menyimpan berbagai macam obat dan peralatan medis lainnya. Perlu diingat bahwa kalian harus memahami cara menggunakannya karena jika kalian terluka mau sedikit ataupun banyak. kalian bisa menanganinya dengan baik dan benar"
Lalu ada seseorang bertanya "Tapi bukankah ini adalah tugas pasukan medis?"
"Ya. Memang benar ini adalah tugas dari pasukan medis. Tapi, jika keadaanmu sudah terbilang parah namun tidak ada pasukan medis yang tersedia. Lalu apa yang kau lakukan? Menunggunya? Kalau iya kau sudah mati kehilangan darah. Mengerti?" Lalu semua anak menganggukan kepalanya.
"Bagus. Sekarang saya akan menjelaskan berbagai jenis obat yang ada dikotak ini...." Lalu Bu Maya menjelaskan semua obatnya secara detail. Mulai dari obat yang berguna untuk menghentikan pendarahan hingga obat yang membuat orang menjadi tenang.
Setelah itu Bu Maya juga menjelaskan cara menangani luka. Mulai dari cara mengeluarkan peluru dari badan jika masih hidup, atau yang lebih parah yaitu cara mengamputasi bagian tubuh lalu menanganinya dengan benar. Tentu membuat semua anak yang disana merasa ngeri dan jijik mendengarnya. Tapi karena ini penting jadinya mau nggak mau mereka harus mempelajarinya.
Setelah itu mereka semua istirahat dan Sora memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar. Namun Sora mendengar teriakan Robby yang berasal dari toilet pria. Sontak Sora pergi untuk melihatnya dan terlihat bahwa Robby sedang dirundung oleh sejumlah anak laki-laki lainnya. Saat anak itu ingin memukul Robby, dengan cepat Sora menahan tangan anak itu.
"Sora!?"
"Wah-wah lihatlah, sesama anak buangan saling melindungi satu sama lainnya" Lalu anak tersebut melepaskan tangganya dari genggaman Sora.
"Apa yang kau lakukan terhadap temanku ?! kalian tahu kalau itu melanggar peraturan kan?!" Bukannya meminta maaf atas kelakuannya, mereka tertawa terbahak-bahak. Setelah itu salah satu anak itu memukul Sora hingga terjatuh.
"Dengar, kami ini orang terpandang. Peraturan? Hukum? Apa itu? Cukup dibayar maka kami akan bebas. Berbeda dengan kalian yang bukan siapa-siapa jadinya hanya bisa mengikuti peraturan bodoh itu" Lalu anak tersebut menginjak tangan Sora hingga membuat Sora mengerang kesakitan. Melihatnya Sora yang kesakitan membuat mereka tertawa lepas layaknya hiburan gratis.
"Oh jadi gini kelakuan 'orang yang terpandang'?" Semua anak itu menoleh kearah belakang dan terlihat salah satu anak laki-laki.
"Dengan kelakuan yang seperti ini kalian itu lebih mirip orang barbar daripada orang terpandang" Mendengar pernyataan dari anak laki-laki itu membuat sekumpulan anak-anak itu menjadi kesal.
"Jika kalian terus melakukan ini maka aku tidak segan-segan untuk memanggil guru untuk menghukum kalian" Lalu sekumpulan anak itu kaget dan lebih memilih untuk pergi agar tidak terkena masalah.
Setelah itu anak itu mendatangi Sora dan Robby dan membantu mereka untuk berdiri. "Hei, kalian tidak apa-apa?"
"Yah tidak apa-apa, hanya luka kecil saja tidak masalah" Ucap Robby yang masih enerjik. Berbeda dengan Sora yang hanya terlihat diam dan sembari memegang tangannya. Lantas anak itu mengetahuinya.
"Hei kau terluka! Ini harus diobati" Ucap anak itu lalu memegang tangan Sora. Setelah itu anak itu mengobati luka Sora dan membalutnya dengan perban.
"Kenapa kau repot-repot? Ini hanya luka kecil"
"Walaupun ini luka kecil, tapi tetap saja jika tidak diobati maka bisa menyebabkan infeksi" Sora hanya diam saja karena baru dia doang yang peduli dengan dia di sini.
"Ah iya aku lupa memperkenalkan diriku. Perkenalkan namaku Raz. Aku tidak seperti mereka yang menggunakan kekayaan orang tua, aku lebih suka mandiri"
"Salam kenal perkenalkan aku Robby dan temanku yang selalu diam ini adalah Sora" Ucap Robby sembari merangkul Sora.
"Ah begitu, salam kenal. Kalau begitu aku permisi dulu soalnya sebentar lagi pelajaran selanjutnya akan dimulai" Lalu Raz pergi meninggalkan toilet. Sehabis itu Sora dan Robby meninggalkan toilet juga.
...****************...
Pelajaran Kedua dimulai di sebuah lapangan tembak di luar gedung. Maka dari itu semua orang berkumpul disana. Saat sampai di sana terlihat banyak terpajang berbagai senjata mulai dari jarak jauh hingga yang dekat.
"Ah kalian sudah disini..." Lalu datang guru mereka untuk memberikan sambutan. "Selamat datang di lapangan tembak. Namaku Pak Robert. Seperti yang kalian lihat, disini kita akan latihan bagaimana cara menggunakan senjata jarak jauh seperti pistol dan lain-lain" Lalu dia mengambil salah satu senjata dan menjelaskannya.
"Contohnya seperti senjata ini. Ini adalah senjata tipe SMG, yang berarti senjata ini sangat kuat digunakan pada jarak dekat maupun sedang. Namun senjata ini performanya akan kurang jika digunakan untuk jarak jauh" Lalu dia menaruh kembali senjata itu.
"Lalu ada juga senjata yang efektif saat digunakan pada jarak yang dekat, namun perfomanya menjadi turun saat digunakan pada jarak tengah dan jauh. Begitupun dengan sebaliknya. Kalian paham?" Semua anak menganggukan kepalanya secara bersamaan.
"Oke, sekarang kita mulai pelatihannya. Dimulai dari...." Lalu Pak Robert mulai menunjuk salah satu anak untuk diajarkan.
Lalu jari Pak Robert berhenti ke arah Sora "Kau. Ayo kesini" Langsung Sora pergi ke Pak Robert. "Oke nak, siapa namamu?"
"Sora pak"
"Oke Sora, sekarang kau ambil senjata yang mau kau pakai". Lalu Sora mulai memilih senjata yang ingin dia gunakan. Pandangan Sora terpaku ke salah satu pistol yang memiliki ukuran sedang dibandingkan dengan ukuran pistol lainnya. Dengan yakin Sora memilih senjata itu.
"Ah...'The Reaper' kau memiliki selera yang bagus, nak" Langsung Pak Robert menjelaskan senjata tersebut. "Seperti yang ku sebutkan. 'The Reaper' adalah senjata berjenis pistol. Tapi, pistol ini berbeda dari yang lainnya karena 'The Reaper' mampu menghabisi musuh sekali tembak. Makanya aku bilang kalau dia memiliki selera yang bagus" Mendengarnya membuat anak itu kagum dengan senjata itu.
"Tapi. Senjata ini ada kelemahannya, yaitu senjata ini sangat susah digunakan karena memiliki recoil atau tolak balik yang sangat besar. Dan juga, jika tembakan kalian tidak mengenai targetnya. Senjata ini akan mengisi energi sekitaran tiga puluh detik. Itulah kenapa senjata ini sangat susah digunakan karena harus penggunanya harus pintar membidik target. Kalian paham?" Sontak semua anak menjawab "paham".
"Baiklah, mau mencoba untuk menembaknya? tidak kena pun tak masalah karena baru permulaan" Lalu Sora mencoba menembak sebuah botol yang sudah disiapkan oleh Pak Robert.
Lalu terdengar obrolan yang mengejek Sora "Ku tebak pasti dia gak bisa menggunakannya..."
"Tentu saja, senjata itu sangatlah tidak cocok untuk pemula..."
"Yang ada dia akan mempermalukan diri dia sendiri...." Tidak menggubris perkataan anak-anak itu, Sora hanya fokus kepada target yang ada didepannya.
Door
"Ke-kena!?" Semua anak yang melihatnya kaget dan bertanya-tanya bagaimana bisa seorang pemula bisa menggunakan senjata dengan kesulitan tinggi.
"Waw kau bisa menggunakan dengan mudah?! Sungguh kemampuan yang sangat hebat" Ucap Pak Robert dengan rasa bangga.
"Terimakasih" Ucap Sora lalu menaruh senjata kembali. Tapi di tahan oleh Pak Robert.
"Tunggu dulu, aku ingin kau melakukannya lagi. Hanya untuk kepastian" Setelah itu Sora kembali memegang senjata itu untuk menembak untuk kedua kalinya.
"Ah itu tadi cuma hoki saja..."
Door
"Ke-kena lagi?!" lagi semua anak kaget melihat tembakannya kena lagi. Pak Robert hanya terdiam melihat kemampuannya.
"Yah... sepertinya kau memang ahli menggunakannya" Setelah itu Sora menaruh senjata itu.
"Baiklah sekarang kita lanjut ke anak selanjutnya, yaitu...."
...****************...
Setelah latihan tembak selesai, semua anak kembali lagi ke asrama. Sora yang berjalan dengan Annette melihat keramaian yang membuat mereka berdua menjadi penasaran. Langsung mereka menghampiri keramaian tersebut, dan terlihat penyebabnya karena mereka ingin melihat Carmilla.
"Ah ternyata karena Bu Carmilla, pantas saja ramai..." Ucap Annette sembari memegang kepalanya.
"Hmm kau tahu dia?" Ucap Sora karena sepertinya Annette tahu siapa itu Carmilla.
"Tentu saja semua orang tahu dia...Ah iya aku lupa kalau kau pasti bukan dari daerah sini. Kalau begitu akan ku jelaskan sembari kita jalan" Lalu mereka berdua kembali jalan menjauhi keramaian tersebut.
Saat dijalan Annette menjelaskan semuanya "Apakah kau pernah mendengar sekumpulan pemimpin perang yang disebut 'The Great General' ? Mereka itu adalah sekumpulan jendral kepercayaan yang memiliki kekuatan dan kecerdasan di atas rata-rata manusia. Menurut rumor yang beredar, mereka menggunakan sebuah senjata yang berasal dari material langka yang membuat senjata mereka sangatlah kuat. Mereka menggunakan nama samaran agar orang-orang tidak mengetahui nama aslinya..." Mendengarnya membuat Sora menjadi semakin penasaran untuk mengetahuinya lebih lanjut.
"...Seperti contoh pemimpin mereka yang berinisial 'Sigrun'. Tidak banyak orang tahu tentang dia dikarenakan dia hanya keluar dan menampakkan dirinya ketika keadaan genting saja..."
"...Selanjutnya yaitu 'Rasputin'. Menurut rumor yang beredar, dia itu adalah seorang yang ahli dalam ilmu sains. Bahkan saking ahlinya, dia bisa membuat obat yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit..."
"...Selanjutnya ada 'Oppenheimer'. Kalau kau ingin tahu siapa yang menciptakan senjata yang digunakan oleh kita. Maka jawabannya adalah dia. Karena dia, kita bisa mendapatkan senjata yang sangat canggih. Bahkan senjata yang kau gunakan tadi saat pelatihan itu adalah buatannya..."
"... Sehabis itu ada 'Gatotkaca'. Orang-orang bilang bahwa dia berasal dari suatu wilayah yang tersembunyi. Menurut orang yang sudah pernah satu pasukan dengannya, kekuatan dia bisa dibilang seratus kali lipat dibandingkan orang biasa. Mereka bilang itu adalah efek dari senjatanya atau itu adalah efek dari simbol bintang di dadanya..."
"...Dan yang terakhir, yang sudah kita ketahui. Yaitu 'Carmilla' . Berbeda dengan anggota lainnya, dia ini sering terlihat dan berinteraksi dengan warga setempat. Maka dari itu Carmilla lebih banyak dikenal orang daripada anggota great general lainnya".
Setelah selesai menjelaskan tentang 'The Great General'. Membuat Sora berfikir, mungkin saja mereka bisa membantu Sora dalam mencari tahu siapa orang yang memberikan liontin itu ke Sora, dan juga mencari tahu siapa diri dia yang sebenarnya.
Setelah itu mereka telah sampai ke asrama. Lalu mereka berpisah untuk kembali ke kamarnya masing-masing.
...****************...
Malam harinya, saat ingin tidur tiba-tiba ada yang mengetuk pintunya. Langsung dibukakan pintunya oleh Sora dan terlihat Rossie yang mukanya terlihat khawatir.
"Hey Sora kau tidak apa-apa? Aku dengar kau dirundung oleh sekelompok orang. Karena itu aku datang untuk menengok kamu" Sehabis itu Sora mempersilahkan Rossie untuk masuk ke dalam kamarnya.
Lalu mereka pun duduk dilantai dan mulai berbicara "Apa kau tidak apa-apa? Maaf jika aku terdengar cerewet tapi aku ingin memastikannya"
"Ya, aku baik-baik saja" Lalu Rossie terlihat lega.
"Hah syukurlah" Sehabis itu Rossie menjadi diam, tidak seperti biasanya yang selalu banyak berbicara. Kemungkinan Rossie sedang merenungi sesuatu.
Karena keadaan yang tidak biasa ini membuat Sora menanyakan keadaannya "Hey, tumben sekali kau hari ini diam. Biasanya kau itu banyak berbicara".
Lalu Rossie melihat ke Sora dengan ekspresi wajah yang sedih. Lalu Rossie kembali berbicara "Hey Sora, apa kau berpikir bahwa kita tidak diterima disini?" Ucap Rossie dengan nada yang sangat pelan.
Sora hanya bisa terdiam mendengarnya dikarenakan memang seperti itu terlihatnya. Semua anak disana memandang sebelah mata kepada Sora dan temannya hanya dikarenakan mereka berasal dari panti. Tidak ingin berdiam terlalu lama, Sora menjawab pertanyaan Rossie.
"Yah, aku juga berpikir begitu" Lalu Rossie tertunduk sembari berkata "Apakah salah jika kita berasal dari panti asuhan? Apakah salah jika terlahir tanpa orang tua?" Ucap Rossie sembari menahan tangisannya.
Dengan cepat Sora mencoba menenangkan Rossie dengan cara memegang kedua pundaknya sembari berkata "Tidak, kita tidak salah. Hanya saja dunia tidak berpihak kepada kita" Lalu Rossie mengangkat kepalanya dan melihat Sora.
"Walaupun begitu, kita tidak boleh menyerah. Kita harus menunjukkan kepada orang yang telah merendahkan kita dengan hasil dari perbuatan kita" Ucap Sora lalu mengelap air mata Rossie dengan ibu jarinya. Lalu melepaskan tangannya dari pundak Rossie.
Lalu Rossie kembali tenang dan mengucapkan "terimakasih" kepada Sora karena telah memenangkannya. Karena sudah larut malam takut ketahuan pengawas, Rossie kembali ke kamarnya sehabis itu Sora melanjutkan tidurnya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Tee
hmmm... ini pasti foreshadowing
2023-10-12
0