#11

Dylan dan Jesselyn berpisah di depan kamar masing-masing di lantai tiga. Jesselyn mencoba memejamkan matanya namun sia-sia saja.

Tok tok...

Seseorang mengetuk pintu kamarnya, sontak Jesselyn bangun dan berjalan menuju sumber suara.

"Yuna, masuklah. " Jesselyn bergeser memberi jalan untuk Yuna.

"Kau belum tidur kak? " Tanya Yuna yang duduk di sofa, sementara Jesselyn di ujung tempat tidur.

"Aku belum mengantuk. " Jawab Jesselyn.

"Aku tahu kakak pasti tidak nyaman saat ada Caitlin." Ternyata Yuna menangkap basah Caitlin yang selalu menatapnya sinis. "Dia menyukai kak Dylan sejak kecil, bahkan sempat meminta mommy mendekatkan mereka." Lanjut Yuna membeberkan.

Jesselyn hanya tersenyum kikuk tak tahu harus menjawab seperti apa. "Yuna, boleh aku bertanya sesuatu? " Terasa menggelitik, Jesselyn penasaran soal ucapan Yuna tadi siang di meja makan.

"Tentu kak, silakan. " Jawab Yuna enteng.

"Apa benar Dylan belum pernah memiliki kekasih? " Tanya Jesselyn, meski ia sempat malu bertanya pada adik dari pria yang akan menjadi suaminya.

"Setahuku kak Dylan belum pernah menjalin hubungan serius. Tapi Jayden pernah keceplosan kalau kakak menyukai seorang wanita dulu. Sayangnya Jay tidak memberitahu nama gadis itu." Yuna menutup rapat mulutnya merasa sudah salah bicara.

"Kak Jessie tenang saja, itu sudah lama sekali. Sekarang terpenting, kakak adalah calon istrinya. " Sambung Yuna meralat ucapannya.

"Hem,,, " Jesselyn menyahut singkat.

"Kak, bagaimana kalau besok kita makan siang di luar? Sekalian beli ponsel baru untukmu. Aku dengar dari mommy ponselmu tertinggal di Swedia." Yuna merasa iba karena Jesselyn seperti tertekan dan menyimpan banyak beban. Seharusnya dia bahagia bukan karena sebentar lagi akan menikah.

"Ok, itu pasti menyenangkan." Menyetujui, Jesselyn juga perlu nenghirup udara bebas dunia luar.

"Good. Hem, boleh kah aku tidur bersamamu malam ini? " Ragu-ragu, Yuna tak ingin mengganggu privasi Jesselyn namun ia terlalu antusias memiliki kakak ipar seperti Jesselyn.

"Tentu, bagaimana kalau kita nonton film dulu sampai mengantuk?" Ide Jesselyn, Yuna menganggukkan kepalanya girang. Biasanya setelah mengerjakan tugas kuliah dan laporan pekerjaan Yuna langsung tidur. Kali ini ia ingin mencoba sensasi baru.

Baru beberapa menit film di mulai, Jesselyn dan Yuna sama-sama sudah terpejam akibat perut penuh. Dylan yang mengetahui Yuna berada di kamar Jesselyn masuk secara diam-diam.

Ia memperhatikan cara tidur keduanya yang hampir sama yaitu meringkuk ke sebelah kiri. Dylan perlahan berjalan mendekat untuk membetulkan posisi selimut di bagian Jesselyn.

Cup...

Dylan mencium ujung kepala Jesselyn. "Sweet dream Jessie. " Bisik Dylan.

Ketika semua orang sudah terlelap, Dylan keluar untuk melakukan pekerjaan sampingannya. Kali ini Dylan bertugas menangkap gembong narkoba. Petugas kepolisian memang sengaja meminta bantuan Dylan. Sindikat mereka terlalu berbahaya, tak bisa di anggap enteng.

Jayden menunggunya di gudang terbengkalai yang menjadi titik pertemuan anggota mereka. Dylan selalu merekrut pejuang tangguh melalui bantuan Jayden.

"Kau harus waspada Dy! Lusa pernikahanmu. " Jayden memperingati Dylan, sedikitpun pria itu tidak gugup. Dylan berubah ke mode sadis dan kejam di dunia gelap.

"Jika kita berhasil mudah dan wajahku selamat dari luka lebam, ku beri kau mobil sport impianmu. " Dylan mengajak Jay bertaruh yang menguntungkan untuknya. Jelas saja Jay menerima dengan senang hati.

Mereka yang berjumlah lima orangpun bergerak menuju tempat yang disinyalir menjadi lokasi transaksi. Dylan akan mendapat keuntungan besar dari pekerjaan ini. Barang haram yang di sita akan di lelang secara ilegal oleh oknum tertentu. Mereka hanya mengambil beberapa untuk di musnahkan sebagai laporan. Ya, Dylan tidak sepenuhnya bersih, dia bahkan mencari pihak ketiga untuk melancarkan aksinya.

Jay pernah melarang dan memperingati agar Dylan berhenti, namun gejolak hasrat mafia nya seolah semakin mendarah daging.

Jay menghentikan mobil cukup jauh dari pelabuhan, selanjutnya mereka harus rela berjalan kaki mengendap-endap agar tidak ketahuan. Selain menggagalkan transaksi, Dylan juga berniat mengumpulkan bukti kejahatan salah satu petinggi pemerintahan yang menjadi konsumen gembong obat haram itu.

Dylan membiarkan transaksi mereka berjalan hingga selesai. Agar anggota nya tidak perlu melawan kelompok mafia itu. Dan ketika kapal mereka berlalu cukup jauh Dylan dan Jay memimpin menghadang mobil yang membawa ribuan bungkus pil ekstasi, serbuk haram dan beberapa bahan peledak.

"Put the gun down! " Suara Dylan teredam masker hitamnya namun tetap membuat bulu kuduk lawannya meremang.

"Who the fuckk you are?" Dylan mengenali suara dan wajah pria tambun yang memegang jabatan cukup penting di kantor pemerintah.

Dylan dan Jay bersiap dengan menarik pelatuk. Dan ketiga anak buah mereka mulai mengambil alih mobil. Sial, dia benar-benar sedang mengalami hari buruk. Siapa pula Dylan berani merampok nya.

Mencoba bertahan, pria tua memberi kode bawahannya untuk menyerang menggunakan tangan kosong. Dylan dan Jay meladeni lima lawan mereka, hal mudah bagi keduanya hingga saat Dylan sibuk memukuli salah satu yang masih bertahan pria tua tadi mencoba menusuk Dylan.

Dylan reflek menoleh dan menahan dengan menangkis menggunakan lengannya. Pisau sempat menggoresnya namun Dylan tidak merasakan sakit sedikitpun.

Dylan meminta ketiga anak buahnya membawa mereka semua ke kantor polisi. Sedangkan Jay mulai sibuk memposting bukti kejahatannya.

"Congrats for your new car Jayden! " Ucap Dylan membuka bagasi mobil dan mengambil alih barang bukti untuk di bakar. Tak lupa Dylan juga menghapus jejak kecurangannya.

"Thanks Dy, you're the best. " Pekik Jay gembira.

Dylan pulang ke rumahnya pukul dua dini hari dan telah mengganti pakaiannya agar tidak ada yang curiga. Jesselyn yang ingin mengambil air minum berpapasan dengannya di dekat tangga.

"Mau kemana? " Tanya Dylan menghalangi jalan Jesselyn.

"Ambil air. " Jawabnya singkat, mata Jessie melihat noda darah di lengan Dylan yang mengenakan kemeja linen oversize.

"Kau terluka. " Bukan pertanyaan melainkan pernyataan Jesselyn langsung menarik tangan kiri Dylan menuju kamarnya.

Dylan pasrah tak ingin menolak, bahkan ketika Jesselyn mendudukkan dirinya di sofa. Calon istrinya itu mulai sibuk mencari kotak obat, Dylan memperhatikan Jesselyn yang sangat seksi dengan chemise berwarna baby pink. Meski di balut jubah senada dada Jesselyn bisa ia lihat.

"Bisa kau beritahu dimana kotaknya?" Jesselyn kesal Dylan hanya diam menatap ke arahnya.

"Di sana. " Dylan menunjuk drawer disamping pintu kamar mandi, tempat biasa Dylan menyiapkan penampilannya.

Jesselyn mengobati luka gores Dylan setelah memaksakan diri melihatnya bertelanjang dada. Di awali dengan membersihkan luka menggunakan alkohol. Sedikitpun Jessie tidak mendengar Dylan meringis.

"Apa kau masih melakukan hal-hal itu?" Pertanyaan Jesselyn merujuk pada pekerjaan rahasia Dylan.

"Ya, masih. " Balas Dylan menatap Jesselyn, wajah mereka sangat dekat ketika duduk berdampingan.

"Bagaimana kalau mereka mengetahui kehiupan mu? Bukankah nyawamu dan keluargamu bisa terancam? " Kini Jesselyn menempelkan kain kasa dan plester agar luka tertutup.

"Tidak akan. " Sanggah Dylan percaya diri.

"Kau bisa yakin sekali, ku harap hari itu tidak akan terjadi. " Jesselyn berdiri berniat meletakkan kembali kotak obat ke tempatnya.

Dylan menarik paksa tangannya, sejurus kemudian Jesselyn terduduk di pangkuan Dylan. Nafasnya mulai terengah-engah akibat terkejut.

"Lepaskan aku. " Pinta Jesselyn mengalihkan pandangan, dia gugup jika harus berada di situasi seintim ini dengan Dylan.

"Tell me, what do you think about me?" Dylan menyelipkan rambut hitam lurus Jesselyn ke belakang telinga.

Jesselyn tampak berpikir, kediamannya membuat Dylan membayangkan hal liar. Bagaimana rasanya membuat Jesselyn merintih di bawah kungkungan nya? Shitt, pusakanya langsung bereaksi meski Jesselyn tidak menggodanya sama sekali.

"Hem,,, Unpredictable, a lot of secret and,,," jesselyn menoleh ke samping kiri dan hidung mereka bertabrakan. Jesselyn bisa merasakan nafas memburu Dylan.

"Dan apa? " Dylan menunggu tak sabar,

"Sexy? " Jawab Jesselyn spontan, ia segera merapatkan bibirnya menyesal mengatakan hal itu.

Entah dorongan dari mana, Dylan mulai berani menempelkan bibir keduanya. Beebrapa detik membiarkan, Jesselyn akhirnya membuka mulut memberi akses Dylan untuk melakukan lebih. Ciuman yang awalnya lembut berubah menjadi decakan mengisi suasana kamar senyap. Tangan Dylan mulai menjelajah bermain di dada Jesselyn.

"Hemph,,, " Jesselyn melenguh di sela peraduan lidah keduanya. Saking terbuai Jesselyn tidak menyadari jubah tidurnya sudah tergeletak di atas karpet berbulu.

Jesselyn menahan jemari Dylan yang ingin masuk ke dalam pahanya. Lantas Dylan berhenti demi melihat reaksi calon istrinya.

"Why? " Tanyanya.

"I'm not ready yet. " Balas Jesselyn menunduk.

"Oh God, you're incredible. " Puji Dylan, dia mengerti Jesselyn masih menjaga kesuciannya di era seperti sekarang.

"Sorry." Sesal Jesselyn, dia takut mengecewakan Dylan oleh sikapnya.

"Kau tidak salah Jessie. Tapi aku ingin kita tidur berdua malam ini, kau mau kan?" Jesselyn mengangguk tak masalah membuat Dylan tersenyum puas.

"Thanks." Ucap Dylan.

"Untuk? " Alis Jesselyn saling bertaut tak mengerti.

"Kau berada di dekatku sekarang. Empat tahun aku mencarimu kemana-mana, aku hampir gila. " Jawabnya, Dylan mengeratkan pelukannya dan bersandar di ceruk leher Jesselyn.

"Ah, untuk membalas budi. " Jesselyn seakan sempat terlena, ia lupa tujuan Dylan menikahinya yaitu pria ini merasa berhutang nyawa.

"Kau bebas menilaiku, tidak untuk meninggalkan ku lagi. "

Jesselyn hanya diam menanggapi perkataan Dylan. Mereka akhirnya memutuskan untuk beristirahat karena sebentar lagi pagi menjelang. Dylan merasa terlalu nyaman saat bersama Jesselyn. Entahlah, dia belum yakin apakah itu bisa di sebut cinta?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!