Bab 17 : Sudah mendapatkan balasan.

Tujuh tahun pernikahan.

...🍀🍀🍀...

Setelah apa yang sudah terjadi beberapa hari terakhir ini ... akhirnya Edgar memutuskan untuk memasukkan sang Ibu ke rumah sakit jiwa. Itu semua demi kebaikan sang Ibu, dan Edgar berharap jika ibunya akan cepat sembuh dan kembali lagi dengan akal sehatnya.

Di dorong oleh dukungan Rima dan Sandi, membuat Edgar yakin dengan keputusannya. Sedangkan Nadira hanya tersenyum dalam diamnya, ia tidak mencegah atau mendukung keputusan suaminya dan adik iparnya ... Namun ia bisa mengendalikan semuanya tanpa harus campur tangan.

''Apa keputusan mu sudah bulat mas?'' Tanya Nadira.

''Ini demi kebaikan Ibu, Mas juga tidak tega tapi dari pada Ibu membuat gaduh dan bikin malu ... mending Mas masukan ke rumah sakit jiwa saja Dir.''

''Tapi Dira kasihan sama Ibu.'' Ucap Nadira berpura-pura sedih.

''Lebih kasihan lagi jika Ibu di bicarakan banyak orang sayang ... lebih baik besok kita kirim Ibu ke rumah sakit jiwa. Mas sudab sepakat sama Sandi.''

''hmmm ... baiklah jika itu demi kebaikan semua orang.'' Nadira tersenyum dalam diamnya, karna rencananya memasukan Ibu mertuanya ke rumah sakit jiwa sudah berhasil.

• • •

Ke esokan pagi ... benar saja, sebuah mobil dan beberapa perawat datang untuk menjemput Ibu Mumun dengan paksa. Membuat Ibu Mumun memberontak, bahkan menyumpah serapahi semua orang karna sudah menuduh dirinya gila. Padahal ia baik-baik saja, namun ia hanya mengalami halusinasi saja.

Kini ... sudah tiga hari Ibu Mumun berada di rumah sakit jiwa, tidak ada seorang pun yang mau mengunjungi dirinya, membuat Ibu Mumun sedih dengan tatapan kosong ... ia tidak menyangka jika anak anaknya tega mengirimnya ke sini, bahkan tidak menjenguknya sama sekali.

''Hiks ... apa salahku Tuhan, kenapa kau tidak adil padaku.'' Eluh Ibu Mumun dengan tatapan nanar, sambil melihat ke arah depan di mana ada taman untuk berjemur.

Ketika ia sedang melamun, dua perawat membuka pintu kamarnya dan menuntun Ibu Mumun ke suatu tempat.

''Mau di bawa kemana saya?''

''Ada yang menjenguk mu.''

Seketika bibir Ibu Mumun tersenyum dengan wajah gembira, ia mengira jika itu adalah Edgar anak kesayangannya yang menjenguk dirinya ... namun senyuman itu pudar saat kedua matanya melihat bahwa itu bukan Edgar, melainkan Nadira yang mengunjunginya.

Seketika raut wajah Ibu Mumun langsung memerah menahan amarah, ia ingin melampiaskan semua kekesalannya pada Nadira. Tapi sayang, ada kaca tebal yang menghalangi dirinya untuk memukul Nadira.

''Ahhhkk ... kenapa kalian memasang kaca ini! Aku ingin sekali memukul menantu kurang ajar seperti dia.'' Teriak Ibu Mumun memberontak.

Nadira hanya diam melihat mertuanya memberontak dan berteriak.

''Duduk dengan diam, kerabat mu membawakan makanan untuk mu. Kalau kau tidak bisa diam, maka malam ini tidak ada jatah makanan untuk mu.'' Ancam salah satu perawat, lalu meninggalkan Nadira dan Ibu Mumun.

Ibu Mumun menatap Nadira dingin, sementara Nadira langsung tersenyum ramah menyambut Ibu mertuanya.

''Apa kabar mu, Ibu ... Apa kau betah tinggal di rumah baru mu?''

BRAAK!

Ibu Mumun mengebrak meja dan berteriak, ''Jalxng sialan! Kau masih bertanya bagaimana kabarku, Hah! Keluarkan aku dari sini ... Aku masih waras Nadira! Kau yang gila, bukan aku.''

Nadira menghela nafas dan masih memperlihatkan senyum manisnya, lalu Nadira berkata.

''Ya, aku memang sudah gila Ibu. Apa kau tau Ibu, aku sudah sangat lama ingin melihat mu seperti ini ... tidak ada satu pun yang menemani mu di masa tua, tidak ada yang memberimu cinta dan perhatian di saat kau membutuhkan nya. Benar-benar seorang diri, bahkan lebih parahnya kau tinggal di rumah sakit jiwa di masa tua mu.''

''NADIRA.'' Teriak Ibu Mumun tidak terima, lalu seperkian detik Ibu Mumun tertawa terbahak bahak. ''Ha ha ha ... Kau benar-benar menantu durhaka, tidak tau diri, kau pikir aku akan tinggal lama di sini?'' Ibu Mumun menatap Nadira dengan tatapan dingin, lalu melanjutkan perkatanya. ''Heh, saya yakin jika Edgar akan menjemput saya di sini, dan di saat saya bebas dari sini ... kau orang pertama yang akan saya habisi, jalxang sialan!''

Nadira menyunggingkan bibirnya, seakan dia tidak takut dengan ancaman Ibu mertuanya.

''Ibu, apa kau tidak tau ... bahwa menantu kesayanganmu Rima sudah mengusulkan jika kau akan di sini selamanya? bahkan jika suatu saat Edgar menjemput mu, aku tidak yakin kau masih hidup.''

''NADIRA!'' Teriak Ibu Mumun sudah tersulut emosi. Mungkin jika tidak ada kaca penghalang, ia sudah memukul Nadira saat ini juga.

''Ibu, ini adalah balasan atas pengabdian ku selama tujuh tahun menjadi menantu mu. Kau selalu menyiksa ku dari fisik mau pun batin, selalu mengintimidasi ku setiap saat bahkan selalu meremehkan ku.''

Tangan Ibu Mumun mengepal kuat menahan amarahnya.

Nadira menyunggingkan bibirnya, lalu berbisik. ''Aku ingin Ibu tersiksa di setiap saat. Hingga merasa betapa menyedihkannya hidupmu berada di sini Ibu, dan akan aku pastikan jika Ibu akan menetap disini sampai kau membusuk!''

''NADIRA ... BERANINYA KAU!'' Teriak Ibu Mumun sudah berdiri, dan menggedor kaca penghalang.

Nadira ikut berdiri dan mendekatkan wajahnya di kaca, lalu berbisik. ''Kenapa Ibu tidak terima perkataan ku? Bahkan aku sudah menerima segala penghinaan dari Ibu selama tujuh tahun hidup bersama mu dalam satu atap. Tapi lihatlah, bahkan Tuhan saja tidak memilhakku, kau hanya tinggal di rumah sakit jiwa.''

''Tapi Ibu, aku bisa apa selain berharap jika rumah sakit jiwa ini sebagai neraka bagi mu. Bahkan aku akan terus berdoa agar kau di beri umur panjang dan hidup lebih lama di neraka yang aku berikan, tanpa Ibu ketahui ... bagaimana bisa Ibu masuk kesini dan mengalami halusinasi tingkat tinggi.''

''Apa? Apa maksud mu!''

DHOR. DHOR.

Ibu Mumun berteriak meminta penjelasan dari perkataan Nadira, bahkan ia sudah tidak bisa mengontrol emosinya lagi.

''Hei, Nadira ... Apa maksud dari perkataan mu.''

Kedua perawat langsung masuk dan menyeret Ibu Mumun pergi, sedangkan Nadira hanya diam melihat mertuanya di seret paksa oleh para perawat.

Setelah selesai ... Nadira melangkah pergi, namun ia berhenti tepat di depan seseorang lalu Nadira memberikan amplop tebal berwarna coklat padanya.

''Pastikan dia tetap berada di sini!''

''Baik, Bu.''

Nadira tersenyum dan pegi. "Selanjutnya giliran mu Mas.' Gumam Nadira dalam hati.

...🍀🍀🍀...

...LIKE.KOMEN.VOTE...

Terpopuler

Comments

Arsy-Khalid

Arsy-Khalid

Serasa lagi penjara Ya Mumuntah🤣

2023-04-06

2

Shuci_12ka

Shuci_12ka

ihhhh ngeri ngeri sedep aahh😁

2023-03-30

0

Upie Yuraidah

Upie Yuraidah

keren thor,,, slalu z pnasaran dgn klanjutan crita'y...
smangat trz thor...

2023-03-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Mertua dan menantu.
2 Bab 2 : Tidak adil.
3 Bab 3 : Merasa curiga.
4 Bab 4 : Bertemu sahabat.
5 Bab 5 : Kenyataan.
6 Bab 6 : Mertua macam apa.
7 Bab 7 : Kesempatan kedua? apa kau yakin.
8 Bab 8 : Hari pertama melawan.
9 Bab 9 : Musuh Ibu mertua.
10 Bab 10 : Ibu Yuyun bergosip.
11 Bab 11 : Aku bukan pembantu.
12 Bab 12 : Langkah pertama.
13 Bab 13 : Adu mulut dan kenyataan yang lainnya.
14 Bab 14 : Bertemu anak kecil.
15 Bab 15 : Ternyata banyak pria tampan selain Edgar.
16 Bab 16 : Kehilangan jiwa.
17 Bab 17 : Sudah mendapatkan balasan.
18 Bab 18 : Hampir saja.
19 Bab 19 : Hoboh.
20 Bab 20 : Pergi dengan harga diri dan kehormatan.
21 Bab 21 : Terkejut.
22 Bab 22 : Kabur...
23 Bab 23 : Edgar yang tidak tau malu.
24 Bab 24 : Nasib Ibu Mumun.
25 Bab 25 : Katakanlah ia jahat.
26 Bab 26 : Kamar hotel.
27 Bab 27 : Salah kamar.
28 Bab 28 : Pekerjaan.
29 Bab 29 : Bertemu pria itu lagi.
30 Bab 30 : Rumah mewah.
31 Bab 31 : Rasa yang di rindukan.
32 Bab 32 : Terjebak kontrak kerja.
33 Bab 33 : Dua kehidupan yang berbeda.
34 Bab 34 : Memangnya siapa kau!
35 Bab 35 : Restu.
36 Bab 36 : Kedatangan seseorang.
37 Bab 37 : Mengajak berlibur.
38 Bab 38 : Ceroboh.
39 Bab 39 : Pepet terus.
40 Bab 40 : Kelakuan Susan.
41 Bab 41 : Dia ...
42 Bab 42 : Tidak tau diri.
43 Bab 43 : Rencana si Mantan.
44 Bab 44 : Harusnya aku yang disana ...
45 Bab 45 : Alam bawah sadar.
46 Bab 46 : Susan terkejut.
47 Bab 47 : Sesuatu yang hilang.
48 Bab 48 : Nadira bertekad.
49 Bab 49 : Perdebatan.
50 Bab 50 : Perdebatan yang tidak ada habisnya.
51 Bab 51 : Mengobrol.
52 Bab 52 : Operasi.
53 Bab 53 : Yang sakit sebelah mana?
54 Bab 54 : Susan membocorkan rahasianya.
55 Bab 55 : Susan sudah di ujung tanduk.
56 Bab 56 : Tamatlah riwayat Susan.
57 Bab 57 : Akhirnya ...
58 Bab 58 : Tidak kuat.
59 Bab 59 : Siang malam gas Full
60 Bab 60 : Akhir yang di harapkan.
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1 : Mertua dan menantu.
2
Bab 2 : Tidak adil.
3
Bab 3 : Merasa curiga.
4
Bab 4 : Bertemu sahabat.
5
Bab 5 : Kenyataan.
6
Bab 6 : Mertua macam apa.
7
Bab 7 : Kesempatan kedua? apa kau yakin.
8
Bab 8 : Hari pertama melawan.
9
Bab 9 : Musuh Ibu mertua.
10
Bab 10 : Ibu Yuyun bergosip.
11
Bab 11 : Aku bukan pembantu.
12
Bab 12 : Langkah pertama.
13
Bab 13 : Adu mulut dan kenyataan yang lainnya.
14
Bab 14 : Bertemu anak kecil.
15
Bab 15 : Ternyata banyak pria tampan selain Edgar.
16
Bab 16 : Kehilangan jiwa.
17
Bab 17 : Sudah mendapatkan balasan.
18
Bab 18 : Hampir saja.
19
Bab 19 : Hoboh.
20
Bab 20 : Pergi dengan harga diri dan kehormatan.
21
Bab 21 : Terkejut.
22
Bab 22 : Kabur...
23
Bab 23 : Edgar yang tidak tau malu.
24
Bab 24 : Nasib Ibu Mumun.
25
Bab 25 : Katakanlah ia jahat.
26
Bab 26 : Kamar hotel.
27
Bab 27 : Salah kamar.
28
Bab 28 : Pekerjaan.
29
Bab 29 : Bertemu pria itu lagi.
30
Bab 30 : Rumah mewah.
31
Bab 31 : Rasa yang di rindukan.
32
Bab 32 : Terjebak kontrak kerja.
33
Bab 33 : Dua kehidupan yang berbeda.
34
Bab 34 : Memangnya siapa kau!
35
Bab 35 : Restu.
36
Bab 36 : Kedatangan seseorang.
37
Bab 37 : Mengajak berlibur.
38
Bab 38 : Ceroboh.
39
Bab 39 : Pepet terus.
40
Bab 40 : Kelakuan Susan.
41
Bab 41 : Dia ...
42
Bab 42 : Tidak tau diri.
43
Bab 43 : Rencana si Mantan.
44
Bab 44 : Harusnya aku yang disana ...
45
Bab 45 : Alam bawah sadar.
46
Bab 46 : Susan terkejut.
47
Bab 47 : Sesuatu yang hilang.
48
Bab 48 : Nadira bertekad.
49
Bab 49 : Perdebatan.
50
Bab 50 : Perdebatan yang tidak ada habisnya.
51
Bab 51 : Mengobrol.
52
Bab 52 : Operasi.
53
Bab 53 : Yang sakit sebelah mana?
54
Bab 54 : Susan membocorkan rahasianya.
55
Bab 55 : Susan sudah di ujung tanduk.
56
Bab 56 : Tamatlah riwayat Susan.
57
Bab 57 : Akhirnya ...
58
Bab 58 : Tidak kuat.
59
Bab 59 : Siang malam gas Full
60
Bab 60 : Akhir yang di harapkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!