Tujuh tahun pernikahan.
...🍀🍀🍀...
Nadira bangun dari tidurnya, ia merasa pening menerjang kepalanya saat ia sadar apa yang sudah terjadi padanya. Ia menghela nafas lalu turun dari ranjang secara perlahan dan keluar dari kamar untuk mengambil air minum.
Ketika Nadira keluar kamar, ia melihat rumah yang begitu berantakan ... entah apa yang akan mertuanya katakan jika tau rumahnya ia rusak seperti ini.
Namun untuk sekarang ia tidak perduli dan berjalan lurus ke arah dapur, namun langkahnya terhenti saat ia mendengar suara ambigu dari arah dapur.
Belum juga Nadira melihat, jantungnya sudah berpacu dengan kecang ... bahkan lututnya gemetar saat ia merasa jika suara ambigu itu tidak asing ia dengar. Nadira berhenti di belakang tembok, ia takut jika apa yang ia pikirkan ternyata benar adanya ... tapi jika dia tidak melihat, ia begitu penasaran.
Dengan pertimbangan yang dalam, kepala Nadira dengan perlahan menoleh kebelakang untuk mengintip siapa yang tidak tau malu berzina di area dapur.
'*Ahh ... Edgar, kau sangat perkasa.'
'Ini sungguh nikmat.'
'Yeah, kau selalu pasrah saat aku bermain dengan kasar hm ...'
'Yes! Ahh aku menyukainyaa* ...'
DEG. DEG.
Kedua mata Nadira membulat sempurna, jantungnya berdetak kencang dengan rasa sakit yang bersamaan. Membuat Nadira terhiyung kebelakang sambil menutup mulutnya agar tidak bersuara.
Nadira bgitu shock, melihat suami yang dia banggakan dan ia cintai dengan seluruh jiwa dan raganya tega bermain dengan adik iparnya sendiri.
Dosa apa yang sudah ia perbuat, hingga ia bisa mendapati kenyataan pahit seperti ini ... hatinya benar-benar hancur berkeping keping sekarang, bahkan tidak ada airmata yang keluar dari matanya yang sembab.
Nadira berjalan sempoyongan dengan tatapan kosong, seakan jiwanya pergi meninggalkan raganya. Namun tak lama, pintu terbuka bersamaan dengan teriakan Bu Mumun menggema di dalam rumah.
''ASTAGFIRULLAH! NADIRA ... APA YANG SUDAH TERJADI."
Nadira yang linglung langsung menoleh saat mendengar suara mertuanya, ia menatap sang mertua dengan tatapan kosong dan tidak ingin berkata apapun.
''NADIRA! Kamu budek atau tuli hah!'' Sang mertua langsung menghampiri Nadira dan berdiri di depannya dengan marah. Ia marah pada Nadira karna tidak becus menjaga rumahnya, belum juga ada satu hari ia tinggal, rumah sudah berantakan dan barang barang berharganya pecah tidak berbentuk lagi.
PLAAAK!
Ibu Mumun menampar Nadira hingga Nadira terduduk di lantai, saking kencang tamparannya.
''Ibu, jangan seperti ini sama Mbak Dira.'' Sandi langsung berlari menghampiri Nadira.
''Bangun Mbak, apa yang sudah terjadi padamu?''
Nadira masih diam dengan tatapan kosong.
Taklama Edgar keluar dari dapur dengan tampilan rapih, ''Ada apa ini?'' Tanya Edgar, yang berpura-pura tidak tau.
''Edgar! Apa kalian baru bertengkar? Kenapa rumah ini jadi berantakan ... lihat barang barang antik ibu semuanya pecah.''
''Ibu, ini semu--''
''Ibu, kau sudah pulang?'' Tanya Rima dari arah pintu masuk, dan berpura-pura terkejut melihat rumah yang begitu berantakan.
Hebatnya mereka berdua berakting, seakan tidak terjadi sesuatu antara mereka. Membuat Nadira langsung menoleh pada suaminya dan Rima secara bergantian. Lalu melangkah ke arah Rima dan menamparnya beberapa kali atas apa yang sudah ia perbuat padanya ... namun sayang, itu hanya bayangan Nadira saja. Ia tidak mungkin melawan Rima dengan cara seperti itu, apa lagi ia tidak memiliki bukti apapun.
''Apa tidak ada yang mau menjelaskan! Nadira.''
''Bu, tidak terjadi apapun ... nanti Edgar jelaskan.'' Ucap Edgar, lalu melangkah ke arah Nadira. ''Sayang, ayo masuk ke kamar.'' Edgar memegang lengan Nadira namun segera di tepis dengan kasar oleh Nadira.
''Lepaskan! Aku tidak sudi di sentuh oleh mu, Mas!'' Sentak Nadira dengan kedua mata melotot marah.
''Nadira ... jangan seperti ini, kita bisa bicarakan baik-baik sayang.''
''Bicara baik-baik katamu! Kau berselingkuh di belakangku dan membohongiku Mas!'' Pekik Nadira.
''Apa yang kau katakan Dira! Kau menuduh anakku berselingkuh dari mu?''
Nadira menoleh, ''Ya ... anak kebanggaan mu berselingkuh di belakangku.''
PROK PROK PROK.
Ibu Mumun bertepuk tangan sambil terkekeh, ''Wah ... Nadira, Wahh ... rupanya anakku sudah sadar dan berpaling darimu. Aku ucapkan Alhamdulillah jika anakku berselingkuh dari wanita yang tidak punya rahim seperti mu.''
''Bu!'' Edgar mencoba untuk melerai.
''Kenapa Nak? Kau tidak salah! Dia lah yang salah dan memang harus di salahkan karna tidak bisa memberikan mu anak sampai sekarang. Dan ibu mendukung mu jika kau berselingkuh, kau berhak bahagia Nak.''
Nadira yang mendengar penuturan sang mertua begitu terkejut, ia tidak menyangka jika mertuanya akan mengatakan hal sebegitu keji padanya. Anaknya salah, bukannya di beri peringatan ... dan dia malah mendukung tindakan anaknya.
Nadira mengepalkan kedua tangannya, sebegitu tidak berhargakah dirinya di mata sang mertua. Bahkan ia selalu menuruti apapun perkataan mertuanya, tapi inikah balasan atas pengabdian dirinya selama tujuh tahun lamanya.
''Sayang, ayo kita masuk ke kamar.''
''TIDAK! Ibu mu benar-benar sudah di luar batasnya Mas! Bukannya menasihati mu malah dia mendukung perbuatan mu, Ibu macam apa dia.''
''HEI! JAGA UCAPAN MU DIRA.''
''APA YANG SALAH DARI UCAPANKU BU! Apa yang salah? apa yang aku katakan benar adanya, jika kau ibu terburuk yang pernah aku temui.''
''Tutup mulut mu! Keluar dari rumahku sekarang juga.'' usir Bu Mumun dengan kesal.
''Tidak Nadira, jangan! Aku tidak bisa hidup tanpa mu Dira.'' Edgar menghentikan Nadira.
''Lepaskan aku, Mas!''
''Tidak, jangan pergi aku mohon ... Bu, kamu tau jika aku sangat mencintai Nadira Bu. Kalau ibu mengusir Nadira, aku juga akan pergi dari rumah ini Bu.''
''EDGAR!''
•
...🍀🍀🍀...
...LIKE.KOMEN.VOTE...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Eliani Elly
lanjut
2023-07-29
1
Maria Magdalena Indarti
edgar gila kali ya
2023-07-16
0
Endang Oke
nadira cuma di jadiin babu sama edgsr
2023-07-04
0