Bab 12 : Langkah pertama.

Tujuh tahun pernikahan.

...🍀🍀🍀...

Di malam hari, ketika semua orang sudah tertidur lelap. Nadira membuka kedua matanya dan terbangun dari tidurnya ... ia melihat ke samping di mana Edgar sang suami sudah tertidur lelap.

Nadira dengan dingin menatap Edgar dan mengambil bantal. Ingin sekali ia membekap muka Edgar hingga Edgar tidak sadarkan diri, namun ia tidak mungkin membunuh Edgar karna ia tidak mau menjadi seorang kriminal.

'Lihat saja mas, kau akan dapat balasan yang setimpal dariku! Tapi untuk kali ini, aku masih membutuhkan mu untuk menjadi bidak caturku.'

Nadira turun dari ranjang dengan perlahan, lalu mengambil cctv yang dia sembunyikan di bawah ranajang.

Perlahan Nadira keluar dari kamar tanpa suara, melihat kanan kiri dan memastikan jika tidak ada yang bangun dari tidurnya. Bergegas Nadira menempelkan cctv kecil itu di sudut yang tersembunyi hingga orang rumah tidak akan ada yang tau bahwa ada ccvt di dalam rumah, tidak lupa Nadira menaruh cctv di area dapur ... dimana tempat suaminya berzinah dengan adik iparnya sendiri.

''Selesai! Tinggal satu lagi yang belum terpasang.'' Ucap Nadira, melihat satu cctv kecil di tangannya. Ia akan menaruh ccvt itu di kantor suaminya ... namun ia belum menemukan cara bagaimana cctv ini bisa terpasang di kantor suaminya.

''Kita lihat besok, aku pasti akan memasang ini di kantor mu Mas.''

Setelah selesai ... Nadira masuk ke kamarnya dan terbaring kembali, Ia sudah punya sejuta rencana yang tersusun di otaknya agar keluarga toxic ini tidak semena mena.

Pagi hari ... Nadira seperti biasa mengerjakan pekerjaan rumah dan membuat sarapan untuk semua orang, di mana sang mertua yang baru saja keluar dari kamarnya langsung menyunggingkan bibirnya karna melihat rumahnya sudah rapih dan bersih kembali.

'Cih, wanita mandul itu sudah kembali ke setelan pabrik toh? Ha ha ha ... pasti semalam Edgar sudah memberikannya pelajaran, hingga si wanita mandul itu tidak punya pilihan lain.' Gumam ibu Mumun dalam hati sambil terkekeh.

Ibu Mumun berjalan ke arah dapur, di mana Nadira tengah menggoreng telor. Ia melipatkan kedua tangannya di dada dengan muka angkuhnya.

''Dasar wanita mandul, udah tau nggak bisa ngasih keturunan buat anak saya! So soan mau pamer perhiasan sama saya,'' Ujar Ibu Mumun, sambil menuangkan air ke gelas. ''Kalau nggak bisa hidup tanpa anak saya, nggak usah banyak ngelawan! Masih mending nggak di buang sama Edgar.''

Dira hanya melirik dengan ekor matanya dan menggelengkan kepalanya, ''Perasaan ada yang ngomong, tapi kok nggak ada orangnya ya! Ehh apa jangan jangan ada setan lagi di rumah ini.''

UHUUK!

Ibu Mumun langsung tersedak minumnya, saat mendengar cicitan Nadira.

''Apa kamu bilang! Kamu ngomong apa barusan, Hah!'' Bentak Ibu Mumun, yang sudah melototkan kedua matanya.

''Eh, rupanya ada Ibu disini? Aku pikir tadi setan lewat.''

''Bener-bener kurang ajar kamu yaaa!''

PLAAK!

Untuk kesekian kalinya, pipi Nadira di tampar dengan kencang. Namun kali ini Nadira menyunggingkan bibirnya, karna ini yang dia mau. Nadira segera menoleh ke arah mertuanya dengan wajah sedih sambil memegangi pipinya.

''Kenapa Ibu jahat sama Dira? Dira salah apa ...''

''Udah tau salah, kamu masih bertanya hah! Menantu kurang ajar.''

Ibu Mumun membabibuta memukul dan menampar Nadira, hingga Nadira menjerit kesakitan. Tak lama semua orang datang untuk melerai.

''Ibu! Ibu itu kenapa?'' Edgar memeluk Nadira, dan melihat keadaan istrinya yang kacau.

Sedangkan Sandi menghalangi Ibunya agar tidak menyerang Kakak iparnya.

''Istri kamu itu yang duluan! Ngatain ibu setan.''

''Hisk ... nggak kok Mas, mana berani Dira ngatain Ibu setan. Dira lagi goreng telor buat Mas sarapan, tapi ibu tiba-tiba datang dari belakang langsung jambak Nadira.''

''BOHONG!''

''Bener kok Mas, Nadira mana pernah bohong selama ini ... Ibu tiba-tiba jambak rambut Dira, trus juga Ibu ambil kalung Nadira, Mas.''

Ibu Mumun membelalakan kedua matanya, ia tidak merasa merampas perhiasan Nadira.

''Dira! Kalau ngomong itu jangan ngelantur kamu, udah jelas-jelas kamu kok yang ngatain saya setan!''

Dira memeluk Edgar dan menggelengkan kepalanya, ''Kalau Mas nggak percaya sama Dira, Mas boleh periksa saku bajunya Ibu.''

''DIRA!''

''Dira nggak bohong Mas.''

''Bu ...'' Edgar menatap sang Ibu.

''Nggak! Ibu nggak pernah ngambil apapun dari Dira. Mana ada kalung Dira di sak--'' Kata kata ibu Mumun berhenti, ketika tangannya di masukan ke saku dan merasa jika ada sesuatu yang dia pegang.

Ibu Mumun langsung melihatnya, dan terkejut jika di sakunya benar-benar ada kalung yang Nadira pakai semalam ... membuat Ibu Mumun shock setengah mati.

''Tuh 'kan Mas, Dira nggak bohong.''

Edgar langsung mengambil kalung Nadira dari tangan sang Ibu, dan menggertakkan giginya. ''BU!'' Bentak Edgar.

Ibu Mumun menggelengkan kepalanya, ''Nggak! Bukan Ibu.''

Edgar memejamkan kedua matanya dengan geram, ia ingin marah tapi ia sadar jika itu ibunya. ''Bu, Ibu sudah memiliki perhiasan banyak. Biarkan Nadira hidup tenang dan jangan buat kerusuhan di pagi hari, Edgar mohon ...''

''Tapi, bukan ibu yang mengambil. Mungkin Nadira yang sengaja memasukkan kalungnya sendiri di saku Ibu.''

'Cih, dasar pemikiran kulot! Mana mungkin Mas Edgar percaya kali ini, karna bukti sudah dia lihat sendiri. Ahhh Ibu mertua ... tanpa Ibu sadari jika memang aku yang memasukan kalung itu kedalam saku mu."

Diam diam Nadira tersenyum dalam hatinya, langkah pertamanya kali ini sudah berhasil ... di mana dia akan membuat Edgar tidak mempercayai Ibunya sendiri.

...🍀🍀🍀...

...LIKE.KOMEN.VOTE ...

Terpopuler

Comments

Eliani Elly

Eliani Elly

👍👍👍

2023-07-29

1

Tati Suwarsih Prabowi

Tati Suwarsih Prabowi

sepandai2 menyimpai bangkai pasti akan tercium juga!

2023-04-29

0

Arsy-Khalid

Arsy-Khalid

Mau bilang “Nadhira kok gak ngelawan?" Eh, lipa ternyata Nadira lagi ngumpulin bukti 🤣

2023-04-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Mertua dan menantu.
2 Bab 2 : Tidak adil.
3 Bab 3 : Merasa curiga.
4 Bab 4 : Bertemu sahabat.
5 Bab 5 : Kenyataan.
6 Bab 6 : Mertua macam apa.
7 Bab 7 : Kesempatan kedua? apa kau yakin.
8 Bab 8 : Hari pertama melawan.
9 Bab 9 : Musuh Ibu mertua.
10 Bab 10 : Ibu Yuyun bergosip.
11 Bab 11 : Aku bukan pembantu.
12 Bab 12 : Langkah pertama.
13 Bab 13 : Adu mulut dan kenyataan yang lainnya.
14 Bab 14 : Bertemu anak kecil.
15 Bab 15 : Ternyata banyak pria tampan selain Edgar.
16 Bab 16 : Kehilangan jiwa.
17 Bab 17 : Sudah mendapatkan balasan.
18 Bab 18 : Hampir saja.
19 Bab 19 : Hoboh.
20 Bab 20 : Pergi dengan harga diri dan kehormatan.
21 Bab 21 : Terkejut.
22 Bab 22 : Kabur...
23 Bab 23 : Edgar yang tidak tau malu.
24 Bab 24 : Nasib Ibu Mumun.
25 Bab 25 : Katakanlah ia jahat.
26 Bab 26 : Kamar hotel.
27 Bab 27 : Salah kamar.
28 Bab 28 : Pekerjaan.
29 Bab 29 : Bertemu pria itu lagi.
30 Bab 30 : Rumah mewah.
31 Bab 31 : Rasa yang di rindukan.
32 Bab 32 : Terjebak kontrak kerja.
33 Bab 33 : Dua kehidupan yang berbeda.
34 Bab 34 : Memangnya siapa kau!
35 Bab 35 : Restu.
36 Bab 36 : Kedatangan seseorang.
37 Bab 37 : Mengajak berlibur.
38 Bab 38 : Ceroboh.
39 Bab 39 : Pepet terus.
40 Bab 40 : Kelakuan Susan.
41 Bab 41 : Dia ...
42 Bab 42 : Tidak tau diri.
43 Bab 43 : Rencana si Mantan.
44 Bab 44 : Harusnya aku yang disana ...
45 Bab 45 : Alam bawah sadar.
46 Bab 46 : Susan terkejut.
47 Bab 47 : Sesuatu yang hilang.
48 Bab 48 : Nadira bertekad.
49 Bab 49 : Perdebatan.
50 Bab 50 : Perdebatan yang tidak ada habisnya.
51 Bab 51 : Mengobrol.
52 Bab 52 : Operasi.
53 Bab 53 : Yang sakit sebelah mana?
54 Bab 54 : Susan membocorkan rahasianya.
55 Bab 55 : Susan sudah di ujung tanduk.
56 Bab 56 : Tamatlah riwayat Susan.
57 Bab 57 : Akhirnya ...
58 Bab 58 : Tidak kuat.
59 Bab 59 : Siang malam gas Full
60 Bab 60 : Akhir yang di harapkan.
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1 : Mertua dan menantu.
2
Bab 2 : Tidak adil.
3
Bab 3 : Merasa curiga.
4
Bab 4 : Bertemu sahabat.
5
Bab 5 : Kenyataan.
6
Bab 6 : Mertua macam apa.
7
Bab 7 : Kesempatan kedua? apa kau yakin.
8
Bab 8 : Hari pertama melawan.
9
Bab 9 : Musuh Ibu mertua.
10
Bab 10 : Ibu Yuyun bergosip.
11
Bab 11 : Aku bukan pembantu.
12
Bab 12 : Langkah pertama.
13
Bab 13 : Adu mulut dan kenyataan yang lainnya.
14
Bab 14 : Bertemu anak kecil.
15
Bab 15 : Ternyata banyak pria tampan selain Edgar.
16
Bab 16 : Kehilangan jiwa.
17
Bab 17 : Sudah mendapatkan balasan.
18
Bab 18 : Hampir saja.
19
Bab 19 : Hoboh.
20
Bab 20 : Pergi dengan harga diri dan kehormatan.
21
Bab 21 : Terkejut.
22
Bab 22 : Kabur...
23
Bab 23 : Edgar yang tidak tau malu.
24
Bab 24 : Nasib Ibu Mumun.
25
Bab 25 : Katakanlah ia jahat.
26
Bab 26 : Kamar hotel.
27
Bab 27 : Salah kamar.
28
Bab 28 : Pekerjaan.
29
Bab 29 : Bertemu pria itu lagi.
30
Bab 30 : Rumah mewah.
31
Bab 31 : Rasa yang di rindukan.
32
Bab 32 : Terjebak kontrak kerja.
33
Bab 33 : Dua kehidupan yang berbeda.
34
Bab 34 : Memangnya siapa kau!
35
Bab 35 : Restu.
36
Bab 36 : Kedatangan seseorang.
37
Bab 37 : Mengajak berlibur.
38
Bab 38 : Ceroboh.
39
Bab 39 : Pepet terus.
40
Bab 40 : Kelakuan Susan.
41
Bab 41 : Dia ...
42
Bab 42 : Tidak tau diri.
43
Bab 43 : Rencana si Mantan.
44
Bab 44 : Harusnya aku yang disana ...
45
Bab 45 : Alam bawah sadar.
46
Bab 46 : Susan terkejut.
47
Bab 47 : Sesuatu yang hilang.
48
Bab 48 : Nadira bertekad.
49
Bab 49 : Perdebatan.
50
Bab 50 : Perdebatan yang tidak ada habisnya.
51
Bab 51 : Mengobrol.
52
Bab 52 : Operasi.
53
Bab 53 : Yang sakit sebelah mana?
54
Bab 54 : Susan membocorkan rahasianya.
55
Bab 55 : Susan sudah di ujung tanduk.
56
Bab 56 : Tamatlah riwayat Susan.
57
Bab 57 : Akhirnya ...
58
Bab 58 : Tidak kuat.
59
Bab 59 : Siang malam gas Full
60
Bab 60 : Akhir yang di harapkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!