Pintu kamar tertutup rapat. Di dalam kamar milik Hiragaki, Airen dan Hiragaki saling bertatap muka satu sama lain.
"Kenapa kamu sengaja mengatakan bahwa aku adalah orang yang mengajarkan dirimu teknik pedang dan cara menghindar, serta bertahan dari serangan?"
Terlihat jelas dari raut wajah Airen yang kesal atas pernyataan Hiragaki sebelumnya membuat dia tidak terima bahwa bukan dia yang melakukannya, tapi Hiragaki sendirilah yang belajar melalui Steven, Komandan Ksatria Kerajaan yang ada di Kerajaan Hando dengan cepat dan mudah.
"Baiklah, aku minta maaf karena tidak membicarakan ini terlebih dahulu padamu."
"Humph!"
Kedua pipinya yang mengembung menandakan bahwa dia sedang cemberut atas kata-kata Hiragaki yang sengaja berbohong pada mereka, seluruh bangsawan dan ayahnya sendiri, Yang Mulia Silvaire yang percaya pada pernyataan Hiragaki.
Padahal Airen berpikir bahwa Hiragaki adalah pria yang jujur jadi dia dengan mudah percaya dengan firasatnya, tapi sepertinya dia telah salah menilainya. Alih-alih dia merasa tidak terima, Airen justru ingin Hiragaki bertanggung jawab atas kebohongannya yang telah dialaminya sehingga semua orang percaya padanya.
"Baiklah. Aku minta maaf atas kesalahanku sebelumnya jadi aku sudah tidak mau lagi melakukan kebohongan pada mereka."
"Benarkah?"
"Ya. Hanya saja..."
"Hanya saja?"
"Mungkin ini sedikit membingungkan untukmu, Silvaire, tapi aku melakukannya untuk menutupi diriku agar tidak dicurigai oleh orang-orang di Kerajaan Hando yang tiba-tiba aku menjadi kuat dan hebat."
"Apa maksudmu, Tuan Shirenzo?"
"Maksudku ialah...."
Kata-kata Hiragaki terhenti sejenak, ragu untuk melanjutkannya karena dia tahu bahwa Airen tidak mungkin akan merahasiakannya dari orang lain, tapi bisa saja dia membocorkan semuanya yang dapat menyebabkan Hiragaki dianggap sebagai pahlawan yang ketergantungan pada alat-alat pendukung yang mereka miliki mulai dari; bahan-bahan, alat-alat untuk menampung, alat pengrajin untuk membuat barang, dan buku panduan yang mudah dipahami, mereka akan kesal dan jengkel atas diam-diam Hiragaki melakukannya.
Apalagi jika itu dilakukan tanpa izin, Hiragaki pasti akan berakhir dibenci oleh mereka dan dianggap sebagai pahlawan yang menyimpang, meskipun itu sudah diakui oleh Gerald, Penasihat Raja sendiri, tapi Hiragaki tetap meragukannya karena dia takut Gerald mengkhianatinya.
"Apakah kamu tidak mau berbicara?"
"Maaf, aku tidak bisa mengatakannya, mungkin akan aku katakan jika aku sudah siap melakukannya."
Mendengar nadanya yang pelan, wajahnya yang terlihat menunduk tanpa ekspresi senang di wajahnya, Airen yakin kalau Hiragaki mengalami masa-masa sulit yang mengharukan dia untuk tetap diam dan mempertimbangkannya dulu.
Terutama jika itu menyangkut pada perasaannya sendiri dan diri Airen, Airen tentu dapat memahami jika Hiragaki belum siap menyatakan perasaan padanya.
"Ngomong-ngomong Silvaire, apakah kau dulu seorang petualang? Kenapa kau berhenti menjadi seorang petualang?"
Mengalihkan topik pembicaraan atas apa yang Hiragaki dengar sebelumnya di percakapan antara beberapa bangsawan dan ayahnya, Raja di Kerajaan Hando, Hiragaki penasaran atas dasar apa yang membuat Airen menjadi seorang petualang.
"Aku menjadi seorang petualang karena aku ingin membalas dendam atas kematian ibuku yang telah dimanfaatkan oleh mereka."
"Dimanfaatkan oleh mereka? Maksudmu oleh iblis?"
Mengangguk sekali pada Hiragaki, ekspresi serius Airen berubah menjadi sedih atas kehilangan ibunya yang dianggap sudah lama menyayangi dan mencintainya sejak masih kecil hingga usia 10 tahun, Airen tidak melupakannya.
"Ibuku yang dulu adalah seorang penyihir yang hebat, dia diharuskan tiada saat salah satu pasukan iblis melenyapkan kota tempat kami tinggal."
Menggigit bibirnya atas kekesalan yang sulit untuk dikatakan selama ini pada iblis, Hiragaki paham bahwa itu bukan ditunjukkan pada dirinya yang berbohong melainkan kepada iblis, ras yang telah membunuh ibunya.
"Akan tetapi, sebelum mereka meniadakan ibuku, mereka memanfaatkan dirinya dengan menjadikannya alat tempur, meningkatkan seluruh kekuatan dan kemampuannya, dan membunuhnya jika dia sudah tidak terpakai adalah hal yang tak dapat aku maafkan."
Kata-katanya yang begitu dalam, serta telapak tangan yang mengepal di kedua tangan Airen, Hiragaki memperhatikannya dengan jelas bahwa kekesalannya terhadap iblis begitu mendalam.
Apalagi menurut Hiragaki, iblis adalah makhluk hina yang selalu mencari perkara terhadap manusia; membunuh, melenyapkan tempat tinggal, memanfaatkan alat tempur dari mereka, semua itu ada dalam buku-buku yang dibaca oleh Hiragaki sebelumnya di Ruang Perpustakaan.
"Aku menjadi petualang karena aku ingin mencari tahu dimana orang yang memanfaatkan ibuku berada. Apakah dia masih hidup atau sudah tiada, aku ingin menyelidikinya lebih lanjut tentang dirinya, tapi..."
Tangisan mulai pecah di kedua mata Airen saat dia mulai mengingat atas memori masa lalunya yang gagal untuk menjadi seorang petualang demi menyelidiki sosok yang memanfaatkan ibunya dan membunuhnya.
"Ayah menyuruhku untuk berhenti menjadi seorang petualang, dia ingin agar aku bisa melanjutkannya sebagai pewaris tahta untuk menjadi ratu di masa depan di Kerajaan Hando."
Mendengar kata-katanya yang tersedu-sedu, Hiragaki mendekati Airen dan memeluknya lalu mengelus punggungnya dengan perlahan-lahan, dan memejamkan matanya untuk merasakan hal serupa.
Sama seperti Airen, Hiragaki juga mengalami masa-masa sulit di dunianya dulu; dihina, dibully, dipukuli oleh sekelompok orang menyebalkan, Hiragaki selalu mengalami keterpurukan selama dia berada di sekolah maupun di pekerjaannya, semuanya dia benci atas kelemahannya sendiri.
Tapi, Hiragaki sadar bahwa kasus dia dan Airen berbeda satu sama lain jadi dia memilih diam sambil menenangkan Airen daripada menceritakan masa lalunya di dunianya, itu akan membuat Airen bertambah simpati dan sedih atas kondisi Hiragaki sewaktu sebelum dirinya dipanggil ke dunia ini.
"Terimakasih, Tuan Shirenzo, berkatmu, aku kembali tenang."
"Tidak apa-apa. Setiap manusia pasti memiliki masa lalu yang sulit untuk dijalani bukan? Jadi, jangan sungkan untuk datang dan cerita padaku karena siapa tahu aku bisa melepaskan kesedihan dan keterpurukan itu dari dirimu."
Tercengang atas kata-kata bijak Hiragaki, Airen tersenyum yang ditutupi oleh salah satu tangannya di bibirnya, terkekeh dan tertawa atas perkataannya yang tidak mencerminkan seorang pria keren melainkan pria lucu.
"Maaf, aku tertawa pada kata-katamu tadi, Tuan Shirenzo!"
"Tidak apa-apa. Selama kau bisa tersenyum, itu sudah lebih dari cukup untukku."
Tidak diambil hati atas tawa yang dilakukan Airen terhadapnya, Hiragaki justru senang bahwa kata-katanya dapat menghibur dirinya, meskipun itu bukanlah hal yang diinginkannya, tapi dia tetap bangga kalau Airen sudah kembali ke dirinya yang dikenalnya.
"Baiklah. Kurasa lebih baik jika aku kembali ke kamarku sebelum orang-orang berpikir bahwa kita memiliki hubungan gelap antara satu sama lain."
"Ya, kau benar."
Melambaikan tangan saat di pintu masuk kamar yang terdapat Airen di tengah-tengah pintu yang terbuka, Hiragaki membalas lambaiannya dan tersenyum padanya hingga akhirnya Airen keluar dari kamarnya dengan senyuman senang di wajahnya.
Aku harap dia sudah membaik ya.
Walaupun sulit untuk dikatakan peduli pada dirinya sendiri, Hiragaki justru merasa sedih atas pengalaman yang dimiliki oleh Airen dalam hidupnya.
Mulai dari dirinya dikhianati oleh ibunya sendiri, ibunya yang dimanfaatkan oleh iblis sebagai kekuatan dan kemampuan untuk pertempuran melawan manusia, dibunuh saat sudah tidak berguna, dan dicegah oleh ayahnya saat dia sudah menjadi petualang yang berkeinginan untuk mencari tahu sosok iblis yang telah membunuh ibunya, semua adalah pengalaman tragis yang baru diketahui oleh Hiragaki dari sosok Airen, putri yang seharusnya terlihat wibawa justru memiliki kekurangannya sendiri.
•••••
Hiragaki POV
"Baiklah. Hari ini kita akan mempelajari tentang sihir; sihir dasar, sihir menengah, serta sihir tertinggi, ketiganya berada di tingkat yang berbeda-beda dengan sebutannya masing-masing."
Aku tidak menyangka bahwa Kerajaan Hando memiliki ruangan yang luas di lantai kedua, dimana Studi Sihir berada.
Tempat Studi Sihir bisa dikatakan cukup luas dan besar, mulai; meja dan kursi panjang, anak tangga kecil yang berada di kedua sisi kanan-kiri, papan tulis putih, meja mimbar, serta seorang pria tua yang mengenakan setelan jas putih, berjanggut putih, dengan kulitnya yang kendur, dan rambutnya yang panjang beruban, aku yakin dia adalah gurunya.
"Pertama-tama, kita akan mulai dari Sihir Dasar..."
Seperti namanya, sihir dasar disebut dalam tingkatan sebagai First Class, sihir yang mengutamakan hal-hal dasar yang terdiri dari kelima element bisa dikatakan yang paling rendah bagi penyihir yang menguasai sihir.
Kalau ditanya apakah kuat dalam menghadapi monster atau tidak, mereka kuat dalam menghadapinya namun dengan monster tingkat rendah, monster lemah yang mampu mereka kalahkan dengan sihir dasar, tapi tidak mempan terhadap monster tingkat menengah dan tinggi yang memiliki ketahanan dan kekebalan yang berbeda-beda.
"Berikutnya adalah Sihir Menengah..."
Sihir Menengah atau yang dikenal di tingkatan sihir sebagai Second Class, sihir yang berada di tengah yang terbilang cukup untuk seorang penyihir berada di tingkat berikutnya yang dapat menggunakan sihir menengah dari turunan sihir di tingkat First Class.
Kekuatannya mampu mengalahkan monster tingkat menengah, memberikan sedikit luka pada monster tingkat tinggi, dan mampu melenyapkan dengan mudah monster lemah adalah hal yang cukup ke luar biasa untuk diketahui.
"Berikutnya adalah Sihir Tertinggi..."
Sihir Tertinggi atau disebut dalam tingkatan sebagai Third Class, sihir yang sudah sepenuhnya matang yang dimiliki oleh seorang penyihir dalam menggunakan element turunan dari tingkat Second Class dengan mudah.
Kekuatannya mampu mengalahkan berbagai macam monster manapun, tapi tidak untuk Legendary Monster dan Special Monster yang ada di dunia ini yang tidak dapat mereka kalahkan dan musnahkan.
"Bolehkah aku tanya sesuatu terlebih dahulu, Pak Iruma?"
"Ya, silahkan jika anda memiliki pertanyaan, Tuan."
Mengenai tingkat monster, aku masih belum sepenuhnya memahami tingkatan di setiap monster yang ada di dunia ini seperti; tingkat rendah, menengah, tinggi, Legendary Monster, dan Special Monster, aku masih bingung dalam hal tersebut.
"Bisakah anda jelaskan tentang setiap tingkatan di tiap-tiap monster yang ada di dunia ini?"
"Apakah anda belum memahaminya sama sekali, Tuan?"
Dia tertawa sambil memainkan janggutnya yang panjang dan beruban, dengan matanya yang saling rapat, dia menatapku dari balik matanya yang menyipit.
"Ya, aku penasaran atas hal tersebut. Maukah kau menjelaskannya padaku?"
"Hohoho... baiklah. Selama anda masih penasaran, saya akan menjelaskannya pada anda."
Menurut Pak Iruma, tiga tingkatan pada monster tergantung dari tiap-tiap wilayah, pengalaman yang dimiliki oleh orang-orang dalam menjelajahi suatu tempat, serta beberapa pembicaraan yang dilakukan oleh para petualang adalah hal yang berpengaruh dalam menentukan apakah monster itu lemah atau tidak, setidaknya itulah penjelasannya.
Terkecuali pada monster khusus seperti Legendary Monster, itu adalah monster tingkat legendaris yang memiliki penampilan seperti naga, sedangkan untuk monster khusus seperti Special Monster, itu adalah hal-hal yang menyerupai seperti pelayan dewa, Valkyrie, yang aku sendiri tidak tahu mengapa makhluk seperti mereka disebut sebagai seekor monster khusus.
Sudahlah.
Lebih baik aku mengetahui informasi ini langsung darinya daripada tidak sama sekali, aku akan kesulitan dalam menentukan jenis-jenis monster yang akan menanti diriku.
"Apakah anda sudah paham?"
"Ya, begitulah. Terimakasih atas penjelasannya, Pak Iruma."
Dia mengangguk dengan penuh senyum lalu menjelaskan kembali tentang sihir yang sempat tertunda tadi.
Sihir terakhir yang keberadaannya paling tinggi dan spesial, Legendary Class, sihir yang berada di tingkat legendaris yang mampu melenyapkan dan menghancurkan monster di tingkat yang sama, tingkat Legendary Monster, bahkan penyihir yang berada di tingkat Legendary Class, dia mampu menghancurkan satu kota maupun kerajaan yang ada dalam sekali serangan dengan mudah melalui sihirnya yang kuat.
Benar-benar menakjubkan layaknya sebuah cheater.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments