Ch. 5:Pekerjaan dan Rekan Baru

Hiragaki POV

Pembukaan toko telah selesai.

Pita merah yang diikatkan di toko telah digunting oleh Mitaki sebagai tanda bahwa toko telah dibuka. Walaupun toko yang dibukanya terlihat tidak terlalu besar, tapi kurasa ini sudah lebih dari cukup untuk bisa bekerja di tempat baru seperti sekarang.

Kalau tidak salah, Mitaki mengatakan sesuatu sebelumnya padaku.

Sehari sebelumnya.

"Kau boleh bekerja tanpa perlu memberikan lamaran kerja padaku."

"Apakah kau yakin tidak apa-apa?"

"Ya. Dan juga, aku ingin mengatakan ini padamu, Hiragaki."

"Apa?"

"Kau akan dipasangkan dengan rekan kerja baru di toko yang akan kau kerjakan sekarang. Pertama, shift pagi terdapat empat orang yaitu dua pria dan dua wanita, begitu juga dengan shift malam."

Mendengar perkataannya, aku merenungkan apa yang dikatakannya.

"Kedua, kau dan dia akan bertugas sebagai tim dalam bekerja di tempat baru. Tidak seperti pekerjaan lamamu, kau di toko baru harus bekerjasama dengan rekan kerja barumu dalam satu tim."

"Singkatnya kau akan dipasangkan dengan wanita. Apakah kau baik-baik saja?"

Wanita ya.

Kalau tidak salah, banyak dari para wanita memiliki sikap buruk yang telah lama aku ketahui. Mulai dari ego dan nafsu, keduanya ada pada diri mereka.

Mereka yang selalu mementingkan penampilan fisik, mementingkan berat badan, mementingkan pergaulan, dan mementingkan keinginan duniawi membuatku merasa mual dan jijik atas sikap mereka.

"Kalau kau tidak bisa, aku bisa pasangkan kau dengan pria, bagaimana menurutmu?"

"Tidak perlu. Akan lebih baik jika aku dipasangkan dengan wanita daripada pria."

Aku sudah lelah atas sikap pria lainnya yang selalu mengganggu, membully, dan menghina aku di setiap pekerjaan yang membuat aku selalu kesal dan benci terhadap mereka.

Mereka yang menganggap bercanda soal pembullyan membuat orang-orang yang menjadi korban pembullyan seperti aku berakhir menyedihkan. Setiap kali orang seperti kami ingin melawan, kami selalu disalahkan dan dilaporkan bersalah atas apa yang kami lakukan pada mereka. Padahal kalau dipikir, merekalah yang salah bukan kami.

"Baiklah, kita berdua sepakat satu sama lain."

"Ya."

Mitaki jalan melewati aku tanpa mengatakan apapun. Sebelum dia menjauh, dia membalikkan tubuhnya dan melihat ke arahku.

"Mulai besok pagi datanglah ke alamat yang akan kukirimkan padamu!"

"Ya, aku akan datang besok."

Tersenyum, dia pergi meninggalkan aku dan menghilang di kejauhan.

Sulit rasanya jika aku tidak pernah tidak merepotkan dirinya. Setiap kali aku berada dalam kondisi terpuruk, Mitaki selalu membantuku. Hanya dia satu-satunya teman yang jenius, peduli, dan penolong pada teman baiknya dalam mengatasi segala masalah.

Tak heran jika dia terkenal di kalangan para wanita. Selain karena penampilannya yang tampan dan cool, postur tubuhnya yang kekar dan gagah membuat wanita manapun tergoda pada keindahan fisik maupun wajah yang dimiliki Mitaki.

Jujur saja, aku merasa iri pada Mitaki yang selalu terjamin hidupnya.

Tidak seperti Mitaki, aku selalu berakhir dalam tragis. Dibully, dihina, dan difitnah, semua itu terjadi padaku. Kebanyakan yang melakukan itu tidak lain ialah orang-orang sialan yang selalu bersama kelompok buruk yang mereka buat.

Lupakanlah. Akan lebih baik jika aku melupakan masa lalu untuk dijadikan pelajaran di masa depan.

"Kuharap dapat rekan kerja yang bisa dimengerti ya."

Sambil berjalan santai, aku berharap kalau rekan kerja yang akan menjadi pasangan aku memiliki sikap yang sama seperti Shirinsa.

Walaupun aku tidak berharap lebih kalau Shirinsa yang bekerja, aku hanya ingin apabila ada wanita yang memiliki sikap baik yang sama sepertinya. Karena dengan adanya sikap yang sama seperti Shirinsa, aku bisa membalasnya dengan kebaikan. Sebaliknya, apabila wanita yang menjadi rekan kerja baruku memiliki sikap buruk, aku akan membalasnya dengan perbuatan buruk juga.

Situasi seperti ini sama seperti pedagang. Apabila kita baik terhadap pembeli, orang-orang akan menyukai kita. Sebaliknya, apabila kita berkata kasar dan pemarah, orang-orang hanya akan menjauh dari kita, bahkan lebih buruknya lagi mereka akan mengerjai pedagang tersebut hingga tidak bisa berdagang kembali.

Menyudahi ingatan kemarin, aku masuk bersama para pengunjung yang melihat toko Mitaki buka.

Ngomong-ngomong mengenai pasangan, kira-kira dimana wanita yang menjadi rekan kerja baruku?

Melihat-lihat ke sekitar toko, aku tidak melihatnya sama sekali.

Apakah dia datang terlambat? Tidak, mustahil untuknya datang terlambat di hari pertama bekerja? Kalau dia terlambat seperti ini maka artinya dia akan diberi surat peringatan.

Mengetahui kalau rekan kerja baruku belum datang, perasaanku tidak enak.

Rasa takut yang kualami berbeda dengan perlakuan buruk yang orang-orang lakukan padaku, tapi perlakuan Mitaki yang bisa saja memberinya peringatan pada rekan kerja baru. Tak hanya itu, Mitaki bahkan bisa saja memecatnya tanpa berpikir panjang.

Ya, aku yakin kalau dia pasti akan memecatnya.

Mengingat kalau dia memiliki sikap dingin, berlidah tajam, dan tegas membuat karyawan lain akan takut dan gemetaran pada kepribadiannya.

"Maaf, aku terlambat!"

"Ya, tidak apa-apa."

Melihat ke belakang, aku terkejut dengan sosok yang kukenal.

Sosok itu memiliki rambut putih panjang, bertubuh kurus dengan pinggang yang ramping, berkulit putih, berdada besar, dan memiliki sepasang mata berwarna biru laut.

"Kamu kan..."

"Maaf, kau salah orang."

Sial. Kenapa aku harus bertemu dengannya disini? Bukankah seharusnya Mitaki memberitahu aku terlebih dahulu?

Tidak, tunggu.. Kurasa dia sengaja melakukan ini agar memberikan aku kejutan. Kalau tidak, dia pasti sudah memberitahu aku sebelumnya. Ya, aku yakin kalau dia akan melakukan tindakan seperti itu untuk memberikan aku kejutan tak terduga.

"Mengapa kamu bisa kerja di toko ini, Shirenzo?"

"Ah, aku rasa karena aku membutuhkan pekerjaan. Kau sendiri bagaimana, Yawagusa?"

"Aku juga sama."

Dia adalah Yawagusa Reina, seorang wanita cantik yang populer di masa SMP. Walaupun dia cantik dan populer, dia cukup aneh menurutku.

Mengapa aku bisa mengatakan sesuatu seperti itu. Alasannya sederhana ialah dia seorang wanita yang tidak terlalu menyukai yang namanya percintaan. Setiap kali ada orang yang menyatakan cinta atau mengakui perasaan padanya, Yawagusa akan menolaknya dengan kata-kata kasar dan tajam sehingga banyak pria yang mendengarnya putus asa dan kecewa.

Yah, tidak semua pria putus asa dan kecewa ditolak Yawagusa melainkan ada juga pria M yang ditolak akan terangsang dan ingin dihina lebih tajam dari perkataan Yawagusa sebelumnya.

Tak hanya dia tidak menyukai percintaan, dia juga sangat membenci murid nakal seperti sekelompok pembuat onar di masa SMP yang bernama Black Rock yang selalu mengganggu ketertiban, mengganggu orang-orang lain untuk dijadikan korban bully termasuk aku, dan seringkali bolos sekolah, Yawagusa selalu mengadili mereka demi kepentingan umum dan sosial masyarakat.

Kalau aku ambil kesimpulan dari dirinya di masa lalu, Yawagusa terlihat seperti bangsawan yang bermartabat tinggi. Sikapnya yang elegan dan tegas membuat popularitas dia semakin meningkat sejak masa SMP.

"Ngomong-ngomong Shirenzo, bagaimana kabarmu? Apakah kamu masih sama seperti sebelumnya?"

"Apa maksudmu?"

"Maksudku ialah kamu yang jadi korban bully. Apakah kamu sama seperti sebelumnya?"

Orang ini... dia benar-benar mengingat kejadian tersebut.

Walaupun aku merasa kesal dan jengkel, aku tidak bisa membantah setiap perkataan yang dia katakan. Aku akui kalau tebakan dia tepat sasaran. Namun, aku tidak bisa mengakui kesalahan yang sama pada diriku sekarang.

Meskipun aku dulu maupun sekarang masih suka dibully, aku tetap harus berdiri dan berjuang agar bisa kuat dalam menghadapi masalah tersebut. Tak hanya itu, aku juga harus sebisa mungkin terlihat bahagia walau hidup itu penuh perjuangan dan keras untuk bisa memperoleh hasilnya.

"Aku sudah tidak sama seperti dulu, Yawagusa."

"Begitu ya."

Lebih baik mengatakan kebohongan daripada mengaku. Karena bagaimanapun juga, mengaku akan terasa lebih memalukan daripada harus berkata jujur padanya.

Memang terdengar ambigu, tapi setidaknya ini adalah langkah yang tepat agar Yawagusa tidak terpancing amarah dan benci pada orang-orang yang memperlakukan aku secara kasar dan buruk.

"Shirenzo, apakah kamu sudah pacaran dengan seseorang?"

"Pacaran?"

"Ya."

Sambil mendengarkan kata-kata Yawagusa, aku berjalan ke arah kakek yang menggerakkan tangannya sebagai tanda untuk ke tempatnya.

"Ada apa, Kakek?"

"Maaf, bisakah kau mengambilkan aku barang yang ada di atas?"

Melihat ke arah rak yang berisikan banyak pajangan gula, aku mengambil gula yang ditunjuk oleh kakek tadi.

Walaupun tempat ini lebih terlihat seperti supermarket, ini tetaplah warung sembako jadi mustahil apabila kami menganggap warung sebagai supermarket. Karena dilihat dari segimanapun, supermarket memiliki banyak sekali pilihan dan harganya bervariasi, sedangkan toko kami hanya memiliki beberapa barang yang seringkali dijumpai di tiap-tiap toko sembako.

"Apakah ada lagi, Kakek?"

"Tidak ada. Makasih ya, Nak."

"Ya."

Melihat kakek yang meminta bantuan padaku, aku merasa kasihan pada fisiknya yang terlihat rapuh dan tak berdaya.

Tubuhnya yang sudah bungkuk, tulang-tulang yang terlihat dari kulit, kulitnya yang kendur karena usia, serta jalannya yang lambat membuat aku merasa simpati pada dirinya. Alih-alih aku simpati, aku merasa heran kemana anaknya pergi tanpa membantunya berjalan maupun belanja.

"Kamu masih saja baik seperti biasanya ya, Shirenzo."

"Ya, berbuat baik bagi yang membutuhkan adalah tindakan yang benar. Bukankah kau juga berpikir seperti itu, Yawagusa?"

"Kamu benar. Tetapi, perbuatan baik terhadap orang-orang yang memperlakukan orang lain secara kasar dan buruk hanya akan membawamu semakin dekat dengan kejahatan yang mereka lakukan."

Apa yang dikatakan oleh Yawagusa ada benarnya. Berbuat baik terhadap orang lain yang memperlakukan dirimu secara kasar, itu akan menyebabkan dirimu terseret ke dalam neraka kepedihan dan ketakutan yang mendalam. Dihina, dibully, disiksa, dan dipermalukan hingga mentalnya hancur membuat siapapun yang masuk ke dalamnya hanya akan mengalami shock dan trauma.

"Shirenzo, apakah kamu tadi mendengar apa yang kukatakan padamu?"

"Aku dengar apa yang kau katakan, Yawagusa. Kau mengatakan kebaikan dan keburukan bukan?"

"Tidak, perkataan aku yang sebelumnya padamu."

Pertanyaan sebelumnya...

Kembali mengingat apa yang dikatakan Yawagusa padaku, aku masih memproses ingatan yang kucoba ingat dari perkataan sebelumnya.

"Ah...."

"Sepertinya kamu mengingatnya ya."

Sial. Kenapa aku harus mengingat perkataan Yawagusa tadi?

Pertanyaan dimana aku harus menjawabnya dengan jujur tanpa harus berbohong. Apabila aku berbohong padanya, dia akan tahu ekspresi aku seperti apa. Apakah aku berbohong atau tidak, Yawagusa tahu tentang diriku sepenuhnya seolah-olah dia sudah kenal lama denganku.

"Tidak, aku belum memiliki pacar."

"Belum ya."

Melihat Yawagusa menyilang tangan dan menghadap ke langit-langit, aku rasa dia mungkin sedang melamun atau merenungkan sesuatu yang aku sendiri tidak tahu apa yang direnungkan olehnya.

"Kau sendiri bagaimana, Yawagusa? Bukankah orang seperti dirimu sudah memiliki pacar?

Akan lebih baik jika Yawagusa memiliki pasangan dalam hidupnya. Aku tidak terkejut apabila orang sepertinya memiliki pacar yang mampu membahagiakan dia di dunia. Meskipun dia dulunya adalah wanita yang membenci percintaan, aku cukup yakin kalau dia sudah berubah sejak saat itu makanya aku menanyakan ini padanya agar tahu dengan jelas dari mulutnya.

"Mengapa kamu berpikir seperti itu, Shirenzo?"

"Kau sangat populer di masa SMA jadi mustahil apabila orang sepertimu tidak memiliki pasangan maupun keka–"

"Bisakah kamu ulangi perkataan tadi, Shirenzo?"

Gawat, aku membuatnya marah. Bagaimana cara untuk mengatasi emosinya? Apakah aku harus meminta maaf padanya? Tidak, aku rasa itu tidak akan menyelesaikan masalah apapun.

Otakku terus berputar agar menemukan cara agar bisa menenangkan amarah Yawagusa. Tak peduli apapun caranya, aku hanya ingin dia tidak mengamuk dan marah di toko kami bekerja. Karena biar bagaimanapun juga, pekerjaan ialah pekerjaan. Tak ada sangkut pautnya dengan masalah pribadi.

"Hahahaha. Kalian masih akrab seperti biasanya ya, Hiragaki, Yawagusa."

"Mitsuki, kenapa kamu ada di sini?"

"Itu benar, Mitaki. Mengapa kau tidak bekerja?"

Aku terselamatkan berkatnya.

Seandainya Mitaki tidak datang, aku tidak yakin apakah aku masih bisa hidup tenang dan damai tanpa ada masalah dari Yawagusa atau tidak, aku sendiri ragu. Yah, setidaknya dia datang tepat waktu sehingga aku bisa selamat berkatnya.

"Yo, lama tidak bertemu, Yawagusa."

"Ya, lama tidak bertemu, Mitsuki."

"Bagaimana hadiahnya, Hiragaki? Tidakkah kau cukup terkejut?"

Sudah kuduga kalau dia akan melakukan ini sebagai hadiah untukku.

Aku akui kalau dia tidak ada niat buruk untuk mempermalukan maupun bertindak kasar dan buruk terhadapku seperti orang-orang pada umumnya jadi aku hargai atas hadiah yang diberikannya padaku.

"Cukup mengejutkan untukku. Aku tidak menyangka kalau teman kita semasa SMP menjadi rekan kerja baruku."

"Ya, kau benar. Aku sendiri juga tidak menyangka kalau Yawagusa meminta untuk bekerja di toko baruku."

Meminta pekerjaan? Aku baru tahu akan hal tersebut.

Kupikir awalnya Mitaki menerimanya karena dia butuh pekerjaan, tapi karena dia meminta pada Mitaki jadi dia menerima lamaran Yawagusa.

Tidak, kurasa ada sesuatu yang aneh dan janggal pada perkataan Mitaki.

"Kenapa kamu terlihat curiga pada kami, Shirenzo? Apakah kamu berpikir kalau kami memiliki hubungan gelap tanpa kamu sadari?"

"Ti-tidak, aku hanya berpikir kalau...."

"Ahahaha. Begitu ya. Kau berpikir kalau aku memberi syarat dan ketentuan mengerikan pada Yawagusa bukan, Hiragaki?"

"....."

Dia... dia mampu mengetahui apa yang kupikirkan?

"Jangan khawatir, aku tidak mungkin melakukan sesuatu yang buruk seperti apa yang kau pikirkan, sebaliknya, alasan aku melakukan ini karena terdapat makna di dalamnya."

"Makna?"

"Kau akan tahu sendiri nantinya, Hiragaki. Sampai ketemu lagi nanti, Semuanya."

Sial, dia malah pergi meninggalkan kami.

Lupakanlah. Yang perlu aku khawatirkan adalah apakah perkataan Mitaki ada benarnya atau tidak, aku rasa aku tidak bisa mempercayainya begitu saja.

Mengingat dia sudah membantuku dalam mengatasi berbagai masalah, ada kemungkinan kalau dia memanfaatkan aku.

Memanfaatkan aku? Apa yang kupikirkan? Dia tidak mungkin melakukannya bukan?

Seketika hatiku menjadi ragu atas apa yang aku rasakan dari pertemanan kami. Pikiran dan hati, keduanya saling bertentangan satu sama lain.

Di satu sisi, aku ingin mempercayai kata-kata Mitaki jauh dari lubuk hatiku. Tapi di sisi lain, aku takut dia benar-benar memanfaatkan aku karena sesuatu.

"Janganlah pikirkan apa yang dikatakan Mitsuki, Shirenzo! Dia hanya ingin menggoda dirimu saja."

"Menggoda?"

"Ya."

•••••

Mitaki POV

Aku tidak menyangka kalau temanku akan berpikir kalau aku melakukan tindakan buruk dan perbuatan keji pada Yawagusa.

Yah, aku tidak bisa membantah apa yang dikatakannya tadi. Mengingat kalau aku dan Hiragaki seringkali membaca manga bergenre Netorare, ada kemungkinan kalau dia berpikir kalau aku melakukan tindakan bejat pada Yawagusa.

Benar-benar lucu sekali ya dirimu, Hiragaki.

Sayangnya aku tidak tertarik terhadap wanita manapun, yang membuatku tertarik hanya satu yaitu anime. Walaupun mereka tidaklah nyata, aku akui kalau mereka mampu kita kendalikan menggunakan pikiran. Itu sebabnya aku tidak ingin berpacaran maupun nikah terlebih dahulu karena aku masih menyukai anime.

"Hmmm.... itukan..."

Melihat ke arah yang tidak jauh dari tempat aku berhenti, aku melihat seseorang yang belum pernah kulihat sebelumnya.

Apa yang dilakukannya? Mengapa dia terlihat cemas akan sesuatu?

Walaupun aku tidak tahu siapa dia, aku cukup yakin kalau orang tersebut adalah apa yang pernah aku lihat di suatu tempat yang pernah kami bicarakan satu sama lain.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!