Di sebuah mall, orang-orang berkumpul satu sama lain; keluarga, teman, serta saudara ada di tiap-tiap tempat di setiap bagian mall untuk melakukan sesuatu di dalam kegiatan tersebut.
"Seperti biasanya ya."
"Kau benar, ramai dan penuh pengunjung."
"Mungkin saja mereka kangen dengan acara seperti ini tiap tahunnya."
Di salah satu tempat di depan Mall, ketiga pria saling berbicara satu sama lain. Ketiga pria itu bersiap untuk membeli beberapa kebutuhan mereka dalam acara yang diselenggarakan di mall, Event Otaku.
Dalam acara tersebut terdapat banyak sekali aktivitas yang ada di dalamnya. cosplayer, panggung buat acara utama, merchandise, dan aktivitas lainnya seperti gacha di beberapa toko juga ada di acara event.
"Hiragaki, apakah kita datangnya terlambat?"
"Tidak, aku rasa kita tidak terlambat."
"Dia benar, Yama. Kalau kita terlambat, kita akan kehabisan semuanya. Tapi dilihat dari kedatangan kita, kita datang tepat waktu."
"Begitu ya."
Hiragaki dan teman-temannya yaitu Yamaguchi dan Mitsuki, keduanya berusaha untuk meyakinkan diri mereka dengan menanyakan itu pada Hiragaki.
Menurut sepengetahuan mereka, event diadakan tepat pukul 10.00 setelah Mall dibuka. Berbeda dengan jadwal buka Mall, mereka bertiga datang di pukul 13.00 yang artinya 3 jam terlewati begitu saja jadi mereka sedikit ragu dengan kedatangan mereka yang tepat waktu.
Tidak seperti Yamaguchi dan Mitsuki, Hiragaki justru merasa kalau kedatangannya tidaklah telat maupun terlambat. Menurut Hiragaki, kedatangannya bisa dikatakan cukup pas tanpa harus menunggu pukul 17.00 atau 18.00 yang baru bisa diartikan sebagai telat maupun keterlambatan dalam mengunjungi Mall yang mengadakan acara Event Otaku.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang?"
"Perlukah kita untuk berpencar?"
"Aku rasa begitu."
Hening sempat terjadi diantara mereka. Mitsuki, Yamaguchi, dan Hiragaki, ketiganya saling memikirkan satu sama lain terhadap apa yang akan mereka beli masing-masing.
Sebelum mereka berpencar ke dalam Mall, mereka saling memandang satu sama lain untuk waktu yang lama.
Yamaguchi yang melihat ke arah Hiragaki, Hiragaki yang melihat ke arah Mitsuki, dan Mitsuki yang melihat ke arah Yamaguchi, ketiganya mulai mengangguk dan berbicara satu sama lain secara rahasia melalui tatapan mereka.
"Baiklah. Semuanya, mari kita berpencar!"
"Ya."
"Setuju."
Tanpa menunggu lama, akhirnya mereka masuk ke dalam Mall dan berpencar ke area yang berbeda.
Yamaguchi mengarah ke barat, Mitsuki mengarah ke timur, dan Hiragaki mengarah ke utara, ketiganya mulai fokus pada apa yang mereka tuju dan cari saat ini.
••••••
Hiragaki POV
Dimana tempat yang harus aku telusuri terlebih dahulu? Apakah aku harus menelusurinya sesuai urutan barisan yang ada? Tidak, aku rasa itu akan memakan waktu yang cukup lama.
Menurut pandanganku, toko-toko yang ada di bagian Mall Utara, mereka banyak sekali toko beragam. Ada toko yang menyediakan cosplayer, manga, novel, kaset CD maupun DVD, merchandise, dan masih banyak lagi pajangan yang mereka sediakan di tiap-tiap toko yang ada.
"Silahkan kemari, disini ada hadiah menarik dari gacha! Lihat dan cobalah!"
"....."
Mungkinkah itu...
Merasa tertarik dengan teriakan yang dilakukan oleh seorang pria yang aku rasa dia adalah karyawan toko, aku mendekat ke arah toko itu berada.
Ini....
Pantas saja mereka meneriakkan semua orang yang berkunjung di Mall untuk mencoba gacha yang mereka sediakan. Dilihat dari hadiahnya, aku rasa hadiahnya cukup menarik. action figure, poster anime, card game anime, dan masih banyak lagi hadiah-hadiah menarik lainnya yang bisa semua orang dapatkan.
Namun, aku tidak yakin apakah semua orang bakal mendapatkannya atau tidak. Mengingat kalau gacha adalah perjudian yang tergantung dari keberuntungan maupun kesialan, ada kemungkinan kalau orang-orang akan mendapatkan kesialan daripada keberuntungan.
Mengapa aku mengatakan sesuatu seperti itu? Jawabannya sederhana. Mereka, para karyawan toko telah memasukkan bola emas dan merah ke dalam putaran yang hanya terdapat beberapa bola jadi mustahil bagi semua orang bisa mendapatkan hadiah yang mereka inginkan. Sesuatu seperti ini adalah suatu hal umum yang bisa diketahui oleh banyak orang.
Yah, aku rasa untuk hiburan itu tidak apa-apa. Tapi jika ini digunakan sebagai keseriusan, ada kemungkinan kalau orang tersebut akan depresi ketika tahu kalau dia telah kalah dan sial hari ini.
"Apakah anda ingin mencobanya, Tuan?"
"I-itu..."
Gawat, sepertinya aku ketahuan melihat toko mereka daritadi. Apa yang harus kulakukan? Akankah aku harus berpura-pura tidak melihatnya dan mengabaikannya ataukah aku harus mencobanya seakan-akan aku mengikuti alur yang ada?
Apapun pilihannya, aku merasa kalau pilihan buruk harus disingkirkan. Misalnya orang ini maupun karyawan di toko ini menganggap aku sebagai orang yang mencurigakan, ada kemungkinan kalau aku hanya akan dalam masalah, sebaliknya, jika aku memilih pilihan baik, ada kemungkinan kalau mereka akan menerima aku apa adanya. Dengan adanya skenario seperti ini, aku dapat pergi tanpa menyebabkan masalah apapun pada orang-orang maupun karyawan di toko ini.
"Berapa harganya?"
"Hanya sepuluh ribu, Tuan."
"Sepuluh ribu ya."
Sepertinya harga yang mereka berikan murah. Terlepas dari bagusnya hadiah yang mereka pajang, mereka mengabaikan harga yang harus mereka jual di gacha tersebut.
"Ini dia."
"Ya, silahkan dicoba, Tuan!"
Memegang tuas yang ada di sisi lingkaran, aku memutarnya perlahan-lahan lalu cepat. Setelah memutarnya dengan cepat, aku berhenti memutar melalui tuas.
Sebenarnya aku tidak yakin apabila aku mendapatkan hasil yang bagus. Sebaliknya, aku rasa hasil yang bisa diprediksikan ialah hasil yang buruk.
"Ini...."
"....."
Aku terkejut dengan bola yang keluar dari mesin putar gacha tadi.
Awalnya aku berpikir kalau hasilnya akan buruk. Dilihat dari apa yang aku dapatkan saat ini, aku rasa hasil buruk bukanlah apa yang didapatkan melainkan hasil baik.
"Se-selamat, Tuan, anda telah memenangkan hadiahnya!"
"Ha-hadiah?"
Eh... tu-tunggu... apakah yang dimaksud olehnya hadiah yang ada di pajangan?
Keringat mengalir di tubuhku. Di satu sisi, aku senang dengan hasil yang baik. Namun di sisi lain, aku merasa tidak enak apabila aku mendapatkan hadiah yang mahal yang ada di pajangan yang mereka sediakan.
"Silahkan pilih hadiah yang anda inginkan, Tuan!"
"Ba-baik."
Apa yang harus aku pilih? Apakah aku harus mengambil hadiah yang cukup mahal untukku? Kalau aku mengambilnya, bukankah mereka akan rugi banyak untuk hadiah yang mereka berikan padaku? Kalau aku mengambil yang murah, ini adalah kesempatan sekali seumur hidup jadi sayang untuk memilih hadiah seperti itu.
"Apakah aku boleh memilih yang itu?"
"I-ini?"
"Y-ya."
Sudah kuduga, mereka pasti bakal terkejut dengan pilihanku tadi.
Apa yang aku pilih bukanlah hadiah yang bisa ditemukan di toko manapun, tapi hadiah yang terbatas yang harganya cukup mahal, dan hadiah itu sendiri tidak lain ialah action figure dari vtuber terkenal di masa sekarang yaitu Ilya.
"Baiklah, Tuan. Mohon tunggu sebentar ya."
"Ya."
Aku merasa kasihan pada mereka atas apa yang aku dapatkan saat ini.
Seharusnya aku memilih pilihan yang murah agar menghormati mereka. Akan tetapi, pikiranku mengatakan sesuatu yang berbeda. Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup jadi jangan sia-siakan pilihanmu, itulah yang ada dalam pikiranku.
Kurasa lebih baik aku memberinya tambahan uang sebagai kompensasi atas hadiah tersebut. Dengan memberikannya uang kompensasi, ada kemungkinan kalau mereka akan merasa senang atas apa yang aku berikan pada mereka.
"Ini dia, Tuan!"
"Ya, terimakasih. Dan juga, ini ada hadiah untuk kalian."
Mengepalkan uang yang telah aku sisipkan, aku memberikannya pada tangan pria tadi.
Aku rasa aku harus segera pergi!
"Tu-tunggu sebentar, Tuan!"
"....."
"Ini uang anda, Tuan."
"Kenapa kau kembalikan padaku?"
"Itu karena kami telah berterimakasih pada anda, Tuan. Berkat anda, kami akan mendapatkan hasil lebih baik berkat keberhasilan pertama yang dilakukan oleh Tuan."
Keberhasilan pertama?
Mencoba menelaah perkataan pria tadi, aku mengerti akan satu hal.
Sejak toko mereka buka, orang-orang yang berkunjung di Mall tidak pernah tertarik maupun penasaran dengan permainan gacha yang mereka sediakan. Kebanyakan dari orang-orang yang melewati toko mereka, mereka hanya membeli keperluan mereka di acara event tanpa perlu menghamburkan uang di gacha yang mereka sediakan.
Dengan adanya kesimpulan seperti tadi, aku rasa aku paham dengan apa yang mereka rasakan.
Mengingat kalau aku sendiri adalah karyawan di toko baju, ada kalanya aku merasakan bosan apabila di konter aku bekerja tidak ada konsumen manapun yang minat membeli maupun melihat-lihatnya terlebih dahulu.
"Terimakasih ya."
"Ya."
"Kapan-kapan mampir lagi ke toko kami, Tuan!"
"Ya, aku akan mampir lagi nanti."
Sepertinya mereka berbeda dari apa yang aku perkirakan.
Aku mengira kalau mereka akan sedih dan pasrah atas kehilangan pajangan yang aku pilih dan dapatkan. Meskipun pajangan ini terlihat sudah tidak tersegel, kualitasnya masih cukup bagus untuk dilihat maupun dirasakan oleh sentuhan.
Tidak ada satupun goresan maupun cat warna yang luntur, sebaliknya, semuanya masih dalam keadaan bagus dan normal tanpa ada kendala apapun seperti barang second lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments