Di sepanjang perjalanan Ranvier melihat para petani sedang menggarap kebun. Mereka terlihat antusias saat itu karena sedang panen besar-besaran. Ranvier tersenyum melihat wajah para petani yang berbinar membayangkan keuntungan yang akan mereka peroleh nanti.
Berbagai macam sayuran yang dipanen para petani memang terlihat menumpuk dan siap diangkut menggunakan mobil pick up.
Tomi yang berjalan lebih dulu nampak melambaikan tangan sambil tersenyum untuk membalas sapaan para petani yang mengenalnya.
" Iya makasih...!" kata Tomi lantang saat para petani menawarkan kopi kepadanya.
" Sendirian aja Tom...?" sapa seorang pria seusia Tomi sambil mendekat.
Keduanya nampak saling berjabat tangan sambil memeluk.
" Sama adik angkat. Tuh di sana...," sahut Tomi sambil menunjuk kearah Ranvier.
Pria bernama Bayu itu menoleh dan tersenyum melihat wajah lelah Ranvier.
" Capek ya...?" sapa Bayu sambil tersenyum kearah Ranvier.
" Lumayan Bang. Kenalin Saya Ranvier...," sahut Ranvier sambil menjabat tangan Bayu.
" Salam kenal Ranvier, panggil Saya Bayu. Istirahat dulu lah sebentar. Ngopi dulu juga enak Vier. Perjalanan menanjak kan lumayan melelahkan untuk orang luar...," kata Bayu sambil melirik kearah Tomi.
" Gimana Vier ?, mau istirahat dulu atau mau langsung lanjut...?" tanya Tomi.
" Rumah Abang masih jauh ga...?" tanya Ranvier.
" Cuma dua puluh menit aja dari sini. Bisa langsung ke rumah Tomi sih, tapi Kamu bakal kehilangan moment nonton petani panen lho Vier. Soalnya ini hari terakhir panen dan besok para petani istirahat. Kan semua ladang udah selesai dipanen dari kemarin...," kata Bayu.
Ranvier pun mengedarkan pandangannya ke semua penjuru dan melihat ladang-ladang yang kosong pertanda sudah selesai dipanen.
" Oh gitu. Terus kenapa hasil panen ditumpuk kaya gitu Bang...?" tanya Ranvier.
" Nunggu mobil pengangkut dari pasar...," sahut Bayu sambil menyodorkan segelas kopi kepada Ranvier.
Ranvier pun menerima gelas berisi kopi itu lalu berjongkok untuk meneguknya perlahan. Melihat tuannya meneguk kopi tanpa canggung membuat Tomi tersenyum senang. Tomi pun ikut menerima gelas berisi kopi yang disodorkan Bayu padanya.
Kemudian ketiganya berbincang akrab layaknya teman lama. Bayu mengagumi sikap Ranvier yang supel itu. Sebelumnya Bayu memang terkejut mengetahui usia Ranvier yang masih lima belas tahun dan baru saja lulus SMP.
Ranvier tampak bergeser untuk mengabadikan moment panen raya di depannya dengan kamera handphone miliknya. Tomi dan Bayu hanya tersenyum mengamati aksinya itu.
" Masih muda tapi udah paham gimana cara bicara yang baik. Padahal biasanya anak kota kan suka lupa tata krama...," kata Bayu memuji.
" Ini sih udah mendingan Bay. Lo ga tau aja, sebelum ini Ranvier punya tabiat yang buruk dan membuat Tuan besar lumayan pusing...," sahut Tomi setengah berbisik.
" Masa sih...?" tanya Bayu tak percaya.
" Iya. Tapi sejak dia diculik, prilakunya sedikit demi sedikit berubah. Apalagi Tuan besar yang emang Kakek kandungnya mengancam mau masukin dia ke pesantren kalo dia ga berubah juga...," sahut Tomi sambil tersenyum.
" Jadi Ranvier itu korban penculikan. Tapi dia keliatan baik-baik aja dan ga trauma sama sekali...," kata Bayu ssmbil mengamati Ranvier.
" Dari luar emang keliatannya begitu. Tapi Kita kan ga tau gimana hatinya dan perasaannya...," sahut Tomi menyudahi pembicaraan saat melihat Ranvier mendekat kearah mereka.
Bayu pun mengangguk paham dan tersenyum melihat wajah Ranvier yang berbinar itu.
" Udah foto-fotonya...?" tanya Bayu.
" Udah. Kita foto juga yuk Bang...," ajak Ranvier sambil mengarahkan ponselnya kearah mereka bertiga.
" Ayo, siapa takut...," sahut Tomi dan Bayu bersamaan.
KemudianTomi dan Bayu mulai berpose lucu hingga membuat Ranvier tertawa. Setelah selesai mengabadikan aksi kocak Tomi dan Bayu, Ranvier pun melihat-lihat hasil jepretannya tadi.
" Nah itu mobilnya datang. Gue ke sana dulu ya Tom...," kata Bayu.
" Gue bantuin Bay...," kata Tomi sambil meletakkan tas ranselnya di atas rumput.
" Boleh. Ayo lah...," sahut Bayu sambil tersenyum.
" Mau kemana Bang...?" tanya Ranvier.
" Bantuin ngangkat sayuran ke mobil Vier. Lo di sini aja ya...," sahut Tomi.
Ranvier mengangguk lalu kembali mengabadikan apa yang dilihatnya dengan kamera ponselnya. Para petani nampak tertawa mengetahui kegiatan mereka diabadikan oleh Ranvier. Bahkan sesekali Ranvier ikut turun tangan membantu ibu-ibu mengangkat sayuran ke mobil.
" Sudah Nak, Kamu di sana aja. Pakaian Kamu kotor nanti...," kata seorang petani sambil mengangkat karung berisi kubis ke mobil.
" Gapapa Bu. Saya suka kok ngelakuinnya...," sahut Ranvier cepat.
" Terserah deh, tapi kalo pinggangmu sakit jangan protes ya...," gurau sang petani.
" Siaaapp...," sahut Ranvier sambil tertawa.
Namun seperti ucapan sang petani, baru beberapa kali membantu Ranvier sudah nampak kelelahan. Ia pun mundur karena tak sanggup lagi membantu. Semua orang tertawa melihat tingkahnya.
Ranvier duduk di dekat tas ransel miliknya dan Tomi. Kemudian dia kembali mengamati hasil jepretannya. Ranvier nampak tersenyum melihat hasil jepretannya sendiri.
Namun tiba-tiba Ranvier mengerutkan keningnya saat melihat seorang petani di dalam foto yang terlihat asing. Ranvier pun mendongakkan wajahnya lalu mulai menghitung jumlah orang yang ada di sana.
" Sembilan belas. Sama Gue, Bang Tomi dan tiga supir jadi dua puluh empat...," gumam Ranvier sambil kembali mengamati foto seseorang di ponselnya itu dengan seksama.
Kemudian Ranvier kembali mengamati para petani wanita termasuk pakaian mereka dan membandingkannya dengan hasil jepretannya tadi.
" Pake baju kuning, caping bambu, kain sarung hijau...," gumam Ranvier sambil mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok wanita dengan ciri-ciri tersebut.
Nihil. Sosok itu tak Ranvier jumpai di sana. Karena penasaran, Ranvier kembali mengabadikan gambar para petani yang berkerumun di dekat tiga mobil pick up itu. Ranvier melakukannya beberapa kali lalu bergegas melihat hasil jepretannya itu.
Ranvier membulatkan matanya saat melihat sosok yang dicarinya ada diantara para petani yang baru saja ia foto dengan kamera ponselnya.
Di sana terlihat wanita berbaju kuning, berkain hijau dan bercaping bambu itu berdiri diantara para petani yang berkerumun.
Saat Ranvier mengamati, wanita itu jelas menatap kearah kamera seolah sengaja memperlihatkan diri kepada Ranvier. Apalagi wanita itu juga nampak tersenyum kearah Ranvier. Walau senyumnya lumayan manis tapi tetap saja membuat Ranvier panik.
" Masa hantu lagi sih...," batin Ranvier gusar sambil mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan.
Sebuah tepukan mengejutkan Ranvier hingga membuat remaja itu terlonjak dari duduknya. Tomi dan Bayu tertawa keras melihat tingkah Ranvier yang lucu itu.
" Masa ditepuk gitu aja kaget Vier...," kata Bayu di sela tawanya.
" Kaget lah Bang. Gue lagi serius mikir tadi...," sahut Ranvier asal.
" Mikir apaan...?" tanya Tomi.
" Gue lagi ngitung jumlah orang di sini kok ga sesuai sama yang ada di foto. Kalo kenyataannya ada dua puluh empat orang, tapi di foto malah ada dua puluh lima orang. Aneh kan Bang...," sahut Ranvier sambil meraih tas ranselnya.
Ucapan Ranvier mengejutkan Bayu dan Tomi. Keduanya terdiam sejenak sambil saling menatap.
" Kita pulang sekarang Tom. Ajak Ranvier naik mobil sekalian...," kata Bayu sambil berlalu.
" Iya Bay. Ayo Vier, Kita ikut Bayu naik mobil aja biar cepet. Jalanannya nanjak jadi lumayan capek kalo harus jalan kaki...," ajak Tomi sambil menggamit tangan Ranvier.
Ranvier pun mengangguk lalu ikut melangkah meski curiga dengan reaksi Tomi dan Bayu tadi.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
💎hart👑
ternyata bener ya deketnya kata Tomi tuh sampe 1 jam jalan kaki 😅
2023-03-15
2
Nurhayati
cewek tuuuh cewek
2023-03-08
1
Siti komalasari
lanjut kak..
2023-03-01
1