Saat siswa kelas tiga SMP sedang bergembira merayakan kelulusan mereka, tiba-tiba terjadi kesurupan massal.
Kesurupan itu menimpa tak hanya dua atau tiga orang tapi hampir semua siswa kelas tiga. Ranvier termasuk sebagian kecil siswa yang terhindar dari peristiwa kesurupan itu.
Ranvier nampak mematung di tempat saat ia melihat kelebatan bayangan hitam melayang-layang di atas kepala para siswa. Bukan hanya satu tapi ada beberapa bayangan hitam yang kesemuanya memiliki penampilan yang menyeramkan.
Salah satu bayangan hitam yang berukuran paling besar nampak berdiri sambil mengawasi pergerakan kawan-kawannya. Bisa dipastikan jika dia adalah pimpinan dari semua bayangan hitam yang meneror siswa.
Entah karena sadar dirinya diamati, pimpinan bayangan hitam itu menoleh kearah Ranvier yang saat itu tengah menatapnya dengan tatapan takut.
Ranvier pun terkejut, bahkan refleks mundur beberapa langkah saking takutnya. Bagaimana tidak, pimpinan bayangan hitam itu berwujud sangat menyeramkan untuk Ranvier. Memiliki tubuh yang berwarna hitam pekat dengan rambut terurai hingga ke lantai. Dua mata menyala dan mulut yang dipenuhi taring besar berwarna kekuningan.
" Leak, itu leak kan...," gumam Ranvier lirih.
Seolah mendengar ucapan Ranvier, pimpinan makhluk hitam itu menggelengkan kepalanya sambil menyeringai. Lalu makhluk hitam besar itu melesat cepat kearah Ranvier dengan mulut menganga dan cakar terkembang seolah siap mencabik tubuh Ranvier.
Tubuh Ranvier serasa membeku. Kedua matanya menatap nanar dan tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa menyambut kedatangan makhluk itu dengan pasrah.
Sesuatu pun terjadi. Saat makhluk itu hampir menyentuh Ranvier, tiba-tiba tubuh makhluk itu terpental dan terhempas ke lantai begitu saja seolah baru saja menabrak dinding. Makhluk hitam itu menggeram marah dan mencoba bangkit dari lantai. Ia menatap Ranvier dengan tatapan penuh tanda tanya.
" Siapa Kamu...?" tanya makhluk hitam yang menurut Ranvier mirip leak itu.
Ranvier hanya membisu sambil bergeser menjauh dari tempat semula. Namun tiap kali Ranvier berpindah tempat, makhluk itu selalu mengikuti. Ranvier pun berdecak sebal karena lelah harus berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya.
" Jangan ikuti Aku...!" kata Ranvier saat ia berada jauh dari aula dimana teman-temannya mengalami kesurupan.
" Aku akan berhenti mengikuti jika Kamu mau berterus terang. Siapa Kamu sesungguhnya...? " tanya makhluk hitam itu penasaran.
" Aku Ranvier...," sahut Ranvier lirih sambil menoleh ke kanan dan ke kiri karena khawatir dikira g*la oleh orang lain yang melihatnya bicara sendiri.
" Ranvier...?" ulang makhluk hitam itu sambil mengamati Ranvier dari atas kepala hingga ujung kaki.
" Iya. Lalu Kau ini siapa, kenapa mengganggu mereka...?" tanya Ranvier memberanikan diri.
" Aku adalah penguasa di wilayah ini. Justru Aku yang harusnya bertanya, kenapa Kalian membuat keributan di wilayahku...," kata makhluk itu.
" Membuat keributan gimana sih maksudnya. Kami ga ribut. Kami lagi merayakan kelulusan, jadi wajar kan kalo terlihat ramai dan berisik karena Kami semua tertawa gembira. Lagian bukannya sekolah ini udah biasa ada keramaian. Selama ini Kami biasa melakukan olah raga di lapangan dan latihan musik di ruang musik. Bukannya itu juga berisik ya. Terus kenapa baru protes sekarang ?. Emang apa masalahnya...?" tanya Ranvier ketus.
" Masalahnya Kalian membuat acara tanpa permisi. Dan itu membuat semua wargaku terganggu. Karena selain berisik, ada beberapa anak berbuat sesuatu yang membuat wargaku marah...," sahut makhluk itu sambil mendengus kesal.
Ranvier terkejut. Ia nampak membuang pandangannya kearah lain karena merasa ngeri melihat penampakan makhluk itu saat marah.
" Berbuat sesuatu apa sih maksudnya...?" tanya Ranvier sambil setengah berbisik.
Belum sempat makhluk itu menjawab, seorang security melintas di hadapan Ranvier bersama seorang pria yang diketahui memiliki indra ke enam. Pria bernama Jack itu berhenti sejenak lalu tersenyum kearah Ranvier.
Setelahnya Jack bergegas melangkah mengikuti security masuk ke aula dimana acara kelulusan berlangsung. Sebelum melewati ambang pintu, Jack kembali menoleh kearah Ranvier.
" Siapa sih, ngeliatinnya gitu amat...," gerutu Ranvier sambil kembali menoleh kearah makhluk hitam yang tadi bersamanya.
Namun Ranvier harus menelan kecewa karena makhluk hitam itu tak ada lagi di sana. Tiba-tiba sebuah suara memanggil namanya hingga membuat Ranvier menoleh.
" Ranvieeerrr...!" panggil David dari samping aula.
" Apaan...?!" tanya Ranvier dengan lantang.
" Sini, liat deh...!" sahut David sambil melambaikan tangannya.
Dengan enggan Ranvier pun melangkah mendekati David.
" Ada apaan, ngapain Lo di sini...?" tanya Ranvier.
" Lagi ngumpet...," sahut David cepat.
" Lagi ngumpet, kenapa harus ngumpet...? " tanya Ranvier tak mengerti.
" Gue takut Vier. Takut jadi sasaran setan yang merasuki teman-teman Kita. Katanya kalo ada yang kesurupan Kita disuruh jauh-jauh kalo ga mau ketularan. Makanya Gue sengaja lari dan ngumpet di sini daritadi...," sahut David.
" Tapi ini ga jauh dari tempat orang kesurupan Vid. Kan ini di samping aula banget...," kata Ranvier.
" Abis Gue penasaran pengen ngeliat yang kesurupan. Makanya Gue ngumpet sekalian ngeliatin apa aja yang dilakukan dan diomongin sama mereka...," sahut David hingga membuat Ranvier menggelengkan kepala.
" Kenapa harus kepo banget gitu sih Vid...?" tanya Ranvier.
" Naluri Vier...," sahut David.
" Maksud Lo...?" tanya Ranvier.
" Lo ga lupa kan kalo Gue punya cita-cita jadi detektif. Nah, Gue mulai memupuknya dari sekarang Vier. Kan katanya segala sesuatu yang dimulai sejak dini itu akan memperoleh hasil yang bagus...," sahut David sambil tersenyum bangga.
" Katanya, katanya. Bosen Gue denger Lo ngomong gitu. Udah ah, Gue mau ke kantin aja. Lama-lama di sini sama Lo bikin kepala Gue sakit...!" kata Ranvier sambil bersiap pergi.
" Eh, jangan pergi dulu Vier...," pinta David sambil mencekal pergelangan tangan Ranvier.
" Apaan sih, lepasin ga...!" kata Ranvier lantang sambil menepis tangan David dengan kasar.
" Iya iya Gue lepasin, galak banget sih Lo. Tapi please temenin Gue di sini ya Vier. Gue beneran takut nih...," pinta David penuh harap.
" Makanya buang rasa kepo Lo yang ga berdasar itu. Mendingan Kita ke kantin terus makan, biar otak Lo yang konslet itu bisa lurus lagi...," kata Ranvier.
" Tapi Vier...," ucapan David terputus karena Ranvier memotong cepat.
" Gue yang traktir...," kata Ranvier hingga membuat David tersenyum lebar.
" Oh, kalo itu sih Gue ga bisa nolak...," sahut David.
" Alasan. Bilang aja Lo emang kebelet pengen ditraktir sama Gue...," kata Ranvier sambil mencibir namun membuat David tertawa keras.
" Kok Lo tau sih Vier. Tapi jujur Gue emang pengen banget ditraktir sama Lo secara khusus kaya gini Vier...," kata David sambil merangkul pundak Ranvier.
" Ga usah geer Lo. Gue juga cuma manfaatin Lo doang kok. Daripada sendirian di kantin, mendingan ngajak Lo. Selain dapat pahala kan lumayan ada kacung buat disuruh-suruh...," gurau Ranvier sambil tertawa.
Bukannya marah, David malah ikut tertawa. Dan itu membuat Ranvier mendengus kesal.
\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Siti komalasari
wah ada apa nih...
2023-02-27
2
Irma Tjondroharto
menurutku david beda vier.. wah km tambah berani ya.. sama leak jg.. hehe.. meski blm gpp deh.. maybe next ya vier km yg bantuin...
2023-02-26
4