3. Itu Buaya Kan ?

Ranvier mengerjapkan mata saat cahaya matahari mengenai kedua matanya. Ia tersentak lalu bangkit dari posisi tidurnya.

Ranvier mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar dan tersenyum saat melihat baju seragam sekolahnya terlipat rapi di atas kursi.

Perlahan Ranvier melangkah mendekati seragamnya itu. Ia meraih seragamnya dan tersenyum puas mengetahui pakaian itu bisa ia kenakan nanti.

" Udah kering rupanya. Hmmm..., wangi banget. Pake apaan ya, wanginya ga biasa gini...," gumam Ranvier.

Tiba-tiba pintu kamar diketuk dari luar. Ranvier mempersilakan orang yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam kamar. Saat pintu terbuka, sosok wanita bertubuh gemuk nampak berdiri di ambang pintu sambil tersenyum. Ranvier pun balas tersenyum karena mengenali wanita itu sebagai istri Damar.

" Sudah bangun rupanya. Udah ditunggu sarapan di ruang makan lho...," kata istri Damar sambil melangkah ke tempat tidur.

" Iya. Aku mandi dulu sebentar...," sahut Ranvier sambil membalikkan tubuhnya lalu melangkah menuju kamar mandi di sudut kamar.

" Ga usah buru-buru Ranvier. Kyai sama Nyai tau kalo Kamu butuh waktu untuk bersiap-siap...!" kata istri Damar dengan lantang.

" Iya Bu...!" sahut Ranvier dari kamar mandi.

Tak lama kemudian Ranvier selesai membersihkan diri. Ia keluar dengan tubuh dan wajah yang lebih fresh. Ia melihat istri Damar duduk di kursi dan tersenyum melihat kehadirannya.

" Ibu yang beresin tempat tidur itu...?" tanya Ranvier.

" Iya...," sahut istri Damar cepat.

" Harusnya ga usah Bu. Aku biasa membereskan tempat tidur sendiri kok...," kata Ranvier tak enak hati.

" Gapapa. Suatu saat nanti Kamu juga bakal beresin tempat tidur ini dengan tanganmu sendiri...," sahut istri Damar sambil tersenyum penuh makna.

" Maksudnya gimana ya Bu...?" tanya Ranvier tak mengerti.

" Bukan apa-apa. Udah siap kan ?, Kita keluar yuk...," ajak istri Damar sambil membuka pintu kamar.

Ranvier mengangguk lalu mengikuti langkah wanita gemuk itu. Saat melintas lorong menuju ruang makan, Ranvier sempat berhenti untuk mengamati lukisan besar yang terpampang di dinding lorong. Bahkan Ranvier menyentuh lukisan itu dengan ujung jarinya.

" Kenapa Ranvier...?" tanya istri Damar.

" Ini bukan lukisan kan...?" tanya Ranvier.

" Kalo bukan lukisan, menurut Kamu itu apa...?" tanya istri Damar.

" Mmm..., ini lebih mirip relief batu yang pernah Aku liat di candi Borobudur. Cuma bedanya yang ini berwarna warni seperti lukisan cat minyak..., " sahut Ranvier ragu.

Jawaban Ranvier membuat istri Damar tersenyum lebar.

" Kamu betul Ranvier. Apa Kamu baru tau itu relief batu, bukannya semalam Kamu juga lewat sini dan melihatnya...?" tanya istri Damar.

" Iya, tapi Aku ga ngeh kalo ini relief batu...," sahut Ranvier.

Tiba-tiba Damar datang mengejutkan keduanya.

" Ternyata di sini. Kalian ditunggu sama Nyai lho...," kata Damar mengingatkan.

" Oh iya, maaf ini salahku. Jangan marahin Ibu ya...," pinta Ranvier hingga membuat Damar dan istrinya tersenyum.

" Baik lah, silakan lewat sini...," kata Damar sambil mengarahkan Ranvier ke sebuah ruangan.

Ranvier pun mengangguk lalu mengekori Damar, sedangkan istri Damar berjalan kearah yang berbeda. Saat Ranvier melintas, semua orang yang berpapasan dengannya nampak menunduk dengan takzim seolah menunjukkan rasa hormat.

" Maaf Pak Damar. Kenapa semua orang menunduk saat Kita lewat tadi...?" tanya Ranvier penasaran.

" Karena Kamu adalah tamu terhormat Ranvier...," sahut Damar cepat.

" Tapi Aku cuma remaja yang ga sengaja ketemu dan diajak masuk oleh Nyai ke sini. Itu juga karena bajuku kotor dan basah kuyup kena cipratan air kotor...," kata Ranvier.

" Justru karena Nyai yang membawa Kamu ke sini, makanya Kamu jadi istimewa Ranvier...," sahut Damar sambil menatap Ranvier dengan tatapan lembut.

" Masa sih...?" tanya Ranvier.

" Iya. Nah, sekarang coba Kamu lihat ke sana. Itu Arcana, anak Nyai Ranggana. Bisa kan Kamu panggil dia dan mengajaknya masuk untuk sarapan bersama ?. Saya harus menyiapkan mobil untuk mengantar Kamu nanti...," kata Damar.

" Apa dia bisa mendengar...?" tanya Ranvier.

" Tentu. Kenapa Kamu tanya kaya gitu Ranvier...?" tanya Damar sambil mengerutkan keningnya.

" Soalnya Aku ga liat dia merespon ucapan orangtuanya selama Kami makan malam bersama semalam. Jadi Aku pikir dia tuli dan bisu...," sahut Ranvier sambil tersenyum kecut.

" Arcana memang pendiam dan jarang bicara. Dia hanya akan bicara jika perlu...," kata Damar.

" Kalo gitu Aku ga mau manggil dia. Nanti kalo dia marah gimana ?. Soalnya orang pendiam itu suka marah kalo disapa...," kata Ranvier sambil menggelengkan kepala.

" Arcana ga akan marah. Walau pendiam tapi dia bukan anak yang temperamental..., " sahut Damar sambil tersenyum.

" Ok, Aku panggil dia sekarang...," kata Ranvier sambil melangkah menuju taman dimana Arcana berada.

Damar pun tersenyum lalu segera berlalu. Sementara itu Ranvier makin mendekat kearah Arcana. Gadis cilik berusia sekitar sepuluh tahun itu nampak sedang merenung sambil merendam kakinya di dalam kolam.

Sebelum menyapa, Ranvier sengaja berdiri sejenak untuk mengamati gerak-gerik Arcana. Gadis itu masih asyik memainkan kakinya di dalam air. Sesekali Arcana tersenyum saat sosok makhluk air menggigit ujung jemari kakinya.

Berbeda dengan Arcana yang terlihat santai, Ranvier justru terkejut melihat hewan yang bergerak di dalam air itu. Hewan yang semula dikira ikan itu ternyata adalah buaya berukuran kecil.

" I... itu buaya kan...?!" kata Ranvier lantang hingga mengejutkan Arcana.

" Sssttt..., jangan berisik !. Kamu membuatnya takut...!" kata Arcana sambil menyilangkan jari telunjuknya di depan bibir.

" Maaf. Tapi itu beneran buaya kan...?" tanya Ranvier setengah berbisik.

" Anak buaya lebih tepatnya...," sahut Arcana sambil mengangguk.

" Apaa...?!" kata Ranvier lantang hingga membuat Arcana berdecak sebal.

Rupanya saat Ranvier bicara lantang permukaan air kolam bergolak. Dan saat itu lah terlihat jelas tiga ekor buaya menggeliat lalu berenang menjauhi Arcana.

Arcana pun mengeluarkan kedua kakinya dari kolam lalu memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan Ranvier.

" Kamu telah membuat mereka takut dan pergi. Kamu harus bertanggung jawab...!" kata Arcana sambil menatap Ranvier marah.

" Aku ga sengaja. Lagian siapa suruh main sama buaya, itu kan berbahaya. Harusnya Kamu berterima kasih sama Aku karena udah menyelamatkan Kamu dari terkaman buaya...," sahut Ranvier membela diri.

" Siapa yang mau menerkam ?. Mereka baik kok. Dan selama ini mereka lah temanku. Justru Kamu yang datang dan mengganggu...!" kata Arcana lantang.

" Aku ga ganggu !. Aku ke sini karena Pak Damar memintaku untuk manggil Kamu. Kalo tau begini reaksi Kamu, udah daritadi Aku tolak...," sahut Ranvier kesal.

Perdebatan antara Ranvier dan Arcana membuat seisi rumah gempar. Bahkan Kyai dan Nyai Ranggana ikut keluar untuk menyaksikan perdebatan Ranvier dan Arcana. Tapi bukan melerai keduanya, Kyai dan Nyai Ranggana justru tersenyum melihatnya.

" Pokoknya Kamu harus tanggung jawab...!" kata Arcana.

" Ok, tanggung jawab apa ?. Kalo Aku disuruh manggil buaya-buaya itu ke sini, Aku ga mau...," sahut Ranvier.

" Ehm...!" Kyai Ranggana berdehem keras hingga membuat perdebatan Ranvier dan Arcana berakhir.

Ranvier dan Arcana pun menoleh. Mereka terkejut saat melihat Kyai dan Nyai Ranggana berada di sana. Tak hanya sang pemilik rumah, tapi juga beberapa pelayan ikut berbaris sambil menatap Ranvier dan Arcana dengan tatapan yang sulit dimengerti.

" Ayah...," panggil Arcana dengan suara tercekat.

Ranggana hanya diam lalu membalikkan tubuhnya dan masuk ke bagian dalam istana.

" Kita bisa bicarakan itu sambil sarapan ya. Ayo Arcana...," ajak Aria alias Nyai Ranggana.

" Baik Bu...," sahut Arcana lirih lalu melangkah mengikuti sang ibu.

Mau tak mau Ranvier mengekori Aria dan Arcana karena tak ingin diterkam buaya penghuni kolam.

\=\=\=\=\=

Setelah sarapan bersama, Ranvier pun bersiap meninggalkan kediaman Kyai dan Nyai Ranggana.

Saat itu Ranvier nampak telah berada di dalam mobil bersama Damar. Sedangkan Kyai Ranggana beserta anak dan istrinya nampak berdiri di teras untuk melepas kepergian Ranvier.

" Ini tasmu Ranvier...," kata istri Damar sambil menyerahkan tas milik Ranvier yang terlihat menggembung.

" Apa isinya Bu ?. Kenapa jadi besar dan lebih berat dari biasanya...?" tanya Ranvier sambil meraih penutup tas.

" Jangan dibuka sekarang...," kata Damar sambil menarik jemari Ranvier dengan lembut.

" Kenapa Pak...?" tanya Ranvier.

" Ada hadiah permintaan maaf dari Nyai untukmu. Ga sopan kan kalo dibuka langsung di depan beliau. Sekarang sebaiknya Kamu pamit biar bisa segera Saya antar...," bisik Damar di telinga Ranvier.

" Oh gitu. Makasih Nyai, makasih Kyai. Aku pulang dulu ya. Daahh...," kata Ranvier sambil melambaikan tangannya.

Kyai Ranggana beserta anak dan istrinya pun balas melambaikan tangan. Ranvier pun tersenyum lalu menoleh ke depan saat mobil mulai bergerak.

Mobil terus melaju meninggalkan kediaman keluarga Ranggana. Saat itu tak sengaja Ranvier melihat keluar jendela. Ranvier melihat banyak orang berdiri berbaris sambil menatap kearahnya seolah melepas kepergiannya sambil melambaikan tangan. Meski bingung, Ranvier pun membalas lambaian tangan mereka.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

anitha yunita

anitha yunita

masih tanda tanya

2023-03-12

2

Nurhayati

Nurhayati

aku juga pasti bingung klo berada dalam situasi kayak gitu

2023-03-07

2

IG: _anipri

IG: _anipri

kok aku bayanginnya Ranvier itu tampan plus inut ya? pokonya suka deh

2023-03-04

1

lihat semua
Episodes
1 1. Ranvier
2 2. Berbeda...
3 3. Itu Buaya Kan ?
4 4. Darimana Kamu ?
5 5. Ga Sopan
6 6. Cerita Ranvier
7 7. Anak Lelaki
8 8. Isi Tas... ?
9 9. Teman Nyentrik
10 10. Ranvier Kembali
11 11. Memutus Ikatan
12 12. Genderuwo Di Pohon Rambutan
13 13. Ranvier Harus Lulus
14 14. Kesurupan Massal
15 15. Ranvier Tau...
16 16. Ketemu Eugene
17 17. Petani Ghaib
18 18. Melanggar Pantangan
19 19. Pantangan Apa ?
20 20. Kata Daeng Payau
21 21. Hanya Doa...?
22 22. Menghukum Tissa
23 23. Siulan Ranvier
24 24. Pamali
25 25. Ada Ular...!
26 26. Ditelephon Kakek
27 27. Ranvier Pergi ?
28 28. Diculik Lagi
29 29. Iming - Iming
30 30. Sinar Keperakan
31 31. Membujuk
32 32. Khodam Penjaga ?
33 33. Makhluk Planet
34 34. Pengagum Rahasia
35 35. Bayangan Perempuan
36 36. Mimpi Buruk Maudy
37 37. Kepala Tanpa Tubuh
38 38. Yang Ranvier Lakukan
39 39. Cita-Cita Akmal
40 40. Ternyata Ranvier...
41 41. Kaki Menggantung
42 42. Jijik
43 43. Cari Tempat Lain
44 44. Tongkat Ajaib Erwin
45 45. Hantu Homreng ?
46 46. Ancaman Daeng Payau
47 47. Arwah Penasaran
48 48. Jangan Mandi Bareng !
49 49. Ranvier Yang Menghadapi
50 50. Ranvier Pergi
51 51. Api Di Kartu Undangan
52 52. Mimpi Atau Bukan ?
53 53. Decker Dan Joshua
54 54. Siapa Albert ?
55 55. Anastasya...?
56 56. Bertamu Ke Rumah Albert
57 57. Mengintai
58 58. Teman Lama
59 59. Tunggu Kabar
60 60. Berkomunikasi Dengan Albert
61 61. Histeris
62 62. Menjalankan pesan
63 63. Jalan Buntu
64 64. Akmal Ngomel
65 65. Kata Ranvier
66 66. Kali Ke Dua
67 67. Janji Erwin
68 68. Nenek Misterius
69 69. Itu Setan...?
70 70. Ketemu Erwin
71 71. Ondel - Ondel
72 72. Sosok Kecil
73 73. Bayi Mencari Ibu
74 74. Tentang Ami
75 75. Bayi Ami
76 76. Memaafkan...
77 77. Karma ?
78 78. Waktu Keramat
79 79. Yang Pamit Siapa ?
80 80. Mau Pulang Pak ?
81 81. Aini Gentayangan...?
82 82. Jadi Tumbal ?
83 83. Tumbal Istimewa
84 84. Ada Orang...
85 85. Kyai Ireng
86 86. Sumpah Kyai Ireng
87 87. Jasad Tak Dikenal
88 88. Debt Colector
89 89. Dimomong Kuntilanak
90 90. Diganggu Ummu Sibyan ?
91 91. Mencari Eugene
92 92. Aura Ga Enak
93 93. Luka Eugene
94 94. Hantu Baik
95 95. Pesona Ranvier
96 96. Kontrak Aneh
97 97. Cewek Berambut Kribo
98 98. Kena Pelet...?
99 99. Jadi Dia...
100 100. Sundel Bolong ?
101 101. Mengejar Mutiara
102 102. Menempel Terus
103 103. Jin Penghuni Bedak
104 104. Ranvier Ditagih Janji...
105 105. Pesona Arcana
106 106. Berbeda...?
107 107. Siapkan Waktu...
108 108. Patah Hati Bareng
109 109. Ijin Kakek Randu
110 110. Keluarga Kyai Ranggana
111 111. Penjelasan Arcana
112 112. Makin Terikat
113 113. Rasa Yang Salah
114 114. Pamit...
115 115. Dicomblangin
116 116. Mantan Yang Kembali
117 117. Menggelengkan Kepala
118 118. Dikenalin
119 119. Feeling Buruk
120 120. Gagasan Erwin
121 121. Sosok Lain
122 122. Ketauan Aslinya
123 124. Ide Nyeleneh Kakek
124 125. Lho Kok...?!
125 126. Siap...
126 127. Siapa Wijaya ?
127 127. Mengecoh
128 128. Pulang Ke Rumah
129 129. Serangan Ghaib
130 130. Pesan Terakhir Nada
131 131. Tali Jerami
132 132. Putus Hubungan
133 133. Terikat Jerami
134 134. Suara Di Kamar
135 135. Anaknya Wijaya
136 136. Kerasukan
137 137. Pengorbanan Ayu
138 138. Jadi Sosok Itu...
139 139. Diobati Dulu
140 140. Mantan...
141 141. Pengakuan Wijaya
142 142. Selingkuh
143 143. Kemarahan Siti
144 144. Tanda Lahir
145 145. Labirin Ghaib
146 146. Dimaafkan
147 147. Ultimatum Ranvier
148 148. Pesen Mama...
149 149. Menjatuhkan Dua Nyamuk
150 150. Perhatian
151 151. Klien Penting
152 152. Diusir
153 153. Melamar
154 154. Pesan Misterius
155 155. Siapa Zero ?
156 156. Nada Diculik
157 157. Pingitan Urung
158 158. Malu - Malu
159 159. Ranvier Pergi
160 160. Pencuri Di Kafe
161 161. Pengawal...?
162 162. Permintaan Ganesh
163 163. Memanggil
164 164. Teman Nada ?
165 165. Nama Untuk Bayi Arcana
166 166. Rusuh
167 167. Melihat Barong ?
168 168. Pulang Dulu...
169 169. Honey Moon
170 170. Berangkat
171 171. Berjuang Bersama
172 172. Kamila Yang Melengkapi
Episodes

Updated 172 Episodes

1
1. Ranvier
2
2. Berbeda...
3
3. Itu Buaya Kan ?
4
4. Darimana Kamu ?
5
5. Ga Sopan
6
6. Cerita Ranvier
7
7. Anak Lelaki
8
8. Isi Tas... ?
9
9. Teman Nyentrik
10
10. Ranvier Kembali
11
11. Memutus Ikatan
12
12. Genderuwo Di Pohon Rambutan
13
13. Ranvier Harus Lulus
14
14. Kesurupan Massal
15
15. Ranvier Tau...
16
16. Ketemu Eugene
17
17. Petani Ghaib
18
18. Melanggar Pantangan
19
19. Pantangan Apa ?
20
20. Kata Daeng Payau
21
21. Hanya Doa...?
22
22. Menghukum Tissa
23
23. Siulan Ranvier
24
24. Pamali
25
25. Ada Ular...!
26
26. Ditelephon Kakek
27
27. Ranvier Pergi ?
28
28. Diculik Lagi
29
29. Iming - Iming
30
30. Sinar Keperakan
31
31. Membujuk
32
32. Khodam Penjaga ?
33
33. Makhluk Planet
34
34. Pengagum Rahasia
35
35. Bayangan Perempuan
36
36. Mimpi Buruk Maudy
37
37. Kepala Tanpa Tubuh
38
38. Yang Ranvier Lakukan
39
39. Cita-Cita Akmal
40
40. Ternyata Ranvier...
41
41. Kaki Menggantung
42
42. Jijik
43
43. Cari Tempat Lain
44
44. Tongkat Ajaib Erwin
45
45. Hantu Homreng ?
46
46. Ancaman Daeng Payau
47
47. Arwah Penasaran
48
48. Jangan Mandi Bareng !
49
49. Ranvier Yang Menghadapi
50
50. Ranvier Pergi
51
51. Api Di Kartu Undangan
52
52. Mimpi Atau Bukan ?
53
53. Decker Dan Joshua
54
54. Siapa Albert ?
55
55. Anastasya...?
56
56. Bertamu Ke Rumah Albert
57
57. Mengintai
58
58. Teman Lama
59
59. Tunggu Kabar
60
60. Berkomunikasi Dengan Albert
61
61. Histeris
62
62. Menjalankan pesan
63
63. Jalan Buntu
64
64. Akmal Ngomel
65
65. Kata Ranvier
66
66. Kali Ke Dua
67
67. Janji Erwin
68
68. Nenek Misterius
69
69. Itu Setan...?
70
70. Ketemu Erwin
71
71. Ondel - Ondel
72
72. Sosok Kecil
73
73. Bayi Mencari Ibu
74
74. Tentang Ami
75
75. Bayi Ami
76
76. Memaafkan...
77
77. Karma ?
78
78. Waktu Keramat
79
79. Yang Pamit Siapa ?
80
80. Mau Pulang Pak ?
81
81. Aini Gentayangan...?
82
82. Jadi Tumbal ?
83
83. Tumbal Istimewa
84
84. Ada Orang...
85
85. Kyai Ireng
86
86. Sumpah Kyai Ireng
87
87. Jasad Tak Dikenal
88
88. Debt Colector
89
89. Dimomong Kuntilanak
90
90. Diganggu Ummu Sibyan ?
91
91. Mencari Eugene
92
92. Aura Ga Enak
93
93. Luka Eugene
94
94. Hantu Baik
95
95. Pesona Ranvier
96
96. Kontrak Aneh
97
97. Cewek Berambut Kribo
98
98. Kena Pelet...?
99
99. Jadi Dia...
100
100. Sundel Bolong ?
101
101. Mengejar Mutiara
102
102. Menempel Terus
103
103. Jin Penghuni Bedak
104
104. Ranvier Ditagih Janji...
105
105. Pesona Arcana
106
106. Berbeda...?
107
107. Siapkan Waktu...
108
108. Patah Hati Bareng
109
109. Ijin Kakek Randu
110
110. Keluarga Kyai Ranggana
111
111. Penjelasan Arcana
112
112. Makin Terikat
113
113. Rasa Yang Salah
114
114. Pamit...
115
115. Dicomblangin
116
116. Mantan Yang Kembali
117
117. Menggelengkan Kepala
118
118. Dikenalin
119
119. Feeling Buruk
120
120. Gagasan Erwin
121
121. Sosok Lain
122
122. Ketauan Aslinya
123
124. Ide Nyeleneh Kakek
124
125. Lho Kok...?!
125
126. Siap...
126
127. Siapa Wijaya ?
127
127. Mengecoh
128
128. Pulang Ke Rumah
129
129. Serangan Ghaib
130
130. Pesan Terakhir Nada
131
131. Tali Jerami
132
132. Putus Hubungan
133
133. Terikat Jerami
134
134. Suara Di Kamar
135
135. Anaknya Wijaya
136
136. Kerasukan
137
137. Pengorbanan Ayu
138
138. Jadi Sosok Itu...
139
139. Diobati Dulu
140
140. Mantan...
141
141. Pengakuan Wijaya
142
142. Selingkuh
143
143. Kemarahan Siti
144
144. Tanda Lahir
145
145. Labirin Ghaib
146
146. Dimaafkan
147
147. Ultimatum Ranvier
148
148. Pesen Mama...
149
149. Menjatuhkan Dua Nyamuk
150
150. Perhatian
151
151. Klien Penting
152
152. Diusir
153
153. Melamar
154
154. Pesan Misterius
155
155. Siapa Zero ?
156
156. Nada Diculik
157
157. Pingitan Urung
158
158. Malu - Malu
159
159. Ranvier Pergi
160
160. Pencuri Di Kafe
161
161. Pengawal...?
162
162. Permintaan Ganesh
163
163. Memanggil
164
164. Teman Nada ?
165
165. Nama Untuk Bayi Arcana
166
166. Rusuh
167
167. Melihat Barong ?
168
168. Pulang Dulu...
169
169. Honey Moon
170
170. Berangkat
171
171. Berjuang Bersama
172
172. Kamila Yang Melengkapi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!