Ranvier masih berdiri mengamati sang bidan yang nampak terus bicara seolah sedang mengarahkan seseorang untuk mengejan.
" Ikuti Saya ya Bu. Ambil nafas dan hembuskan. Ya, betul begitu. Nanti di hitungan ke tiga, Ibu langsung mengejan yang kuat. Siap ya...," kata sang bidan sambil merapikan daun-daun rambutan kering yang berserakan di tanah seolah sedang merapikan kain atau selimut.
Tubuh Ranvier menegang saat sang bidan mulai menghitung. Dan saat hitungan ketiga, sesuatu yang mengejutkan pun terjadi.
Pohon rambutan itu mendadak bergerak kencang padahal tak ada angin atau apa pun yang menggerakkan. Kemudian tangan sang bidan pun tiba-tiba dikotori cairan berwarna merah yang diyakini Ranvier sebagai darah.
" Alhamdulillah bayinya udah lahir ya Bu. Laki-laki, sehat dan sempurna...," kata sang bidan sambil tersenyum puas.
Kemudian Bidan itu nampak melakukan sesuatu yang tak dimengerti oleh Ranvier tapi dipahami oleh Daeng Payau.
Saat itu Daeng Payau melihat bidan itu tengah membasuh bayi genderuwo itu dengan kain yang entah diperoleh darimana. Daeng Payau juga bisa melihat bidan itu menggendong sosok bayi mirip kera di tangan kirinya sambil terus melakukan sesuatu.
Setelah menyelesaikan tugasnya, bidan itu nampak bergegas pamit karena merasa khawatir akan turun hujan.
" Kalo gitu Saya permisi. Jangan lupa obatnya ya Pak...," pamit sang bidan sambil melangkah cepat.
Daeng Payau pun menepuk bahu Ranvier hingga remaja itu terkejut lalu menoleh kearahnya.
" Ada apa Paman...?" tanya Ranvier.
" Apa Kamu melihat sesuatu Vier...?" tanya Daeng Payau.
" Ga begitu jelas sih, tapi Aku ngeliat seorang lelaki bertubuh besar di sana. Aku juga sempat ngeliat sosok wanita yang berbaring di atas tempat tidur. Keliatannya wanita itu adalah orang yang tadi melahirkan Paman. Wanita itu cantik, lelakinya juga tampan. Pasti bayi mereka juga tampan. Tapi kenapa Paman bilang mereka adalah sepasang genderuwo berwujud seram ?. Padahal menurutku sosok mereka ga mirip genderuwo sama sekali...," kata Ranvier.
Ucapan Ranvier membuat Daeng Payau tersenyum. Ia menggamit tangan Ranvier lalu membawanya masuk ke dalam rumah. Setelah Ranvier duduk, baru lah Daeng Payau menjelaskan semuanya.
" Wujud yang Kamu liat adalah wujud lain dari genderuwo itu Ranvier. Bayangkan kalo mereka tampil dengan wujud aslinya, sudah tentu bidan tadi lari terbirit-birit. Jangan kan membantu persalinan, melihat wujud mereka aja bidan itu dijamin langsung pingsan...," kata Daeng Payau.
" Oh gitu. Apa itu juga berlaku sama apa yang Aku liat di negeri nya Arcana Paman...?" tanya Ranvier.
Pertanyaan Ranvier membuat Daeng Payau mengerutkan keningnya.
" Kenapa Kamu tiba-tiba nanya kaya gitu Ranvier ?. Apa mereka masih datang mengganggumu...?" tanya Daeng Payau.
" Sejak awal mereka ga pernah mengganggu Aku Paman. Cuma Kakek, Paman dan Ustadz Rahman aja yang keukeuh bilang kalo mereka pengganggu...," sahut Ranvier.
" Terus kenapa Kamu membandingkan peristiwa sekarang sama peristiwa saat Kamu masuk ke dimensi lain...?" tanya Daeng Payau.
" Aku ingat sama mereka karena melihat bidan itu tadi. Aku penasaran bagaimana reaksi bidan itu saat tau yang ia bantu bersalin tadi bukan manusia tapi genderuwo. Gitu Paman...," kata Ranvier.
" Oh itu. Kamu bisa dengar beritanya besok atau lusa Vier...," sahut Daeng Payau sambil tersenyum penuh makna.
" Kenapa harus nunggu besok atau lusa Paman...?" tanya Ranvier tak mengerti.
" Karena semua efek mistis yang dirasakan sang bidan akan lenyap saat matahari terbit besok. Sekarang Aku yakin Bidan itu justru sedang asyik mengagumi uang pemberian si genderuwo yang dimatanya pasti terlihat banyak itu...," sahut Daeng Payau cepat.
" Jadi uang yang tadi dikasih akan berubah jadi daun persis kaya di film-film itu Paman...?" tanya Ranvier tak percaya.
" Persis. Tapi kalo genderuwo itu memberi bayaran dalam bentuk lain, justru itu bisa berubah jadi benda berharga di dunia nyata. Yah seperti emas atau berlian gitu lah...," sahut Daeng Payau sambil tersenyum.
" Ga usah nunggu besok Aku juga tau apa yang bakal terjadi sama Bidan itu Paman...," sela Tomi tiba-tiba.
" Jangan sok tau deh Bang. Emangnya apa yang bakal terjadi sama Bidan itu...?" tanya Ranvier.
" Besok bidan itu baru sadar kalo yang dia tolong bukan manusia saat dia mencari tau jati diri keluarga itu. Nah, pas dia nanya sama warga di sekitar sini, dia ga bakal nemuin nama atau rumah yang dimaksud. Nah saat dia sadar, uang atau benda yang dijadikan alat pembayaran jasanya bakal berubah jadi sesuatu. Gitu kan Paman...?" tanya Tomi yakin.
" Iya...," sahut Daeng Payau membenarkan ucapan Tomi hingga membuat Ranvier membulatkan mata saking takjubnya.
Malam itu Ranvier mendapat satu lagi 'pelajaran baru'. Ia tersenyum karena perlahan mulai bisa memahami dunia ghaib dan lika-likunya.
\=\=\=\=\=
Ranvier pun lulus dari SMP dengan nilai pas-pasan. Itu pun Ranvier harus melalui beberapa test yang dilakukan empat mata oleh tiap guru di semua mata pelajaran.
Dan demi kelulusan cucu semata wayangnya itu Randu rela merogoh dalam koceknya. Randu memberi sekedar uang saku pada semua guru agar cucunya bisa 'diluluskan' meski dengan nilai yang mepet.
" Aku ga mau sekolah di sana lagi Kek. Aku bosan...," kata Randu saat sang Kakek mengatakan dirinya dinyatakan gagal dalam ujian kelulusan.
" Terus mau Kamu apa Ranvier...?" tanya Randu dengan sabar.
" Kalo Aku pindah sekolah dan mengulang di kelas tiga itu juga percuma. Aku mau sekolah setingkat SMA Kek. Gapapa jauh dan di luar kota...," sahut Ranvier.
" Sekolah setingkat SMA yang jauh di luar kota itu sekolah apa Ranvier...?" tanya Kakek Randu tak mengerti.
Ranvier pun membisu karena ia juga tak tahu apa-apa tentang sekolah. Tiba-tiba Krisna menyela pembicaraan dan mengusulkan sebuah ide.
" Banyak sekolah kejuruan yang bisa Kamu ambil Mas. Saya bisa bantu cari nanti. Atau kalo Kamu mau, Kamu bisa sekolah di pesantren. Selain untuk menambah wawasan dalam bidang ilmu keagamaan, Kamu juga bisa belajar akhlak budi pekerti di sana...," kata Krisna.
" Belajar akhlak dan budi pekerti. Jadi menurut Pak Kris Aku ini ga punya akhlak dan tata krama...?" tanya Ranvier.
" Iya. Makanya Mas Ranvier perlu bimbingan khusus dan tempat yang bisa mempraktekkan langsung ilmu yang didapat. Dan Saya pikir pesantren adalah tempat yang cocok...," sahut Krisna.
Ucapan Krisna membuat Ranvier kesal sedangkan sang Kakek nampak tersenyum simpul.
" Tapi Aku ga mau masuk pesantren Kek...," kata Ranvier sambil menatap sang Kakek.
" Biar Kakek pikirkan nanti. Sekarang tugas Kamu belajar supaya bisa mengerjakan soal yang bakal diberikan oleh gurumu di ujian susulan nanti...," kata Kakek Randu.
" Kenapa masih harus belajar Kek ?. Bukannya Aku udah dijamin lulus karena Kakek udah ngasih sesuatu sama mereka...?" tanya Ranvier.
" Itu betul. Tapi setidaknya Kamu bisa kan menjaga nama baik para guru yang telah membantumu itu ?. Mereka juga ga mau nama mereka rusak di depan murid lainnya gara-gara ketauan membantumu lulus ujian. Setidaknya Kamu bisa menunjukkan pada mereka semua bahwa Kamu juga berusaha untuk lulus...," kata Kakek Randu.
Ranvier pun mengangguk pasrah. Ia memang mengikuti ujian lagi seperti seharusnya supaya kelulusannya nanti tak diragukan oleh semua siswa.
Dan di hari kelulusan itu terjadi sebuah peristiwa di luar nalar yang menggemparkan semua siswa dan guru.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
💎hart👑
kejadian apa lagi tuh
2023-03-15
1
Nurhayati
ada apa ya...
2023-03-08
1
Siti komalasari
kayaknya bakal jadi temen tidurnya daeng payau nih...
2023-02-25
1