7. Anak Lelaki

Setelah dua hari dirawat di Rumah Sakit, Kakek Randu dinyatakan pulih dan diperbolehkan pulang ke rumah.

Ranvier yang terus menemani sang Kakek pun tampak antusias mendampingi. Senyum terus menghias wajahnya pertanda ia sangat gembira hari itu.

Krisna masuk ke dalam kamar setelah menyelesaikan semua administrasi yang berkaitan dengan tuannya.

" Apa Kita bisa pulang sekarang Kris...?" tanya Kakek Randu.

" Iya Tuan. Mari Saya bantu...," sahut Krisna sambil memapah Kakek Randu untuk duduk di kursi roda.

" Aku aja yang dorong kursinya Pak Kris...," pinta Ranvier.

" Iya Mas...," sahut Krisna sambil menepi.

Kemudian Ranvier mendorong kursi roda itu perlahan. Saat tiba di parkiran tampak Tomi berdiri menyambut.

" Senang melihat Tuan sembuh dan fresh kaya gini...," kata Tomi sambil tersenyum.

" Tapi Aku ga sakit Tom, Aku cuma kurang tidur. Selama di sini Aku dikasih obat sampe tidur hampir sepanjang waktu. Itu sebabnya sekarang Aku terlihat lebih fresh...," sahut Kakek Randu.

" Iya Tuan. Oh iya, Ustadz Rahman udah nunggu di rumah Tuan...," kata Tomi sambil membantu Kakek Randu duduk di dalam mobil.

" Bagus. Kita pulang sekarang Tom. Aku ga sabar menuntaskan urusan Ranvier...," kata Kakek Randu.

" Baik Tuan...," sahut Tomi lalu bergegas menutup pintu mobil.

Tak lama kemudian mobil terlihat melaju meninggalkan Rumah Sakit.

\=\=\=\=\=

Semua orang nampak antusias menyambut kepulangan Kakek Randu. Mbok Rah bahkan menitikkan air mata melihat sang tuan dipapah masuk ke dalam rumah karena enggan menggunakan kursi roda.

" Aku sehat, kenapa harus pake kursi roda. Bantu Aku jalan aja biar tubuhku ga manja...," pinta Kakek Randu.

Tomi bergegas membantu dan memapah sang tuan hingga masuk ke dalam rumah. Ustadz Rahman nampak tersenyum menyaksikan sikap keras kepala sang tuan rumah.

" Like father like son banget sih Pak Randu ini...," gumam ustadz Rahman sambil menggelengkan kepala.

" Betul Ustadz, sebelas dua belas sama Raka...," sahut Krisna setengah berbisik hingga membuat ustadz Rahman tertawa.

Bukan tanpa alasan ustadz Rahman tertawa. Raka yang mereka bicarakan adalah anak Kakek Randu yang merupakan ayah kandung Ranvier. Ustadz Rahman dan Krisna sangat mengenal Raka karena mereka adalah teman sepermainan sejak kecil.

Raka memiliki sifat dan watak yang mirip dengan ayahnya, keras kepala dan pemberontak.

Raka adalah anak laki-laki tunggal dari empat bersaudara. Tiga saudari Raka berasal dari ibu yang berbeda karena Randu menikah dengan ibu Raka saat masih memiliki Istri dan anak.

Raka tumbuh dewasa dalam limpahan kasih sayang dan materi dari Randu yang memang menginginkan anak laki-laki. Sudah bisa dipastikan itu menimbulkan rasa iri pada ibu tiri dan ketiga kakak tirinya. Apalagi Randu memilih menghabiskan sisa umurnya bersama Raka dan ibunya daripada tinggal bersama istri pertama dan anak-anaknya.

Terdengar tak adil memang. Tapi Randu melakukannya bukan tanpa alasan.

Saat ketiga saudari Raka tumbuh dewasa, mereka mulai berani menuntut pada sang ayah. Selain menuntut kasih sayang, mereka juga menuntut harta warisan sang ayah. Tentu saja itu membuat Randu murka.

" Bisa-bisanya Kalian menuntut harta warisan di saat Aku masih hidup dan sehat. Apa Kalian menyumpahi Aku supaya cepat mati...?!" tanya Randu lantang.

" Bukan begitu Yah. Kami cuma berjaga-jaga. Ayah kan punya istri dan anak lain selain Kami. Siapa tau Ayah khilaf dan melupakan hak Kami lalu membiarkan harta peninggalan Ayah dimiliki oleh mereka...," sahut si sulung.

" Astaghfirullah aladziim. Raka dan Ibunya ga serakah sama hartaku. Jadi Kalian ga perlu khawatir...," kata Randu sambil menggelengkan kepala.

" Sekarang emang gitu, tapi mana Kita tau yang terjadi nanti...," sahut anak kedua dengan ketus.

" Jadi Kalian mencurigai Raka dan Ibunya. Asala Kalian tau, mereka ga bakal merampas sesuatu yang bukan miliknya...!" kata Randu sambil melotot.

" Terus apa namanya wanita yang mau menikahi pria beristri dan beranak tiga. Apa itu bukan merampas kebahagiaan keluarga Kita namanya...," sindir si bungsu.

" Kalo Kamu ga paham apa yang Kamu omongin, lebih baik diam dan jangan bicara...," kata Randu tegas.

" Aku bukan anak kecil Yah. Aku paham apa yang terjadi. Sejak Ayah menikahi wanita ini, Ayah ga peduli lagi sama Kami...!" kata si bungsu sambil menitikkan air mata.

" Siapa bilang Aku ga peduli. Aku tetap mengirim uang untuk Kalian...," sahut Randu cepat.

" Tapi bukan cuma uang yang Kami butuhkan, Kami juga butuh kasih sayang Ayah...!" kata ketiga saudari Raka bersamaan.

" Ada yang bisa memberikan kasih sayang yang Kalian butuhkan tapi bukan Aku. Sebaiknya Kalian pulang dan jangan mengacau di sini. Raka lagi sakit dan butuh ketenangan...," kata Randu.

" Kami mau pulang kalo Ayah sudah memberikan hak Kami...!" bantah si sulung hingga membuat amarah Randu yang sempat padam kembali tersulut.

" Hak apa yang Kalian maksud ?. Hartaku ?. Semua itu bukan hak Kalian tapi hak Raka...!" sahut Randu lantang.

" Tapi Kami kan juga anak Ayah. Dan Kami lebih dulu lahir daripada Raka. Apa karena Kami perempuan jadi Ayah ga mau memberi hak Kami ?. Padahal dalam agama jelas diatur tentang pembagian waris untuk anak perempuan dan anak laki-laki, walau ga sama tapi Kami terima kok...!" kata si sulung.

" Kami ga minta lebih Yah. Sesuai aturan agama aja...," sela anak kedua menambahkan.

" Tapi kalo Ayah mau ngasih lebih sih Kami terima...," kata si bungsu cepat.

" Jadi Kalian mau pembagian harta warisan dibagikan di saat orang yang memiliki harta itu masih hidup ?. Bukan kah itu bertentangan dengan agama...?" tanya Randu sambil menatap ketiga wanita belia di hadapannya itu bergantian.

" Kami hanya ingin mengantisipasi supaya Kami ga dizholimi nanti...," sahut si sulung.

" Siapa yang Kalian maksud akan menzolimi Kalian...?" tanya Randu.

" Ayah pasti paham maksud Kami, jadi ga usah diperjelas lah...," sahut si sulung sambil melengos.

Ucapan si sulung membuat Randu menggelengkan kepala dan tersenyum kecut.

" Jadi gimana Yah...?" tanya si bungsu tak sabar.

" Kalian ingin semua dibagi sesuai aturan agama...?" tanya Randu.

" Iya...," sahut ketiga wanita belia itu bersamaan.

" Baik. Kalian tunggu sebentar...," kata Randu lalu bangkit dari duduknya.

Randu nampak berjalan kearah meja kerjanya. Ia meraih telephon dan mulai menghubungi seseorang. Tiga wanita belia itu saling menatap sambil tersenyum saat mendengar Randu menyebut nama seseorang yang mereka kenali sebagai pengacara pribadi keluarga.

" Iya, segera ke sini. Jangan lupa bawa semua berkas yang diperlukan. Saya mau semua clear hari ini...," kata Randu sambil melirik kearah tiga tamunya itu.

Randu pun mengakhiri pembicaraannya dengan sang pengacara kemudian kembali mendekati ketiga tamunya. Tak lama berselang Randu dan ketiga tamunya menoleh kearah pintu yang terbuka dan memperlihatkan sosok sang pengacara.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

anitha yunita

anitha yunita

wow

2023-03-13

2

Siti komalasari

Siti komalasari

lanjut kak

2023-02-25

2

uutarum

uutarum

jangan2 bkn anaknya

2023-02-22

3

lihat semua
Episodes
1 1. Ranvier
2 2. Berbeda...
3 3. Itu Buaya Kan ?
4 4. Darimana Kamu ?
5 5. Ga Sopan
6 6. Cerita Ranvier
7 7. Anak Lelaki
8 8. Isi Tas... ?
9 9. Teman Nyentrik
10 10. Ranvier Kembali
11 11. Memutus Ikatan
12 12. Genderuwo Di Pohon Rambutan
13 13. Ranvier Harus Lulus
14 14. Kesurupan Massal
15 15. Ranvier Tau...
16 16. Ketemu Eugene
17 17. Petani Ghaib
18 18. Melanggar Pantangan
19 19. Pantangan Apa ?
20 20. Kata Daeng Payau
21 21. Hanya Doa...?
22 22. Menghukum Tissa
23 23. Siulan Ranvier
24 24. Pamali
25 25. Ada Ular...!
26 26. Ditelephon Kakek
27 27. Ranvier Pergi ?
28 28. Diculik Lagi
29 29. Iming - Iming
30 30. Sinar Keperakan
31 31. Membujuk
32 32. Khodam Penjaga ?
33 33. Makhluk Planet
34 34. Pengagum Rahasia
35 35. Bayangan Perempuan
36 36. Mimpi Buruk Maudy
37 37. Kepala Tanpa Tubuh
38 38. Yang Ranvier Lakukan
39 39. Cita-Cita Akmal
40 40. Ternyata Ranvier...
41 41. Kaki Menggantung
42 42. Jijik
43 43. Cari Tempat Lain
44 44. Tongkat Ajaib Erwin
45 45. Hantu Homreng ?
46 46. Ancaman Daeng Payau
47 47. Arwah Penasaran
48 48. Jangan Mandi Bareng !
49 49. Ranvier Yang Menghadapi
50 50. Ranvier Pergi
51 51. Api Di Kartu Undangan
52 52. Mimpi Atau Bukan ?
53 53. Decker Dan Joshua
54 54. Siapa Albert ?
55 55. Anastasya...?
56 56. Bertamu Ke Rumah Albert
57 57. Mengintai
58 58. Teman Lama
59 59. Tunggu Kabar
60 60. Berkomunikasi Dengan Albert
61 61. Histeris
62 62. Menjalankan pesan
63 63. Jalan Buntu
64 64. Akmal Ngomel
65 65. Kata Ranvier
66 66. Kali Ke Dua
67 67. Janji Erwin
68 68. Nenek Misterius
69 69. Itu Setan...?
70 70. Ketemu Erwin
71 71. Ondel - Ondel
72 72. Sosok Kecil
73 73. Bayi Mencari Ibu
74 74. Tentang Ami
75 75. Bayi Ami
76 76. Memaafkan...
77 77. Karma ?
78 78. Waktu Keramat
79 79. Yang Pamit Siapa ?
80 80. Mau Pulang Pak ?
81 81. Aini Gentayangan...?
82 82. Jadi Tumbal ?
83 83. Tumbal Istimewa
84 84. Ada Orang...
85 85. Kyai Ireng
86 86. Sumpah Kyai Ireng
87 87. Jasad Tak Dikenal
88 88. Debt Colector
89 89. Dimomong Kuntilanak
90 90. Diganggu Ummu Sibyan ?
91 91. Mencari Eugene
92 92. Aura Ga Enak
93 93. Luka Eugene
94 94. Hantu Baik
95 95. Pesona Ranvier
96 96. Kontrak Aneh
97 97. Cewek Berambut Kribo
98 98. Kena Pelet...?
99 99. Jadi Dia...
100 100. Sundel Bolong ?
101 101. Mengejar Mutiara
102 102. Menempel Terus
103 103. Jin Penghuni Bedak
104 104. Ranvier Ditagih Janji...
105 105. Pesona Arcana
106 106. Berbeda...?
107 107. Siapkan Waktu...
108 108. Patah Hati Bareng
109 109. Ijin Kakek Randu
110 110. Keluarga Kyai Ranggana
111 111. Penjelasan Arcana
112 112. Makin Terikat
113 113. Rasa Yang Salah
114 114. Pamit...
115 115. Dicomblangin
116 116. Mantan Yang Kembali
117 117. Menggelengkan Kepala
118 118. Dikenalin
119 119. Feeling Buruk
120 120. Gagasan Erwin
121 121. Sosok Lain
122 122. Ketauan Aslinya
123 124. Ide Nyeleneh Kakek
124 125. Lho Kok...?!
125 126. Siap...
126 127. Siapa Wijaya ?
127 127. Mengecoh
128 128. Pulang Ke Rumah
129 129. Serangan Ghaib
130 130. Pesan Terakhir Nada
131 131. Tali Jerami
132 132. Putus Hubungan
133 133. Terikat Jerami
134 134. Suara Di Kamar
135 135. Anaknya Wijaya
136 136. Kerasukan
137 137. Pengorbanan Ayu
138 138. Jadi Sosok Itu...
139 139. Diobati Dulu
140 140. Mantan...
141 141. Pengakuan Wijaya
142 142. Selingkuh
143 143. Kemarahan Siti
144 144. Tanda Lahir
145 145. Labirin Ghaib
146 146. Dimaafkan
147 147. Ultimatum Ranvier
148 148. Pesen Mama...
149 149. Menjatuhkan Dua Nyamuk
150 150. Perhatian
151 151. Klien Penting
152 152. Diusir
153 153. Melamar
154 154. Pesan Misterius
155 155. Siapa Zero ?
156 156. Nada Diculik
157 157. Pingitan Urung
158 158. Malu - Malu
159 159. Ranvier Pergi
160 160. Pencuri Di Kafe
161 161. Pengawal...?
162 162. Permintaan Ganesh
163 163. Memanggil
164 164. Teman Nada ?
165 165. Nama Untuk Bayi Arcana
166 166. Rusuh
167 167. Melihat Barong ?
168 168. Pulang Dulu...
169 169. Honey Moon
170 170. Berangkat
171 171. Berjuang Bersama
172 172. Kamila Yang Melengkapi
Episodes

Updated 172 Episodes

1
1. Ranvier
2
2. Berbeda...
3
3. Itu Buaya Kan ?
4
4. Darimana Kamu ?
5
5. Ga Sopan
6
6. Cerita Ranvier
7
7. Anak Lelaki
8
8. Isi Tas... ?
9
9. Teman Nyentrik
10
10. Ranvier Kembali
11
11. Memutus Ikatan
12
12. Genderuwo Di Pohon Rambutan
13
13. Ranvier Harus Lulus
14
14. Kesurupan Massal
15
15. Ranvier Tau...
16
16. Ketemu Eugene
17
17. Petani Ghaib
18
18. Melanggar Pantangan
19
19. Pantangan Apa ?
20
20. Kata Daeng Payau
21
21. Hanya Doa...?
22
22. Menghukum Tissa
23
23. Siulan Ranvier
24
24. Pamali
25
25. Ada Ular...!
26
26. Ditelephon Kakek
27
27. Ranvier Pergi ?
28
28. Diculik Lagi
29
29. Iming - Iming
30
30. Sinar Keperakan
31
31. Membujuk
32
32. Khodam Penjaga ?
33
33. Makhluk Planet
34
34. Pengagum Rahasia
35
35. Bayangan Perempuan
36
36. Mimpi Buruk Maudy
37
37. Kepala Tanpa Tubuh
38
38. Yang Ranvier Lakukan
39
39. Cita-Cita Akmal
40
40. Ternyata Ranvier...
41
41. Kaki Menggantung
42
42. Jijik
43
43. Cari Tempat Lain
44
44. Tongkat Ajaib Erwin
45
45. Hantu Homreng ?
46
46. Ancaman Daeng Payau
47
47. Arwah Penasaran
48
48. Jangan Mandi Bareng !
49
49. Ranvier Yang Menghadapi
50
50. Ranvier Pergi
51
51. Api Di Kartu Undangan
52
52. Mimpi Atau Bukan ?
53
53. Decker Dan Joshua
54
54. Siapa Albert ?
55
55. Anastasya...?
56
56. Bertamu Ke Rumah Albert
57
57. Mengintai
58
58. Teman Lama
59
59. Tunggu Kabar
60
60. Berkomunikasi Dengan Albert
61
61. Histeris
62
62. Menjalankan pesan
63
63. Jalan Buntu
64
64. Akmal Ngomel
65
65. Kata Ranvier
66
66. Kali Ke Dua
67
67. Janji Erwin
68
68. Nenek Misterius
69
69. Itu Setan...?
70
70. Ketemu Erwin
71
71. Ondel - Ondel
72
72. Sosok Kecil
73
73. Bayi Mencari Ibu
74
74. Tentang Ami
75
75. Bayi Ami
76
76. Memaafkan...
77
77. Karma ?
78
78. Waktu Keramat
79
79. Yang Pamit Siapa ?
80
80. Mau Pulang Pak ?
81
81. Aini Gentayangan...?
82
82. Jadi Tumbal ?
83
83. Tumbal Istimewa
84
84. Ada Orang...
85
85. Kyai Ireng
86
86. Sumpah Kyai Ireng
87
87. Jasad Tak Dikenal
88
88. Debt Colector
89
89. Dimomong Kuntilanak
90
90. Diganggu Ummu Sibyan ?
91
91. Mencari Eugene
92
92. Aura Ga Enak
93
93. Luka Eugene
94
94. Hantu Baik
95
95. Pesona Ranvier
96
96. Kontrak Aneh
97
97. Cewek Berambut Kribo
98
98. Kena Pelet...?
99
99. Jadi Dia...
100
100. Sundel Bolong ?
101
101. Mengejar Mutiara
102
102. Menempel Terus
103
103. Jin Penghuni Bedak
104
104. Ranvier Ditagih Janji...
105
105. Pesona Arcana
106
106. Berbeda...?
107
107. Siapkan Waktu...
108
108. Patah Hati Bareng
109
109. Ijin Kakek Randu
110
110. Keluarga Kyai Ranggana
111
111. Penjelasan Arcana
112
112. Makin Terikat
113
113. Rasa Yang Salah
114
114. Pamit...
115
115. Dicomblangin
116
116. Mantan Yang Kembali
117
117. Menggelengkan Kepala
118
118. Dikenalin
119
119. Feeling Buruk
120
120. Gagasan Erwin
121
121. Sosok Lain
122
122. Ketauan Aslinya
123
124. Ide Nyeleneh Kakek
124
125. Lho Kok...?!
125
126. Siap...
126
127. Siapa Wijaya ?
127
127. Mengecoh
128
128. Pulang Ke Rumah
129
129. Serangan Ghaib
130
130. Pesan Terakhir Nada
131
131. Tali Jerami
132
132. Putus Hubungan
133
133. Terikat Jerami
134
134. Suara Di Kamar
135
135. Anaknya Wijaya
136
136. Kerasukan
137
137. Pengorbanan Ayu
138
138. Jadi Sosok Itu...
139
139. Diobati Dulu
140
140. Mantan...
141
141. Pengakuan Wijaya
142
142. Selingkuh
143
143. Kemarahan Siti
144
144. Tanda Lahir
145
145. Labirin Ghaib
146
146. Dimaafkan
147
147. Ultimatum Ranvier
148
148. Pesen Mama...
149
149. Menjatuhkan Dua Nyamuk
150
150. Perhatian
151
151. Klien Penting
152
152. Diusir
153
153. Melamar
154
154. Pesan Misterius
155
155. Siapa Zero ?
156
156. Nada Diculik
157
157. Pingitan Urung
158
158. Malu - Malu
159
159. Ranvier Pergi
160
160. Pencuri Di Kafe
161
161. Pengawal...?
162
162. Permintaan Ganesh
163
163. Memanggil
164
164. Teman Nada ?
165
165. Nama Untuk Bayi Arcana
166
166. Rusuh
167
167. Melihat Barong ?
168
168. Pulang Dulu...
169
169. Honey Moon
170
170. Berangkat
171
171. Berjuang Bersama
172
172. Kamila Yang Melengkapi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!