9. Teman Nyentrik

Ustadz Rahman nampak bangkit dari duduknya lalu melangkah perlahan mengelilingi ruangan. Mulutnya nampak melafazkan dzikir panjang hingga membuat suasana terasa mencekam.

" Ada apa Pak Kris...?" tanya Ranvier setengah berbisik.

" Saya juga ga tau Mas...," sahut Krisna sambil menggelengkan kepala.

Sesaat kemudian pertanyaan Ranvier pun terwakili oleh sang Kakek.

" Ada apa Rahman ?. Jangan berputar terus, Kamu bikin kepalaku tambah pusing tau...!" kata Kakek Randu dengan lantang.

Bukan tersinggung dengan ucapan Kakek Randu, ustadz Rahman justru tersenyum mendengar protesnya.

" Bukan apa-apa Pak. Saya hanya lagi mengamati ruangan ini sambil mencari tau hubungan semuanya dengan benda keramat itu...," kata ustadz Rahman.

" Apa benda itu membawa pengaruh negatif...?" tanya Kakek Randu.

" Saat ini belum...," sahut ustadz Rahman cepat.

" Itu artinya suatu saat benda itu bakal membawa pengaruh buruk untuk Ranvier...?" tanya Kakek Randu cemas.

" Bisa iya bisa ga Pak...," sahut ustadz Rahman.

" Jangan berputar-putar Rahman...!" kata Kakek Rahman gusar.

" Sabar Tuan, ingat lho Tuan kan baru aja pulang dari Rumah Sakit..., " bisik Krisna mengingatkan sambil menyentuh pundak Kakek Randu.

" Kamu juga. Dibilang jangan manggil Tuan, tapi masih aja manggil Tuan. Kalo kaya gini jelas aja bikin tekanan darahku naik. Kenapa Kalian berdua gemar sekali membuatku marah...?!" kata Kakek Randu sambil menatap kesal kearah Krisna.

Ucapan Kakek Randu mau tak mau kembali membuat ustadz Rahman tertawa, sedangkan Krisna nampak menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil meringis.

Ranvier pun maju untuk menenangkan sang Kakek. Mendapat perlakuan lembut dari cucu semata wayangnya membuat Kakek Randu luluh dan tersenyum.

" Kakek jangan marah lagi ya. Coba dengerin dulu apa kata Ustadz Rahman...," bujuk Ranvier.

" Iya...," sahut Kakek Randu sambil tersenyum.

" Dan Pak Krisna, tolong turutin permintaan Kakek ya. Kakek tuh ga suka dipanggil Tuan. Jadi sebaiknya Pak Krisna manggil Bapak aja sama kaya Ustadz Rahman...," kata Ranvier.

Ucapan Ranvier membuat Kakek Randu tersenyum bangga walau itu mengejutkan Krisna dan ustadz Rahman.

" Tapi Mas...," ucapan Krisna terputus karena Ranvier memotong cepat.

" Ga pake tapi Pak Kris. Kalo boleh jujur Saya juga keberatan dipanggil Mas. Tapi Saya masih bisa sabar karena Saya suka dengernya. Tapi khusus untuk Kakek, Pak Kris harus belajar mengubah panggilan mulai sekarang..., " kata Ranvier tegas.

" Gimana Pak Krisna, ga sulit kok. Lagian almarhum Raka pasti lebih suka kalo Kamu manggil Ayahnya dengan sebutan Bapak...," sela ustadz Rahman.

Krisna nampak tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

" Baik lah, ini demi Raka. Saya panggil Tuan Randu dengan sebutan Bapak mulai sekarang...," sahut Krisna hingga membuat semua orang terharu.

" Gimana Kek...?" tanya Ranvier sambil menoleh kearah sang Kakek.

" Kakek suka dengernya...," sahut Kakek Randu sambil mengacungkan ibu jarinya hingga membuat semua orang tertawa.

" Jadi gimana Ustadz ?. Eh, jangan bilang Kamu juga minta dipanggil nama aja ya. Kalo ini justru panggilan sayang Saya buat Kamu Ustadz...," kata Krisna sambil menatap ustadz Rahman lekat.

" Tenang aja. Saya ga masalah sama panggilan yang Kamu sematkan untuk Saya Pak Krisna. Mau dipanggil Rahman aja boleh, mau dipanggil pake nama kecil juga boleh...," sahut ustadz Rahman sambil tersenyum.

" Alhamdulillah, Saya lega dengernya..., " kata Krisna sambil mengusap dadanya.

" Jadi gimana kelanjutannya Rahman...?" tanya Kakek Randu.

" Begini Pak. Makhluk halus yang kemarin berinteraksi dengan Ranvier sudah memberi tanda. Jadi kemana pun Ranvier pergi, mereka pasti bisa menemukannya...," sahut ustadz Rahman.

" Oh ya, apa itu berbahaya...?" tanya Kakek Randu.

" Harusnya sih ga. Karena keliatannya mereka menyayangi Ranvier dan berharap Ranvier kembali ke sana suatu saat nanti. Dan jika itu terjadi, bisa aja Ranvier akan tertahan di sana selamanya. Dan Saya yakin Bapak ga mau kehilangan Ranvier. Iya kan...?" tanya ustadz Rahman.

" Tentu saja...!" sahut Kakek Randu cepat.

" Jadi apa yang harus Kita lakukan supaya Mas Ranvier ga diajak balik ke sana lagi Ustadz...?" tanya Krisna cemas.

" Buang aja benda itu...," sela Kakek Randu kesal.

" Percuma Pak...," sahut ustadz Rahman.

" Kenapa percuma...?" tanya Krisna tak mengerti.

" Benda ini bakal balik lagi, lagi dan lagi. Karena benda ini seperti memiliki nyawa yang telah melekat dan menandai Ranvier sebagai tuannya. Jadi kemana pun Ranvier membuangnya, dia akan kembali. Dan dia akan selalu mengikuti Ranvier meski pun Ranvier tak membawanya sama sekali...," sahut ustadz Rahman.

" Ck, benda aneh...," gumam Kakek Randu sambil berdecak sebal.

Tiba-tiba Ranvier mengucapkan sesuatu yang mengejutkan semua orang.

" Emang kenapa sih kalo Aku balik lagi ke sana ?. Mereka semua ramah kok, Aku juga diperlakukan dengan baik di sana. Bahkan waktu Aku mau pulang, warga yang sebelumnya ga Aku temuin juga ikut mengantar sambil melambaikan tangan. Dan itu bikin Aku terharu...," kata Ranvier.

" Apa saat itu Kamu juga sempat mengucapkan sesuatu...?" tanya ustadz Rahman.

" Ga diucapin tapi dalam hati aja...," sahut Ranvier ragu.

" Kalo boleh tau, Kamu bilang apa Ranvier...?" tanya ustadz Rahman hati-hati.

" Mmm..., Aku cuma bilang kalo Aku senang di sini. Aku janji, suatu saat akan kembali ke sini. Gitu Ustadz...," sahut Ranvier.

Ucapan Ranvier membuat Kakek Randu kesal Sedangkan yang lain nampak menghela nafas panjang karena mengerti mengapa Ranvier terus diikuti oleh sesuatu.

" Ranvieeerr...!" kata Kakek Randu lantang sambil bersiap memukul sang cucu.

" Kenapa Kek, apa Aku salah...?" tanya Ranvier bingung sambil bergeser menjauh dari sang Kakek.

" Kamu tuh...," ucapan Kakek Randu terputus saat ustadz Rahman memotong cepat.

" Jangan marahin Ranvier Pak. Saat itu dia pasti ga tau kalo sedang berada di dimensi lain...," kata ustadz Rahman sambil merangkul Ranvier lalu membawanya menjauh dari Kakek Randu.

" Iya iya. Terus apa yang harus Kita lakukan Rahman...?!" tanya Kakek Randu tak sabar.

" Saya akan meruqyah benda itu Pak. Tapi karena Saya ga bisa melakukannya sendiri, jadi Saya harus melibatkan teman Saya yang paham dengan hal ini. Selain itu hawa mistis dari benda itu terlalu kuat dan Saya ga sanggup menghadapinya sendirian...," sahut ustadz Rahman.

" Lakukan saja Rahman, secepatnya kalo bisa...!" kata Kakek Randu.

" Insya Allah secepatnya Pak...," sahut ustadz Rahman.

" Terus setelah itu apa lagi Ustadz ?. Apa yang bakal terjadi sama Mas Ranvier...?" tanya Krisna.

" Pertanyaan bagus Pak Kris. Kalo Pak Randu dan Ranvier ga keberatan, Saya bakal meminta bantuan teman Saya yang lain untuk mengawal Ranvier...," sahut ustadz Rahman.

" Mengawal gimana maksudnya Rahman ?. Selama ini Ranvier juga selalu diawasi. Apa pengawalan Tomi aja ga cukup...?" tanya Kakek Randu.

" Ini beda Pak. Teman Saya itu akan mengawal sekaligus mengarahkan Ranvier lebih tepatnya. Tanpa disadari, indra keenam Ranvier terbuka. Itu sebabnya dia bisa berinteraksi dengan dimensi lain bahkan menginap di sana. Dan itu adalah kelebihan yang ga dimiliki oleh semua orang. Nah kemampuan Ranvier ini harus dibimbing oleh orang yang tepat supaya Ranvier bisa mengendalikannya dengan baik. Jadi situasinya dibuat berbalik Pak. Bukan Ranvier yang disetir oleh mereka, tapi Ranvier lah yang harus bisa mengendalikan mereka. Dan diharapkan kemampuan itu bisa dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat nantinya...," kata ustadz Rahman panjang lebar.

" Oh itu. Aku setuju Rahman. Tolong lakukan secepatnya ya...," pinta Kakek Randu.

" Baik Pak. Kalo gitu Saya pamit untuk menjemput teman Saya. Benda ini juga Saya bawa untuk dinetralisir. Boleh kan...?" tanya ustadz Rahman sambil menoleh kearah Ranvier.

" Boleh, silakan Ustadz...," sahut Ranvier sambil tersenyum.

" Alhamdulillah..., " kata ustadz Rahman sambil menghela nafas lega.

Dan beberapa saat kemudian ustadz Rahman pun pergi meninggalkan kediaman Kakek Randu.

\=\=\=\=\=

Malam harinya ustadz Rahman kembali dengan seorang pria berpenampilan nyentrik bernama Daeng Payau.

Pria itu berkulit gelap, berambut gondrong, mengenakan jaket kulit dan topi kulit warna coklat yang sudah lusuh. Celana jeans belel warna biru dan sepatu boat ala tentara melengkapi penampilan Daeng Payau yang membuatnya terlihat aneh di mata Ranvier.

" Keliatannya Ustadz Rahman ngajak temannya yang dia janjikan tadi. Ayo Kita ke sana Vier..., " ajak Kakek Randu.

" Tapi Aku ga yakin orang kaya gitu bisa membimbing Aku Kek. Liat aja penampilannya yang urakan itu. Kok lebih mirip preman daripada seorang Ustadz...," bisik Ranvier.

" Jangan menilai seseorang dari penampilannya aja Vier. Kadang kala Kita tertipu sama penampilan yang bagus padahal isinya nol besar. Tapi kali ini Kakek percaya sama pilihan Ustadz Rahman. Toh dia ga akan main-main menangani Kamu. Selain karena dia menghormati Kakek, Kamu juga adalah anak sahabatnya. Jadi percaya dan ikuti saja apa yang ustadz Rahman katakan...," kata Kakek Randu bijak.

" Baik Kek...," sahut Ranvier pasrah.

Kemudian Ranvier mendorong kursi roda sang Kakek menuju ruang tamu untuk menemui ustadz Rahman dan Daeng Payau.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

💎hart👑

💎hart👑

kebaikan kakek Randu menurun ke Ravier ternyata

2023-03-13

2

💎hart👑

💎hart👑

bener banget tuh kek

2023-03-13

2

💎hart👑

💎hart👑

pak ustadz jwbnya kayak ummibebs nih🤭

2023-03-13

2

lihat semua
Episodes
1 1. Ranvier
2 2. Berbeda...
3 3. Itu Buaya Kan ?
4 4. Darimana Kamu ?
5 5. Ga Sopan
6 6. Cerita Ranvier
7 7. Anak Lelaki
8 8. Isi Tas... ?
9 9. Teman Nyentrik
10 10. Ranvier Kembali
11 11. Memutus Ikatan
12 12. Genderuwo Di Pohon Rambutan
13 13. Ranvier Harus Lulus
14 14. Kesurupan Massal
15 15. Ranvier Tau...
16 16. Ketemu Eugene
17 17. Petani Ghaib
18 18. Melanggar Pantangan
19 19. Pantangan Apa ?
20 20. Kata Daeng Payau
21 21. Hanya Doa...?
22 22. Menghukum Tissa
23 23. Siulan Ranvier
24 24. Pamali
25 25. Ada Ular...!
26 26. Ditelephon Kakek
27 27. Ranvier Pergi ?
28 28. Diculik Lagi
29 29. Iming - Iming
30 30. Sinar Keperakan
31 31. Membujuk
32 32. Khodam Penjaga ?
33 33. Makhluk Planet
34 34. Pengagum Rahasia
35 35. Bayangan Perempuan
36 36. Mimpi Buruk Maudy
37 37. Kepala Tanpa Tubuh
38 38. Yang Ranvier Lakukan
39 39. Cita-Cita Akmal
40 40. Ternyata Ranvier...
41 41. Kaki Menggantung
42 42. Jijik
43 43. Cari Tempat Lain
44 44. Tongkat Ajaib Erwin
45 45. Hantu Homreng ?
46 46. Ancaman Daeng Payau
47 47. Arwah Penasaran
48 48. Jangan Mandi Bareng !
49 49. Ranvier Yang Menghadapi
50 50. Ranvier Pergi
51 51. Api Di Kartu Undangan
52 52. Mimpi Atau Bukan ?
53 53. Decker Dan Joshua
54 54. Siapa Albert ?
55 55. Anastasya...?
56 56. Bertamu Ke Rumah Albert
57 57. Mengintai
58 58. Teman Lama
59 59. Tunggu Kabar
60 60. Berkomunikasi Dengan Albert
61 61. Histeris
62 62. Menjalankan pesan
63 63. Jalan Buntu
64 64. Akmal Ngomel
65 65. Kata Ranvier
66 66. Kali Ke Dua
67 67. Janji Erwin
68 68. Nenek Misterius
69 69. Itu Setan...?
70 70. Ketemu Erwin
71 71. Ondel - Ondel
72 72. Sosok Kecil
73 73. Bayi Mencari Ibu
74 74. Tentang Ami
75 75. Bayi Ami
76 76. Memaafkan...
77 77. Karma ?
78 78. Waktu Keramat
79 79. Yang Pamit Siapa ?
80 80. Mau Pulang Pak ?
81 81. Aini Gentayangan...?
82 82. Jadi Tumbal ?
83 83. Tumbal Istimewa
84 84. Ada Orang...
85 85. Kyai Ireng
86 86. Sumpah Kyai Ireng
87 87. Jasad Tak Dikenal
88 88. Debt Colector
89 89. Dimomong Kuntilanak
90 90. Diganggu Ummu Sibyan ?
91 91. Mencari Eugene
92 92. Aura Ga Enak
93 93. Luka Eugene
94 94. Hantu Baik
95 95. Pesona Ranvier
96 96. Kontrak Aneh
97 97. Cewek Berambut Kribo
98 98. Kena Pelet...?
99 99. Jadi Dia...
100 100. Sundel Bolong ?
101 101. Mengejar Mutiara
102 102. Menempel Terus
103 103. Jin Penghuni Bedak
104 104. Ranvier Ditagih Janji...
105 105. Pesona Arcana
106 106. Berbeda...?
107 107. Siapkan Waktu...
108 108. Patah Hati Bareng
109 109. Ijin Kakek Randu
110 110. Keluarga Kyai Ranggana
111 111. Penjelasan Arcana
112 112. Makin Terikat
113 113. Rasa Yang Salah
114 114. Pamit...
115 115. Dicomblangin
116 116. Mantan Yang Kembali
117 117. Menggelengkan Kepala
118 118. Dikenalin
119 119. Feeling Buruk
120 120. Gagasan Erwin
121 121. Sosok Lain
122 122. Ketauan Aslinya
123 124. Ide Nyeleneh Kakek
124 125. Lho Kok...?!
125 126. Siap...
126 127. Siapa Wijaya ?
127 127. Mengecoh
128 128. Pulang Ke Rumah
129 129. Serangan Ghaib
130 130. Pesan Terakhir Nada
131 131. Tali Jerami
132 132. Putus Hubungan
133 133. Terikat Jerami
134 134. Suara Di Kamar
135 135. Anaknya Wijaya
136 136. Kerasukan
137 137. Pengorbanan Ayu
138 138. Jadi Sosok Itu...
139 139. Diobati Dulu
140 140. Mantan...
141 141. Pengakuan Wijaya
142 142. Selingkuh
143 143. Kemarahan Siti
144 144. Tanda Lahir
145 145. Labirin Ghaib
146 146. Dimaafkan
147 147. Ultimatum Ranvier
148 148. Pesen Mama...
149 149. Menjatuhkan Dua Nyamuk
150 150. Perhatian
151 151. Klien Penting
152 152. Diusir
153 153. Melamar
154 154. Pesan Misterius
155 155. Siapa Zero ?
156 156. Nada Diculik
157 157. Pingitan Urung
158 158. Malu - Malu
159 159. Ranvier Pergi
160 160. Pencuri Di Kafe
161 161. Pengawal...?
162 162. Permintaan Ganesh
163 163. Memanggil
164 164. Teman Nada ?
165 165. Nama Untuk Bayi Arcana
166 166. Rusuh
167 167. Melihat Barong ?
168 168. Pulang Dulu...
169 169. Honey Moon
170 170. Berangkat
171 171. Berjuang Bersama
172 172. Kamila Yang Melengkapi
Episodes

Updated 172 Episodes

1
1. Ranvier
2
2. Berbeda...
3
3. Itu Buaya Kan ?
4
4. Darimana Kamu ?
5
5. Ga Sopan
6
6. Cerita Ranvier
7
7. Anak Lelaki
8
8. Isi Tas... ?
9
9. Teman Nyentrik
10
10. Ranvier Kembali
11
11. Memutus Ikatan
12
12. Genderuwo Di Pohon Rambutan
13
13. Ranvier Harus Lulus
14
14. Kesurupan Massal
15
15. Ranvier Tau...
16
16. Ketemu Eugene
17
17. Petani Ghaib
18
18. Melanggar Pantangan
19
19. Pantangan Apa ?
20
20. Kata Daeng Payau
21
21. Hanya Doa...?
22
22. Menghukum Tissa
23
23. Siulan Ranvier
24
24. Pamali
25
25. Ada Ular...!
26
26. Ditelephon Kakek
27
27. Ranvier Pergi ?
28
28. Diculik Lagi
29
29. Iming - Iming
30
30. Sinar Keperakan
31
31. Membujuk
32
32. Khodam Penjaga ?
33
33. Makhluk Planet
34
34. Pengagum Rahasia
35
35. Bayangan Perempuan
36
36. Mimpi Buruk Maudy
37
37. Kepala Tanpa Tubuh
38
38. Yang Ranvier Lakukan
39
39. Cita-Cita Akmal
40
40. Ternyata Ranvier...
41
41. Kaki Menggantung
42
42. Jijik
43
43. Cari Tempat Lain
44
44. Tongkat Ajaib Erwin
45
45. Hantu Homreng ?
46
46. Ancaman Daeng Payau
47
47. Arwah Penasaran
48
48. Jangan Mandi Bareng !
49
49. Ranvier Yang Menghadapi
50
50. Ranvier Pergi
51
51. Api Di Kartu Undangan
52
52. Mimpi Atau Bukan ?
53
53. Decker Dan Joshua
54
54. Siapa Albert ?
55
55. Anastasya...?
56
56. Bertamu Ke Rumah Albert
57
57. Mengintai
58
58. Teman Lama
59
59. Tunggu Kabar
60
60. Berkomunikasi Dengan Albert
61
61. Histeris
62
62. Menjalankan pesan
63
63. Jalan Buntu
64
64. Akmal Ngomel
65
65. Kata Ranvier
66
66. Kali Ke Dua
67
67. Janji Erwin
68
68. Nenek Misterius
69
69. Itu Setan...?
70
70. Ketemu Erwin
71
71. Ondel - Ondel
72
72. Sosok Kecil
73
73. Bayi Mencari Ibu
74
74. Tentang Ami
75
75. Bayi Ami
76
76. Memaafkan...
77
77. Karma ?
78
78. Waktu Keramat
79
79. Yang Pamit Siapa ?
80
80. Mau Pulang Pak ?
81
81. Aini Gentayangan...?
82
82. Jadi Tumbal ?
83
83. Tumbal Istimewa
84
84. Ada Orang...
85
85. Kyai Ireng
86
86. Sumpah Kyai Ireng
87
87. Jasad Tak Dikenal
88
88. Debt Colector
89
89. Dimomong Kuntilanak
90
90. Diganggu Ummu Sibyan ?
91
91. Mencari Eugene
92
92. Aura Ga Enak
93
93. Luka Eugene
94
94. Hantu Baik
95
95. Pesona Ranvier
96
96. Kontrak Aneh
97
97. Cewek Berambut Kribo
98
98. Kena Pelet...?
99
99. Jadi Dia...
100
100. Sundel Bolong ?
101
101. Mengejar Mutiara
102
102. Menempel Terus
103
103. Jin Penghuni Bedak
104
104. Ranvier Ditagih Janji...
105
105. Pesona Arcana
106
106. Berbeda...?
107
107. Siapkan Waktu...
108
108. Patah Hati Bareng
109
109. Ijin Kakek Randu
110
110. Keluarga Kyai Ranggana
111
111. Penjelasan Arcana
112
112. Makin Terikat
113
113. Rasa Yang Salah
114
114. Pamit...
115
115. Dicomblangin
116
116. Mantan Yang Kembali
117
117. Menggelengkan Kepala
118
118. Dikenalin
119
119. Feeling Buruk
120
120. Gagasan Erwin
121
121. Sosok Lain
122
122. Ketauan Aslinya
123
124. Ide Nyeleneh Kakek
124
125. Lho Kok...?!
125
126. Siap...
126
127. Siapa Wijaya ?
127
127. Mengecoh
128
128. Pulang Ke Rumah
129
129. Serangan Ghaib
130
130. Pesan Terakhir Nada
131
131. Tali Jerami
132
132. Putus Hubungan
133
133. Terikat Jerami
134
134. Suara Di Kamar
135
135. Anaknya Wijaya
136
136. Kerasukan
137
137. Pengorbanan Ayu
138
138. Jadi Sosok Itu...
139
139. Diobati Dulu
140
140. Mantan...
141
141. Pengakuan Wijaya
142
142. Selingkuh
143
143. Kemarahan Siti
144
144. Tanda Lahir
145
145. Labirin Ghaib
146
146. Dimaafkan
147
147. Ultimatum Ranvier
148
148. Pesen Mama...
149
149. Menjatuhkan Dua Nyamuk
150
150. Perhatian
151
151. Klien Penting
152
152. Diusir
153
153. Melamar
154
154. Pesan Misterius
155
155. Siapa Zero ?
156
156. Nada Diculik
157
157. Pingitan Urung
158
158. Malu - Malu
159
159. Ranvier Pergi
160
160. Pencuri Di Kafe
161
161. Pengawal...?
162
162. Permintaan Ganesh
163
163. Memanggil
164
164. Teman Nada ?
165
165. Nama Untuk Bayi Arcana
166
166. Rusuh
167
167. Melihat Barong ?
168
168. Pulang Dulu...
169
169. Honey Moon
170
170. Berangkat
171
171. Berjuang Bersama
172
172. Kamila Yang Melengkapi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!