Damar nampak mematung sejenak lalu mengangguk seolah mengamini permintaan Ranvier.
" Apa itu artinya Kalian mengabulkan permintaanku dan ga akan lagi menggangguku...?" tanya Ranvier.
" Iya...," sahut Damar mantap.
" Maaf Pak Damar. Aku belum percaya karena bukan Nyai Ranggana atau Suaminya yang mengatakan itu...," kata Ranvier sambil menggelengkan kepala.
Damar nampak tersenyum tipis lalu menatap Arcana yang saat itu berada di dalam gendongannya.
" Bagaimana Arcana...?" tanya Damar dengan suara lembut.
" Karena dia sudah menyelamatkan Aku dari terkaman buaya, jadi kabulkan saja apa pun permintaannya..., " sahut Arcana sambil mengusap cairan yang keluar dari hidungnya dengan punggung tangannya.
" Baik lah. Bagaimana Ranvier, Kamu sudah dengar kan jawabannya...?" tanya Damar.
" Aku heran kenapa Bapak menanyakan masalah sepenting ini sama anak kecil seperti Arcana. Dia ga tau apa-apa dan belum tentu dia paham apa yang dia omongin tadi...," sahut Ranvier gusar.
Ucapan Ranvier membuat Damar tersenyum. Sedangkan Arcana nampak memainkan jemarinya sambil menggumamkan sesuatu.
" Kamu ga usah khawatir Ranvier. Apa yang Arcana ucapkan juga mewakili ucapan Kyai Ranggana. Sekedar info saja, Arcana adalah calon pemimpin masa depan di wilayah ini. Jadi apa pun yang dia ucapkan nilainya sama dengan ucapan Ayahnya. Aku dan warga adalah saksinya, dan Kami akan menyampaikan apa pun yang Arcana ucapkan tadi pada kedua orangtuanya. Selain itu Kami juga akan menceritakan kepada mereka tentang andil besar Kamu dalam menyelamatkan Arcana...," kata Damar tegas.
Ucapan Damar membuat Ranvier termangu ragu.
" Janjinya bisa dipegang Ranvier. Sekarang Kita bisa pergi...," bisik Daeng Payau.
" Baik lah. Kalo gitu Aku pergi ya Pak Damar...," pamit Ranvier.
" Silakan Ranvier...," sahut Damar sambil mengangguk takzim.
Ranvier pun tersenyum lalu melangkah menjauhi Damar dan Arcana. Tiba-tiba Arcana yang masih berada di gendongan Damar pun memanggil Ranvier.
" Kakak...!" panggil Arcana sambil mengulurkan tangannya.
Entah mengapa Ranvier menoleh dan sejenak tatap matanya bertemu dengan tatap mata Arcana yang berkaca-kaca itu. Tak ada kata yang terucap dan keduanya hanya diam sambil saling menatap.
" Waktu Kita ga cukup, Kita harus pergi sekarang Ranvier...," kata Daeng Payau mengingatkan.
" Baik Paman...," sahut Ranvier lalu membalikkan tubuhnya dan kembali melangkah mengikuti arahan Daeng Payau.
Sesaat kemudian Ranvier merasa kesulitan bernafas hingga terpaksa membuka mata. Ia nampak sedikit gamang. Namun sentuhan lembut di bahunya serta panggilan Daeng Payau telah menyadarkan Ranvier.
" Ranvier...," panggil Daeng Payau sambil mengguncang bahu Ranvier dengan lembut.
" Iya Paman...," sahut Ranvier sambil menoleh cepat.
" Alhamdulillah..., Kamu telah berhasil memutuskan ikatan itu Ranvier...," kata Daeng Payau sambil tersenyum.
" Alhamdulillah. Apa itu artinya Ranvier ga akan diganggu lagi Daeng...?" tanya ustadz Rahman.
" Insya Allah. Selama Ranvier mengisi harinya dengan kegiatan posistif dan bermanfaat, maka sesuatu itu akan sulit mendekati Ranvier bahkan untuk mengajaknya kembali...," sahut Daeng Payau.
" Jadi, apa Kamu bersedia membimbingnya...?" tanya ustadz Rahman.
" Terserah anak ini, karena Aku hanya bisa membimbing jika dia menghendaki. Jika tidak, akan sia-sia meski pun Aku melakukan banyak hal untuknya...," sahut Daeng Payau santai.
Ustadz Rahman mengangguk lalu menyentuh bahu Ranvier dan bertanya.
" Bagaimana Ranvier, apa Kamu mau dibimbing sama Paman Daeng...?" tanya ustadz Rahman.
" Iya Ustadz, Aku mau...," sahut Ranvier cepat.
" Apa yang menyebabkan Kamu berubah pikiran ?. Bukankah Kamu terlihat tak menginginkan Aku tadi...?" tanya Daeng Payau sambil mengerutkan keningnya.
" Mmm..., maafkan Aku Paman. Kakek benar, Aku telah salah menilai Paman Daeng...," sahut Ranvier sambil menundukkan kepalanya.
Sikap Ranvier membuat Daeng Payau tersenyum.
" Tak apa Ranvier. Bukan hanya Kamu yang meremehkan Aku karena sebelumnya juga banyak orang di luar sana yang bersikap sama denganmu. Itu lah kebiasaan buruk manusia. Kebanyakan mereka suka menilai orang lain dari penampilan luar. Padahal banyak terjadi, yang somplak di luar justru berisi berlian dan begitu pula sebaliknya...," kata Daeng Payau.
" Iya, Aku udah buktikan sendiri tadi...," gumam Ranvier lirih.
" Kamu belum menyebutkan alasanmu menerima Paman Daeng lho Ranvier...," sela ustadz Rahman tiba-tiba hingga membuat Ranvier tersipu malu.
" Alasanku mau dibimbing oleh Paman Daeng karena Beliau bisa membawaku pergi dan pulang dengan mudah dari dimensi lain tadi. Padahal Aku sendiri sulit lepas dari sana karena selalu dihalangi oleh mereka dengan berbagai alasan. Yah seperti Kakek bilang, Aku jadi lemot di sana. Tapi Paman Daeng melakukannya dengan mudah dan ga terlacak oleh mereka. Itu artinya Paman Daeng hebat. Bukan begitu Ustadz...?" tanya Ranvier sambil menatap kagum kearah Daeng Payau.
Jawaban Ranvier membuat Daeng Payau dan ustadz Rahman saling menatap sambil tersenyum. Sedangkan Kakek Randu dan Krisna yang mendengar percakapan ketiga orang itu tadi nampak menghela nafas lega.
Sementara itu di dimensi lain Arcana hanya bisa melepas kepergian Ranvier dengan perasaan sedih. Setitik air mata jatuh menitik di wajahnya saat Damar membawanya pergi meninggalkan tempat itu.
\=\=\=\=\=
Hari-hari Ranvier setelah 'memutuskan ikatan' itu pun berjalan sebagaimana mestinya. Ia kembali ke sekolah dan disambut banyak pertanyaan dari teman-temannya, salah satunya David yang merupakan teman sebangku Ranvier.
" Gue denger Lo diculik Vier...?" tanya David.
" Ga, kata siapa...?" tanya Ranvier sambil meletakkan tasnya.
" Tapi orang suruhan Kakek Lo dan beberapa Polisi tiap hari ke sini Vier. Dari desas desus yang Gue denger katanya Lo diculik sama saingan bisnis Kakek Lo. Apa berita itu bener Vier...?" tanya David.
" Gue ga diculik. Gue cuma lagi pergi ke Rumah famili di kota lain. Sebelumnya Gue udah kasih tau Kakek kalo mau nginap di sana. Tapi keliatannya Kakek lupa makanya nyariin terus. Maklum lah, Kakek Gue kan udah tuwir...," sahut Ranvier setengah bergurau hingga membuat David tersenyum.
" Oh gitu. Syukur deh kalo Lo ga diculik. Soalnya setau Gue, orang-orang yang habis diculik itu mengalami trauma berat setelah dilepas dari sekapan para penculik. Bahkan mereka juga butuh penanganan khusus dari Polisi dan teamnya...," kata David.
" Emang iya Vid, kok Gue baru tau...?" tanya Ranvier.
" Ya emang gitu Vier. Kan biasanya orang diculik mengalami berbagai macam penyiksaan. Nah itu bisa menimbulkan trauma Vier. Makanya mereka perlu bantuan psikolog juga. Itu sih yang Gue liat di tipi...," kata David.
" Sok tau Lo. Makanya jangan kebanyakan nonton sinetron..., " kata Ranvier sambil berlalu.
" Ish diajak ngomong serius malah kabur. Ranvieeerr...! " panggil David sambil mengikuti langkah Ranvier yang keluar dari kelas menuju kantin sekolah.
Ranvier hanya melengos sebal saat tahu David mengekorinya. Bukan tanpa alasan Ranvier mengabaikan David.
Dari sekian banyak murid di kelas, hanya David yang selalu rusuh dan sok tahu dengan kehidupan pribadinya. Dan itu membuat Ranvier kesal. Apalagi David seringkali over thinking terhadap sesuatu yang belum jelas kepastiannya.
" Dasar detektif cebong...," gumam Ranvier sambil mempercepat langkahnya.
" Gue denger ya Vier. Gapapa kalo Lo sekarang ngatain Gue kaya gitu. Tapi suatu saat nanti Lo bakal membutuhkan bantuan detektif cebong ini. Pegang kata-kata Gue ya Vier...," sahut David dengan mimik serius.
" Mimpi aja Lo !. Mana mungkin Lo jadi detektif handal. Kan hampir semua nilai mata pelajaran Lo anjlok alias di bawah rata-rata. Sedangkan detektif itu kan harus pinter dan cerdik...," kata Ranvier sambil tertawa.
" Tapi Gue bakal belajar Vier...!" sahut David lantang.
" Iya iya. Belajar dulu biar pinter. Ntar kalo udah jadi detektif, jangan lupa temuin Gue ya Vid...!" kata Ranvier sambil melambaikan tangannya hingga membuat David melengos sebal.
David menatap kepergian Ranvier sambil mengatupkan mulutnya. Ia sadar jika kemampuan otaknya sulit diandalkan. David pun nampak menghentakkan kakinya lalu kembali ke kelas sambil menggerutu.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
💎hart👑
hadohh Ranvier mulutnya setajam silet😁
2023-03-15
1
💎hart👑
pertanyaannyadaeng payau bikin Ranvier kena mental 🤭
2023-03-15
1
IG: _anipri
yah, liatnya dari tipi toh ternyata.
2023-03-14
0