Waktu sudah menunjukan sore hari, terlihat matahari yang sudah condong kebarat. Di jalan raya yang mulai sepi, sebuah mobil sedan melaju dengan kecepatan tinggi, di sisi kiri ada tebing yang tinggi, sedangkan di sebelah kanan ada jurang yang dalam. Di belakang mobil sedan ada tiga mobil yang paling depan dua mobil jeep beriringan dengan kecepatan yang sama, sedangkan satunya mobil sedan, ketiga mobil itu mengikuti dari belakang mengejarnya.
Sementara di dalam mobil sedan paling depan, ada sepasang suami istri yang masih muda, dengan wajah mereka berdua terlihat sangat pucat, gugup, serta takut.
"Bagaimana ini kang, siapa yang mengejar kita, aku takut.." ucap istrinya ketakutan, sambil merangkul bayi laki-laki yang ada dalam pangkuannya."
"Aku juga tidak tahu yang," kata suaminya yang terus menerus menengok kebelakang. Tanpa di sadari karena melaju dengan cepat, saat ada belokan tajam dan tidak bisa di rem mobil sedan itu menambrak tiang listrik dengan keras.
Suara ledakan cukup keras.
"Daarr.."
Pintu mobil sebelah kiri terbuka, Wanita itu jatuh tersungkur, bayi yang berada dalam pelukan terlepas kemudian terlempar dan jatuh kejurang.
"Tidaaakkk..."
Wanita itu berteriak histeris, bersimpuh dan menangis sekencang-kencangnya, memanggil anaknya yang sudah terlempar kejurang.
Sedangkan suaminya yang masih di dalam mobil, kepalanya langsung tebentur ke stir dan mengeluarkan darah, walaupun kepalanya terasa sangat pusing akibat benturan dia tidak peduli, berusaha keluar karena mendengar teriakan istrinya.
Dengan jalan sempoyongan mendekati istrinya dan merangkulnya, saat dalam pelukan suara tangisan istrinya semakin keras.. "hik..hik..hik.. anak kita kang, anak kita kang..." dengan tangan bergetar jari telunjuknya menunjuk kebawah jurang.
Suaminya mengikuti telunjuk istrinya dan air matapun sudah keluar dengan sendirinya. Sambil memejamkan kedua matanya, "kita akan mencarinya semoga anak kita selamat." Sang suami menghibur. Meskipun dalam hati tidak yakin bahwa anaknya akan selamat, tetapi sebagai seorang suami akan menghibur istrinya.
Tiba-tiba terdengar suara orang tertawa, dengan penuh penghinaan."
"Ha...ha..ha..ha.."
"Bagaimana rasanya kehilangan anak kalian; Jaya Arsha..?" Hah, orang itu berbicara dengan nada penuh sarkasme, di sampingnya ada delapan orang berbadan tinggi dan kekar dan masing-masing dari mereka sudah memegang pentungan dari besi.
Orang yang di panggil Jaya Arsha; Kemudian melihat kebelakang, wajahnya langsung pucat, karena ada satu orang sudah berdiri paling depan dan di belakangnya ada delapan orang berbadan besar. "Kau...kau.. jadi yang mengejarku selama ini adalah kamu Arga.. kenapa kamu melakukan seperti ini..!!"
Arga malah tertawa lagi;
"Ha...ha..ha..ha.."
"Kamu bertanya kepadaku kenapa mengejarmu, apa kamu sudah lupa kejadian duan bulan yang lalu..??" Arga tersenyum sinis dan tatapan mata penuh kebencian.
Pikiran Jaya Arsha mulai melintas atas kejadian dua bulan lalu; Ayahnya Arga sebenarnya kepercayaan Jaya Arsha di perusahaannya, namun hati manusia tidak bisa ditebak, Ayahnya Arga melakukan kejahatan dengan memanipulasi keuangan perusahaan, hingga merugikan perusahaan Arsha Grup dan kerugiannya mencapai ratusan milyar. Dengan geramnya Jaya Arsha melakukan gugatan kepengadilan, di barengi dengan bukti- bukti otentik juga atas bantuan penyelidikan dari pihak keluarga Jaya Arsha. Pada akhirnya Ayahnya Arga di ponis hukuman mati, Jaya Arsha tidak akan menduga bahwa dengan dihukum matinya Ayahnya Arga tidak akan terjadi masalah di lain waktu. Namun sekarang Arga sebagai anaknya, sudah di depan matanya untuk membalas dendam.
"Itu.. Karena ayahmu yang salah dan tidak bisa di ampuni, Ayahmu telah memanipulasi data keuangan sehingga perusahaanku mengalami kerugian besar, bahkan hampir bangkrut." Jaya Arsha berusaha memberikan penjelasan pada Arga."
Arga dengan mata yang masih memerah dan penuh kebencian tidak menggubris penjelasan Jaya Arsha, kemudian memerintahkan anak buahnya dan berteriak; "bunuh mereka berdua, jasadnya buang kejurang."
"Tunggu dulu, aku mohon tahan sebentar."Jaya Arsha berteriak sambil merentangkan tangan kirinya keatas, karena tangan kananya masih perangkul istrinya.
"Ada apa lagi hah.." Arga mendengus dingin
"kamu boleh membunuhku tapi aku mohon biarkan istriku hidup, karena istriku tidak ada hubungannya dengan masalah ini, aku mohon." Jaya arsha memohon dengan sangat kepada Arga."
Sedangkan Istrinya Jaya Arsha, setelah mendengar perkataan suaminya, air matanya semakin deras meluncur dan disisi lain hatinya dipenuhi kehangatan namun ini bukan saatnya. "Apa yang kamu katakan Kakang, kamu adalah suamiku, jika kamu mati akupun akan ikut mati".
"Tidak kamu harus tetap hidup sayang." Jaya Arsha berbicara pada istrinya dengan nada bergetar.
Tanpa ada yang menyadari pembicaraan mereka, sudah ada yang mengawasi sejak awal oleh dua orang pemuda, kedua pemuda itu, satunya memakai kaos berwarna hitam juga disertai jaket hitam, celana jean hitam plus sepatu hitam; kulitnya sedikit kehitaman membuatnya tambah hitam, namun ada karismanya sendiri. Sedangkan pemuda kedua memakai baju putih dan kemeja coklat tanpa di kancingin, celana jean berwarna biru, bersepatu hitam, kulitnya sawo matang dan terlihat jelas ketampanannya. Yang paling mencolok di tangan kanannya menggendong bayi laki-laki, ternyata mereka berdua adalah Bima Pawitra dan Wira Bumi.
Bima dan Wira telah mendengar semua pembicaraan mereka.
"Aku yakin bayi yang berada di tanganmu milik wanita itu." ucap Wira
" Mungkin itu dia," Wira; Jarinya sambil menunjuk wanita yang berada dalam pelukan laki-laki.
"Ya aku sudah tahu kakang," Bima dengan wajah seriusnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
rizky nandala
apa ia terlempar kemasa lalu bima ketika Bima masih bayi
2024-01-22
0
ikmaliq
Mantabz 👍👍
2023-03-19
14
daffa zr
mantaps
2023-02-25
13