Setelah perbincangan sebentar dengan dirinya tadi fatimah ijin ke rumah sakit sebentar. Dia menitipkan Nasya pada rangga. Karena dirinya ada operasi dadakan. Rangga pun mengiyakan karena hari ini dia free.
" Ah ... Kepalaku sakit," rintih Nasya. Rangga segera mendekat. Dia memegang nasya yang berusahaa duduk.
" Jangan .. Pegang. Lepasin!" serunya seperti orang ketakutan. Rangga kemudian mencoba menenangkan nasya dengan memeluknya.
" Tenanglah ... Kau sedang bersamaku. Idiot semuanya sudah baik-baik saja," ucap rangga pada akhirnya. Nasya menatap ke arah suara.
" Bapak? Kenapa saya di sini?" tanya nasya dengan bingung karena kepalanya sakit.
" Kamu pikir gimana? Kamu ngapain kondisi belum fit pake acara belanja. Gimana jika tadi aku tidak lewat habis kamu di perkosa sama bandit-bandit itu!" teriak rangga mengingatkan nasya. Gadis itu menunduk air matanya mulai mengalir dan sesenggukan.
" Jangan menangis idiot tapi segeralah menikah itu akan lebih baik untukmu!" seru rangga lagi. Entah apa yang terjadi dengan rangga. Dia khawatir jika gadis itu keliling tanpa di temani siapapun.
" Menikah ... Mudah sekali kamu mengatakannya pak. Saya sedang tidak ingin menikah dan tidak tertarik! Tadi saya hanya sedang tidak beruntung saja. Kebetulan anda lewat!" seru nasya dengan kasar. Dia sambil melepaskan infus yang menancap pada tangannya. Namun rangga memegangnnya.
" Selalu aku yang menolongmu! Berhentilah melepaskan infus ini atau kuhabisi kamu malam ini. Di sini tidak ada siapapun kecuali kita!" ancam rangga pada nasya. Gadis itu pun diam dan menidurkan kembali tubuhnya yang sakit dan membelakangi rangga.
Rangga segera turun untuk membuatkan bubur untuk gadis itu. Dia memghentikan aktivitasnya saat dia melihat handphonenya memancarkan sinar. Nampaknya Rubi menelpon dirinya.
" Mas ... Dimana kok belum jemput?" tanya rubi rangga.
" Ya Allah ... Iya sayang bentar. Tunggu ya di ruangan mas saja sambil tiduran bentar lagi berangkat," jawab rangga dan panik. Karena melupakan istrinya yang sekarang sedang hamil. Dia mengantarkan bubur ke kamar nasya.
" Aku pergi dulu! Jangan merepotkanku. Makanlah bubur ini kakakmu akan segera datang aku harus pergi istriku sudah menunggu. Asaalamualaikum," ucap rangga tanpa menunggu jawaban dari nasya. Rangga bergegas karena dia terburu-buru. Bahkan dia melupakan rubi di saat membantu nasya seperti tadi.
Rangga mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang tinggi. Dia merasa bersalah jika rubi harus menunggunya terlalu lama. Apalagi dia hanya sekedar merawat orang yang tak begitu dekat. " Sial! Kenapa selalu hilang fokusku saat berada di dekatnya. Perasaan ini harus hilang bukankah aku sudah menikah dengan rubi dan segera memiliki anak. Mau sampai kapan aku tidak mencintai rubi. Dia sudah bersedia menjadi istriku dan memberikanku sebuah rasa tanggung jawab," monolog rangga dalam mobil.
Sesampainya di rumah sakit dia bergegas ke ruangannya. Dan mendapati rubi yang tertidur di ranjangnya dengan tubuh lelah. Rangga mendekat dan menciumnya. Bahkan dua mencium perut rubi.
" Tidak mungkin papa akan memilih wanita lain nak. Mamamu adalah orang penting dalam hidup papa. Maafkan mas ya sayang," ucap rangga sambil membelai rambut istrinya dan mengecupnya singkat.
Namun karena sentuhan rangga malah mengganggu tidur rubi. Rubi kemudian tersenyum saat melihat rangga.
" Sibuk ya mas? Maaf ya rubi ganggu," ucap rubi dengan berusaha duduk. Rangga ikut membantunya.
" Maaf ya sayang terlambat ada pasien yang harus aku rawat. Aku benar-benar tak melihat jam saat menangani," jawab rangga dengan rasa bersalah pada dirinya. Rubi tersenyum bahagia.
" Tidak apa-apa mas. Kita pulang yuk aku capek!" ajak rubi dengan manja. Tapi rangga malah menggendongnya.
" Ayo!" seru rangga. Rubi melongo saat di gendong.
" mas lepasin malu banyak pegawaimu di sini," ucap rubi.
" Biarkan saja," jawab rangga. Kemudian laki-laki itu tetap berjalan sesuai keinginannya. Tubi menenggelamkan wajah pada dada bidang rangga. Dia benar-benar malu saat di gendong seperti ini. Meskipun banyak mata yang memandang kagum rangga tak peduli. Saat ini dia hanya merasa bersalah karena mengabaikannya beberapa menit.
☆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments