Pagi itu setelah drama pasang baju yang akhirnya membuat bokong Zea sakit, mereka sudah turun keruang makan. Ya, Malik yang reflek menangkap Zea malah mengomel dan mengatai Zea bodoh, dan dengan tega nya dia malah melepaskan tubuh Zea begitu saja, hingga membuat Zea langsung jatuh terhempas kelantai. Jahat sekali bukan. Zea bahkan masih merasa sakit dibagian bokong nya hingga sekarang. Untung saja tidak tinggi, jika tinggi mungkin Zea sudah tidak bisa berjalan.
Diruang makan sudah ada nyonya Donita dan juga Michella. Mereka memandangi kedatangan Zea yang mengikuti langkah Malik dengan pandangan tajam mereka.
Zea hanya diam, dan memandangi Malik yang langsung duduk dikursi utama nya yang disediakan oleh Zayn.
Peraturan yang lain adalah menyiapkan makanan untuk Malik. Dan dengan sigap Zea langsung menuangkan air putih untuk pria itu karena dia memang sudah terbiasa untuk meminum air putih. Semua peralatan untuk Malik Zayn lah yang menyiapkan. Tidak ada sedikitpun yang salah, karena sedikit saja melakukan kesalahan maka akan terkena hukuman.
Dan setelah menuangkan air minum, Zea langsung mengambilkan sarapan untuk Malik. Sarapan yang khusus untuk nya. Malik memperhatikan semua yang dilakukan oleh Zea dengan begitu teliti. Bagaimana cara dia bekerja dan melayani nya, bagaimana kerapian nya dan hal hal kecil lain nya. Oke, sampai saat ini tidak ada masalah.
"Silahkan tuan" ucap Zea
Malik hanya diam saja, sementara Zea langsung beranjak dan berdiri dibelakang Malik, menunggu apa perintah selanjutnya. Karena begitu lah yang tertulis didalam kertas yang diberikan oleh Zayn.
Zea melirik pada Zayn sekilas, lelaki itu hanya berdiri tegak dengan wajah datarnya. Apa dia tidak pegal? Kenapa sudah seperti manekin saja.
"Jika kakak hanya menganggap nya sebagai pembantu, lebih baik kakak tidak menempatkan nya disini" ucap Michella tiba tiba. Malik yang sedang mengunyah makanan nya nampak memandang datar pada adiknya ini. Adik yang sama ayah namun berbeda ibu.
"Bukan urusanmu" jawab Malik
"Malik, mommy takut dia membuat penyakitmu bertambah parah. Lihatlah bahkan dia tidak memakai sarung tangan nya ketika melayani mu" sahut nyonya Donita pula.
Zea hanya diam dan tertunduk dengan helaan nafas pelan. Sepertinya hidupnya memang tidak akan mudah.
Malik masih diam dan terus memakan sarapan nya.
"Malik.... mommy"
prank
Semua orang langsung terlonjak kaget saat tiba tiba Malik menghempaskan sendok dan garpu nya diatas piring. Rahangnya mengeras dan memandang tajam pada ibu tirinya itu.
"Jika mommy tidak suka, mommy bisa pindah kerumah utama. Sudah aku bilang jangan campuri urusanku" ucap Malik dengan nada yang menggeram.
Nyonya Donita langsung terdiam dan tidak lagi berani membantah.
Sesudah mengatakan itu Malik langsung beranjak dengan cepat dari kursinya. Dia bahkan langsung pergi dengan wajah dingin yang semakin kelam.
Zea masih terperangah dan terkejut dengan pemandangan pagi ini. Kenapa Malik begitu berani??? Namun sentuhan dilengan nya membuat Zea terkesiap. Ternyata Zayn yang memberi kode agar Zea mengikuti Malik untuk keluar dan mengantar nya sampai didepan rumah.
Dan dengan sigap Zea langsung berlari menyusul Malik, dia bahkan menghiraukan pandangan benci dan tajam dari ibu dan adik Malik.
Malik berjalan cukup cepat, kelihatan nya dia memang sangat kesal. Zea bahkan harus berlari untuk bisa menyusulnya. Dan ketika sampai didepan rumah, Zea hanya diam dan memandangi kepergian Malik yang pergi tanpa berkata apapun.
Zea mengerjapkan matanya beberapa kali seraya memandangi mobil Malik yang sudah pergi meninggalkan halaman rumah itu.
Sebenarnya untuk apa Zayn meminta nya menunggu disini dan mengantar kepergian Malik, jika sepatah katapun tidak ada yang mereka ucapkan untuk Zea. Aneh sekali memang.
Huh... Zea langsung menghela nafas lelah. Sekarang dia jadi tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan nya dimansion ini.
"Kemari kau"
Zea langsung terkejut saat tiba tiba lengan nya ditarik dengan kasar oleh Michella.
"Nona ada apa?" tanya Zea yang lagi lagi harus terseret mengikuti langkah kaki Michella. Tubuh Zea kecil, jadi mudah saja bagi Michella untuk menarik nya kebelakang mansion. Dimana disana ibunya sudah berdiri menunggu dengan pandangan tajam, setajam samurai.
Lagi lagi Zea terhempas tepat dibawah kaki nyonya Donita.
"Aku itu heran kenapa Malik menempatkan gadis gembel seperti mu dimansion ini." ucap nya dengan penuh benci memandang Zea
Zea masih terdiam seraya menunduk dan mengusap lengan nya yang sakit.
"Kau disebut istri, tapi kau diperlakukan seperti pembantu. Miris sekali" hina nyonya Donita lagi.
"Atau jangan jangan dia memang hanya dijadikan mainan saja oleh kakak mom. Tidak mungkin kan kakak mau menerima gadis ini sebagai istrinya. Lihat saja betapa sempurna nya Folerencia, dan ketika harus disandingkan dengan gadis gembel ini, bahkan seujung kuku pun tidak bisa" tambah Michella dengan senyum sinisnya.
Zea hanya diam dengan hati yang teriris. Dia memang bukan siapa siapa. Bahkan memang tidak pantas untuk menjadi istri Malik. Zea hanya lah gadis penebus hutang orang tuanya. Dan dia telah dijual oleh Malik. Lalu apa yang dia harapakan, karena semua perkataan mereka memang benar. Dia hanya menjadi mainan untuk Malik. Dan entah sampai kapan.
"Ya, jika Malik hanya menganggap nya sebagai mainanan, maka kita juga bisa membuat nya seperti itu sayang" ucap nyonya Donita.
Zea memandang nyonya Donita yang nampak tertawa sinis
"Kau benar benar tidak ingin pergi dari mansion ini hmm?" tanya nyonya Donita pada Zea.
"Bagaimana saya bisa pergi nyonya. Hidup saya sudah milik tuan Malik. Dan jika anda ingin saya pergi, anda bisa memintanya pada tuan Malik. Saya pasti akan sangat senang" jawab Zea.
"Kau berani menjawab" geram nya.
"Saya hanya berkata yang sebenarnya nyonya" jawab Zea.
"Mommy... jika dia memang tidak ingin pergi dengan sendirinya. Kita bisa membuat kakak yang mengusirnya mom" ucap Michella dengan senyum penuh arti.
"Gadis gembel ini harus tahu diri untuk tinggal ditempat ini" ungkap nya lagi.
Zea memandang mereka dengan pandangan sedih, kenapa mereka begitu membenci Zea. Bukankah Zea tidak melakukan kesalahan apapun pada mereka.
Zea kembali meringis, saat kedua tangan nya ditarik oleh nyonya Donita dan Michella dengan kasar. Mereka menyeret Zea menuju taman belakang rumah yang pagi itu sudah mulai panas.
"Nyonya sakit" keluh Zea dengan hentakan tubuh yang benar benar diseret paksa.
buk
Tubuh Zea langsung terhempas ketanah dengan kuat, hingga sikunya lecet tergores tanah.
"Bersihkan seluruh taman ini sampai bersih, kau cabuti rumput yang ada disana sampai tidak tersisa sedikitpun. Jika pekerjaan mu belum selesai, jangan harap kau bisa masuk dan makan hari ini" ancam nyonya Donita.
"Tapi nyonya,,, saya..."
"Tidak ada tapi tapian. Jika kau menolak, maka aku akan mencari tahu apa penyebab Malik membawamu ketempat ini. Dan setelah aku tahu, maka hidupmu tidak akan tenang lagi" ancam nyonya Donita.
Zea langsung tertunduk dengan pasrah. Jika sudah membawa keluarga nya dia bisa apa. Bukan hal yang sulit untuk mereka mencari tahu. Dan jika mereka tahu, maka Zea tidak akan tenang lagi. Sudah lah, hanya mencabuti rumput saja. Bukankah Zea sudah bisa.
Michella langsung tersenyum sinis memandang Zea. Jika tidak bisa membuat Zea pergi, maka mereka akan membuat Malik illfeel melihat Zea. Bukankah kebersihan adalah hal yang paling utama untuk tuan Malik itu???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Sandisalbiah
pengen rasanya botakin kepala duo lampir ini... dah gatal rasanya tangan pengen remas mulut mereka terus di jadiin pepes... isshh.. gemezz thor..
2023-06-29
0
Olla Tulandi Jom
yaa malik harus cari taulah lewat mata2 di mansion apa tang zea lakukakn sepanjang hari atau lewat rekaman cctv,, secara horang kaya gitu lho
2023-03-14
1
Marifatul ilmiyah
Donitaaaaaaaaa tunggu tanggal mainnya yaaaa 😤😤😤😤
2023-02-22
1