Pagi ini Zea sudah bangun pagi pagi sekali. Ini adalah hari kedua dia di mansion Malik. Semoga saja Zea tidak mendapatkan perlakuan buruk dari ibu dan adik Malik lagi. Zea benar benar lelah sebenarnya. Belum lagi harus mengurus dan mengingat semua hal tentang tuan Malik nya. Yang dia anggap benar benar cukup merepotkan.
Pagi ini Zea bangun dengan tubuh yang lebih segar. Meski dia hanya tidur dibawah, diatas karpet tanpa alas dan tanpa selimut. Tidak apa apa, Zea sudah terbiasa sejak dulu. Namun karena makanan yang dia makan membuat perutnya kenyang dan hatinya senang, Zea jadi lebih bersemangat hari ini.
Pagi ini Zea sudah mandi, sudah menyiapkan air mandi Malik dan juga keperluan yang lain nya. Jangan sampai Zea melupakan satu saja peraturan yang tertulis yang sudah diserahkan oleh Zayn. Bahkan Zea sudah membaca kertas yang diberikan oleh Zayn semalam berulang kali. Dia benar benar takut jika ada yang terlupa. Karena sungguh, Zea benar benar tidak ingin dikurung lagi ditempat yang sangat gelap dan mengerihkan itu.
Sudah pukul 6.15, dan ini adalah waktunya untuk membangunkan Malik. Dengan ragu Zea berjalan mendekat kearah pria yang masih nampak tenang dalam tidurnya itu.
Zea memandangi wajah Malik dengan lekat. Dan baru kali ini dia bisa melihat dengan jelas rupa suami nya itu. Yang ternyata memang sangat tampan. Rahang nya yang tegas, bibirnya yang tipis, matanya yang tajam dan juga kulitnya yang sangat putih dan bersih. Sungguh benar benar sempurna. Hanya saja Zea jadi iba ketika orang sesempurna Malik harus menderita penyakit langka ini. Malik pasti begitu menderita.
Astaga... kenapa jadi membayangkan kesana. Sebaiknya Zea membangunkan Malik sekarang, sebelum terlambat dan pria ini akan marah lagi.
"Tuan..." panggil Zea dengan lembut namun takut takut. Malik masih belum bergeming.
"Tuan hari sudah siang" panggil Zea lagi.
Namun Malik belum juga menjawab atau terbangun. Apa dia tidur nyenyak sekali??
"Tu...."
"Jam berapa sekarang?" tanya Malik tiba tiba. Zea bahkan sampai terkejut mendengar nya. Bukankah Malik masih tidur?
Namun Malik mulai membuka perlahan matanya. Memandang Zea yang nampak kelabakan.
"Sudah jam 06.20 tuan" jawab Zea. Dia langsung mundur perlahan saat Malik mulai beranjak untuk duduk. Wajah bantal nya saja masih terlihat tampan sekali, ditambah dengan rambut yang acak acakan. Tapi Zea tidak berani untuk memandang nya terlalu lama. Tiga detik, adalah waktunya untuk memandang Malik. Aneh sekali kan, kenapa juga Zayn memberi peraturan seperti itu.
"Kau terlamabat lima menit untuk membangunkan ku" ucap Malik dengan suara beratnya yang masih terdengar serak.
"Maaf tuan, saya lalai" jawab Zea dengan cepat. Tidak mungkin dia melawan, itu adalah hal terlarang dalam surat itu.
"Kau tahu apa hukuman mu kan. Satu peraturan kau langgar, maka sepuluh menit kau berada didalam ruangan itu" ujar Malik.
Zea langsung menggeleng dengan cepat dan langsung bersimpuh dihadapan Malik. Memandang Malik dengan wajah memelas dan takut.
"Tuan tolong, jangan hukum saya didalam sana lagi. Saya takut tuan. Saya benar benar tidak kuat" mohon Zea.
"Apa perduliku" jawab Malik yang langsung beranjak dari atas tempat tidur nya.
"Tuan.." lirih Zea seraya memandang Malik yang sudah berjalan meninggalkan Zea menuju kamar mandi.
Zea tertunduk dengan wajah sedihnya. Padahal hanya terlambat lima menit, dan itu juga karena Malik yang lama bangun nya. Tapi kenapa malah mengancam untuk mengurung Zea ditempat itu lagi. Sungguh Zea benar benar takut jika ditempatkan disana.
Melanggar satu peraturan sepuluh menit, maka jangan sampai Zea melanggar peraturan yang lain. Dia segera bangun dan membereskan tempat tidur Malik. Merapikan nya dan menyemprotkan nya dengan cairan anti kuman. Bahkan bukan hanya pada tempat tidur itu juga, melainkan keseluruh ruangan kamar. Ribet sekali bukan.
Dan setelah itu Zea menyipakan pakaian Malik dan juga segala perlengkapan nya didalam ruang ganti. Hingga tidak lama kemudian, lagi lagi Zea terkejut saat Malik ternyata sudah ada didalam ruangan itu.
"Silahkan tuan" ujar seraya seraya sedikit menunduk dan bergeser.
Namun lagi lagi Zea dibuat bingung saat Malik hanya diam dan memandangi nya dengan lekat. Ada apa lagi??? Bukankah Zea sudah melakukan semua nya tanpa terlewat.
Dengan ragu Zea memandang Malik, sekilas saja.
"Pakaikan pakaian itu padaku" ujar Malik
Zea terkesiap mendengar itu. Memakai pakaian???
"Apa kau tuli?" tanya Malik lagi.
Namun Zea langsung menggeleng dengan cepat. Jangan membantah jika tidak mau dikurung, saat itu hanya itulah yang ditanamkan Zea di dalam kepala nya.
Zea ingin meraih pakaian Malik yang ada diatas meja, namun perkataan Malik lagi lagi menghentikan langkah nya.
"Buka sarung tangan mu" ujar Malik lagi.
"Tapi tuan..." Zea terlihat ragu, namun pandangan tajam itu langsung membuat Zea tidak berkutik. Hingga akhirnya Zea melepaskan sarung tangan itu juga. Malik tidak sedang mempermainkan nya bukan. Bahkan semalam dia mengurung Zea karena tidak memakai sarung tangan.
Dengan ragu Zea meraih kemeja Malik, namun saat akan berbalik matanya langsung terpejam saat melihat Malik yang sudah mencampakkan jubah mandi nya, dan kini hanya tinggal menyisakan celana kolor yang menutupi benda berharga miliknya. Ya ampun, mata suci Zea sudah ternoda sekarang.
"Cepat, kau mau aku kedinginan dan telat keperusahaan" bentak Malik.
Zea langsung terlonjak kaget dan menggeleng dengan cepat. Dia menghela nafasnya sejenak dan langsung mendekat kearah Malik. Berusaha sekuat mungkin untuk menahan rasa canggungnya. Ini adalah kali pertama nya Zea melihat tubuh telanjang seorang pria. Dan beruntung nya tubuh itu adalah tubuh suami nya sendiri. Jadi dia tidak akan berdosa bukan.
Zea berjinjit sebisa mungkin untuk memasangkan kemeja ditubuh Malik. Tubuh Malik yang besar dan tinggi sangat berbanding terbalik dengan tubuh Zea yang kecil dan kurus. Dan tentu saja itu membuat Zea sedikit kepayahan.
Malik hanya diam saja dan terus memandang wajah Zea. Zea tidak memakai riasan apapun diwajahnya, namun wajah alami itu memang sudah terlihat cantik dan bersih. Dan inilah yang membuat Malik mau satu kamar dengan Zea. Tubuhnya bersih dan harum, meskipun penampilan Zea sangat lah sederhana. Hanya drees pendek biru muda yang nampak sudah lama.
Dan jika Zea tidak sesuai harapan nya, Malik tidak akan mengizinkan Zea untuk masuk kedalam kamar nya sedikitpun.
Tangan kecil Zea beberapa kali menyentuh dada Malik saat dia memasangkan kancing kemeja nya. Dan inilah yang Malik tunggu. Apakah bersentuhan dengan Zea dia memang tidak alergi??? Selama ini hanya Zayn dan kedua orang tuanya yang bisa dia sentuh. Tidak ada yang lain. Tapi ini, Zea Rahayu, gadis yang baru dia nikahi semalam pagi sudah membuat nya merasa aneh. Kenapa dengan Zea dia biasa saja??? Apa ada hal aneh, atau penyakitnya memang sudah sembuh?? Entah lah, nanti akan dia cari tahu.
Malik hanya diam dan terus memperhatikan Zea yang memasangkan seluruh pakaian nya. Lumayan, untuk seorang gadis muda seperti Zea. Sepertinya dia memang berbakat untuk menjadi pelayan Malik. Semoga saja nanti dia bisa menjalankan peran nya dengan baik.
"Tuan... saya tidak sampai untuk memakaikan dasi ini" ucapan Zea membuat Malik tersadar.
"Apa kau tidak punya akal. Disana ada kursi kecil" ujar Malik seraya menunjuk sebuah kursi pendek tempat dia memakai sepatu.
Zea langsung mengangguk dan segera menarik kursi itu dengan kakinya. Karena jika dengan tangan dia takut jika Malik akan merasa risih karena itu kotor.
Ya bagus juga, batin Malik.
Akhirnya Zea memasangakan dasi dileher Malik. Semoga saja dia bisa, karena sudah sering dia mengintip ayahnya setiap pagi yang akan berangkat kerja.
"Tuan... maaf jika dasi ini tidak rapi. Karena ini pertama kalinya saya mencoba" ucap Zea tanpa ingin memandang wajah Malik. Karena jika memandang, maka dia akan gemetar lagi.
"Kau memang bodoh" jawab Malik dengan asal.
Dia masih memandangi wajah Zea saja seraya masih terus merasa rasa tubuhnya terhadap sentuhan Zea. Dan memang, sampai saat ini dia tidak merasakan apapun.
"Saya akan terus belajar lagi tuan. Dan ini sudah selesai, bagaimana?" tanya Zea seraya mendongak dan memandang Malik. Dia bahkan tidak menghiraukan perkataan Malik yang mengatai nya bodoh.
Mata mereka saling bersitatap beberapa detik, mata tajam Malik dan mata sendu milik Zea. Hingga tiba tiba Zea tersadar dan langsung melepaskan pandangan nya. Sudah lebih tiga detik, dan dia menjadi gelagapan sekarang. Karena panik takut Malik marah, Zea tidak sengaja mundur kebelakang, namun dia lupa jika dia sedang ada diatas kursi kecil sekarang.
Hingga tubuhnya pun langsung oleng dan......... grep.
Malik dengan reflek langsung menangkap tubuh Zea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Sandisalbiah
kalau Zea gak memicu elergimu.. berarti dia wanita yg aman utk mu Malik jd jgn songong kamu ama dia... isshh... pengen nyentil jakun kamu biar radang tenggorokan.. huuhhh...
2023-06-29
0
RahaYulia
ya ampun drama pisan ini tuh bikin senyam senyum sendiri 🤭😍
2023-05-08
1
Lilly
apa2an aku kek org gila senyum2 sndiri 🙂✊🏼😭😭
2023-04-27
4