Zea sudah gelisah, dia benar benar takut berada didalam ruangan ini. Belum ada lima belas menit, tapi dia sudah kesulitan bernafas. Dada Zea terasa benar benar sesak. Sejak tadi Zea mencoba menggeser pintu itu, namun sama sekali tidak bergerak.
Ruangan itu benar benar gelap dan pengap. Tidak ada udara yang masuk sama sekali, bahkan karena gelapnya, Zea bahkan tidak bisa melihat apapun, termasuk tubuhnya sendiri. Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya, bahkan wajah Zea sudah pucat pasih sekarang.
Rasa takut dan kesulitan bernafas membuat Zea benar benar tidak berdaya.
"Tolong...." lirih Zea seraya tangan nya yang meremas baju dibagian dada dengan kuat. Entah sudah berapa kali Zea mencoba menarik nafasnya dalam dalam hanya untuk mencari sedikit saja udara. Namun nihil, karena tidak ada sedikitpun lubang ataupun ventilasi udara didalam ruangan ini. Hanya sinar merah kecil yang ada disudut dinding, dan Zea tidak tahu apa itu.
Dada Zea sudah terasa sesak dan berdenyut, rasanya dia benar benar sudah tidak tahan lagi. Bibir Zea bahkan sudah mengering dan terasa kelu. Tenggorokan nya tercekat dan sangat sulit untuk menelan air liurnya.
Apa Zea akan mati???
Air mata kembali mengalir diwajahnya, bersamaan dengan keringat yang terus merembes keluar.
Kenapa tuan Malik kejam sekali, padahal sejak siang tadi Zea dikurung oleh ibu dan adiknya, bagaimana mungkin dia bisa mengingat lagi apa apa yang harus disiapkan nya saat Malik pulang.
Sungguh, Zea sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Rasa takut dan sakit ini benar benar menyiksa nya. Ini adalah hari pertama nya dimansion Malik, tapi dia sudah merasakan siksaan seperti ini. Bagaimana dengan kedepan nya nanti???
...
Sementara dikamar, Malik baru saja selesai mandi dan membersihkan dirinya. Wajahnya yang lelah kini sudah terlihat lebih segar.
Kini dia berjalan kearah ruang ganti dan memakai pakaian nya. Namun saat ingin keluar tiba tiba dia teringat dengan Zea, gadis kecil yang dia sekap didalam ruangan kecilnya.
Malik langsung berjalan menuju ruang kerja nya, dimana disana ada layar monitor yang menampilkan seluruh cctv disetiap sudut mansion.
Mata Malik mengernyit dan memandangi layar monitor dimana Zea berada. Disana dia juga meletakkan kamera infrared untuk melihat apa yang terjadi dengan orang yang dia letakkan disana.
"Apa dia akan mati" gumam Malik.
Dia sedikit heran saat melihat Zea yang terlihat sudah mulai lemas, padahal belum ada lima belas menit. Dan seharus nya masih ada lima belas menit lagi Zea menerima hukuman nya. Namun karena melihat Zea yang seperti itu, membuat Malik mau tidak mau langsung pergi menuju ruangan itu. Jangan sampai Zea mati, karena rencana dan permainan nya belum lagi dimulai.
Malik memencet tombol untuk membuka pintu ruangan itu. Dan setelah pintu terbuka, dapat Malik lihat jika Zea sudah terkulai lemas dengan wajah yang begitu pucat.
Malik berdecak dengan wajah datar nya. Dia menoleh kearah kamar, berharap Zayn akan datang, namun dia ingat jika Zayn sedang mengerjakan suatu hal saat ini.
Dan akhirnya mau tidak mau Malik memberanikan diri untuk membawa Zea keluar dari ruangan itu. Karena jika dibiarkan ada didalam sini, Zea bisa benar benar mati.
Dengan ragu, Malik mengangkat tubuh kecil Zea kedalam gendongan nya dan membawa kedalam kamar. Malik meletakkan Zea diatas sofa. Memandangi sejenak wajah pucat itu, bahkan karena takut Malik memeriksa denyut nadi Zea, dan dia langsung menghela nafas karena Zea masih baik baik saja.
Dengan cepat Malik langsung berlari kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya kembali. Ya, setakut itu dia untuk bersentuhan dengan orang lain. Dan karena itulah yang membuat Floerencia, sangat jenuh berhubungan dengan Malik hingga dia memilih berselingkuh dengan sepupu Malik sendiri.
...
Hampir satu jam kemudian, Zea mulai sadar. Dia mulai membuka matanya perlahan. Mulai beranjak untuk duduk. Lantai dingin yang menyentuh kakinya membuat Zea tersadar jika ternyata dia sudah berada didalam kamar.
Siapa yang membawanya kemari???
Bukankah tadi....
deg
Zea kembali mematung saat tiba tiba pandangan matanya bersitatap dengan mata tajam Malik. Pria itu duduk disisi ranjang dan memandang datar pada Zea.
Zea terlihat gugup, dia langsung menunduk takut. Kenapa aura Malik begitu mencekam. Tubuh besar nya yang gagah dan berwibawa sungguh membuat Zea benar benar tidak berkutik.
Sementara Malik, dia terlihat memandangi Zea dengan lekat. Ada satu hal yang masih tidak dimengerti nya sampai saat ini, apalagi dengan Zea, gadis kecil yang sudah menjadi istrinya.
"Apa kau akan duduk disitu sampai besok pagi?" tanya Malik dengan nada dingin.
Zea menggeleng pelan, dia langsung menoleh kearah jam. Dan ternyata sudah pukul sembilan malam. Dan jam sembilan bukan nya waktu Malik untuk bersantai sembari minum kopi?
"Tuan maaf... saya akan menyiapkan kopi untuk anda" jawab Zea yang langsung berdiri, namun dia jatuh terduduk kembali karena bangun dengan tergesa membuat kepala nya pusing. Jangan sampai vertigonya kumat disaat seperti ini. Atau karena dia yang lapar?
Malik memandangi Zea dengan wajah datarnya. Wajah Zea yang pucat kembali seraya dia yang memegang kepalanya membuat hati Malik menjadi tidak tega untuk memarahinya lagi. Meski dia ingin sekali sekarang.
"Dasar penyakitan. Baru sepuluh menit aku mengurung mu disana tapi kau sudah seperti mau mati saja" gerutu Malik.
Zea hanya diam seraya masih memejamkan matanya sejenak dan menghela nafas. Berusaha untuk menetralkan perasaan nya.
"Malam ini aku memaafkan mu, tapi ingat. Besok pagi kau harus bisa melakukan pekerjaan mu dengan baik. Jika tidak, maka aku akan mengurung mu lebih lama disana" ancam Malik
"Kau dengar itu" seru Malik lagi.
"Ii...iya tuan. Terimakasih banyak" jawab Zea dengan nada suara yang begitu lirih.
"Kau habiskan makanan mu itu, jangan sampai kau mati disini. Aku tidak ingin mansion ku tercemar karena bangkaimu" ujar Malik seraya memandang kearah meja yang ada disudut kamar. Meja yang sudah berisi makanan yang sudah nampak dingin.
"Iya tuan" jawab Zea dengan pelan tanpa berani memandang kearah Malik.
Malik mendengus dan langsung beranjak menuju ruang kerja nya. Zea sudah merusak moodnya saja malam ini.
Setelah Malik pergi, Zea langsung beranjak kearah meja yang berisi makanan disana. Makanan yang cukup enak meski sudah dingin. Perut Zea yang sudah lapar dan terasa perih langsung berbunyi dengan nyaring.
Mata Zea berkaca kaca memandang makanan ini. Makanan yang jarang sekali dia sentuh ketika tinggal dirumah ayahnya. Zea bahkan masih ingat jika disana dia jarang sekali makan makanan yang layak, semua yang dia makan adalah makanan sisa. Meskipun Zea yang memasak, namun sama sekali dia tidak diperbolehkan memakan makanan itu sebelum ayah dan kakaknya makan.
Miris sekali bukan..
Namun disini, meski sudah dingin, namun Zea diberi makanan baru. Dan ini sudah cukup membuat hati Zea terharu. Sebegitu sederhana bahagia Zea.
Malik kejam padanya, tapi itu karena Zea yang berbuat salah dan lalai. Tapi dia masih mau memberi makan Zea. Dan jika Zea bekerja dengan baik, Malik pasti tidak akan menghukum nya kan???
Air mata Zea langsung menetes seraya dia yang memakan makanan ini. Ada steak dan juga sayur sayuran nya. Sangat enak, dan ini adalah makanan yang paling enak yang pernah Zea makan.
Meski makanan ini diberi racun sekalipun, Zea masih tetap bersykur, karena untuk seumur hidupnya, baru ini Zea mencicipi makanan seenak ini. Dan dia harus berterima kasih pada Malik.
...
Sementara diruang kerja...
Malik duduk dikursi nya, sedangkan Zayn yang memang sudah ada sejak tadi duduk didepan Malik. Asisten dan orang kepercayaan Malik itu memang tinggal dimansion Malik. Zayn adalah orang yang bertugas dan bertanggung jawab untuk mengurus semua keperluan Malik. Sudah sejak kecil dia hidup bersama Malik, karena Zayn adalah anak dari asisten ayah Malik dulunya. Dan setelah ayahnya meninggal, kini Zayn yang menjadi asisten dan orang nomor dua untuk perusahaan Dewantara setelah Malik.
"Jadi Floe sudah datang kemansion ini siang tadi" gumam Malik
"Iya tuan, seperti nya nyonya Donita dan juga adik anda tidak menyukai kedatangan nona Zea, sehingga mereka mengundang Floe untuk datang kemansion" ungkap Zayn
Malik tersenyum sinis dengan pandangan tajam nya. Floe adalah sahabat Michella, dan wajar saja jika mereka tidak akan terima dengan kedatangan Zea, apalagi sudah Malik nikahi. Tapi itu yang Malik mau, membuat mereka semakin kelimpungan dan merasa terancam. Jika mereka bisa mempermainkan dia, maka dia juga bisa membalas permainan mereka.
"Adakan makan malam direstauran Denu besok malam. Aku akan membawa Zea kesana. Floe pasti akan merasa terhina jika pengganti nya adalah Zea" ujar Malik
"Baik tuan, apa perlu mengundang pria itu" tanya Zayn
"Gabriel maksudmu?" tanya Malik
"Ya" jawab Zayn
"Tak perlu, untuk saat ini aku masih selalu ingin membunuhnya. Nanti akan aku buat hal yang lebih mengejutkan untuk pria brengsek itu" jawab Malik
"Baik tuan, semua akan saya atur" ucap Zayn.
Malik hanya mengangguk seraya kembali memandang layar pc nya. Namun tiba tiba dia teringat sesuatu.
"Zayn" panggil Malik
"Ya tuan" jawab Zayn dengan sigap.
"Aku merasa ada yang aneh dengan tubuhku" ucap Malik
Zayn langsung mengernyit dan langsung memandangi Malik dengan lekat.
"Apa ada sesuatu yang membuat anda tidak enak tuan? Apa karena kedatangan nona Zea anda merasa sakit atau sensitif lagi?" tanya Zayn dengan cepat. Dia benar benar takut jika penyakit Malik akan kumat lagi. Apalagi jika Malik menyentuh sesuatu yang membuat tubuhnya Alergi, itu bisa membahayakan nyawa Malik. Ya, sesensitif itu dia. Dan itulah yang selalu Zayn jaga.
Namun Malik malah menggeleng. Dan itu membuat Zayn bingung.
"Aku tidak merasa apapun jika bersentuhan dengan Zea" ungkap Malik
Zayn sedikit terkesiap mendengar itu.
"Benarkah?" tanya nya tidak percaya
"Ya, yang pertama saat pagi tadi dimobil, dan yang kedua saat aku membawanya kekamar tadi. Padahal tubuhnya kotor dan berkeringat. Dan malah menempel dengan tubuhku, namun aku tidak merasakan apapun. Hanya rasa risih saja. Tapi tidak terjadi sesuatu pada tubuhku. Bahkan untuk gatal atau memerah pun tidak ada" ungkap Malik yang memang merasa bingung sejak tadi. Padahal jika menyentuh sedikit saja hal baru, kulit Malik pasti sensitif, atau bahkan dia muntah muntah saat kuman masuk kedalam tubuhnya, walaupun hanya sebentar dan dia langsung membersihkan diri. Bersama Floe saja dia tidak bisa bersentuhan dengan lama, karena Malik pasti langsung alergi. Tapi bersama Zea, Malik tidak merasakan itu. Bahkan dikamar mandi tadi dia cukup lama berdiam diri hanya untuk memastikan, apa kulitnya tidak apa apa saat bersentuhan dengan tubuh Zea.
Zayn terdiam, dia cukup bingung. Namun menurut dokter pribadi Malik, memang ada beberapa hal yang cocok dengan Malik dan tidak menyebabkan dia alergi. Itu juga satu berbanding seribu. Dan jika Zea adalah orang itu, maka itu adalah hal yang bagus bukan.
"Tuan... bukankah itu hal yang baik. Anda bisa dengan mudah berinteraksi dengan nona Zea tanpa rasa takut lagi" ungkap Zayn.
"Kau benar, tapi aku memang harus lebih memastikan nya lagi. Ini baru sehari, dan aku belum tahu jika kedepan nya nanti bagaimana" jawab Malik
Zayn langsung mengangguk dan tersenyum tipis. Senyum yang hanya pada Malik saja dia berikan.
Cukup tenang hatinya jika Malik sudah menemukan orang yang bisa membuatnya nyaman selain dia. Dan yang lebih beruntung adalah, ternyata orang itu adalah gadis yang sudah menjadi istrinya sendiri. Meski hanya dianggap sebagai istri figuran oleh Malik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Deswita
🙏
2025-04-12
0
Sandisalbiah
haahh... suami kejam dan sadis.. nanti jatohnya bucin.. dan Zea harus membalasnya saat itu tiba...
2023-06-29
0
Lestari L
penyakit aneh
2023-06-27
0