Tidak Alergi

Zea sudah gelisah, dia benar benar takut berada didalam ruangan ini. Belum ada lima belas menit, tapi dia sudah kesulitan bernafas. Dada Zea terasa benar benar sesak. Sejak tadi Zea mencoba menggeser pintu itu, namun sama sekali tidak bergerak.

Ruangan itu benar benar gelap dan pengap. Tidak ada udara yang masuk sama sekali, bahkan karena gelapnya, Zea bahkan tidak bisa melihat apapun, termasuk tubuhnya sendiri. Keringat dingin sudah membasahi tubuhnya, bahkan wajah Zea sudah pucat pasih sekarang.

Rasa takut dan kesulitan bernafas membuat Zea benar benar tidak berdaya.

"Tolong...." lirih Zea seraya tangan nya yang meremas baju dibagian dada dengan kuat. Entah sudah berapa kali Zea mencoba menarik nafasnya dalam dalam hanya untuk mencari sedikit saja udara. Namun nihil, karena tidak ada sedikitpun lubang ataupun ventilasi udara didalam ruangan ini. Hanya sinar merah kecil yang ada disudut dinding, dan Zea tidak tahu apa itu.

Dada Zea sudah terasa sesak dan berdenyut, rasanya dia benar benar sudah tidak tahan lagi. Bibir Zea bahkan sudah mengering dan terasa kelu. Tenggorokan nya tercekat dan sangat sulit untuk menelan air liurnya.

Apa Zea akan mati???

Air mata kembali mengalir diwajahnya, bersamaan dengan keringat yang terus merembes keluar.

Kenapa tuan Malik kejam sekali, padahal sejak siang tadi Zea dikurung oleh ibu dan adiknya, bagaimana mungkin dia bisa mengingat lagi apa apa yang harus disiapkan nya saat Malik pulang.

Sungguh, Zea sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Rasa takut dan sakit ini benar benar menyiksa nya. Ini adalah hari pertama nya dimansion Malik, tapi dia sudah merasakan siksaan seperti ini. Bagaimana dengan kedepan nya nanti???

...

Sementara dikamar, Malik baru saja selesai mandi dan membersihkan dirinya. Wajahnya yang lelah kini sudah terlihat lebih segar.

Kini dia berjalan kearah ruang ganti dan memakai pakaian nya. Namun saat ingin keluar tiba tiba dia teringat dengan Zea, gadis kecil yang dia sekap didalam ruangan kecilnya.

Malik langsung berjalan menuju ruang kerja nya, dimana disana ada layar monitor yang menampilkan seluruh cctv disetiap sudut mansion.

Mata Malik mengernyit dan memandangi layar monitor dimana Zea berada. Disana dia juga meletakkan kamera infrared untuk melihat apa yang terjadi dengan orang yang dia letakkan disana.

"Apa dia akan mati" gumam Malik.

Dia sedikit heran saat melihat Zea yang terlihat sudah mulai lemas, padahal belum ada lima belas menit. Dan seharus nya masih ada lima belas menit lagi Zea menerima hukuman nya. Namun karena melihat Zea yang seperti itu, membuat Malik mau tidak mau langsung pergi menuju ruangan itu. Jangan sampai Zea mati, karena rencana dan permainan nya belum lagi dimulai.

Malik memencet tombol untuk membuka pintu ruangan itu. Dan setelah pintu terbuka, dapat Malik lihat jika Zea sudah terkulai lemas dengan wajah yang begitu pucat.

Malik berdecak dengan wajah datar nya. Dia menoleh kearah kamar, berharap Zayn akan datang, namun dia ingat jika Zayn sedang mengerjakan suatu hal saat ini.

Dan akhirnya mau tidak mau Malik memberanikan diri untuk membawa Zea keluar dari ruangan itu. Karena jika dibiarkan ada didalam sini, Zea bisa benar benar mati.

Dengan ragu, Malik mengangkat tubuh kecil Zea kedalam gendongan nya dan membawa kedalam kamar. Malik meletakkan Zea diatas sofa. Memandangi sejenak wajah pucat itu, bahkan karena takut Malik memeriksa denyut nadi Zea, dan dia langsung menghela nafas karena Zea masih baik baik saja.

Dengan cepat Malik langsung berlari kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya kembali. Ya, setakut itu dia untuk bersentuhan dengan orang lain. Dan karena itulah yang membuat Floerencia, sangat jenuh berhubungan dengan Malik hingga dia memilih berselingkuh dengan sepupu Malik sendiri.

...

Hampir satu jam kemudian, Zea mulai sadar. Dia mulai membuka matanya perlahan. Mulai beranjak untuk duduk. Lantai dingin yang menyentuh kakinya membuat Zea tersadar jika ternyata dia sudah berada didalam kamar.

Siapa yang membawanya kemari???

Bukankah tadi....

deg

Zea kembali mematung saat tiba tiba pandangan matanya bersitatap dengan mata tajam Malik. Pria itu duduk disisi ranjang dan memandang datar pada Zea.

Zea terlihat gugup, dia langsung menunduk takut. Kenapa aura Malik begitu mencekam. Tubuh besar nya yang gagah dan berwibawa sungguh membuat Zea benar benar tidak berkutik.

Sementara Malik, dia terlihat memandangi Zea dengan lekat. Ada satu hal yang masih tidak dimengerti nya sampai saat ini, apalagi dengan Zea, gadis kecil yang sudah menjadi istrinya.

"Apa kau akan duduk disitu sampai besok pagi?" tanya Malik dengan nada dingin.

Zea menggeleng pelan, dia langsung menoleh kearah jam. Dan ternyata sudah pukul sembilan malam. Dan jam sembilan bukan nya waktu Malik untuk bersantai sembari minum kopi?

"Tuan maaf... saya akan menyiapkan kopi untuk anda" jawab Zea yang langsung berdiri, namun dia jatuh terduduk kembali karena bangun dengan tergesa membuat kepala nya pusing. Jangan sampai vertigonya kumat disaat seperti ini. Atau karena dia yang lapar?

Malik memandangi Zea dengan wajah datarnya. Wajah Zea yang pucat kembali seraya dia yang memegang kepalanya membuat hati Malik menjadi tidak tega untuk memarahinya lagi. Meski dia ingin sekali sekarang.

"Dasar penyakitan. Baru sepuluh menit aku mengurung mu disana tapi kau sudah seperti mau mati saja" gerutu Malik.

Zea hanya diam seraya masih memejamkan matanya sejenak dan menghela nafas. Berusaha untuk menetralkan perasaan nya.

"Malam ini aku memaafkan mu, tapi ingat. Besok pagi kau harus bisa melakukan pekerjaan mu dengan baik. Jika tidak, maka aku akan mengurung mu lebih lama disana" ancam Malik

"Kau dengar itu" seru Malik lagi.

"Ii...iya tuan. Terimakasih banyak" jawab Zea dengan nada suara yang begitu lirih.

"Kau habiskan makanan mu itu, jangan sampai kau mati disini. Aku tidak ingin mansion ku tercemar karena bangkaimu" ujar Malik seraya memandang kearah meja yang ada disudut kamar. Meja yang sudah berisi makanan yang sudah nampak dingin.

"Iya tuan" jawab Zea dengan pelan tanpa berani memandang kearah Malik.

Malik mendengus dan langsung beranjak menuju ruang kerja nya. Zea sudah merusak moodnya saja malam ini.

Setelah Malik pergi, Zea langsung beranjak kearah meja yang berisi makanan disana. Makanan yang cukup enak meski sudah dingin. Perut Zea yang sudah lapar dan terasa perih langsung berbunyi dengan nyaring.

Mata Zea berkaca kaca memandang makanan ini. Makanan yang jarang sekali dia sentuh ketika tinggal dirumah ayahnya. Zea bahkan masih ingat jika disana dia jarang sekali makan makanan yang layak, semua yang dia makan adalah makanan sisa. Meskipun Zea yang memasak, namun sama sekali dia tidak diperbolehkan memakan makanan itu sebelum ayah dan kakaknya makan.

Miris sekali bukan..

Namun disini, meski sudah dingin, namun Zea diberi makanan baru. Dan ini sudah cukup membuat hati Zea terharu. Sebegitu sederhana bahagia Zea.

Malik kejam padanya, tapi itu karena Zea yang berbuat salah dan lalai. Tapi dia masih mau memberi makan Zea. Dan jika Zea bekerja dengan baik, Malik pasti tidak akan menghukum nya kan???

Air mata Zea langsung menetes seraya dia yang memakan makanan ini. Ada steak dan juga sayur sayuran nya. Sangat enak, dan ini adalah makanan yang paling enak yang pernah Zea makan.

Meski makanan ini diberi racun sekalipun, Zea masih tetap bersykur, karena untuk seumur hidupnya, baru ini Zea mencicipi makanan seenak ini. Dan dia harus berterima kasih pada Malik.

...

Sementara diruang kerja...

Malik duduk dikursi nya, sedangkan Zayn yang memang sudah ada sejak tadi duduk didepan Malik. Asisten dan orang kepercayaan Malik itu memang tinggal dimansion Malik. Zayn adalah orang yang bertugas dan bertanggung jawab untuk mengurus semua keperluan Malik. Sudah sejak kecil dia hidup bersama Malik, karena Zayn adalah anak dari asisten ayah Malik dulunya. Dan setelah ayahnya meninggal, kini Zayn yang menjadi asisten dan orang nomor dua untuk perusahaan Dewantara setelah Malik.

"Jadi Floe sudah datang kemansion ini siang tadi" gumam Malik

"Iya tuan, seperti nya nyonya Donita dan juga adik anda tidak menyukai kedatangan nona Zea, sehingga mereka mengundang Floe untuk datang kemansion" ungkap Zayn

Malik tersenyum sinis dengan pandangan tajam nya. Floe adalah sahabat Michella, dan wajar saja jika mereka tidak akan terima dengan kedatangan Zea, apalagi sudah Malik nikahi. Tapi itu yang Malik mau, membuat mereka semakin kelimpungan dan merasa terancam. Jika mereka bisa mempermainkan dia, maka dia juga bisa membalas permainan mereka.

"Adakan makan malam direstauran Denu besok malam. Aku akan membawa Zea kesana. Floe pasti akan merasa terhina jika pengganti nya adalah Zea" ujar Malik

"Baik tuan, apa perlu mengundang pria itu" tanya Zayn

"Gabriel maksudmu?" tanya Malik

"Ya" jawab Zayn

"Tak perlu, untuk saat ini aku masih selalu ingin membunuhnya. Nanti akan aku buat hal yang lebih mengejutkan untuk pria brengsek itu" jawab Malik

"Baik tuan, semua akan saya atur" ucap Zayn.

Malik hanya mengangguk seraya kembali memandang layar pc nya. Namun tiba tiba dia teringat sesuatu.

"Zayn" panggil Malik

"Ya tuan" jawab Zayn dengan sigap.

"Aku merasa ada yang aneh dengan tubuhku" ucap Malik

Zayn langsung mengernyit dan langsung memandangi Malik dengan lekat.

"Apa ada sesuatu yang membuat anda tidak enak tuan? Apa karena kedatangan nona Zea anda merasa sakit atau sensitif lagi?" tanya Zayn dengan cepat. Dia benar benar takut jika penyakit Malik akan kumat lagi. Apalagi jika Malik menyentuh sesuatu yang membuat tubuhnya Alergi, itu bisa membahayakan nyawa Malik. Ya, sesensitif itu dia. Dan itulah yang selalu Zayn jaga.

Namun Malik malah menggeleng. Dan itu membuat Zayn bingung.

"Aku tidak merasa apapun jika bersentuhan dengan Zea" ungkap Malik

Zayn sedikit terkesiap mendengar itu.

"Benarkah?" tanya nya tidak percaya

"Ya, yang pertama saat pagi tadi dimobil, dan yang kedua saat aku membawanya kekamar tadi. Padahal tubuhnya kotor dan berkeringat. Dan malah menempel dengan tubuhku, namun aku tidak merasakan apapun. Hanya rasa risih saja. Tapi tidak terjadi sesuatu pada tubuhku. Bahkan untuk gatal atau memerah pun tidak ada" ungkap Malik yang memang merasa bingung sejak tadi. Padahal jika menyentuh sedikit saja hal baru, kulit Malik pasti sensitif, atau bahkan dia muntah muntah saat kuman masuk kedalam tubuhnya, walaupun hanya sebentar dan dia langsung membersihkan diri. Bersama Floe saja dia tidak bisa bersentuhan dengan lama, karena Malik pasti langsung alergi. Tapi bersama Zea, Malik tidak merasakan itu. Bahkan dikamar mandi tadi dia cukup lama berdiam diri hanya untuk memastikan, apa kulitnya tidak apa apa saat bersentuhan dengan tubuh Zea.

Zayn terdiam, dia cukup bingung. Namun menurut dokter pribadi Malik, memang ada beberapa hal yang cocok dengan Malik dan tidak menyebabkan dia alergi. Itu juga satu berbanding seribu. Dan jika Zea adalah orang itu, maka itu adalah hal yang bagus bukan.

"Tuan... bukankah itu hal yang baik. Anda bisa dengan mudah berinteraksi dengan nona Zea tanpa rasa takut lagi" ungkap Zayn.

"Kau benar, tapi aku memang harus lebih memastikan nya lagi. Ini baru sehari, dan aku belum tahu jika kedepan nya nanti bagaimana" jawab Malik

Zayn langsung mengangguk dan tersenyum tipis. Senyum yang hanya pada Malik saja dia berikan.

Cukup tenang hatinya jika Malik sudah menemukan orang yang bisa membuatnya nyaman selain dia. Dan yang lebih beruntung adalah, ternyata orang itu adalah gadis yang sudah menjadi istrinya sendiri. Meski hanya dianggap sebagai istri figuran oleh Malik.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

haahh... suami kejam dan sadis.. nanti jatohnya bucin.. dan Zea harus membalasnya saat itu tiba...

2023-06-29

0

Lestari L

Lestari L

penyakit aneh

2023-06-27

0

pena_sf:)

pena_sf:)

dasar malik penyakitan haha

2023-04-20

1

lihat semua
Episodes
1 Gadis Penebus Hutang
2 Menikah
3 Kehidupan Baru Yang Masih Menyakitkan
4 Apa Salah Zea???
5 Tidak Alergi
6 Drama Pasang Baju
7 Usaha Ibu Dan Adik Malik
8 Kotor Dan Menjijikkan
9 Gaun Malam
10 Menjadi Istri Figuran
11 Drama Makan Malam
12 Pertengakaran
13 Alat Untuk Sembuh
14 Harimau Marah
15 Cerita Tentang Malik
16 Malik Yang Aneh
17 Malik Yang Kacau
18 Perasaan Malik
19 Permintaan Zayn
20 Genggaman Tangan Zea
21 Kedatangan Floerencia
22 Kolam Ikan
23 Permintaan Gila Gabriel
24 Kekesalan Zea
25 Akal Malik
26 Permintaan Aneh Malik
27 Cara Untuk Sembuh
28 Kegugupan Zea
29 Yang Istimewa
30 Bertemu Ayah
31 Rasa Sakit Zea
32 Bukan Yang Pertama
33 Mencari Kenyamanan
34 Terkurung
35 Apartemen Gabriel
36 Pulang Kemansion
37 Kemarahan Malik
38 Mencurigakan (Zayn)
39 Rumah Sakit Lagi
40 Pilihan Dari Malik
41 Tempat Ternyaman
42 Hukuman Untuk Ibu dan Adik Malik
43 Rencana Licik
44 Pergi Keperusahaan Malik
45 Ciuman Pertama
46 Ketagihan
47 Mulai Diganggu Secara Terang Terangan
48 Surat Misterius
49 Tuan Malik... Tolong!
50 Kau Milikku Zea
51 Malu
52 Harus Cepat Sembuh
53 Pria Suruhan Floe
54 Berhasil Sembuh
55 Obrolan Tengah Malam
56 Melihat Perlombaan Memasak
57 Imbalan
58 Tempat Aneh
59 Menemui Tuan Juanda
60 Ponsel Baru
61 Ruang Bawah Tanah
62 Sandi Ruang
63 Surat Aneh
64 Pergi Ke Restauran
65 Pembahasan Kasus Rumit
66 Kegelisahan Malik
67 Kedatangan Malik
68 Tidur Dipangkuan Malik
69 Serangan Dan Alasan
70 Kegundahan Gabriel
71 Datang Keperusahaan El Hajar
72 Permintaan Gabriel....... yang terakhir
73 Kesal Dan Takut
74 Isi Diary
75 Semakin Rumit
76 Terungkap
77 Rasa Ingin Tahu Malik
78 Tidak Ada Kabar
79 Gabriel Lagi!
80 Hamil????
81 Rasa Bimbang Malik Dan Zea
82 Teruslah Hidup Untuk Aku dan Anak Kita
83 Jaga Diri Baik Baik
84 Apa Itu Cinta???
85 Kesalahan Masa Lalu
86 Kalung Liontin
87 Kenyataan Yang Menyakitkan
88 Malik Yang Menyedihkan
89 Terimakasih
90 Aku Pasti Baik Baik Saja
91 Dendam Dan Luka
92 Tuan Alex Ditangkap
93 Zea Dalam Bahaya
94 Kegilaan Floe
95 Bertahanlah Zea
96 Masih Lemah
97 Aku Mencintaimu
98 Penyesalan
99 Penderitaan Floe
100 Permintaan Zea
101 Floe Ditangkap
102 Beri Kesempatan
103 Muntah Darah
104 Apa Tuhan Itu Ada?
105 Aku Akan Pergi
106 Kanker Perut
107 Berjuanglah Untuk Hidup
108 Ulah Zea dan Malik
109 Bertemu Alyssa dan Zayden
110 Gabriel dan Shania
111 Berdamai
112 Ulah Gabriel
113 Cerita Zayn
114 Pulang Ke Mansion
115 Drama Pagi Hari
116 Dimana Zayn?
117 Mengintai Dokter Kemala
118 Kebahagiaan Zayn
119 Makan Malam Bersama
120 Ide Gila Malik
121 Kecelakaan Beruntun
122 Rumah Sakit
123 Ayah Sadar!
124 Maafkan Ayah Zea
125 Menantu Yang Aneh
126 Rencana Pesta Pernikahan
127 Kesal
128 Mencari Zayn
129 Berkumpul Di Mansion
130 Kebersamaan Berdarah
131 Kegundahan Dokter Kemala
132 Perdebatan Malik Dan Zayn
133 Kesedihan Zayn Dan Kegundahan Dokter Kemala
134 Kegundahan Malik dan Zea
135 Menghadiri Pesta
136 Kesedihan Shania
137 Perasaan Gabriel
138 Ungkapan Shania
139 Tentang Hati Yang Sesungguhnya
140 Fitting Gaun Pengantin
141 Menemui Michella dan Nyonya Donita
142 Perantara
143 Harus Bersyukur
144 Kotak Hitam Dokter Kemala
145 Tentang Cemburu
146 Isi Kotak Hitam
147 Bertemu Brian
148 Kekecewaan Shania
149 Maafkan Aku Shania
150 Aku Mencintaimu
151 Jangan Panggil Tuan!
152 Bubur Bersantan
153 Resepsi Pernikahan
154 Seseorang Yang Ditunggu Zayn
155 Tersenyumlah Untukku
156 Zayn Kritis
157 Meminta Izin
158 Nikahi Saya Tuan!
159 Persiapan
160 Menikah
161 Lelaki Yang Paling Beruntung
162 Bunga Sakura
163 Dinyatakan Sembuh
164 Pulang Ke Tanah Air
165 Kebahagiaan Zayn dan Dokter Kemala
166 Akhir Sebuah Kesakitan
167 Terimakasih
168 Ekstra Part (Kepanikan Malik)
169 Extra part (Albidzar Zevandra Dewantara)
170 Extra part ( Lima Tahun Kemudian)
171 Novel Zevandra
172 CARAMIA I Love You
173 Memori Cinta Zevanno
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Gadis Penebus Hutang
2
Menikah
3
Kehidupan Baru Yang Masih Menyakitkan
4
Apa Salah Zea???
5
Tidak Alergi
6
Drama Pasang Baju
7
Usaha Ibu Dan Adik Malik
8
Kotor Dan Menjijikkan
9
Gaun Malam
10
Menjadi Istri Figuran
11
Drama Makan Malam
12
Pertengakaran
13
Alat Untuk Sembuh
14
Harimau Marah
15
Cerita Tentang Malik
16
Malik Yang Aneh
17
Malik Yang Kacau
18
Perasaan Malik
19
Permintaan Zayn
20
Genggaman Tangan Zea
21
Kedatangan Floerencia
22
Kolam Ikan
23
Permintaan Gila Gabriel
24
Kekesalan Zea
25
Akal Malik
26
Permintaan Aneh Malik
27
Cara Untuk Sembuh
28
Kegugupan Zea
29
Yang Istimewa
30
Bertemu Ayah
31
Rasa Sakit Zea
32
Bukan Yang Pertama
33
Mencari Kenyamanan
34
Terkurung
35
Apartemen Gabriel
36
Pulang Kemansion
37
Kemarahan Malik
38
Mencurigakan (Zayn)
39
Rumah Sakit Lagi
40
Pilihan Dari Malik
41
Tempat Ternyaman
42
Hukuman Untuk Ibu dan Adik Malik
43
Rencana Licik
44
Pergi Keperusahaan Malik
45
Ciuman Pertama
46
Ketagihan
47
Mulai Diganggu Secara Terang Terangan
48
Surat Misterius
49
Tuan Malik... Tolong!
50
Kau Milikku Zea
51
Malu
52
Harus Cepat Sembuh
53
Pria Suruhan Floe
54
Berhasil Sembuh
55
Obrolan Tengah Malam
56
Melihat Perlombaan Memasak
57
Imbalan
58
Tempat Aneh
59
Menemui Tuan Juanda
60
Ponsel Baru
61
Ruang Bawah Tanah
62
Sandi Ruang
63
Surat Aneh
64
Pergi Ke Restauran
65
Pembahasan Kasus Rumit
66
Kegelisahan Malik
67
Kedatangan Malik
68
Tidur Dipangkuan Malik
69
Serangan Dan Alasan
70
Kegundahan Gabriel
71
Datang Keperusahaan El Hajar
72
Permintaan Gabriel....... yang terakhir
73
Kesal Dan Takut
74
Isi Diary
75
Semakin Rumit
76
Terungkap
77
Rasa Ingin Tahu Malik
78
Tidak Ada Kabar
79
Gabriel Lagi!
80
Hamil????
81
Rasa Bimbang Malik Dan Zea
82
Teruslah Hidup Untuk Aku dan Anak Kita
83
Jaga Diri Baik Baik
84
Apa Itu Cinta???
85
Kesalahan Masa Lalu
86
Kalung Liontin
87
Kenyataan Yang Menyakitkan
88
Malik Yang Menyedihkan
89
Terimakasih
90
Aku Pasti Baik Baik Saja
91
Dendam Dan Luka
92
Tuan Alex Ditangkap
93
Zea Dalam Bahaya
94
Kegilaan Floe
95
Bertahanlah Zea
96
Masih Lemah
97
Aku Mencintaimu
98
Penyesalan
99
Penderitaan Floe
100
Permintaan Zea
101
Floe Ditangkap
102
Beri Kesempatan
103
Muntah Darah
104
Apa Tuhan Itu Ada?
105
Aku Akan Pergi
106
Kanker Perut
107
Berjuanglah Untuk Hidup
108
Ulah Zea dan Malik
109
Bertemu Alyssa dan Zayden
110
Gabriel dan Shania
111
Berdamai
112
Ulah Gabriel
113
Cerita Zayn
114
Pulang Ke Mansion
115
Drama Pagi Hari
116
Dimana Zayn?
117
Mengintai Dokter Kemala
118
Kebahagiaan Zayn
119
Makan Malam Bersama
120
Ide Gila Malik
121
Kecelakaan Beruntun
122
Rumah Sakit
123
Ayah Sadar!
124
Maafkan Ayah Zea
125
Menantu Yang Aneh
126
Rencana Pesta Pernikahan
127
Kesal
128
Mencari Zayn
129
Berkumpul Di Mansion
130
Kebersamaan Berdarah
131
Kegundahan Dokter Kemala
132
Perdebatan Malik Dan Zayn
133
Kesedihan Zayn Dan Kegundahan Dokter Kemala
134
Kegundahan Malik dan Zea
135
Menghadiri Pesta
136
Kesedihan Shania
137
Perasaan Gabriel
138
Ungkapan Shania
139
Tentang Hati Yang Sesungguhnya
140
Fitting Gaun Pengantin
141
Menemui Michella dan Nyonya Donita
142
Perantara
143
Harus Bersyukur
144
Kotak Hitam Dokter Kemala
145
Tentang Cemburu
146
Isi Kotak Hitam
147
Bertemu Brian
148
Kekecewaan Shania
149
Maafkan Aku Shania
150
Aku Mencintaimu
151
Jangan Panggil Tuan!
152
Bubur Bersantan
153
Resepsi Pernikahan
154
Seseorang Yang Ditunggu Zayn
155
Tersenyumlah Untukku
156
Zayn Kritis
157
Meminta Izin
158
Nikahi Saya Tuan!
159
Persiapan
160
Menikah
161
Lelaki Yang Paling Beruntung
162
Bunga Sakura
163
Dinyatakan Sembuh
164
Pulang Ke Tanah Air
165
Kebahagiaan Zayn dan Dokter Kemala
166
Akhir Sebuah Kesakitan
167
Terimakasih
168
Ekstra Part (Kepanikan Malik)
169
Extra part (Albidzar Zevandra Dewantara)
170
Extra part ( Lima Tahun Kemudian)
171
Novel Zevandra
172
CARAMIA I Love You
173
Memori Cinta Zevanno

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!