Zea duduk termenung didalam kamar, memandang nanar penampilan nya yang hanya memakai kebaya sederhana bewarna putih. Air mata sudah mulai mengering, seiring dengan telah selesai nya ijab kabul yang dilakukan diluar sana.
Beberapa saat tadi suara lantang ayah dan calon suaminya terdengar ditelinga Zea. Namun tidak tahu seperti apa rupa suaminya itu sekarang.
Jangan tanyakan bagaimana acara pernikahan itu. Tidak ada yang spesial. Ayahnya hanya mengundang penghulu dan seorang saksi. Tidak ada mahligai pelaminan yang indah, tidak ada gaun pengantin yang membuat nya bahagia, tidak ada senyuman semua orang, dan tidak ada yang bisa diharapkan dari pernikahan ini.
Pernikahan yang terjadi hanya karena untuk membuat nya pergi dari rumah ini. Dan yang lebih menyakitkan adalah, menikah karena sebagai pelunas hutang.
Miris sekali..
Zea bahkan tidak tahu siapa calon suami nya sendiri.
Dia tidak tahu bagaimana rupa pria yang sudah menjadi suami nya sekarang.
Masih muda??? Atau sudah tua??? Apakah dia baik?? Atau kejam seperti yang dikatakan oleh Shania, kakaknya?
Entahlah...
Zea hanya berusaha untuk menguatkan hatinya. Semoga dengan dia yang menerima pernikahan ini, ayah dan kakak nya bisa tahu, jika Zea ingin sekali menjadi anak yang berbakti dan berguna bagi mereka.
Ya, setidaknya, pria yang membeli Zea, mau menikahi nya. Dari pada dia ambil begitu saja dan dijadikan budak nafsu. Sungguh, Zea tidak akan sanggup.
Dia hanya harus meyakinkan hatinya, jika semua pasti akan baik baik saja. Ya, bukankah selama ini hanya itu yang dia tanamkan?
"Ayo keluar, kau sudah harus pergi dari rumah ini" kedatangan Shania yang tiba tiba membuat Zea terlonjak kaget.
"Bawa pakaian busuk mu itu. Jangan ada yang tertinggal. Mulai sekarang kau akan menjadi budak dirumah tuan aneh itu" ujar Shania dengan begitu tega.
Zea hanya bisa mengangguk pasrah, dia meraih tas nya yang memang sudah dia siapkan sejak siang tadi. Berjalan keluar kamar diikuti oleh kakaknya.
Diruang tamu sudah tidak ada lagi siapa siapa. Hanya tinggal ayahnya dan juga seorang pria tampan yang berdiri diambang pintu dengan wajah datar.
Apa itu suami nya??? Tapi sepertinya bukan, bukankah itu terlalu tampan. Batin Zea.
Kini Zea memandang kearah ayahnya yang duduk disofa dengan wajah datar. Hati Zea lagi lagi mencelos sakit saat melihat tidak ada senyuman sedikitpun dari ayahnya, ataupun rasa sedih untuk melepaskan Zea.
Zea mendekat kearah ayahnya, berlutut dengan pelan dan meraih tangan ayahnya dengan lembut. Sebisa mungkin dia menahan untuk tidak menangis, meski sungguh rasanya benar benar sangat sakit.
"Ayah.... Zea pamit" ucap Zea dengan senyum pedihnya dan juga mata yang kembali berkaca kaca.
"Ayah jaga kesehatan ya, jangan lupa untuk minum obat." ujar Zea lagi. Namun tuan Danuarta hanya diam dan tidak bergeming sedikitpun.
Zea tersenyum dan mencium punggung tangan ayah nya dengan lembut, seiring air mata yang mulai menetes diwajah cantiknya.
"Semoga dengan kepergian Zea, ayah bisa tenang ya. Zea..... sayang ayah" ucap Zea seraya terisak dan menunduk pedih. Namun dia segera mengusap air matanya dan bangkit berdiri.
Sekali lagi Zea memandang ayahnya yang hanya diam, jangan kan untuk tersenyum, untuk memandang nya saja, ayahnya tidak mau lagi.
Sakit sekali rasanya..
Kini Zea menoleh pada kakak nya yang berdiri dengan begitu angkuh dan terkesan sinis.
"Zea pergi kak, tolong jaga ayah dengan baik" pinta Zea.
"Pergilah, hidup kami pasti tenang tanpa kamu lagi. Nikmati kehidupan barumu bersama suami aneh mu itu" ucap Shania dengan begiu acuh. Dia bahkan tidak menaruh iba sedikitpun dengan wajah sedih Zea. Shania hanya beranggapan jika kini dia cukup beruntung, karena bukan dia yang menikah dengan pria itu. Pria yang bahkan tidak mau menunjukkan wajahnya dihadapan mereka tadi. Pria itu memakai masker diwajahnya, dan hanya mata tajam nya saja yang terlihat nyalang. Shania bahkan sudah takut memandang nya, apalagi ketika melihat perawakan pria itu yang begitu angkuh. Setelah mengucapkan ijab kabul, bahkan tanpa sepatah katapun dia langsung keluar dari rumah itu. Benar benar aneh. Dan mungkin itu akan cocok dengan Zea.
Zea menarik nafasnya dalam dalam dan mulai berjalan keluar, dimana pria berwajah datar itu sudah menunggu nya sejak tadi.
"Hapus air mata anda nona, tuan tidak suka melihat wanita yang cengeng" ujar lelaki itu.
Zea mengangguk dengan cepat dan segera mengusap wajahnya dengan kasar. Dan setelah itu dia langsung berjalan kemobil dimana pria berwajah datar itu sudah berjalan lebih dulu.
Pria yang tidak lain adalah Zayn itu membukakan pintu mobil untuk Zea, namun sebelum masuk kedalam mobil, Zea kembali menoleh kearah rumah nya. Rumah yang menjadi saksi bisu bagaimana pedih nya Zea bertahan hidup selama sembilan belas tahun ini. Dan sekarang, dia sudah harus pergi. Pergi dengan membawa luka, luka yang entah bisa sembuh atau malah bertambah parah.
"Nona" panggil Zayn lagi.
Zea terkesiap dan dia langsung masuk kedalam mobil. Duduk dengan kaku seraya memeluk tas nya dengan erat. Namun sepertinya Zea tidak sendiri, ada seseorang yang duduk dengan tenang disamping nya. Namun cukup membuat Zea merasa tegang dan takut.
Apakah lelaki ini suami nya???
"Kau membuat waktu berhargaku terbuang Zea. Kau tahu hukuman apa yang harus kau terima hmm?" suara berat itu membuat Zea gemetar. Dia benar benar penasaran dengan rupa suami nya ini. Namun sama sekali Zea tidak berani menegakkan kepala.
"Lihat aku" bentak orang itu, dan lagi lagi Zea terlonjak kaget. Dengan takut dan ragu dia langsung mendongak dan memandang wajah pria ini.
deg
Zea terperangah...
Apa ini suaminya???
Melihat pandangan Zea yang seperti itu, membuat Malik, pria berwajah dingin dan datar itu menjadi muak. Dia langsung meraup kasar dagu Zea, membuat Zea meringis kesakitan.
Malik menilik dengan tajam wajah gadis kecil ini. Cukup cantik dan bersih. Lumayan untuk bisa menjadikan nya sebagai bahan untuk membalas Floe.
Malik tersenyum sinis memandang Zea yang kesakitan karena tangan besarnya.
"Kau tahu kau sudah dijual oleh ayahmu sendiri bukan?" tanya Malik
Zea terdiam, hanya matanya saja yang berkaca kaca.
"Jawab, apa kau bisu??" bentak Malik lagi.
Zea terkesiap dan langsung mengangguk dengan payah.
"Tahu tuan" jawab Zea yang masih menahan sakitnya.
"Apa kau menyayangi bajingan sepertinya?" tanya Malik lagi. Dan Zea langsung mengangguk dengan cepat.
"Jika kau menyayanginya, maka turuti semua perkataan ku. Lakukan apapun yang aku mau dan jangan pernah membantahku. Kau mengerti istri kecilku" ujar Malik dengan senyum yang menyeringai. Membuat Zea semakin ketakutan.
"I... iya tuan" jawab Zea.
Malik langsung menghempaskan wajah Zea dengan kasar, membuat Zea hampir terhantuk pintu mobil. Zayn yang sedang mengemudikan mobil hanya fokus memandang kedepan tanpa ingin melihat atau mendengar.
"Jika kau tidak bisa bekerja dengan baik, maka perusahaan ayahmu akan hancur, dan kedua orang itu juga akan aku jual, apalagi kakak ****** mu itu" ancam Malik dengan nada datar namun cukup mampu membuat Zea ketakutan.
"Baik tuan, saya.... saya pasti akan bekerja dengan baik. Tolong jangan apa apakan mereka" pinta Zea begitu memelas.
Malik hanya tersenyum tipis penuh kelicikan. Dia mengabaikan Zea dan kembali memandang kedepan seraya meraih tisu basah dan mengusap tangan nya berkali kali.
Sedangkan Zea kembali memalingkan wajahnya, memandang nanar keluar jendela mobil. Dimana jalanan malam itu terasa begitu lama untuk mereka lewati. Lihatlah, bahkan untuk menyentuh pun suaminya ini sudah begitu jijik.
...
Tidak lama kemudian, mobil yang dikendarai oleh Zayn sudah tiba dimansion utama keluarga Dewantara. Degan sigap Zayn membuka pintu mobil untuk tuan nya. Sedangkan Zea lebih memilih untuk turun sendiri.
Zea benar benar takjub memandang mansion ini yang benar benar besar, mewah dan megah. Tapi walau bagaimana pun indahnya mansion ini, tetap saja tidak akan bisa menjadi rumah ternyaman nya. Karena Zea memang tidak memiliki tempat dihati siapapun. Dia tidak memiliki rumah yang nyaman untuk berteduh, bahkan baru memulai menginjakkan kaki disini saja, Zea sudah merasa, jika hidupnya pasti akan lebih sulit lagi.
Ya Tuhan....
"Nona, ayo" ajak Zayn.
Zea langsung mengangguk dan mengikuti langkah kaki Zayn masuk kedalam mansion itu, dimana Malik sudah berjalan lebih dulu.
Namun saat tiba diruang tengah mansion, langkah kaki mereka terhenti saat dua orang wanita berbeda usia berdiri dan memandang Zea dengan lekat.
Zea langsung menunduk takut melihat tatapan kedua wanita itu. Wanita dengan gaya yang sangat anggun dan elegan.
"Siapa dia Malik?" tanya wanita paruh baya yang merupakan ibu Malik.
"Istriku" jawab Malik
Kedua wanita itu langsung terlonjak kaget.
"Apa!!!! istri" seru mereka tidak percaya.
"Malik, yang benar saja kau memperistri dia nak. Kau lihat bagaimana bentuk nya ini. Jangan gila!!!" seru nyonya Donita tidak terima.
"Kak, aku tahu kau sakit hati dengan Floe, tapi tidak dengan dia yang menjadi penggantinya" seru Michella pula, adik Malik.
Zea semakin tertunduk takut mendengar amarah mereka berdua.
Malik hanya tersenyum sinis seraya mengusap tangan nya dengan tisu yang dia bawa dari dalam mobil.
"Jangan ikut campur urusanku" ucap Malik dengan begitu angkuh. Dia bahkan langsung berjalan meninggalkan mereka semua.
"Malik, kau harus ingat dengan penyakitmu!!" teriak nyonya Donita namun Malik hanya diam dan terus berjalan menuju lift mansion itu.
"Nona ayo" ajak Zayn yang juga segera mengajak Zea.
Zea mengangguk dan langsung berjalan mengikuti Zayn, dia benar benar tidak berani memandang kedua ibu dan anak itu yang memandang nya dengan tatapan benci dan jijik.
Ya Tuhan.. sepertinya hidup Zea memang tidak akan mudah.
Nyonya Donita memandang kepergian anak lelaki nya dengan pandangan kesal. Apalagi ketika tahu jika dia membawa seorang gadis berpenampilan seperti itu kedalam mansion mewah ini.
"Mommy, sungguh. Aku tidak terima jika kakak memperistri gadis gembel itu" ucap Michella dengan geram.
"Mommy tidak akan membiarkan nya nak. Mommy lebih menyukai Floe yang menjadi menantu mommy. Tidak akan mommy biarkan kakakmu hidup bersama gadis itu" sahut nyonya Donita pula.
"Floe harus tahu ini" gumam Michella dengan pandangan licik dan sinisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Sandisalbiah
ini namanya lepas dr kandang macan masuk ke mulut buaya... nasib kamu Zea...
2023-06-29
1
Lestari L
masih nyimak dulu, semangat thor
2023-06-26
1
pena_sf:)
ibunya sama adiknya bodoh
2023-04-20
1