Apa Salah Zea???

Zea tersungkur diruang laundry mansion. Tubuhnya basah kuyup karena disiram dengan air yang mengalir dari sebuah selang. Nyonya Donita dan kedua gadis itu memandang sadis pada Zea. Gadis kecil dan tentunya masih sangat muda yang sudah berani berani nya ingin mengacaukan rencana mereka. Kedatangan Zea kemansion ini tentu membuat ancaman tersendiri untuk nyonya Donita, ibu tiri Malik. Dan tentu nya untuk Floe juga.

Mereka akan membuat Zea tidak betah dan lebih memilih pergi dari mansion ini. Karena untuk mengusir nya secara terang terangan, mereka tidak akan berani. Apalagi mereka tahu bagaimana sifat Malik yang tidak akan bisa dibantah. Membuat Zea tidak betah dan merasa menderita, adalah satu satunya cara untuk mengusir Zea secara tidak langsung.

"Ini adalah perkenalan kita yang pertama, jika kau masih memilih berada disini, maka kau akan mendapatkan hal yang lebih parah dari pada ini" ancam nyonya Donita.

"Jangan harap kau bisa memiliki Malik dan menjadi pengganti ku" geram Floe pula.

Michella tertawa sinis memandang Zea yang meringkuk diatas lantai. Mereka benar benar tidak punya hati dan belas kasih untuk seorang gadis muda seperti Zea.

"Kau ingat itu, kau harus segera pergi dari sini, ******!" Floe melemparkan selang yang sejak tadi dia pegang kearah tubuh Zoya, hingga Zoya langsung memejamkan matanya.

Setelah mengatakan itu, mereka semua langsung pergi dan meninggalkan Zea sendiri didalam ruang cuci itu. Ditempat itu tidak ada cctv, maka mereka memilih membuat perhitungan pada Zea. Mereka tidak ingin Malik tahu, apa yang dilakukan mereka terhadap istri kecilnya ini.

Bibir Zea bergetar, wajahnya juga mulai pucat. Bukan menahan tangis, namun menahan dingin yang teramat sangat. Baru hari pertama, tapi dia sudah mendapatkan penghinaan dan siksaan seperti ini. Entah apa yang mereka inginkan, jika mereka tidak suka pada Zea, seharusnya mereka bisa meminta tuan Malik itu untuk menceraikan nya bukan, tapi kenapa malah meminta Zea yang pergi.

Bagaimana mungkin Zea bisa pergi, setelah semua perjanjian yang tertulis dan terucap dia sepakati. Jika dia pergi dan membantah Malik sedikit saja, bukan kah itu sama saja jika dia membiarkan ayah dan kakaknya berada dalam bahaya.

Tidak...

Zea tidak ingin itu terjadi.

Meskipun tidak ada kasih sayang dari mereka untuk Zea, namun Zea sangat menyayangi mereka. Zea tidak ingin lagi membuat ayah dan kakaknya terbebani.

Biarlah seperti ini dulu..

Mereka sudah senang tanpa Zea disana. Biarlah Zea yang harus menjaga mereka dari sini, meski entah sampai kapan dia akan bertahan.

Zea mengusap wajahnya yang basah, tubuhnya mulai menggigil kedinginan. Berada cukup lama diruang pencucian ini membuat nya benar benar merasa lemas. Apalagi Zea yang belum memakan apapun sejak pagi.

Uhh.... siksaan nya kembali terjadi disini.

Apakah hidup Zea tidak akan pernah bisa merasakan bahagia sedikit saja?

Dulu ketika dirumah nya, dia selalu merasa tersiksa dengan kakaknya yang selalu memperlakukan nya seperti pembantu, ayahnya yang selalu mengutuk nya sebagai pembawa sial dan selalu membebani mereka. Sekarang, setelah keluar dari rumah, Zea bahkan harus menerima yang lebih berat lagi.

Tidak adakah yang mau menerimanya, atau bahkan menyayangi nya?

Setitik air mata Zea jatuh, seiring dengan tubuhnya yang mulai beranjak untuk bangun. Berjalan perlahan dengan tubuh bergetar menuju pintu.

Klek....

Dikunci!

Zea langsung jatuh terduduk, dan langsung meringkuk memeluk lututnya, bersandar didaun pintu dengan air mata yang kembali berderai.

Lihatlah..

Lihatlah betapa kejam semua orang yang ada didunia ini.

Zea menangis...

Namun bukan menangisi kesakitan nya. Dia sudah biasa tersakiti. Zea hanya menangis untuk hidupnya yang begitu malang ini.

Tidak ada yang baik padanya, tidak ada yang menyayanginya sedikitpun.

Jangankan orang lain, keluarga nya saja membenci Zea.

Ya Tuhan...

Sebenarnya apa salah Zea?

Kenapa Zea harus dilahirkan jika harus dibenci seperti ini.

Zea lelah...

Zea ingin menyerah dan pergi ikut ibu....

Dan akhirnya..

Hanya air mata itu lagi, yang menemani kesendirian Zea, hingga akhirnya dia terkulai karena tubuh lemahnya diatas lantai. Berharap ada seseorang yang mau mengeluarkan nya dari dalam sini.

....

Zea terbangun, saat tiba tiba tubuhnya terasa terguncang guncang sesuatu. Mata sendu itu langsung terbuka dan tubuh Zea juga ikut bergerak untuk menjauh dari pintu. Karena sepertinya ada orang yang membukakan pintu untuk dia.

Sudah berapa jam Zea disini???

Entahlah..

"Nona" panggilan seorang wanita paruh baya membuat Zea mendongak dan memandang nya dengan lekat.

"Bangunlah, sebentar lagi tuan Malik pulang, nona harus bersiap siap." ujar wanita itu. Yang sepertinya dia adalah pelayan dimansion ini.

Dia bahkan memandang Zea dengan pandangan begitu iba. Gadis kecil yang dibawa tuan mereka pagi tadi, namun sudah harus mendapatkan perlakuan yang cukup kejam seperti ini.

Zea hanya mengangguk, dia berusaha untuk berdiri, namun tubuh lemahnya sedikit oleng, membuat wanita itu langsung meraih lengan Zea.

"Nona, nona tidak apa?" tanya wanita itu cukup khawatir. Wajah Zea begitu pucat, bahkan tubuhnya juga ikut mendingin.

Zea menggeleng dan berusaha untuk tersenyum.

"Biar saya bantu kekamar nona, ayo" kata wanita itu lagi.

Zea hanya mengangguk saja, kepala nya benar benar pusing. Mungkin karena tidak makan dan minum sejak padi, ditambah dengan disiram air dan dibiarkan terkurung didalam ruangan itu.

"Bolehkan saya minta air sedikit bu, saya haus" pinta Zea terdengar begitu ragu. Dia jadi takut, jika semua orang yang ada dimansion ini jahat dan juga membencinya.

Namun wanita ini malah tersenyum dan mengangguk, bahkan Zea bisa melihat jika wanita ini memandang nya dengan begitu iba. Apa dia kasihan melihat nasib buruk Zea???

"Iya, kita duduk disana sebentar ya" ujar wanita itu seraya menunjuk sebuah kursi yang ada didapur.

Zea hanya mengangguk saja dan terus berjalan dengan lemas kesana.

Wanita itu mendudukkan Zea dikursi, dan dia segera berlari kearah dapur meninggalkan Zea. Namun tidak lama kemudian dia langsung datang dengan membawa segelas air minum dan juga sepotong roti.

"Makanlah nona, nona pasti belum makan dari pagi kan" ujar wanita itu. Namun Zea nampak ragu memandangi roti itu. Perutnya memang lapar dan sudah sangat perih. Tapi.....

"Tidak apa apa, ini jatah saya, tidak akan ada yang marah. Ayo cepat dimakan, tuan sebentar lagi pulang, dan nona sudah harus bersiap siap" kata wanita itu lagi.

Zea mengangguk dan meraih roti itu. Matanya berkaca kaca sambil memakan roti dengan lahap.

Sungguh, wanita itu benar benar merasa sedih dan iba melihat Zea. Gadis yang masih sangat muda namun harus masuk kedalam kandang singa seperti ini. Bukan hanya menghadapi tuan Malik dengan segala kerumitan nya, dan sekarang Zea juga harus menghadapi ketiga wanita jahat itu. Sungguh malang sekali nasib Zea dimatanya.

"Saya bu Minah, pelayan disini, tugas saya didapur untuk memasak. Jika nona memerlukan sesuatu nona bisa mendatangi saya" ujar bu Minah

"Terimakasih bu, terimakasih banyak" ucap Zea dengan mulut berisi. Dia benar benar terharu, masih ada yang mengasihani nya dirumah ini.

Dan setelah selesai mengganjal perutnya dengan sepotong roti, Zea kembali kekamar dengan diantar oleh bu Minah. Ditengah jalan menuju kamar Malik, mereka kembali dihadang oleh ibu dan adik Malik. Mereka mengacam Zea agar tidak mengadu apa apa pada Malik. Namun Zea hanya diam, jangankan untuk mengadu, untuk berbicara saja dia sudah tidak berani.

Bu Minah hanya mengantar Zea sampai didepan pintu, karena dia tidak berani untuk masuk. Kamar malik adalah kamar terlarang bagi siapapun. Hanya Zayn yang boleh masuk dan membersihkan kamarnya sejak dulu, dan sekarang adalah Zea.

Setelah mengucapkan terimakasih pada bu Minah. Zea langsung masuk kedalam kamar. Dia tidak lagi duduk, melainkan langsung membersihkan kamar mandinya. Bu Minah berkata jika Malik tidak akan menerima kesalahan sekecil apapun, dan Zea memang sudah tahu akan hal itu, namun dia tidak tahu hukuman apa yang didapatkan jika dia melakukan kesalahan.

Tepat setelah selesai membersihkan diri, Malik sudah tiba didalam kamar. Wajah dingin nya memandang Zea dengan tajam. Membuat Zea langsung menunduk takut. Belum memandang wajahnya, namun merasakan aura nya saja sudah membuat Zea tidak bisa berkata apapun, apalagi ketika ditatap seperti ini.

"Apa kau lupa tentang peraturan itu?" tanya Malik dengan suara berat nya. Dia berjalan kearah Zea dengan langkah perlahan, namun begitu mencekam bagi Zea. Peraturan yang mana? Sungguh Zea lupa.

Alis Malik tergerak sedikit saat melihat wajah Zea yang pucat.

"Kenapa kau diam saja" bentak Malik, membuat Zea langsug terlonjak kaget.

"Maaf tuan... saya, saya lupa, tapi seingat saya,saya sudah melakukan semua nya" jawab Zea dengan suara yang bergetar.

Malik tersenyum sinis

"Kau yakin?" tanya nya begitu dalam

Zea terdiam, dan memberanikan diri memandang Malik, hanya sekilas namun dia langsung menunduk lagi seraya menganguk pelan.

"Handsanitizer dan sapu tangan. Dimana!!!!" teriak Malik

Dan lagi, teriakan ini benar benar membuat jantung Zea hampir terlepas.

Ya ampun....

kenapa dia sampai lupa dengan poin kecil itu.

Zea langsung berlari kearah lemari penyimpanan barang dan ingin mengambil benda itu, namun lagi lagi teriakan Malik membuat nya terkejut.

"Kau bahkan tidak memakai sarung tanganmu. Kau mau membunuhku ha" bentak Malik lagi.

Zea memejamkan matanya sejenak, dia panik dan ketakutan, sampai dia melupakan hal itu.

Zea kembali berlari menuju meja untuk mengambil sarung tangan, namun lengan nya langsung dicengkram Malik dengan kuat, membuat Zea meringis sakit. Karena sungguh, tangan besar itu membuat lengan kecil dan kurus nya terasa remuk.

"Untuk hal itu saja kau sudah lalai, apalagi untuk hal yang lain. Kau memang sungguh ingin merasakan hukuman dari ku rupanya" geram Malik.

"Tuan... maaf, saya ... saya janji tidak akan mengulanginya lagi" pinta Zea seraya meringis kesakitan.

Namun Malik sudah terlanjur marah, dua benda itu adalah hal penting dalam hidupnya, dan Zea malah melupakannya. Tidak akan dia biarkan.

Zea kembali meringis dan terhentak saat Malik menarik lengan nya dengan kuat, membuat tubuhnya terseret mengikuti langkah besar kaki Malik.

Malik membawa Zea kesebuah ruangan yang memang ada didalam kamar itu. Ruangan yang pintunya adalah dinding kamar yang bisa bergeser. Ruangan yang sangat kecil dan...... kosong.

Zea meringis saat Malik menghempaskan tubuhnya kedalam sana dengan kuat.

"Nikmati hukuman mu didalam sana" ucap Malik yang langsung keluar dan menutup kembali pintunya.

"Tuan jangan!!!!!" teriak Zea yang langsung berlari kearah pintu, namun pintu sudah ditutup rapat oleh Malik. Hingga membuat ruangan itu menjadi,

Gelap....

Pengap dan sunyi.

"Tuan!!!!" teriak Zea seraya memukul mukul tembok yang menjadi dinding kamar.

Zea ketakutan dan menangis dengan kencang. Karena sungguh, dia benar benar takut dengan gelap.

"Tuan.. tolong buka pintunya..."

Teriakan Zea benar benar kuat, namun sayang nya ruangan itu kedap suara. Jangankan untuk cahaya, udara saja tidak ada yang masuk kedalam sana.

Zea lelah, dia langsung meringkuk dan memeluk lututnya.

Kenapa jahat sekali mengurung nya disini???

Zea takut.... Zea takut gelap.

"Tolong... Zea takut" lirih Zea begitu pilu. Namun apa yang diharapkan, Malik tidak akan perduli.

Terpopuler

Comments

Indah Alifah

Indah Alifah

baca novel ini banyak2 istigfar apa lagi puasa miris sekali nasibmu zea

2024-03-14

1

Lestari L

Lestari L

sebel dengan yang namanya penyiksaan, tapi nanti akhirnya juga jadi bucin tuh si mslik

2023-06-27

1

YK

YK

si floe kan ada di situ. kenapa gak siksa floe aja, kok orang lain yg disiksa... 😑

2023-06-20

1

lihat semua
Episodes
1 Gadis Penebus Hutang
2 Menikah
3 Kehidupan Baru Yang Masih Menyakitkan
4 Apa Salah Zea???
5 Tidak Alergi
6 Drama Pasang Baju
7 Usaha Ibu Dan Adik Malik
8 Kotor Dan Menjijikkan
9 Gaun Malam
10 Menjadi Istri Figuran
11 Drama Makan Malam
12 Pertengakaran
13 Alat Untuk Sembuh
14 Harimau Marah
15 Cerita Tentang Malik
16 Malik Yang Aneh
17 Malik Yang Kacau
18 Perasaan Malik
19 Permintaan Zayn
20 Genggaman Tangan Zea
21 Kedatangan Floerencia
22 Kolam Ikan
23 Permintaan Gila Gabriel
24 Kekesalan Zea
25 Akal Malik
26 Permintaan Aneh Malik
27 Cara Untuk Sembuh
28 Kegugupan Zea
29 Yang Istimewa
30 Bertemu Ayah
31 Rasa Sakit Zea
32 Bukan Yang Pertama
33 Mencari Kenyamanan
34 Terkurung
35 Apartemen Gabriel
36 Pulang Kemansion
37 Kemarahan Malik
38 Mencurigakan (Zayn)
39 Rumah Sakit Lagi
40 Pilihan Dari Malik
41 Tempat Ternyaman
42 Hukuman Untuk Ibu dan Adik Malik
43 Rencana Licik
44 Pergi Keperusahaan Malik
45 Ciuman Pertama
46 Ketagihan
47 Mulai Diganggu Secara Terang Terangan
48 Surat Misterius
49 Tuan Malik... Tolong!
50 Kau Milikku Zea
51 Malu
52 Harus Cepat Sembuh
53 Pria Suruhan Floe
54 Berhasil Sembuh
55 Obrolan Tengah Malam
56 Melihat Perlombaan Memasak
57 Imbalan
58 Tempat Aneh
59 Menemui Tuan Juanda
60 Ponsel Baru
61 Ruang Bawah Tanah
62 Sandi Ruang
63 Surat Aneh
64 Pergi Ke Restauran
65 Pembahasan Kasus Rumit
66 Kegelisahan Malik
67 Kedatangan Malik
68 Tidur Dipangkuan Malik
69 Serangan Dan Alasan
70 Kegundahan Gabriel
71 Datang Keperusahaan El Hajar
72 Permintaan Gabriel....... yang terakhir
73 Kesal Dan Takut
74 Isi Diary
75 Semakin Rumit
76 Terungkap
77 Rasa Ingin Tahu Malik
78 Tidak Ada Kabar
79 Gabriel Lagi!
80 Hamil????
81 Rasa Bimbang Malik Dan Zea
82 Teruslah Hidup Untuk Aku dan Anak Kita
83 Jaga Diri Baik Baik
84 Apa Itu Cinta???
85 Kesalahan Masa Lalu
86 Kalung Liontin
87 Kenyataan Yang Menyakitkan
88 Malik Yang Menyedihkan
89 Terimakasih
90 Aku Pasti Baik Baik Saja
91 Dendam Dan Luka
92 Tuan Alex Ditangkap
93 Zea Dalam Bahaya
94 Kegilaan Floe
95 Bertahanlah Zea
96 Masih Lemah
97 Aku Mencintaimu
98 Penyesalan
99 Penderitaan Floe
100 Permintaan Zea
101 Floe Ditangkap
102 Beri Kesempatan
103 Muntah Darah
104 Apa Tuhan Itu Ada?
105 Aku Akan Pergi
106 Kanker Perut
107 Berjuanglah Untuk Hidup
108 Ulah Zea dan Malik
109 Bertemu Alyssa dan Zayden
110 Gabriel dan Shania
111 Berdamai
112 Ulah Gabriel
113 Cerita Zayn
114 Pulang Ke Mansion
115 Drama Pagi Hari
116 Dimana Zayn?
117 Mengintai Dokter Kemala
118 Kebahagiaan Zayn
119 Makan Malam Bersama
120 Ide Gila Malik
121 Kecelakaan Beruntun
122 Rumah Sakit
123 Ayah Sadar!
124 Maafkan Ayah Zea
125 Menantu Yang Aneh
126 Rencana Pesta Pernikahan
127 Kesal
128 Mencari Zayn
129 Berkumpul Di Mansion
130 Kebersamaan Berdarah
131 Kegundahan Dokter Kemala
132 Perdebatan Malik Dan Zayn
133 Kesedihan Zayn Dan Kegundahan Dokter Kemala
134 Kegundahan Malik dan Zea
135 Menghadiri Pesta
136 Kesedihan Shania
137 Perasaan Gabriel
138 Ungkapan Shania
139 Tentang Hati Yang Sesungguhnya
140 Fitting Gaun Pengantin
141 Menemui Michella dan Nyonya Donita
142 Perantara
143 Harus Bersyukur
144 Kotak Hitam Dokter Kemala
145 Tentang Cemburu
146 Isi Kotak Hitam
147 Bertemu Brian
148 Kekecewaan Shania
149 Maafkan Aku Shania
150 Aku Mencintaimu
151 Jangan Panggil Tuan!
152 Bubur Bersantan
153 Resepsi Pernikahan
154 Seseorang Yang Ditunggu Zayn
155 Tersenyumlah Untukku
156 Zayn Kritis
157 Meminta Izin
158 Nikahi Saya Tuan!
159 Persiapan
160 Menikah
161 Lelaki Yang Paling Beruntung
162 Bunga Sakura
163 Dinyatakan Sembuh
164 Pulang Ke Tanah Air
165 Kebahagiaan Zayn dan Dokter Kemala
166 Akhir Sebuah Kesakitan
167 Terimakasih
168 Ekstra Part (Kepanikan Malik)
169 Extra part (Albidzar Zevandra Dewantara)
170 Extra part ( Lima Tahun Kemudian)
171 Novel Zevandra
172 CARAMIA I Love You
173 Memori Cinta Zevanno
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Gadis Penebus Hutang
2
Menikah
3
Kehidupan Baru Yang Masih Menyakitkan
4
Apa Salah Zea???
5
Tidak Alergi
6
Drama Pasang Baju
7
Usaha Ibu Dan Adik Malik
8
Kotor Dan Menjijikkan
9
Gaun Malam
10
Menjadi Istri Figuran
11
Drama Makan Malam
12
Pertengakaran
13
Alat Untuk Sembuh
14
Harimau Marah
15
Cerita Tentang Malik
16
Malik Yang Aneh
17
Malik Yang Kacau
18
Perasaan Malik
19
Permintaan Zayn
20
Genggaman Tangan Zea
21
Kedatangan Floerencia
22
Kolam Ikan
23
Permintaan Gila Gabriel
24
Kekesalan Zea
25
Akal Malik
26
Permintaan Aneh Malik
27
Cara Untuk Sembuh
28
Kegugupan Zea
29
Yang Istimewa
30
Bertemu Ayah
31
Rasa Sakit Zea
32
Bukan Yang Pertama
33
Mencari Kenyamanan
34
Terkurung
35
Apartemen Gabriel
36
Pulang Kemansion
37
Kemarahan Malik
38
Mencurigakan (Zayn)
39
Rumah Sakit Lagi
40
Pilihan Dari Malik
41
Tempat Ternyaman
42
Hukuman Untuk Ibu dan Adik Malik
43
Rencana Licik
44
Pergi Keperusahaan Malik
45
Ciuman Pertama
46
Ketagihan
47
Mulai Diganggu Secara Terang Terangan
48
Surat Misterius
49
Tuan Malik... Tolong!
50
Kau Milikku Zea
51
Malu
52
Harus Cepat Sembuh
53
Pria Suruhan Floe
54
Berhasil Sembuh
55
Obrolan Tengah Malam
56
Melihat Perlombaan Memasak
57
Imbalan
58
Tempat Aneh
59
Menemui Tuan Juanda
60
Ponsel Baru
61
Ruang Bawah Tanah
62
Sandi Ruang
63
Surat Aneh
64
Pergi Ke Restauran
65
Pembahasan Kasus Rumit
66
Kegelisahan Malik
67
Kedatangan Malik
68
Tidur Dipangkuan Malik
69
Serangan Dan Alasan
70
Kegundahan Gabriel
71
Datang Keperusahaan El Hajar
72
Permintaan Gabriel....... yang terakhir
73
Kesal Dan Takut
74
Isi Diary
75
Semakin Rumit
76
Terungkap
77
Rasa Ingin Tahu Malik
78
Tidak Ada Kabar
79
Gabriel Lagi!
80
Hamil????
81
Rasa Bimbang Malik Dan Zea
82
Teruslah Hidup Untuk Aku dan Anak Kita
83
Jaga Diri Baik Baik
84
Apa Itu Cinta???
85
Kesalahan Masa Lalu
86
Kalung Liontin
87
Kenyataan Yang Menyakitkan
88
Malik Yang Menyedihkan
89
Terimakasih
90
Aku Pasti Baik Baik Saja
91
Dendam Dan Luka
92
Tuan Alex Ditangkap
93
Zea Dalam Bahaya
94
Kegilaan Floe
95
Bertahanlah Zea
96
Masih Lemah
97
Aku Mencintaimu
98
Penyesalan
99
Penderitaan Floe
100
Permintaan Zea
101
Floe Ditangkap
102
Beri Kesempatan
103
Muntah Darah
104
Apa Tuhan Itu Ada?
105
Aku Akan Pergi
106
Kanker Perut
107
Berjuanglah Untuk Hidup
108
Ulah Zea dan Malik
109
Bertemu Alyssa dan Zayden
110
Gabriel dan Shania
111
Berdamai
112
Ulah Gabriel
113
Cerita Zayn
114
Pulang Ke Mansion
115
Drama Pagi Hari
116
Dimana Zayn?
117
Mengintai Dokter Kemala
118
Kebahagiaan Zayn
119
Makan Malam Bersama
120
Ide Gila Malik
121
Kecelakaan Beruntun
122
Rumah Sakit
123
Ayah Sadar!
124
Maafkan Ayah Zea
125
Menantu Yang Aneh
126
Rencana Pesta Pernikahan
127
Kesal
128
Mencari Zayn
129
Berkumpul Di Mansion
130
Kebersamaan Berdarah
131
Kegundahan Dokter Kemala
132
Perdebatan Malik Dan Zayn
133
Kesedihan Zayn Dan Kegundahan Dokter Kemala
134
Kegundahan Malik dan Zea
135
Menghadiri Pesta
136
Kesedihan Shania
137
Perasaan Gabriel
138
Ungkapan Shania
139
Tentang Hati Yang Sesungguhnya
140
Fitting Gaun Pengantin
141
Menemui Michella dan Nyonya Donita
142
Perantara
143
Harus Bersyukur
144
Kotak Hitam Dokter Kemala
145
Tentang Cemburu
146
Isi Kotak Hitam
147
Bertemu Brian
148
Kekecewaan Shania
149
Maafkan Aku Shania
150
Aku Mencintaimu
151
Jangan Panggil Tuan!
152
Bubur Bersantan
153
Resepsi Pernikahan
154
Seseorang Yang Ditunggu Zayn
155
Tersenyumlah Untukku
156
Zayn Kritis
157
Meminta Izin
158
Nikahi Saya Tuan!
159
Persiapan
160
Menikah
161
Lelaki Yang Paling Beruntung
162
Bunga Sakura
163
Dinyatakan Sembuh
164
Pulang Ke Tanah Air
165
Kebahagiaan Zayn dan Dokter Kemala
166
Akhir Sebuah Kesakitan
167
Terimakasih
168
Ekstra Part (Kepanikan Malik)
169
Extra part (Albidzar Zevandra Dewantara)
170
Extra part ( Lima Tahun Kemudian)
171
Novel Zevandra
172
CARAMIA I Love You
173
Memori Cinta Zevanno

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!