Zea berdiri mematung dengan tangan yang memegang sebuah kertas ditangan nya. Kertas yang berisi hal apa saja yang harus dikerjakan oleh Zea setelah menjadi istri dari seorang Malik Dewantara.
Bulu matanya bergetar seiring bola mata Zea yang mengedar membaca setiap tulisan yang tertera didalam sana.
"Itu adalah tugas yang harus anda lakukan nona. Anda harus mengingatnya dan jangan sampai melalaikan satu hal saja. Tuan Malik adalah orang yang penuh dengan kesempurnaan. Dan jika anda membuat satu kesalahan saja, maka anda harus siap menerima hukuman nya" ungkap Zayn.
Zea mengangguk mengerti dan dia masih terus membaca setiap urutan tugas barunya. Tugas yang sama seperti pembantu pada umumnya.
Tidak ada yang menarik, dia hanya harus mengurus semua keperluan pribadi tuan Malik, bangun sebelum tuan Malik bangun, dan tidur setelah tuan Malik tidur. Menuruti semua perintahnya tanpa boleh membantah atau melawan, termasuk menjadi istri figuran disaat dibutuhkan????? Apa apaain ini.
Namun bukan hanya itu saja yang janggal didalam tulisan ini. Tapi Zea juga harus selalu dituntut bersih dan wangi, dia dilarang menyentuh barang barang milik tuan Malik tanpa sarung tangan steril. Dan juga dengan tempat tidurnya, yang harus selalu bersih setiap saat meski pun tuan Malik tidak ada dirumah.
Kenapa sampai seperti ini??? Memang nya sesempurna itukah dia????
"Yang anda harus ingat adalah poin kebersihan dan dilarang membantah" kata Zayn yang mengejutkan lamunan Zea.
"Tuan... apakah tuan Malik???" perkataan Zea terhenti saat Zayn langsung mengangguk.
Dia menoleh kearah kamar mandi, dimana Malik masih masih mandi dan membersihkan dirinya.
"Tuan Malik mengidap syndrom Obsessive Compulsive Disorder, syndrom yang membuat nya tidak bisa terkena kuman atau debu sedikit saja. Tidak ada yang bisa menyentuh nya sembarangan. Siapapun itu, baik saya ataupun anda. Saya harap nona bisa mengingat itu" ungkap Zayn.
Zea mengangguk dengan pelan.
Zea tahu penyakit itu, sebuah penyakit mental yang membuat penderita nya selalu merasa takut berlebihan terhadap sesuatu.
"Anda harus bisa menjadi apa yang diinginkan oleh tuan Malik. Jangan sampai ada kesalahan apapun. Tuan Malik tidak menerima itu. Jika anda berbuat satu saja kesalahan, maka hukuman akan menanti anda. Jika tidak termaafkan, maka ayah dan kakak anda juga akan terkena imbas nya" ancam Zayn.
"Dan satu lagi" perkataan Zayn membuat jantung Zea selalu bergemuruh takut.
"Jangan coba coba menangis dihadapan tuan Malik" ucap Zayn, namun dengan nada yang ditekan dan begitu mengancam.
Zea hanya mengangguk saja, meski dia benar benar penasaran kenapa harus seperti itu. Tapi mungkin saja tuan Malik jijik dengan air mata nya.
"Sekarang mulai tugas anda dengan menyiapkan pakaian dan keperluan nya. Semua ada diruang ganti. Dan mulai sekarang anda tidur dikamar ini, tapi ingat, jangan tidur diatas tempat tidurnya" ujar Zayn.
Zea langsung mengangguk dengan cepat, wajah datar Zayn membuat nya takut. Bahkan tanpa sepatah katapun, pria itu langsung meninggalkan Zea didalam kamar yang begitu luas dan sangat bersih itu.
Zea menghela nafasnya dengan berat. Perjuangan nya kembali dimulai hari ini. Perjuangan yang entah sampai kapan akan berakhir.
Ceklek
Pintu kamar mandi yang terbuka membuat Zea terlonjak kaget, dia langsung memandang kearah pintu, namun dengan cepat pula kembali menundukkan pandangan nya. Malik baru keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan jubah mandi. Dan ingat peraturan yang tertulis tadi, dilarang memandang Malik lebih dari tiga detik. Ya ampun...
"Dimana pakaian ku" tanya Malik dengan suara berat nya.
Zea terkesiap
"Sebentar tuan, maaf" ucap Zea yang langsung berlari dan meraih sarung tangan yang memang sudah disiapkan diatas meja. Memakai nya dengan cepat dan dengan tangan yang bergetar. Setelah itu dia langsung berlari kedalam ruang ganti Malik.
Malik mengikutinya dari belakang. Melipat kedua tangan nya didepan dada dan memperhatikan Zea yang nampak sedang memilih pakaian yang akan dikenakan nya. Untuk hari ini mungkin dia akan membiarkan Zea terlambat, namun untuk kedepan nya, jangan harap. Apalagi jika pekerjaan Zea tidak sesuai harapan, maka akan dia buat gadis ini mendapatkan hukuman yang sesuai.
Zea yang merasa dipandangi benar benar gugup. Pandangan tajam itu seakan ingin membelah tubuhnya. Namun bukankah dia sudah selalu bekerja dibawah tekanan seperti ini, maka Zea harus bisa menganggap itu sama bukan.
Dengan sigap Zea memilih setelan yang akan dikenakan oleh Malik. Dan juga aksesories yang memang sudah tersedia disana.
"Tuan sudah" ucap Zea tanpa berani memandang Malik
Malik menaikkan alisnya, dan memandangi pakaian yang disiapkan oleh Zea. Boleh juga. Tapi karena sekarang dia harus segera berangkat keperusahaan, maka dia juga tidak bisa bermain main dengan mainan barunya ini.
"Pergi kau" usir Malik
Zea hanya mengangguk dan langsung berjalan keluar meninggalkan Malik.
Dia langsung membereskan pakaian nya yang hanya beberapa helai, dan memasukkan kelemari kecil yang sudah disiapkan Zayn untuknya.
Tidak menyangka jika sekarang dia sudah menjadi istri. Istri dari seorang pria yang penuh dengan kesempurnaan. Namun bukan istri yang sesungguhnya, melainkan hanya figuran yang jika dibutuhkan saja baru dianggap istri. Dan jika tidak, Zea hanya pembantu untuk Malik. Menyedihkan bukan.
Tapi satu hal yang harus Zea syukuri, karena Malik yang mengidap penyakit langka itu, maka dia akan aman dari sentuhan pria itu. Yah, dia masih bisa menjaga kehormatan nya hanya untuk lelaki yang mencintainya nanti.
"Kau ingat tugas mu semua. Dan jika aku pulang nanti kau masih saja gembel seperti ini. Maka aku akan menghukummu" ucap Malik tiba tiba.
Zea langsung terlonjak kaget dan segera berdiri dari duduk nya.
"Baik tuan" jawab Zea dengan cepat.
Malik memandang Zea dengan lekat, namun sedetik kemudian dia langsung tersenyum sinis . Hanya menggunakan kebaya putih sederhana dan sedikit riasan, niat sekali gadis ini menikah dengan nya. Malik berfikir jika Zea pasti sangat senang menikah dengan pria kaya dan berkuasa sepertinya. Hingga dia rela dijual ayahnya sendiri.
"Kau beruntung karena aku cukup sibuk hari ini, jadi aku tidak akan mempermasalahkan kelalaian mu sekarang. Tapi nanti, kau akan tahu bagaimana aku akan membuat mu tersenyum bahagia, bukankah kau senang menikah denganku" ujar Malik dengan begitu tajam
Zea hanya tertunduk dengan tangan yang saling meremas takut.
"Kau ingat semua tugas mu itu!" ucap Malik dan dia langsung keluar dari kamar itu meninggalkan Zea yang langsung bisa bernafas dengan lega.
Zea langsung memandang kepergian Malik dengan pandangan sendu. Senang bagaimana yang dimaksud Malik? Bahkan jika boleh meminta, Zea ingin sekali bertemu maut dari pada bertemu jodoh.
"Ibu...kapan ibu menyusul Zea...."
...
Setelah kepergian Malik keperusahaan, Zea langsung membersihkan diri dan mengganti pakaian nya. Hanya pakaian sederhana yang Zea miliki. Itu juga semua bekas kakak nya. Padahal keluarga Zea adalah keluarga kaya dan cukup terpandang, namun Zea, adalah putri yang tidak dianggap dan bahkan hanya dianggap sebagai pembantu dirumah itu.
Tidak ada fasilitas apapun yang Zea terima, bahkan untuk sekolah saja, ayahnya hanya mau menyekolahkan Zea sampai ke jenjang SMA, padahal Zea adalah seorang gadis yang cukup pintar dan berbakat. Namun semua tidak dilihat, hanya karena ayahnya menaruh luka yang begitu mendalam atas kematian ibu Zea.
Jika mengingat itu, hati Zea benar benar sakit. Sembilan belas tahun dia bertahan dalam kesakitan dan kerinduan akan kasih sayang, namun semua tidak pernah dia dapatkan. Dan sekarang, dia sudah pergi dari rumah itu. Pergi dan meninggalkan ayahnya. Semoga dengan kepergian Zea, ayahnya sudah tenang dan tidak akan merasa terbebani lagi.
"Hei... gadis gembel" seruan seseorang diambang pintu kamar Malik membuat Zea terkesiap kaget.
Zea langsung memandang kearah pintu, dimana Michella berdiri dengan wajah benci nya disana.
"Kemari kau" panggil Michella
Zea mengangguk dan langsung berjalan kearah Michella. Dia tertunduk takut melihat wajah angkuh Michella.
"Ada apa nona??" tanya Zea dengan ragu
Namun Michella malah langsung menarik lengan Zea dengan kasar, membuat Zea meringis. Dia mengikuti langkah cepat Michella kelantai bawah, dimana disana sudah ada nyonya Donita dan juga seorang gadis cantik dengan tubuh tinggi nya.
"Nona saya mau dibawa kemana?" tanya Zea
"Diam" seru Michella
Hingga saat tiba dibawah, Michella langsung menghempaskan Zea dengan kasar, membuat Zea langsung tersungkur dihadapan kedua wanita berbeda usia itu.
"Lihatlah Floe, penggantimu ini" ucap Michella dengan nafas yang memburu
Fleorencia, mantan kekasih Malik..
Dia langsung menunduk dan memandang sinis Zea yang masih terduduk diatas lantai.
Zea memandang mereka dengan heran, kenapa mereka memandang nya seperti itu??? Apa salah Zea memang nya.
"Berdiri kau" pinta nyonya Donita. Dan mau tidak mau Zea langsung berdiri dengan kepala yang masih tertunduk.
"Katakan, apa yang sudah kau lakukan hingga putra ku mau menikahimu" ujar nyonya Donita
Zea menggeleng dengan pelan.
"Saya...saya tidak tahu nyonya" jawab Zea
Mereka langsung mendengus sinis memandang Zea, apalagi dengan penampilan Zea yang begitu sederhana. Sangat jauh dari kata mewah.
"Aku tidak menyangka jika Malik akan membalas ku dengan penghinaan seperti ini" gumam Floe
"Dan aku juga tidak akan membiarkan dia tinggal lebih lama dimansion ini" sahut Michella pula.
Zea mendongak dan memandangi mereka semua. Namun dia kembali tertunduk saat pandangan tajam nyonya Donita terasa ingin mencabik dirinya.
"Saya kemari dibawa oleh tuan Malik, dan jika kalian tidak terima, kalian bisa meminta tuan Malik memulangkan saya" ucap Zea, yang entah kenapa dia berani sekali membuka suara. Karena menurutnya, urusan nya tidak ada bersama mereka, namun dengan Malik.
"Kau berani melawan rupanya" nyonya Donita langsung meraup kasar wajah Zea.
Zea hanya memandang nya dengan datar.
"Apa anda tidak berani meminta tuan Malik untuk itu??" tanya Zea dengan berani. Dan tentu saja itu membuat mereka menjadi murka.
"Kau akan merasakan tinggal dineraka seperti apa jika kau masih memilih disini sialan" maki Michella
"Dan aku tidak akan membiarkan siapapun memiliki Malik, apalagi gadis gembel sepertimu" ancam Floe pula.
Mereka bertiga langsung menyeret Zea dan membawanya kebelakang rumah.
"Lepas....." teriak Zea
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Dyah Shinta
kapan Zea menyusul ibu (?)
2023-07-24
0
Lestari L
sebel kalau ada orang yang jahat gitu
2023-06-26
1
Elisabeth Sopaba
pengen ku tabok
2023-04-05
2