Ke Sungai

Ratna dan Doni sudah bersiap-siapa untuk berangkat ke sungai. Ratna sudah siap lengkap dengan alat pancing dan jala di kedua tangannya sementara Doni juga sudah siap untuk berangkat menemani Ratna ke sungai.

“ Bagaimana sudah siap semua? "

“ Iya sudah, ayo berangkat. "

Ratna dan Doni berjalan beriringan menuju sungai mereka berdua berjalan melalui jalan setapak melewati beberapa perkebunan milik warga desa dan masuk di kawasan pinggiran hutan. Setelah berjalanan yang cukup jauh itu akhirnya mereka sudah mendengar suara percikan air dari sungai tanda bahwa tujuan mereka sudah begitu dekat.

“ Kamu dengar itu kita sudah hampir sampai."

Ratna dengan riang memberitahu Doni bahwa mereka sudah hampi sampai di sungai.

“ Iya aku dengar, tapi kenapa suara aliran airnya kencang sekali? ”

“ Ayo cepat kamu pasti akan terkejut. "

Ratna berlari meninggalkan Doni tidak sabar ingin segera sampai di tepi sungai, melihat Ratna sudah berlari lebih dulu meninggalkannya Doni juga mempercepat langkah kakinya untuk mengejar Ratna yang sudah jauh di depannya.

“ Lihat.. lihatlah cepat." Ratna dengan antusias menarik tangan Doni untuk memperlihatkan apa yang ia lihat.

“ Wah keren." Doni sangat takjub melihat aliran sungai yang ada di depannya itu.

Dari tempat Doni dan Ratna berdiri terlihat sebuah air terjun, airnya yang deras menghantam batu-batu yang berada di bawahnya hingga membuatnya tampak cekung kebawah karena terlalu sering terkena cipratan air yang jatuh dan bebatuan yang ada di sekitar pinggiran air terjun itu berwarna kehijauan karena di tumbuhi lumut kemudian air yang jatuh mengalir turun ke sungai menuju pemukiman warga desa hingga mengaliri beberapa persawahan para penduduk desa.

“ Jadi karena ini kamu memaksa ke sini. "

“ Bagiaman?.. bagaimana? baguskan kamu belum pernah lihatkan. "

“ Airnya dingin sekali dan pemandangannya sangat menakjubkan." Doni masih merasa takjub dengan air terjun yang di lihatnya dan pelan-pelan mencelupkan ujung kakinya ke dalam air.

“ Baiklah ayo. "

“ Kita mau kemana bukannya kita sudah sampai di sungai ?”

“ Kita mau tangkap ikan kan? ”

“ Iya langsung turun dan tangkap saja ikannya, kenapa malah berjalan meniggalkan sungai? ” Doni bingung melihat Ratna malah berbalik badan dan berjalan meniggalkan sungai.

“ Iya sebelum menangkap ikan kita harus menagkap cacing dulu sebagai umpan. "

Ratna masuk berjalan ke arah pingiran hutan sementara Doni mengikutinya dari belakang dan terus memperhatikan langkah kaki Ratna.

Setalah berjalan meninggalkan sungai Ratna masuk menuju pinggiran hutan dan menemukan tanah yang cukup lembab dengan gesit Ratna mengambil ranting kayu yang ada di sekitarnya dan mulai mengorek tanah berharap untuk menemukan beberapa cacing untuk digunakan sebagai umpan.

“ Bagaimana sudah dapat cacingnya? ”

Doni bertanya pada Ratna yang sudah berkeringatan mengorek tanah untuk mencari cacing.

“ Masih belum, pasti cacingnya ada di sekitar sini tunggu saja." Ratna masih belum menyerah untuk mencari cacing dan masih terus menggali.

“ Aaaa kenapa tidak ada cacing di sini. Ratna berteriak, dongkol karena belum menagkap cacing padahal sudah menggali dari tadi.

Setelah hampir 30 menit menggali tanah Ratna masih belum mendapatkan satupun cacing. Akhirnya Ratna menyerah dan memilih duduk di tanah sambil terus mengeluh dan menyalahkan cacing yang belum muncul.

“ Perlu bantuan?” Melihat Ratna yang sudah putus asa mencari umpan akhirnya Doni menawarkan bantuan.

Ratna mengangguk dengan pasrah tanda mengiyakan untuk memerulkan bantuan dari Doni kemudian berjalan menuju ke bawah pohon untuk beristirahat.

“ Tunggu sebentar. "

Doni beranjak dari tempatnya, kemudian berjalan mencari tempat yang cocok untuk mencari cacing tanah menggantikan Ratna yang sudah menyerah.

Setelah menemukan tanah yang di rasa pas untuk mencari cacing Doni kemudian mengambil sebuah ranting yang berada di dekatnya dan mulai menggali untuk mencari cacing.

“ Nah ini cacingnya. " Setelah beberapa saat menggali akhirnya Doni menemukan satu cacing dan memberikannya pada Ratna.

“ Wah ketemu, tunggu sebentar. "

Melihat Doni telah menemukan satu cacing tanah Ratna kemudian segera memetik dedaunan yang ada di sekitarnya untuk di gunakan sebagai wadah menyimpan cacing yang telah di tangkap kemudian segera berjalan menghampiri Doni untuk mengambil cacing yang di temukannya.

“ Letakkan di sini. "

Doni kemudian meletakkan cacing yang di tangkapnya di atas daun yang di pegang oleh Ratna dan kembali mencari cacing .

“ Lihat ada burung puyuh di sana. "

Ratna tidak sengaja melihat burung puyuh di semak – semak dan langsung mengejar burung tersebut untuk mengkapnya.

“Eh.. jangan masuk ke hutan bahaya." Doni yang melihat Ratna berlari masuk ke hutan segera menghentikan kegiatannya dan mengejar Ratna yang sudah tidak terlihat tertelan semak - semak.

“ Kalau tidak segera di kejar nanti burung puyuh nya lari." Ratna masih terus berlari mengejar burung yang dilihatnya tanpa memperdulikan Doni yang juga sedang menejarnya.

“Iya tapi pelan – pelan saja nanti kamu bisa jatuh. '

“ Srekkk." Salah satu kaki Ratna mengijak mulut lubang besar yang tertutupi dedaunan.

“ Aaaaaa ”.. Baru saja Doni memperingati Ratna agar berhati – hati Ratna sudah hampir terpeleset jatuh ke dalam lubang.

“ Awas." Melihat Ratna hampir terjatuh masuk ke dalam lubang Doni segera berlari menagkap salah satu tangan Ratna dan menariknya kembali.

“ Srekkk. "

“ Aaaaaaaa. "

Saat Doni menarik tangan Ratna dan menahanya agar tidak terjatuh Doni tidak sengaja melangkah mundur untuk menjaga keseimbangannya dan terjatuh masuk kedalam lubang bersama dengan Ratna.

Kaki Doni tidak sengaja menginjak sebuah lubang tanah yang juga berada di belakang tempat mereka berdua berdiri. Mereka berdua terguling – guling hingga mencapai dasar lubang tempatnya terjatuh.

“Aww.. . "Ratna merintih kesakitan saat tubuhnya mendarat di dasar lubang.

“ Kau tidak apa – apa. " Mendengar Ratna merintih Doni segera menghampiri anak kecil itu yang sudah terduduk bersandar.

“ Aku tidak apa – apa kakiku hanya sedikit terkilir tapi masih bisa di gunakan. " Ratna berbicara sembari memegang pergelangan kakinya.

“ Nah sudah ku bilangkan jangan lari. "

“ Aku minta maaf tidak akan ku ulangi lagi. "

“ Baiklah sekarang kita harus mencari cara agar bisa keluar dari sini. "

Doni mengamati seluruh lubang tempatnya terjatuh dan mencari cara untuk keluar dari dasar lubang tersebut.

“ Naik, aku akan menggendongmu keluar dari sini." Doni menundukkan badannya di depan Ratna dan menyuruhnya untuk naik ke punggungnya.

“ Tidak usah aku masih bisa memanjat sendiri untuk keluar dari sini. "

“ Iya kamu masih bisa menggunakan kakimu untuk keluar dari sini. Tapi perjalanan kita untuk pulang sangat jauh aku tentu tidak kuat menggendongmu terus sampai kerumah. Nah makanya aku mau menggendongmu keluar agar kau bisa berjalan sendiri nanti. "

“ Baiklah." Ratna akhirnya naik ke atas punggung Doni.

Setelah Ratna naik ke atas punggung Doni, mereke berdua kemudian berusaha naik ke atas permukaan tanah. Doni dengan susah payah dan berhati-hati mencari pijakan yang tepat untuk di tapaki kakinya dan dengan bantuan rumput dan akar pohon yang ada di sekitar lubang mereka berdua akhirnya bisa keluar dari dalam lubang.

“ Aku yakin sekali tadi mendengar suara dari arah sini. "

“ Cuman perasaan mu saja, aku tidak mendengar apa - apa tadi. "

Tiba-tiba terdengar dua orang yang sedang bercakap – cakap.

Mendengar suara orang asing Doni langsung berlari sambil menggendong Ratna di punggungnya menuju semak - semak untuk bersembunyi.

. . .

Terpopuler

Comments

Astiah Harjito

Astiah Harjito

Ratna, kata kata yg diucapkan tdk seperti anak umur 7 thn

2021-05-26

0

Kayla Azzahra

Kayla Azzahra

Doni dan Ratna jd berpetualang

2021-04-16

2

Liani.

Liani.

smangat thor

2020-10-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!