Kronologi

Doni bergegas memasuki rumah pak Dodot dilihatnya Bu Tuti tetap setia menemani suaminya yang masih tidak sadarkan diri. Sementara Wak Tuni dan Pak Tono juga ikut menemaninya.

“Dari mana nak?” Wak Tuni menyambut cucunya itu saat melihatnya memasuki rumah.

“Dari cari obat untuk lukanya pak Dodot, Wak."

Doni segera mendekati tubuh pak Dodot dan mengoleskan getah dari tumbuhan yang diambilnya tadi pada luka yang ada pada tubuh pak Dodot.

“Apa itu nak?” Bu Tuti penasaran dengan getah yang dioleskan Doni pada luka suaminya.

“Ini daun Yodium Bu, getahnya bisa mempercepat penyembuhan luka, ini mengandung senyawa Flafonoid dan Tanin serta anti bakteri yang bisa menyembuhkan luka dan mencegah infeksi." Doni menjelaskan panjang lebar pada Bu Tuti.

“Bagaiman ini Nak? suami saya masih belum sadar juga." Bu Tuti kembali mencemaskan keadaan suaminya yang masih tidak sadarkan diri.

“Ibu punya minyak gosok atau minyak kayu putih atau yang lainnya, yang memiliki aroma khas?”

“Kalau minyak gosok saya ada nak."

“Bisa diambilkan bu?”

“Bisa, bisa, tunggu sebentar." Bu Tutiuti segera masuk ke dalam mengambil sebuah botol kecil dan menyerahkan botol yang diambilnya itu pada Doni.

“Terimakasih Bu."

Doni segera mengambil botol berisi minyak gosok yang diberikan bu Tuti padanya membuka tutupnya dan menempelkan ujung jari jempolnya pada mulut botol, membalikkan botol beberapa saat dan memindahkan jempolnya yang sudah ditempelkan minyak gosok lalu menempelkan jarinya itu di bawah hidung pak Dodot menekan-nekan pelan dan terus mengulang-ulanginya.

Pak Dodot mencium aroma khas di hidungnya perlahan-lahan merangsangnya untuk membuka matanya, dilihatnya telah banyak orang yang ada di ruang tengah rumahnya itu, pak Dodot kemudian mengubah posisinya dan duduk bersandar pada papan yang ada di belakangnya.

“Sudah sadar pak?” Pak Tono yang melihat pak Dodot sudah membuka matanya langsung menyambutnya.

“Iya Pak."

“Sebenarnya apa yang terjadi?” Wak Tuni langsung memberi pertanyaan saat melihat Pak Dodot sudah sadar.

“Saya juga tidak tahu Wak, tiba-tiba ada sesuatu dengan cepat masuk ke rumah, saya merasa ada yang tidak beres jadi saya segera menarik istri saya masuk ke dalam dan saat saya keluar lagi untuk mengecek apa yang terjadi saya langsung dipukuli dan pingsan."

“Apa ada yang hilang?” Pak Tono kembali memberi pertanyaan pada pak Dodot.

“Tidak ada yang hilang pak, cuman isi lemari saja yang dihambur-hamburkan." Bu Tuti membantu suaminya menjawab pertanyaan dari pak Tono.

“Syukurlah, kalau begitu kami pamit pulang dulu Pak Dodot, Bu Tuti sudah tengah malam." Wak Tuni meminta izin untuk pulang.

Doni melirik jam dinding yang menempel pada dinding rumah pak Dodot di sana jam sudah menunjukkan pukul satu malam.

“Iya wak, terimakasih banyak bantuannya, nak Doni sekali lagi terimakasih banyak atas bantuannya."

“Iya bu sama-sama saya senang kok bisa membantu."

Setelah berpamitan pada si pemilik rumah dan kepala desa wak Tuni dan Doni akhirnya pulang karena sudah larut malam.

“Wak."

Doni memanggil kakeknya yang berjalan di sampingnya.

“Iya kenapa?” Wak Tuni menoleh ke arah Doni.

“Tadi saat mendengar suara kentungan kenapa langsung tahu kalau ada pencuri?”

“Oh, itu karena setiap ketukan yang berbunyi dari kentungan ada artinya. "

“Maksud Uwak setiap ketukan ada maknanya?” Doni kembali bertanya karena masih bingung mendengar penjelasan dari kakeknya itu.

“Iya setiap bunyi punya makna tersendiri. "

"kalau boleh tahu apa maknanya wak?”

“Kentungan yang dipukul satu kali artinya ada orang yang meninggal dunia. Kentungan yang dipukul dua kali berulang- ulang artinya ada pencuri atau menangkap pencuri. Kentungan yang dipukul tiga kali berulang- ulang berarti ada kebakaran. kentungan yang dipukul empat kali berulang- ulang artinya ada bencana alam seperti banjir atau bencana alam yang lainnya. Kentungan yang dipukul lima kali berulang ulang berarti ada maling barang seperti ternak atau semacamnya.

dan arti bunyi Kentungan yang terakhir adalah jika kentungan yang dipukul enam kali secara berulang- ulang artinya situasi desa aman tidak ada masalah. " Wak Tuni menjelaskan panjang lebar pada Doni tentang makna dari bunyi kentungan.

“Oh begitu ya wak, semacam sandi atau kode morse. "Doni kagum mendengarkan penjelasan dari kakeknya itu baru tahu arti dari bunyi kentungan yang di dengarnya tadi.

Doni kemudian membanding-bandingkan bagaimana ia saat tinggal di kota dan di desa keduanya mempunyai keuntungan dan kekurangan masing-masing.

“ Nah kita sudah sampai. " Wak Tuni memberi tahu Doni.

“apa yang terjadi wak?” Saat akan memasuki rumah tiba-tiba terdengar suara Roni yang entah datang dari mana.

“Nak Roni!" Wak Tuni langsung berbalik ke arah sumber suara.

“Tadi ada pencuri di rumah pak Dodot. " Wak Tuni memberi penjelasan singkat pada Roni.

“Pencurinya berhasil di tangkap wak?”

“Tidak, pencurinya berhasil kabur masuk ke hutan bagian barat. "

“Anda tadi kemana saat kejadian? Saya tidak melihat keberadaan anda sama sekali." Doni bertanya pada Roni dengan tatapan menyelidik.

“Ah ini saya baru pulang dari kebun?” Roni menjawab pertanyaan Doni dengan santai tanpa memperdulikan tatapan curiga dari Doni untuknya.

“Ke kebun, malam-malam begini?” Doni semakin menunjukkan kecurigaannya pada Roni.

“Um, iya saya baru pulang dari kebun mengecek jebakan kelinci yang saya pasang tadi siang apakah sudah ada yang tertangkap atau tidak. "

“Iya Nak Doni, Roni ini hobinya memang berburu, kalau begitu kami masuk dulu yah nak Roni sudah tengah malam ini. " Wak Tuni menengahi keduanya yang sudah mulai memanas saling beradu tanya dan jawab.

“Oh iya Wak silahkan, kalau begitu saya juga pamit pulang. " Setelah berpamitan Roni berjalan melalui samping rumah wak Tuni kemudian hilang saat memasuki area perkebunan.

Setelah Roni pergi wak Tuni dan Doni segera masuk ke dalam rumah, wak Tuni langsung mengunci pintu sementara Doni sibuk mengecek jendela satu-persatu apakah sudah tertutup atau belum. Setelah itu Doni masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh wajah dan kakinya kemudian masuk kedalam kamarnya begitu juga dengan wak Tuni.

Doni masuk ke dalam kamarnya kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan dirinya fokus menatap langit-langit kamarnya.

“Apa sebenarnya yang pencuri itu cari? Kenapa hanya mengobrak- abrik isi lemari saja tanpa mengambil barang berharga?”

Doni bergumam pada dirinya sendiri sibuk memikirkan kejadian yang tadi ia saksikan. Kemudian matanya mulai memberat dan perlahan-lahan tapi pasti kesadarannya hilang dan akhirnya tertidur..

...

...

“Sudah kau temukan barangnya?”

Seorang pria dengan nada menekan bertanya pada temannya yang baru saja datang dengan tergopoh-gopoh.

“Belum, aku tidak menemukan apa-apa di sana informasi yang kau berikan padaku salah." Pria bertubuh besar yang baru datang itu menjawab pertanyaan temannya dengan dongkol.

“Aku tidak mungkin salah, kamu saja yang tidak becus. Kalau begini terus kita bisa kena murka atasan nanti, makanya kau harus mencari benda itu sampai dapat sebelum atasan murka."

“Hei, hei, kenapa malah kau yang memerintah padahal kita ditugaskan bersama." Pria bertubuh besar marah karena temannya semena- mena memberinya perintah.

“Aku sudah bekerja lebih lama darimu, tentu aku pantas memberi perintah." Membalas temannya dengan nada merendahkan.

“Terserah kamu sajalah dasar mata jabatan." Kemudian pria berbadan besar itu pergi meninggalkan temannya tanpa memperdulikan lagi ocehan yang dilontarkan untuknya.

...

...

Terpopuler

Comments

Biah Kartika

Biah Kartika

roni kah atasan mereka, dua pria besar dan krempeng lancip 🤔🤭

2023-09-23

0

Randy_Chavaladruva

Randy_Chavaladruva

keren

2022-10-13

0

Randy_Chavaladruva

Randy_Chavaladruva

mantap

2022-10-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!